Anda di halaman 1dari 15

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Prinsip Kerja Motor 4 Langkah


Motor 4 langkah (Four stroke engine) adalah sebuah mesin dimana untuk
menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali
rotasi crankshaft, dan satu putaran camshaft. Untuk memahami prinsip kerja, perlu
dimengerti istilah baku yang berlaku dalam teknik otomotif:
1.

TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre), posisi piston berada pada titik
paling atas dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling jauh dari poros
engkol (crankshaft).

2.

TMB (titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre), posisi piston berada pada
titik paling bawah dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling dekat
dengan poros engkol (crankshaft).
Untuk prinsip kerja motor 4 tak atau 4 langkah yaitu yang pertama adalah langkah
hisap, kompresi, usaha, buang, akan dijelaskan dibawah ini:

1. Langkah Hisap Sewaktu piston bergerak dari TMA ke TMB, maka tekanan diruang
pembakaran menjadi hampa (vakum). Perbedaan tekanan udara luar yang tinggi dengan
tekanan hampa, mengakibatkan udara akan mengalir dan bercampur dengan gas.
Selanjutnya gas tersebut masuk melalui katup masuk yang terbuka mengalir masuk dalam
ruang silinder.

Gambar 2.1 Langkah Hisap


Prosesnya adalah:
a.

Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).

b.

Katup buang tertutup dan katup masuk terbuka, bahan bakar masuk ke silinder

c.

Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder

2.
Langkah Kompresi Setelah melakukan pengisian, piston yang sudah mencapai
TMB kembali lagi bergerak menuju TMA, dimana katup masuk dan katup buang tertutup,
ini memperkecil ruangan diatas piston, sehingga campuran udara-bahan bakar menjadi
padat, tekanan dan suhunya naik. Tekanannya naik tiga kali lipat. Beberapa derajat
sebelum piston mencapai TMA terjadi letikan bunga api listrik dari busi yang membakar
campuran udara-bahan bakar.

Gambar 2.2 Langkah kompresi


Prosesnya sebagai berikut :

a.

Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA

b.

Katup masuk menutup, katp buang tetap tertutup,

c.

Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)

sehingga suhu dan tekanan akan naik


Sekitar 8 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai

d.

proses pembakaran
3. Langkah Tenaga Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh
busi.
Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang
tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik
bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari
piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol. Enersi rotasi diteruskan
sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga,
counter balance weight pada crankshaft

membantu piston melakukan siklus

berikutnya.

Gambar 2.3 Langkah Tenaga


Prosesnya sebagai berikut :
a.

Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar, dan Piston terlempar dari TMA

menuju TMB

b.

Katup masuk menutup penuh, katup buang menutup tetapi menjelang akhir
langkah usaha katup buang mulai sedikit terbuka.

c.

Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi pada

poros engkol
4. Langkah Buang (Exhaust stroke) Pada langkah buang, piston bergerak dari TMB
menuju TMA, katup masuk tertutup dan katup buang terbuka, Langkah buang ini
menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan
efisien.

Gambar 2.4 Langkah Buang


Prosesnya adalah :
a.

Counter balance weight pada poros engkol memberikan gaya untuk

menggerakkan piston dari TMB ke TMA


b.

Katup buang terbuka Sempurna, katup masuk menutup penuh

c.

Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju

saluran buang

Over laping
Overlaping adalah sebuah kondisi dimana kedua katup masuk dan katup buang
berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah

hisap. Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya
hambatan dari kinerja mekanis katup dan inersia udara di dalam manifold, maka
sangat diperlukan untuk mulai membuka katup masuk sebelum piston mencapai TMA
di akhir langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk
menyisihkan semua gas sisa pembakaran, katup buang tetap terbuka hingga setelah
TMA. Derajat overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat
mesin ini ingin bekerja.

Gambar 2.6 Over Laping


Manfaat dari proses overlaping :
1.

Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran

2.

Pendinginan suhu di ruang bakar

3.

Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)

4.

Memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar

Keuntungan:
1.

Karena proses pemasukan, kompresi, kerja, dan buang prosesnya berdiri sendirisendiri sehingga lebih presisi, efisien dan stabil, jarak putaran dari rendah ke tinggi
lebih lebar (500- 10000 rpm).

2.

Kerugian langkah karena tekanan balik lebih kecil dibanding mesin dua langkah

sehingga pemakaian bahan bakar lebih hemat.


3.

Putaran rendah lebih baik dan panas mesin lebih dapat didinginkan oleh sirkulasi
oli

4.

Langkah pemasukan dan buang lebih panjang sehingga efisiensi pemasukan dan
tekanan efektif rata-rata lebih baik

5.

Panas mesin lebih rendah dibanding mesin dua langkah

Kerugian:
1.

Komponen dan mekanisme gerak katup lebih kompleks, sehingga perawatan lebih
sulit

2.

Suara mekanis lebih gaduh

3.

Langkah kerja terjadi dengan 2 putaran poros engkol, sehingga keseimbangan


putar tidak stabil, perlu jumlah silinder lebih dari satu dan sebagai peredam getaran

B. Mekanisme Katup
Mekanisme katup berfungsi mengatur membuka dan menutupnya katup-katup
agar dapat bekerja sesuai dengan waktunya
Cara kerja katup
Bila poros engkol berputar menyebabkan exhaust camshaft juga berputar
melalui timing belt, sedangkan intake camshaft diputarkan oleh exhaust camshaft
melalui roda-roda gigi. Bila sumbu nok (camshaft) berputar, nok akan menekan ke
bawah pada valve lifter dan membuka katup. Bila sumbu nok terus berputar, maka
katup akan menutup dengan adanya tekanan pegas. Setiap sumbu nok berputar satu
kali akan membuka dan menutup katup hisap dan katup buang satu kali pada setiap 2
putaran poros engkol.

Gambar 2.7 Mekanisme Katup

Komoponen sistem mekanisme katup:


Sumbu nok
Sumbu nok (camshaft) dilengkapi dengan sejumlah nok yang sama yaitu untuk
katup hisap dan katup buang, dan nok ini membuka dan menutup katup sesuai timing
(saat) yang ditentukan. Gigi penggerak distributor (distributor drive gear) dan nok
penggerak pompa (fuel pump drive cam) juga dihubungkan dengan sumbu nok.
Sprocket dan sebuah puli yang menempel pada ujung sumbu digerakan oleh poros
engkol. Mesin 4A-F dan macam-macam mesin DOHC lainnya juga mempunyai
tambahan roda gigi untuk menggerakan sumbu nok.

Gambar 2.8 Sumbu Nok


Pengangkat katup
Pengangkat katup (valve lifter) adalah komponen yang berbentuk silinder pada
mesin OHV, masing-masing dihubungkan dengan nok yang berhubungan dengan
katup melalui batang penekan (push rod) perhatikan gambar. Pengangkat katup
bergerak turun dan naik pada pengantarnya yang terdapat didalam blok silinder saat
sumbu nok berputar dan juga membuka dan menutup katup.
Mesin yang mempunyai pengangkat katup konvensional celah katupnya harus disetel
dengan tepat, sebab tekanan panas mengakibatkan pemuaian pada komponen kerja
katup. Beberapa mesin yang modern ada yang bebas penyetelan celah yaitu dengan
menggunakan pengangkat katup hidraulis dan dalam pengaturannya celah katupnya
dipertahankan pada 0 mm setiap saat. Ini dapat dicapai dengan hydraulic lifter atau
sealed hydraulic lifter(terdapat pada mesin tipe OHV) atau katup last adjuster
(terdapat pada mesin tipe OHC)

Gambar 2.9 Pengangkat Katup

Batang penekan
Batang penekan (push rod) berbentuk batang yang kecil masing-masing
dihubungkan pada pengangkat katup (valve lifter) dan rocker arm pada mesin OHV
batang katup ini meneruskan gerakan dari pengangkat katup ke rocker arm.

Gambar 2.10 Batang Penekan


Rocker arm dan shaft
Rocker arm dipasang pada rocker arm shaft. Bila rocker arm ditekan keatas
oleh batang penekan (push rod), katup akan tertekan dan membuka. Rocker arm

dilengkapi dengan skrup dan mur pengunci (lock nut) untuk penyetelan celah katup.
Rocker arm yang menggunakan pengangkat katup hidraulis tidak dilengkapi skrup
dan mur penyetel.
Diagram Katup

Gambar 2.11 Diagram Katup


C. Camshaft

Gambar 2.12 Camshaft


1.
a.

Fungsi utama camshaft atau poros nok ada 3 (tiga) yaitu :


Untuk membuka dan menutup katup sesuai dengan urutan timing pengapian

atau FO
b.. Untuk menggerakkan fuel pump atau pompa bensin

c.

Untuk memutar poros distributor karena pada camshaft terdapat gigi

penggerak distributor atau (Distributor drive gear)


2. Jika ditanya apa yang membuat valve engine dapat terbuka dan tertutup maka
jawabannya camshaft. Camshaft adalah peralatan yang digunakan pada engine
berpiston guna mengatur bukaan valve. Terdiri dari batang silindrikal melintang
sepanjang cam dari setiap valve berada. Valve akan terbuka karena dorongan cam
atau dengan mekanisme tertentu lainnya.
4.

Timing

5.

Hal yang penting dalam hal ini sebenarnya adalah korelasi gerak rotasi camshaft
dengan gerak rotasi crankshaft. Valve penting untuk mengatur masukan campuran
fluida baik ketika intake atau exhaust sehingga harus membuka dan menutup di
saat yang tepat saat piston bergerak. Untuk alasan ini, camshaft dan crankshaft
dihubungkan baik dengan mekanisme roda gigi, sabuk (timing belt)atau rantai
(timing chain). Pada desain-desain kendaraan tertentu, camshaft juga berperan
dalam distribusi dan pompa oli mesin dan bahan bakar. Pada suatu sistem injeksi
bahan bakar baru-baru ini, cams berperan juga pada fuel injector.
Letak Camshaft

6.

Letak camshaft tergantung dari pengoperasiannya terhadap valve, secara langsung


atau menggunakan mekanisme tambahan seperti batang pendorong dan rockers.
Pada model operasi langsung membuka valve, camshaft berada di posisi atas dari
silinder pembakaran. Pada gasoline engine saat ini, banyak digunakan sistem
overhead cam. Beberapa engine menggunakan satu camshaft yang dihubungkan
dan untuk menggerakkan intake valve dan exhaust valve, yang sering kita sebut
SOHC (Single Overhead Cam). Sedang beberapa engine yang lain menggunakan

dua camshaft, satu dihubungkan ke intake valve dan yang lain ke exhaust valve,
yang kita sebut DOHC (Dual Overhead Cam).
7.

Mekanisme

8.

Lobe atau bagian yang menonjol dari camshaft memegang peranan penting dalam
membuka dan menutupnya valve. Seiring pergerakan camshaft, lobe akan
membuka dan menutup valve sesuai dengan pergerakan piston pada mekanisme
intake dan exhaust yang diperlukan.

9.

Mesin four stroke cycle. Pada keadaan titik mati atas, intake valve akan mulai
membuka seiring keadaan piston yang bergerak ke bawah. Kemudian intake valve
menutup saat piston sudah mencapai posisi paling bawah. Piston kembali bergerak
ke atas dan terjadi pematikan yang membuat piston terdorong ke bawah. Pada
titik mati bawah ini, exhaust valve mulai membuka seiring pergerakan piston ke
atas dan menutup saat piston sudah kembali ke posisinya yang paling atas.
Mekanisme inilah yang harus diatasi oleh pergerakan camshaft yang disesuaikan
dengan rotasi crankshaft.

10.

Semakin cepat mesin bekerja, semakin cepat pergerakan aliran fluida bahan bakar
sedangkan kita menginginkan bahan bakar yang dimasukan ke dalam ruang
pembakaran tetap banyak. Hal ini memerlukan waktu buka intake valve yang lebih
lama. Untuk itu, kita memerlukan parameter valve lift atau angkatan katup dengan
mendesain profil lobe pada camshaft.

D. Crangkshaft

Gambar 2.13 Crankshaft


Pengertian dan fungsi poros engkol (crankshaft):
Fungsi poros engkol adalah untuk merubah gerak naik turun piston (torak)
menjadi gerak putar yang akhirnya dapat menggerakkan roda gila (fly wheel).
Tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan roda kendaraan dihasilkan pada
oleh hasil pembakaran (langkah usaha), kemudian hasil pembakaran ini dapat
menggerakan torak, kemudian melalui batang torak dan dirubah menjadi gerakan
putar oleh poros engkol atau crakshaft.
Poros engkol menerima beban yang sangat besar dari piston (torak) dan connecting
rod, ditambah dengan cara kerjanya yang bekerja pada kecepatan tinggi. Dengan
alasan tersebut, maka poros engkol biasanya dibuat dari baja karbon dengan
tingkatan dan daya tahan yang tinggi, dan dibuat dari bahan yang berkualitas
tinggi.

Bagian bagian poros engkol :

Gambar 2.14 Bagian Crankshaft


Oil Hole

: Untuk saluran pelumasan

Crank Pin

: untuk tempat tumpuan big end connecting rod

Crank Journal

: sebagai titik tumpu pada blok motor

Counter balance weight

: sebagai bobot penyeimbang putaran

Untuk jenis mesin dengan susunan silinder yang sejajar satu garis (in-line), jumlahnya
pena engkol (crank pin) sama dengan banyaknya silinder. Mesin dengan susunan
silinder V dan H, jumlah crank pin biasanya separuh atau setengah dari jumlah
silindernya.
Bentuk poros engkol di samping ditentukan oleh banyak silindernya, juga ditentukan
oleh urutan pengapiannya (FO = firing order). Dalam menentukan urutan pengapian
dari suatu mesin yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan getaran akibat
pembakaran, beban dari bantalan utama dan sudut puntiran yang terjadi pada
crankshaft akibat adanya langkah kerja dari tiap tiap silinder.
Oli pelumas harus disalurkan dengan cukup untuk mencegah gesekan yang besar atau
kontak langsung logam dengan logam yaitu antara fixed bearing dan poros engkol
selama berputar pada bantalan. Sehingga diperlukan adanya celah yang tepat antara
bantalan dan poros engkol untuk dapat membentuk lapisan oli. Celah ini biasannya
disebut celah oli (oil clearance). Ukurannya bermacam-macam, tergantung pada jenis
mesinnya itu sendiri, akan tetapi pada umumnya berkisar antara 0,02 mm0,06 mm.

E. Blok Silinder

Gambar 2.15 Blok Silinder

Blok silinder merupakan bentuk dasar dari pada suatu mesin. dan pada blok
silinder ini terdapat beberapa buah silinder. Blok silinder biasanya terbuat dari Cast
Iron, tetapi belakangan ini banyak juga yang terbuat dari paduan alumunium dengan
maksud mengurangi berat serta menambah panas radiasi. Secara garis besarnya blok
silinder block fungsinya adalah:
a.

Sebagai

kedudukan

silinder

dan

kepala

silinder.

b.

Sebagai rumah mekanisme engkol (poros engkol, con rod, piston dll)

c.
d.

Tempat terjadinya proses langkah langkah pembakaran


Didalamnya terdapat silinder yang berfungsi sebagai tempat piston naik dan

turun.

Anda mungkin juga menyukai