Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A DENGAN
DEMAM TYPOID DI RUANG MULTAZAM
RS PKU MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Andi Wijayanto
Anis Arina Ana
Anita Yuliana Hakiki
Aseng Apria Wardhana
Denny Yulianna
Dewi Marsanti
Dewi Nur Chasanah
(2005.867)
(2005.868)
(2005.869)
(2005.871)
(2005.872)
(2005.873)
(2005.874)
BAB I
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Demam typoid dan demam paratypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus.
Sinonim demam typhoid dan paratyphoid adalah typhoid dan paratyphoid fever, typus
dan paratyphus abdominalis (Noer, Syaifoellah, 1997 : 435). Demam typhoid (typhus
abdominalis, typhoid fever) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella
typhi atau salmonella paratyphii A, B atau C yang mempunyai tanda-tanda khas
berupa perjalanan yang cepat berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai dengan
demam toksemia, gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarta, 1997 :
43). Rampengan dan Laurentz (1997) dan Ngastiyah (1997) mempunyai pendapat
yang sama mengenai pendapat yang sama mengenai penyakit demam typoid yaitu
penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan (pada usus halus)
dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran.
B. Etiologi
Menurut Ngastiyah (1997) penyebab typhus abdominalis adalah salmonella
typhosa, basil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak spora yang
sekurang-kurangnya memiliki 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik, terdiri zat
kompleks lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen V1.
C. Manifestasi Klinis
Menurut Soedarto (1995) masa inkubasi demam typhoid dapat terjadi
selama > - 21 hari, meskipun pada umumnya adalah 10-12 hari. Minggu pertama
demam mencapai 40C nadi antara 80-100 kali permenit, denyut lemah,
pernafasan semakin cepat, perut kembung, diare dan sembelit silih berganti,
anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian depan, lidah kotor dan gangguan perut.
Pada minggu ke-2 suhu badan tinggi dan menurun pada pagi hari, gangguan
pendengaran, lidah kering, merah mengkilat, nadi makin cepat, tekanan darah
menurun, lempa dapat diraba, perut semakin kembung, dan diare menjadi lebih
sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadinya perdarahan. Pada
minggu ketiga bila keadaan membaik gejala akan berkurang dan temperatur
menurun, jika keadaan memburuk akan terjadi delirium atau stupor, otot
bergerak-gerak terus, inkontinensia urin, keringat dingin, gelisah, sukar bernapas
dan kolaps, dari yang teraba denyutnya memberi gambaran adanya perdarahan.
D. Patofisiologi
Menurut Rampengan dan Laurentz (1997) kuman salmonella masuk
bersama makanan atau minuman, setelah berada dalam usus halus mengadakan
invasi ke jaringan limpofoid usus harus (terutama plaque payeri) dan jaringan
limfoid mesentrika kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah (bakterimia
primer) menuju organ retikulo endotelial sistem (RES) terutama hati dam limfa,
di tempat ini kuman difagosit oleh sel-sel fagosit RES dan kuman yang tidak
difagosit berkembang biak pada akhir masa inkubasi 5-9, kuman kembali masuk
ke darah menyebar ke seluruh tubuh (bakterimia sekunder) dan sebagian kuman
tersebut dikeluarkan kembali dari kandung empedu ke rongga usus dan
menyebabkan reinfeksi di usus.
Mulut
Jaringan limfoid
Salmonella
Lambung
Plaque peyeri dan
dimusnahkan asam
mesentrika
lambung
Aliran darah
Hepatomegali dan
splenomegali
Sirkulasi portal (bakteremia primer)
Nyeri akut
Hati dan limpa
Limfa
Tidak difagosit
Berkembang biak
Mati
Kandung empedu
Reinfeksi di usus
Kurang volume
Resiko perubahan
cairan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Penurunan kesadaran
Perubahan pesepsi
sensori
Toksemia berat
Konstipasi
Penurunan aktivitas
Istirahat total
Leukosit
Hipertermi
Tirah baring
Intoleransi aktivitas
Resiko kurang volume cairan
Sumber :
- Isselbacher,dkk (1999 : 756)
- Rampengan dan Laurentz (1997 : 55-57)
- Ngastiyah (1997 : 155-156)
- Noer, Sjaifoellah (1997 : 436)
- Soedarto (1996 : 43-44)
- Tucker (1998 : 304)
- Doengoes (2000 : 536-537)
Fokus Pengkajian
Soedarto (1997) berpendapat bahwa data dasar pengkajian pasien demam
typhoid yaitu :
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : kelemahan, ketidakmampuan atau kurang untuk aktif atau
melakukan latihan teratur
Tanda
: bdrest total
2. Sirkulasi
Gejala : ansietas, gelisah, delirium, stupor
Tanda
3. Eliminasi
Gejala : perut terasa kembung.
Tanda
: gangguan pendengaran
: nyeri otot
8. Keamanan
Tanda
G. Fokus Intervensi
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Suriadi dan Rita
Yuliani (2001) adalah sebagai berikut :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
nafsu makan, mual dan kembung.
Tujuan
Intervensi :
a. Nilai status nutrisi.
b. Ijinkan pasien untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi,
rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan
meningkat
c. Berikan
makanan
yang
disertai
denga
suplemen
nutrisi
untuk
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit setiap 4 jam.
b. Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak
elastis, ubun-ubun cekung, produksi urin menurun, membran mukosa
kering, bibir pecah-pecah.
c. Observasi dan mencatat intake dan output dan mempertahankan intake
dan output yang adekuat.
d. Monitor dan mencatat berat badan pada waktu yang sama dan dengan
skala yang sama.
e. Monitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam.
f. Kurangi kehilangan cairan yang tidak terlihat (IWL) dengan memberikan
kompres dingin.
g. Berikan antibiotik sesuai program.
Intervensi :
a. Kaji status neurologis
b. Istirahatkan pasien hingga suhu dan tanda-tanda vital stabil
c. Hidnari aktivitas yang berlebihan
d. Pantau tanda-tanda vital
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan istirahat total.
Tujuan
Intervensi :
a. Kaji aktivitas yang dapat dilakukan pasien.
b. Jelaskan pada pasien dan keluarga aktivitas yang dapat dan tidak dapat
dilakukan sampai demam berangsur-angsur turun
c. Bantu memenui kebutuhan dasar pasien
d. Libatkan keluaga dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien.
5. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
Tujuan
Kriteria hasil :
a. Menyatakan pemahanan situasi atau faktor resiko dan program
pengobatan individu
b. Menunjukkan teknik atau perilaku yang memampukan kembali
melakukan aktivitas
c. Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas
Intervensi :
a. Tingkatkan tirah baring, berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung
sesuai keperluan
b. Ubah posisi dengan sering, berikan perawatan kulit yang baik
c. Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi
d. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
e. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, contoh relaksasi progresif
visualisasi, bimbingan imajinasi
10
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 20 April 2008
Jam pengkajian
: 08.00 Wib
Tanggal masuk
: 16 April 2008
No. Registrasi
: 151394
1. Identitas
a. Identitas pasien
1) Nama
: Nn. A
2) Umur
: 17 tahun
3) Jenis kelamin
: Perempuan
4) Alamat
5) Suku/ Bangsa
: Jawa/Indonesia
6) Agama
: Islam
7) Pendidikan
: Pelajar
8) Pekerjaan
: -
: Tn. B
2) Umur
: 47 tahun
3) Jenis kelamin
: Laki-laki
4) Alamat
11
5) Suku/ Bangsa
: Jawa/Indonesia
6) Agama
: Islam
7) Pendidikan
: SMA
8) Pekerjaan
: Swasta
12
13
: pasien
mengatkan
bahwa
dirinya
14
menerima
3) Self esteem
4) Identitiy
j. Pola sexual
Pasien berjenis kelamin perempuan.
k. Psikologis
Hubungan pasien dengan keluarga baik tidak ada masalah serta
hubungan dengan masyarakat baik di buktikan dengan adanya tetangga
menjengunknya saat sakit.
l. Spiritual
Pasien beragam islam dan rajin menjalankan ibadah sholat 5 waktu
tapi saat sakit pasien hanya bisa berdoa.
m. Pengetahuan
Keluarga pasien mengetahui tentang penyakti yang di derita pasien.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
: Sedang
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Tanda-tanda vital
: TD : 110/80 mmHg
N
d. Kepala
: 88 x/menit
: 37,5C
Rr
: 20 x/menit
15
e. Mata
f. Hidung
g. Telinga
h. Mulut
i. Leher
j. Dada
Paru :
Jantung :
k. Abdomen :
: Pengembangan simetris
: Sonor
: Vesikuler
: BJ I dan II reguler
: Tympani
16
l. Ektremitas
Atas
Bawah
m. Genitalia urinaria
n. Kulit
43
N : 37-43 %
Trombosit
161.000
N : 150.000-400.000 /mm3
Hemoglobin
10,6
N : 11,5-16,5 g/dl
Widal tes
S. typhy O
1/640
S. typhy H
1/80
S. paratiphy A-H
1/80
b. Program terapi
1) Infus RL 20 tpm
2) Kalfoxim 1 gr/12 jam
3) Kalmet 1 x 1 gr
4) Kalmetazon 4 mg / 8 jam (2 cc)
7. Data fokus
a. Data subyektif
1) Pasien mengatakan lemas
2) Pasien mengatakan mual muntah saat makan
17
: skala nyeri 4
Etiologi
Nyeri akut
Problem
Proses
perjalanan
penyakit
18
No
Data
menahan nyeri
Etiologi
Problem
Resiko
Intake yang
perubahan nutrisi
tidak adekuat
kurang dari
kebutuhan tubuh
19
Gangguan
Kelemahan
pemenuhan ADL
fisik
No
Data
- Nampak ADL pasien dibantu
Etiologi
Problem
oleh keluarga
- Terpasang infus RL pada
tangan kanan pasien
3.
Resiko
adekuat
perubahan
muntah 2 x sehari
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
- TD : 130/90 mmHG
tubuh
- N : 86 x/menit, S : 36,7C
- Rr : 20 x/menit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses perjalanan penyakit.
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik.
C. Intervensi
1. Dx. I
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 3 x 24 jam nyeri
teratasi
Kriteria hasil :
20
a. Nyeri hilang
b. Pasien nampak rileks
Intervensi :
a. Kaji skala nyeri
b. Ajarkan tehnik relaksasi dengan menarik nafas dalam.
c. Berikan lingkungan yang nyaman.
d. Berikan posisi yang nyaman
e. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analgetik
2. Dx. II
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam resiko
perubahan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
a. Nutrisi pasien terpenuhi
b. BB tidak turun
c. Pasien nampak rileks
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
3. Dx. III
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam ADL
pasien terpenuhi.
21
Kriteria hasil :
a.
b.
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
D. Implementasi
Tgl
20-4-08
08.00
Dx.
I
II
Implementasi
Mengkji skala nyeri
Respon
Skala nyeri 5
Mengukur TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Memberikan injeksi IV
II
Kalmetason 4 gr (2 cc)
- Mengkaji pola makan
S : 37,5C
Obat masuk lewat
selang infus
Pasien kooperatif
pasien
12.00
II
I
Memberikan snack
Mengukur tanda-tanda
vital
12.30
II
Memberikan makan
22
S : 36,8C
Pasien mau makan
Paraf
Tgl
Dx.
Implementasi
siang
Respon
habis porsi
II
I
Pasien mau
Mengajarkan teknik
melakukannya
nyeri
-
16.00
III
16.30
II
Pasien kooperatif
18.00
21-04-08
Menganjurkan untuk
makan sedikit tapi sering
Memberikan injeksi
Pasien kooperatif
kalfoxim 1 gr
- Merapikan tempat tidur
selang infus
Pasien merasa
nyaman
TD : 120/80 mmHg
08.00
Mengukur tanda-tanda
vital
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
09.00
Memberikan injeksi
kalmetason 4 gr (2 cc)
10.00
S : 36,5C
Obat masuk lewat
selang infus
Infus RL 20 tpm
terpasang
23
Paraf
Tgl
Dx.
II -
Implementasi
Menganjurkan banyak
Respon
Pasien kooperatif
II
13.00
III
Memberikan makan
siang
Mengkaji tingkat
ketergantungan pasien
melakukan aktivitas
mandiri (ke kamar
mandi)
13.15
III
Pasien kooperatif
-
Menganjurkan pasien
untuk melakukan
22-04-08
Mengukur tanda-tanda
vital
TD : 120/70 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5C
Nyeri sudah
berkurang
perut
Memberikan injeksi IV
09.30
kameltason 4 gr (2 cc)
- Memberikan posisi yang
selang infus
Pasien kooperatif
10.00
II
09.00
nyaman
Memberikan snack
24
Paraf
Tgl
Dx.
10.30
Implementasi
-
Mengevaluasi respon
pasien terhadap nyeri
12.30
II
Memberikan makan
siang
Respon
makan snack
Pasien mengatakan
Paraf
nyeri berkurang
Pasien mau makan
habis porsi
F. Evaluasi
No.
1.
Tgl/jam
23 April 2008
10.00
Evaluasi
S : Pasien mengatakan masih nyeri pada
perut
O : Skala nyeri 3
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji skala nyeri
- Berikan teknik relaksasi dengan
menarik nafas dalam jika nyeri
datang
- Kolaborasi tentang pemberian
2.
23 April 2008
analgetik
S : - Pasien mengatakan makan habis
10.00
25
Ttd
No.
Tgl/jam
Evaluasi
A : Masalah resiko perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji pole makan pasien
- Sajikan makanan selagi hangat
3.
23 April 2008
10.00
26
Ttd