Pemasok Bahan Bakar Yang Potensial dan Dapat Dihandalkan Untuk Rumah Tangga dan
Industri Kecil
Sumberdaya Energi Yang Mampu Menyuplai Dalam Jangka Panjang
Pengganti BBM/Kayu Bakar Dalam Industri Kecil dan Rumah Tangga
Merupakan tempat penyerapan tenaga kerja yang cukup berarti baik di pabrik
briketnya, distributor, industri tungku, dan mesin briket dsbnya.
Merupakan bahan bakar yang harganya terjangkau bagi masyarakat pada daerahdaerah terpencil.
Memberikan sumber pendapatan kepada penyuplai bahan baku briket seperti batubara,
tanah liat, kapur, serbuk biomas, dsbnya.
Sebagai wadah pengalihan teknologi dan keterampilan bagi tenaga kerja Indonesia baik
langsung maupun tidak langsung.
Menghasilkan briket batubara yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dan UKM dalam kebutuhan energinya yang akan terus meningkat setiap
tahunnya
Proses Pembuatan
Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil dan
menengah, menggantikan kebutuhan energi panas dari BBM dan kayu bakar.
Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran briket dapat dipakai di antaranya untuk memasak, pengeringan hasil
pertanian/peternakan (teh, bawang, tembakau, padi, ikan,dan lain-lain) pembakaran bata/ genteng/ keramik/
gerabah, dan industri lain yang membutuhkan panas.
Briket ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam pemenuhan energi panas di boiler uap, industri makanan, dan
sebagainya.
Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil dan
menengah, menggantikan kebutuhan energi panas dari BBM dan kayu bakar.
Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran briket dapat dipakai di antaranya untuk memasak, pengeringan hasil
pertanian/peternakan (teh, bawang, tembakau, padi, ikan,dan lain-lain) pembakaran bata/ genteng/ keramik/
gerabah, dan industri lain yang membutuhkan panas.
Briket ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam pemenuhan energi panas di boiler uap, industri makanan, dan
sebagainya.
Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil dan
menengah, menggantikan kebutuhan energi panas dari BBM dan kayu bakar.
Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran briket dapat dipakai di antaranya untuk memasak, pengeringan hasil
pertanian/peternakan (teh, bawang, tembakau, padi, ikan,dan lain-lain) pembakaran bata/ genteng/ keramik/
gerabah, dan industri lain yang membutuhkan panas.
Briket ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam pemenuhan energi panas di boiler uap, industri makanan, dan
sebagainya.
Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil dan
menengah, menggantikan kebutuhan energi panas dari BBM dan kayu bakar.
Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran briket dapat dipakai di antaranya
untuk memasak, pengeringan hasil pertanian/peternakan (teh, bawang,
tembakau, padi, ikan,dan lain-lain) pembakaran bata/ genteng/ keramik/gerabah,
dan industri lain yang membutuhkan panas.
Briket ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam pemenuhan energi panas di
boiler uap, industri makanan, dan sebagainya.
3. Briket Arang.
Briket Arang merupakan energi alternatif yang terbuat dari limbah batok kelapa dan kayu. Dan
ternyata harganya jauh lebih murah dari Minyak Tanah. Anda berminat memproduksinya?
Bahan Baku:
Limbah Batok Kelapa
Serbuk Gergaji
Kulit padi
Proses Pembuatan:
1. Alat-alat :
1 Unit Pencampuran
1 Unit Mesin Mencetak Briket
1 Unit Pengering
10 Unit tungku besi
Mesin-mesin tersbut dapat dibeli di daerah Mangga Dua, Jakarta Barat atau klik disni
2. Bahan :
Tempurung kelapa
Tepung tapiocka (kanji)
Serbuk Kayu (serbuk Gerhaji)
3. Cara Membuatnya :
Tempurung kelapa dan serbuk kayu dimasukan ke dalam tungku penggarangan yang berbedabeda secara bersamaan.
Masing-masing tungku serbuk kayu dan tempurung kelapa di baker dengan api selama 12 jam
hingga menjadi arang.
Tempurung kelapa dan serbuk kayu yang telah menjadi arang kemudian didinginkan dan
masing-masing bahan tersebut digiling dengan mesin giling lalu diayak dengan menggunakan
ayakan,
Pengayakan dimaksudkan untuk menghasilkan arang serbuk kayu dan tempurung kelapa yang
lembut dan halus. Arang serbuk gergaji di ayak dengan saringan ukuran kelolosan 50 msh dan
arang tempurung kelapa dengan ukuran 70 mesh.
Proses pencampuran bahan dilakukan dengan caram arang serbuk gergaji dan temourung
kelapa yang telah disaring selanjutnya dicampur dengan perbandingan arang serbuk gergaji
90% dan arang tempurung kelapa 10%. Pada saat pencampuran ditambah dengan lem kanji
sebanyak 2.5% dari jumlah seluruh campuran arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa.
Setelah bahan-bahan tersebut di campur secara merata, selanjutnya dimasukan ke dalam
cetakan briket dan dikempa.
Briket arang tempurung kelapa siap dikemas dan dipasarkan.
c. Oven
2. Bahan
Serbuk gergaji
Tempurang kelapa
Lem kanji
Proses pembuatan media tumbuh jamur adalah sebagai berikut :
Pengarangan
Serbuk gergaji dan tempurung kelapa dibuat arang dengan pengarangan manual
(dibakar).
Pengayakan
Pengayakan maksud untuk menghasilkan arang serbuk gergajian dan tempurung
kelapa yang lembut dan halus. Arang serbuk gergaji diayak dengan saringan ukuran
kelolosan 50 mesh dan arang tempurung kelapa dengan ukuran 70 mesh.
Pencampuran media
Arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya dicampur
dengan perbandingan arang serbuk gergaji 90 % dan arang tempurung kelapa 10 %.
Pada saat pencampuran ditambah dengan lem kanji sebanyak 2,5 % dari seluruh
campuran arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa.
Pencetakan Briket Arang
Setelah bahan-bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya dimasukkan ke
dalam cetakan briket dan dikempa.
sebelum diberi ragi. Cara pemakaiannya yaitu briket yang sudah sedikit terbakar dimasukkan ke
dalam lubang luweng (tempat pembakaran khas Jawa) yang telah didesain khusus dan bagian
bawahnya diberi saringan untuk mengeluarkan abu sisa pembakaran. Pembuat batu bata
memanfaatkannya sebagai bakan bakar untuk membakar bata. Bata yang akan dibakar disusun
bertingkat seperti candi, berbentuk segi empat yang mengerucut ke atas. Di tengahtengah
tumpukan bata, dulu biasanya diberi kayu bakar agar bata yang berada di tengah bisa ikut
matang menjadi batu bata. Setelah mengetahui manfaatnya sebagai bahan bakar, kayu bakar
diganti dengan briket blotong. Hasil pembakaran bata dengan menggunakan briket ini lebih
sempurna, karena panas yang dihasilkan lebih tinggi. Selain karena hasil yang memuaskan,
penggunaan briket dapat mengurangi biaya operasional untuk pembelian kayu bakar.
Pemilik warung makan juga menggunakan briket ini sebagai pengganti kayu bakar. Dengan
beberapa
briket saja mereka sudah bisa memasak makanan dan menggoreng kue-kue yang akan
dipasarkan. Panas
yang dihasilkan oleh briket dapat mempercepat proses memasak dan dapat mengurangi biaya
untuk bahan
bakar, sehingga penghasilan dapat meningkat. Sebenarnya briket blotong bukan hanya
digunakan oleh pengusaha kecil di Kediri saja. Teknologi pemanfaatan briket ini juga sudah
lama dimanfaatkan oleh pengusaha kecil di daerah sekitarnya seperti Nganjuk, Jombang, dan
Sidoarjo. Belum banyaknya orang yang membuat usaha pembuatan briket blotong untuk dijual,
membuat briket ini belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Jika ingin membelinya, briket
harus dipesan dulu kepada orang yang biasa membuatnya.
Kerugian dan Kelemahan
Bahan bakar yang biasa dimanfaatkan selain kayu adalah sekam (limbah kulit padi). Harga beli
sekam masih lebih mahal daripada blotong tapi lebih murah daripada harga kayu bakar. Harga
sekam bias turun bila sedang musim panen padi dan limbah padi di penggilingan beras cukup
banyak. Dibandingkan dengan bahan bakar jenis lainnya, briket blotong memiliki beberapa
keunggulan seperti lebih ekonomis, api berwarna biru, bara api lebih tahan lama, panasnya
sangat stabil, bila sirkulasi udara baik asap yang dihasilkan sedikit dan abu dari sisa
pembakarannya pun sedikit. Banyaknya keuntungan menggunakan briket blotong membuat
penduduk Sendang tidak merasakan kerugiannya. Apalagi kebanyakan masyarakat menganggap
keunggulan suatu barang terletak pada nilai harga yang murah. Semua barang yang
adakeunggulan pasti ada kelemahannya. Begitu juga dengan pemanfaatan briket ini sebagai
bahan bakar tentu memiliki kelemahan, antara lain:
1. Bila pabrik gula tidak giling, maka stok blotong habis. Sehingga pembuatan briket ini sangat
tergantung
dengan musim giling pabrik gula. Musim giling berkisar antara bulan Mei-September. Lamanya
musim giling
tergantung dari jumlah tebu yang ditanam masyarakat.
2. Blotong yang masih basah menimbulkan bau busuk yang menyengat. Sehingga blotong yang
akan dicetak
menjadi briket, terlebih dulu dicampur cairan kanji untuk mengurangi baunya dan menambah
kerekatan briket.
3. Pengeringan briket memerlukan waktu 4 hari sampai 1 minggu tapi jika mendung atau sinar
matahari kurang
terik diperlukan waktu yang lebih lama. Selain itu, pembuatan briket secara manual
memerlukan lahan
yang luas untuk penjemurannya.
4. Briket yang sudah jadi tidak boleh terkena air. Walaupun sudah dikeringkan, briket yang
terkena air
akan mengalami kelainan pada nyala api dan baranya. Api yang dihasilkan menjadi berwarna
merah dan
baranya kurang panas. Seringkali briket yang sudah terkena air sulit dinyalakan.
5. Memasak dengan briket harus cepat karena jika tidak cepat menangani masakan, dapat
membuat masakan
sangit atau gosong.
6. Pemakaiannya harus sekali habis, karena baranya sulit dimatikan. Walaupun briket yang
basah karena dimatikan sudah kering, briket akan sulit dinyalakan lagi.
Kendala dan Tantangan ke Depan
Adanya teknologi pemanfaatan blotong sebagai bahan bakar sangat membantu usaha kecil
masyarakat Desa Sendang. Namun, ketersediaannya yang musiman dan cara pengeringannya
yang masih konvensional masih menjadi kendala bagi masyarakat.
Banyaknya bahan organik yang terkandung dalam blotong membuat pengusaha pupuk organik
meliriknya sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik, seperti yang dilakukan salah satu
perusahaan pupuk organic yang ada di Nganjuk. Perusahaan ini menjalin kerja sama dengan PG.
Mrican untuk mendapatkan blotong. Kerja sama ini menyebabkan masyarakat Sendang tidak
bisa lagi memanfaatkan blotong untuk dijadikan briket. Walaupun di Kediri ada 3 pabrik gula,
masyarakat Sendang tetap tidak bisa mendapatkannya karena pabrikpabrik gula ini sudah
bekerja sama dengan pabrik pupuk organik. Sehingga pada musim giling tahun ini
masyarakat Sendang harus menahan kekecewaan dan kegetiran karena tidak bisa mendapatkan
blotong lagi. Makrus, Saiku dan segenap masyarakat Sendang sangat berharap mereka bisa
mendapatkan blotong lagi agar dapat membuat briket. Tanpa adanya briket ini masyarakat
harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli sekam sebagai bahan bakar.
Video Pengolahan Bagas menjadi Briket yang ada di Louisiana, USA dapat dilihat dengan mengklik hyperlink di bawah ini:
Fox News Report_ Louisiana Bagasse Bio-Briquetting Plant.FLV
REFERENSI
1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Pabrik
Percontohan Biobatubara Palimanan, 2009
2. http://danangslax,blogspot.com/2010/08/macam-macam briket.html
3. Mahmudah Hamawi, Guru MTs Diponegoro dan Relawan LPPM Al-Azhar, Kediri
4. Briquette bagasse images - Google Search
5. Fox News Report_ Louisiana Bagasse Bio-Briquetting Plant, Courtesy of Youtube.