Anda di halaman 1dari 5

Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030

BAB 7
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

7.1. Usulan Program Utama (Perwujudan Rencana Struktur Ruang dan


Pola Ruang)
Pemanfaatan ruang wilayah provinsi berpedoman pada rencana struktur
ruang dan pola ruang. Pemanfaatan ruang wilayah provinsi dilaksanakan
melalui penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta
perkiraan pendanaannya. Agar memperoleh manfaat setinggi-tingginya dari
pemanfaatan ruang wilayah provinsi, perlu diatur bentuk hubungan antar
kegiatan dalam satu lokasi dan hubungan kegiatan dengan kawasan yang
bersangkutan.

Dalam indikasi program utama berisikan perkiraan pendanaan beserta


sumbernya, instasi pelaksanan, dan waktu pelaksanaan yang digunakan
dalam mewujudkan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata
ruang. Usulan program utama dijadikan sebagai acuan utama dalam
penyusunan program pemanfaatan ruang serta acuan sektor guna
menyusun rencana strategi berserta besaran dana yang dibutuhkan.
Usulan program utama disusun secara berkala lima tahunan untuk jangka
waktu rencana 20 (dua puluh) tahun. Agar memperoleh manfaat setinggi-
tingginya dari pemanfaatan ruang wilayah provinsi, perlu diatur bentuk
hubungan antar kegiatan dalam satu lokasi dan hubungan kegiatan dengan
kawasan yang bersangkutan.

Gambar 7.1
Kedudukan Indikasi Program Utama dalam Rencana Tata Ruang

Sumber: Paparan Drs.H. Dadang Solihin, MA

1
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030

Pemanfaatan ruang wilayah provinsi dilaksanakan sesuai dengan:


a. standar pelayanan minimal bidang penataan ruang;
b. standar kualitas lingkungan; dan
c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Dalam RTRW DKI Jakarta 2010 – 2030 memiliki 3 (tiga) macam usulan
program utama yaitu: (1) usulan program perwujudan rencana struktur
ruang wilayah provinsi, (2) usulan program perwujudan rencana pola ruang
wilayah provinsi, dan (3) usulan program perwujudan rencana kawasan
strategis wilayah provinsi

Usulan program utama untuk mewujudkan struktur ruang wilayah provinsi


dalam RTRW DKI Jakarta 2010 – 2030 ialah sebagai berikut:
a. Usulan program utama untuk mewujudkan sistem pusat kegiatan
b. Usulan program utama untuk mewujudkan sistem prasarana wilayah

Usulan program utama untuk mewujudkan pola ruang wilayah provinsi


dalam RTRW DKI Jakarta 2010 – 2030 ialah sebagai berikut:
a. Usulan program utama untuk mewujudkan pengelolaan kawasan
lindung
b. Usulan program utama untuk mewujudkan pengembangan kawasan
budidaya
Usulan program utama untuk mewujudkan rencana kawasan strategis
wilayah provinsi ialah kawasan strategis dan kawasan khusus.

7.2. Perkiraan Pendananaan


Berdasarkan pada usulan program utama diperoleh perkiraan dana yang
dibutuhkan selama proses perencanaan tata ruang, sehingga dapat
diestimasi kemungkinan pemerolehan dana. Sumber-sumber dana
diperoleh berdasarkan jenis program yang dilaksanakan mengikutsertakan
institusi apa saja. Adapun sumber-sumber pendanaan program dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN) jika institusi
pelaksana program adalah pemerintah pusat
b. Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (APBD) apabila institusi
pelaksana program adalah pemerintah daerah, baik pemerintah
provinsi, pemerintah kota admintrasi, maupun pemerintah kabupaten
administrasi
c. Anggaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bila institusi pelaksana
program adalah BUMN
d. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) bila institusi pelaksanan
program adalah swasta dalam negeri

2
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030

e. Penanaman Modal Asing (PMA) bila institusi pelaksanan program


adalah swasta dari luar negeri
f. Invetasi swasta non-PMDN/PMA bila institusi pelaksana program
adalah swasta non-PMDN/PMA
g. Investasi masyarakat bila institusi pelaksana program adalah
masyarakat atau
h. Kerja sama pendanaan apabila institusi pelaksana program terdiri dari
beberapa institusi.

7.3. Strategi Pembiayaan


Berdasarkan pada data RPJMD DKI Jakarta 2007-2012 estimasi stratgei
pembiayaan dalam pemanfaatan ruang di wilayah DKI Jakarta dibagi kedalam 2
urusan yaitu urusan wajib meliputi: pendidikan; kesehatan; lingkungan hidup;
pekerjaan umum; penataan ruang; perencanaan pembangunan; perumahan
kepemudaan dan olahraga; penanaman modal; koperasi dan usaha kecil da
menengah; kependudukan dan catatan sipil; ketenagakerjaan; ketahanan
pangan; pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; keluarga berencana
dan keluarga sejahtera; perhubungan; komunikasi dan informatika; pertanahan;
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;
pemberdayaan masyarakat dan desa; sosial; kebudayaan; statistik; kearsipan;
dan perpustakaan dan urusan pilihan terdiri dari: kelautan dan perikanan;
pertanian; kehutanan; energi dan sumber daya mineral; pariwisata; industri;
perdagangan; dan ketransmigrasian.
Arah kebijakan Belanja Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menitikberatkan pada Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang sesuai dengan
Prioritas Pembangunan Daerah.
2. Menjalankan participatory program and budgeting untuk isu-isu yang
dominan antara lain: pendidikan, kesehatan, dan transportasi, serta masalah
banjir dan polusi.
3. Melakukan efisiensi belanja, melalui :
a. Meminimalkan belanja yang tidak langsung dirasakan pada masyarakat;
b. Melakukan proper budgeting melalui analisis cost benefit dan tingkat
efektivitas setiap program;
c. Melakukan prudent spending melalui pemetaan profil resiko atau setiap
belanja kegiatan beserta perencanaan langkah antisipasinya.
4. Belanja daerah disusun berdasarkan sasaran/target kinerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang harus dicapai setiap tahunnya. (performance
based budgeting)
5. Melakukan analisis khusus untuk permasalahan gender, anak, ibu hamil,
pendidikan, ekonomi kerakyatan, birokrasi, asuransi sosial pensiun, dan
jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.
6. Memberikan bantuan-bantuan (khususnya) keuangan dalam bentuk:
a. Subsidi, untuk menolong kelompok ekonomi lemah dalam mengakses
fasilitas publik.
b. Hibah, untuk menyentuh kegiatan/usaha penduduk/komunitas sebagai
seed money yang berperan untuk mendorong perangkat kelurahan
berperan sebagai urban manager.

3
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030

c. Bantuan sosial, untuk menyentuh komunitas sosial tertentu dalam rangka


pembangunan modal sosial. RPJMD DKI Jakarta 2007-2012, Bab VI :
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
d. Bantuan keuangan, untuk memberikan insentif/disinsentif kepada
pemerintah daerah lainnya dalam rangka kerjasama/komitmen antar
pemerintah daerah.
7. Membangun Medium Term Expenditure Framework (MTEF) terutama untuk
menyelesaikan program-program yang harus dirampungkan dalam lebih dari
satu tahun anggaran.
8. Memperjelas kerangka regulasi untuk setiap penetapan jenis belanja dan
pagu alokasi dari setiap SKPD.
9. Meningkatkan proporsi alokasi belanja pada tingkat Kotamadya, Kecamatan,
Kelurahan dan UPT;
10. Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung
menyentuh kepentingan masyarakat.

7.4. Instansi Pelaksana


Usulan program utama dapat dilakukan oleh seluruh pihak baik dari pihak
pemerintah, pihak swasta hingga pihak masyarakat. Instansi-instansi
pelaksana program yang diwujudkan utnuk struktur ruang dan pola ruang di
Provinsi DKI Jakarta terdiri dari:
a. Pemerintah
b. Pemerintah Daerah
c. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
d. Swasta dalam negeri dan swasta asing
e. Masyarakat atau Kelompok Masyarakat
f. Kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN,
swasta, dan masyarakat.

7.5. Waktu dan Tahapan Pelaksana


Usulan program utama untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
wilayah provinsi DKI Jakarta dilaksanakan dalam kurun waktu 20 (dua
puluh) tahun yang dibagi kedalam jangka 5 (lima) tahunana, dan jangka
tahunan.

4
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030

BAB 7 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG.......................................................................7-1

7.1. Usulan Program Utama (Perwujudan Rencana Struktur Ruang dan Pola
Ruang) 7-1

7.2. Perkiraan Pendananaan.................................................................................7-2

7.3. Strategi Pembiayaan......................................................................................7-3

7.4. Instansi Pelaksana..........................................................................................7-4

7.5. Waktu dan Tahapan Pelaksana......................................................................7-4

Gambar 7.1 Kedudukan Indikasi Program Utama dalam Rencana Tata Ruang..................1

Anda mungkin juga menyukai