GEOLOGI REGIONAL
2.1. Fisiografi
Lokasi Penelitian
pegunungan
lainnya,
berakhir
di
Semenanjung
Mangkalihat.
Di Pulau Kalimantan Selatan sendiri memiliki beberapa sungai besar, di
antaranya Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Negara, dan Sungai Kahayan.
Sungai Barito merupakan sungai terbesar kedua di Pulau Kalimantan. Sungai
Barito ini berhulu di Pegunungan Muller dan menghasilkan Cekungan Barito
(Gambar 3) yang dibatasi oleh Pegunungan Meratus pada bagian timur. Sungaisungai di daerah Kalimantan Selatan ini berhulu di bagian tengah Pulau
Kalimantan yaitu pada Pegunungan Schwaner dan juga Pegunungan Muller.
Pegunungan Schwaner dan Muller ini memiliki ketinggian antara 200-2000 meter
di atas permukaan laut. Sedangkan arah aliran sungai-sungai ini relatif berarah
utara-selatan dan bermuara di Laut Jawa. Sungai-sungai ini mengalir pada
ketinggian antara 0-200 meter di atas permukaan laut. Daerah aliran sungai-sungai
besar ini menempati sebagian besar dari bagian selatan Pulau Kalimantan. Di
bagian timur Provinsi Kalimantan Selatan terdapat Pegunungan Kompleks
Meratus yang merupakan jejak adanya kegiatan subduksi pada umur Kapur
(Rotinsulu dkk., 2006).
menerobos batuan ultramafik dan batuan malihan. Pada akhir Kapur Awal
terbentuk Kelompok Alino yang sebagian merupakan olistostrom, diselingi
dengan kegiatan gunungapi Kelompok Pitanak. Pada awal Kapur kegiatan
tektonik menyebabkan tersesarkannya batuan ultramafik dan malihan ke atas
Kelompok Alino. Pada Kala Paleosen kegiatan tektonik menyebabkan
terangkatnya batuan Mesozoikum, disertai penerobosan batuan andesit porfiri.
Pada awal Eosen terendapkan Formasi Tanjung dalam lingkungan paralas
(Sikumbang dan Heryanto, 2009). Pada saat bersamaan Kompleks Meratus telah
ada, namun hanya berupa daerah yang sedikit lebih tinggi di bagian cekungan dan
diendapkan berupa lapisan sedimen yang lebih tipis dari daerah sekitarnya
(Hamilton, 1979). Pada Kala Oligosen terjadi genang laut yang membentuk
Formasi Berai. Kemudian pada Kala Miosen terjadi susut laut yang membentuk
Formasi Warukin (Sikumbang dan Heryanto, 2009).
Gerakan tektonik yang terakhir terjadi pada Kala Miosen yang
menyebabkan batuan yang tua terangkat membentuk Tinggian Meratus dan
melipat kuat batuan Tersier dan Pre-Tersier. Sejalan dengan itu terjadilah
pensesaran naik dan geser yang diikuti sesar turun dan pembentukan Formasi
Dahor pada Kala Pliosen. (Sikumbang dan Heryanto, 2009).
dan Cekungan Kutai ini dipisahkan oleh sebuah sesar yang berarah timur-barat di
bagian utara dari Provinsi Kalimantan Selatan, sesar ini dikenal dengan nama
Sesar Adang (Mudjiono dan Pireno, 2006).
Regim struktur yang terjadi di Cekungan Barito adalah regim
transpression dan
transtension.
12