PENDAHULUAN
Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada panyakit yaitu hanya
menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi pengobatan. Dalam
keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu
kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit.
Demikian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari, bahwa untuk memelihara kesehatan
masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usahayang lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan
rumah sakit hanyalah salah satu bagina kecil dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan,selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang ada serta
sikap dan keterampilan para pelaksanannya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola
hidup pasien dankeluarganya. Selain itu, tergantung juga pada kerjasama yang positif antara petugas
kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan
tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien mampu dan mau
berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesahatan masyarakat
pada umumnya. Promosi Kesehatan rumah sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian
pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentanf penyakit dan pencegahannya.
Selainitu,PKRSjuga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung
rumah sakit untuk berperan secara positif dalam berusaha penyembuhan dan pencegahan penyakit.
Oleh karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayana kesehatan rumah
sakit.
Isu Strategis
Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun 1994 dengan nama Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya, pada tahun 2003,
isitlah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan Rumah sakit (PKMRS). Seiring dengan
pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah dilakuakan untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan
pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit pemerintah, pelatihan
PKRS, pengembangan dan distribusi media serta pengembangan model PKRS antara lain di Rumah
Sakit Pasar Rebo di Jakarta dan Rumah Sakit Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun pelaksanaan
PKRS dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan
kesinambungannyadi rumah sakit tidak terjaga dengan baik tergantungpadakuat tidaknya komitmen
Direktur rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi Kesehatan di Rumah
sakit, yaitu:
1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah
pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk memdapatkan informas tentang
pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerjayang aman,bersih dan sehat.
4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya pelayanan
yang bersifat preventif dan promotif.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/ VI/2000 tentang
Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, pemberian promosi kesehatan
yang menyeluruh kepada pasien mengenai merupakan HAK pasien dan KEWAJIBAN Rumah Sakit
dan seluruh tim medis Rumah sakit. Informasi yang diberikan dapat mencakup upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitative). Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan, serta dilaksanakan bersama antara unit-unit rumah sakit yang terkait
sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006
tentang Petunjuk Teknis promosi Kesehatan Rumah Sakit.
Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien untuk menentukan
pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya akan mempengaruhi prognosisnya,
sehingga sejalan dengan etika kedokteran mengenai autonomi pasien. Hal ini juga diharapkan akan
membangun hubungan dokter dan rumah sakit kepada pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta
menimbulkan rasa percaya dan aman sehingga komplians pasien juga diharapkan akan lebih baik.
Berdasarkan hal tersebut diatas dan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan medis rumah sakit,
maka dibentuklah panitia Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS).
Dasar hukum
1. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan:
a. Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang
dan bertanggungjawab.
b. Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan
c. Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upara memperolehlingkungan
yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.
d. Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan
memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
e. Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan aksed terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajatkesehatan yang setinggitingginya.
f.
Pasal 18
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam
segala bentuk upaya kesehatan.
g. Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, meyeluruh dan berkesinambungan.
h. Pasal 55
1. Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayana kesehatan
2. Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diatur dengan
peraturan Peraturan pemerintah
i.
Pasal 62
1. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan
penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup
sehat.
2. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi resiko, maslaah
dan dampak buruk akibat penyakit
3. Pemerintah dan pemerintah daerahmenjamin dan menyediakan fasilitas untuk kelangsungan
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
4. Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
diaturdengan peraturan Menteri.
j.
Pasal 115
Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah satu Prioritas Reformasi Kesehatan yang
dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital).
4. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan( Lembaran negara Tahun 1992 nomor
100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kehatan (Lembaran Negara Tahun
1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637)
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 159b/MENKES/PER/ II/ 1988 tentang
Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/ VI/2000 tentang
Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004/MENKES/ SK/ I/2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Desentralisasi bidang Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1547/MENKES/SK/X/2004 tentang
Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1114/MENKES/SK/VIIX/2004
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
1426/MENKES/SK/XII/2006
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Royal Progress agar selalu
memberikan pelayanan secara profesional, etis dan bemartabat.
Menyediakan wahana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut serta menyumbang upaya
mencerdaskan bangsa.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, LANDASAN NILAI, TUJUAN
RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS
1 Visi
:
Meningkatkan kualitas kehidupan lahir batin manusia secara
seimbang beserta lingkungan hidupnya sejalan dengan waktu
2 Misi :
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna (preventif,
promotif, curatif & rehabilitatif) yang berkualitas tinggi, berstandar international,
dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
3 Falsafah
:
Memberikan pelayanan secara profesional berlandaskan hati
nurani, dengan selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien.
4 Nilai :
Progress.
: Saling menguntungkan
Tujuan :
GOAL
Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki integritas,
komitmen yang kuat terhadap organisasi melalui upaya pendidikan dan pelatihan, serta upaya
peningkatan kesejahteraan yang adil dan manusiawi.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS
Struktur organisasi Royal Progress efektif berlaku sejak 16 Juni 2010. Organisasi Royal
Progress dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari Direktur Pelayanan, Direktur Umum dan Keuangan,
dan Direktur Pemasaran. Direktur Pelayanan membawahi 2 Manajer, Direktur Umum dan Keuangan
membawahi 3 Manajer dan 1 Kepala Unit, dan Direktur Pemasaran membawahi 1 Manajer dan Unit
Korporasi.
Para Manajer dapat dibantu oleh asisten Manajer. Sedangkan unsur ini adalah Unit, yang
dipimpin oleh Kepala Unit.
Direksi wajib membuat rencana jangka panjang berupa Rencana Strategis 5 tahun yang
membuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam 5 tahun. Renstra sekurang-kurangnya
memuat :
1
BAB V
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
(PKRS)
Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkankesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar penignktan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud.Pembanguanan kesehatan diselenggarakandengan berdasarkan pada perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata,serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian
khusus pada penduduk rentan, anatar lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.
Pengertian PKRS
Promosi kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan kemampuan
pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapatmandiri dalammempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam
meningkatkan kesehatan,mencegah masalah-msalah kesehatan, dan mengembangkan upayakesehatan
bersumberdaya masyarakat, melalui pembelajaran dari oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial
budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasana kesehatan.
Visi
Oleh karena itu Kementeriaan Kesehatan menetapkan visi yaitu Masyarakat Sehat yang mandiri dan
Berkeadilan.
Visi PKRS Royal Rogress
Memberikan pelayanan edukasi informasi medis yang profesional dan meyeluruh mengenai kondisi
kesehatan pasien untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan serta menjunjung tinggi autonom
pasien.
Misi
Dalam mencapai visi tersebut Kementerian Kesehatan juga mentetapkan 4 misi yaitu:
1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani
2) Melindungi kesehatan masayarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata,bermutudan berkeadilan
3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan
4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Misi PKRS Royal Progress
1
Menyelenggarakan pelayanan edukasi informasi medis yang meyeluruh dan berorientasi pada
ilmu kedokteran berbasis bukti kepada pasien dan keluarga
Meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan medis dengan cara memberikan informasi terpadu
yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatannya dan memfasilitasi
pemilihan rencana promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Memfasilitasi pengendalian mutu dan biaya kesehatan melalui transparansi informasi sehingga
pasien dan keluarganya mendapatkan rasa aman dan percaya
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam subsistem Upaya Kesahatan.
Rumah Sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitasyang terpisah dan berdiri sendiri dalam
sektor kesehatan. Peran rumah sakit adalah mendukung pelyanana kesehatan dasar melalui
penyediaan fasilitas rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut WHO, Rumah sakit harus
terintegrasi dalam sistem kesehatan dimana ia berada. Fungsinya adalah sebagai pusat sumber daya
bagi peningktana kesehatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan. Reformasi perumahsakitan di
Indonesia sangat diperlukan mengingat masih banyaknya rumah sakit yang hanya menekankan
pelayanannya kepda aspek kuratif dan rehabilitatif saja. Padahalkeadaan ini menyebabkan rumah sakti
menjadi sarana kesehatanyang elit: dan terlepas dari sistem kesehatan dimana ia berada.
Penerapan paradigma diatas akan sangat berpengaruh terhadapan pendekatanyang harsu
dilaksanakan dalam promosi kesehatan. Untuk itu pengembangan promosi esehatan dirumah sakit
pelru dilakukan sesegera mungkin. Untuk memeprcepat upaya PKRS menjadi bagian dari upaya
pelayanan kesehatan Rumah Sakit maka PKRS dirasa penting menjadi salah satu standard PKRS yang
dpat dijadikan acuan dalam penyusunana instrumen akreditasi rumah sakit di Indonesia.
Falsafah
Memberikan pelayanan edukasi kesehatan selektif, meyeluruh dan terpercaya secara profesional,
efektif dan efisien yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan.
Nilai
a
Selektif
Informasi medis yang diberikan adalah unik bagi setiap individu dan berdasarkan hanya yang
terkait dengan kondisi kesehatannya dan apa yang dibutuhkan oleh pasien tersebut .
Menyeluruh
Meliputi setiap aspek yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana promotif,
diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif dan
rencana preventif.
Terpercaya
Informasi medis yang diberikan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti dan
komprehensif.
Profesional
Dalam memberikan pelayanan edukasi informasi medis dilakukan secara profesional.
Tujuan
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RS serta pemeliharaan lingkungan RS
dan termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan Rumah sakit. Meningkatkan
kualitas pelayanan medis dengan memberikan informasi medis yang selektif, terpercaya dan
menyeluruh kepada setiap pasien dan keluarganya yang datang ke rumah sakit dengan cara
menyediakan informasi yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana promotif,
diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif dan rencana
preventif.
Sasaran PKRS
Sasaran Promosi Kesahatan di Rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang terdiri dari:
Petugas
Pasien
Keluarga pasien
Pengunjung
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR PELAYANAN
Dr. Djoti Atmodjo, SpA, MARS
Ketua panitia PKRS
Dr Ika Megatia, B.MedSc
Sekretari
s
Anggota
Panitia PKRS
Customer
service
Paulus
Ika
Ermawati
Medical Information
Dr Ika Megatia, B.MedSc
Dr Dwitya Solehati, MKes
PPI
Fisioterapi
Gizi
Irma Aryani
Farmasi
Paulin
Keperawatan
Perawat: Lince
Dr Ajeng
Rahayuning
K
Rekam medis
Indah
Bidan:
Maesaroh
Panitia PKRS Rumah Sakit Royal Progres dibawahi langsung oleh direktur rumah sakit dan dipimpin
oleh dokter. Panitia PKRS RS Royal progress terdiri dari integrasi anda kolaborasi 7 unit kerja rumah
sakit yaitu: customer service, medical information, gizi, keperawatan, fisioterapi, rekam medis,
farmasi dan PPI. Anggota panitia PKRS terdiri dari satu atau dua orang perwakilan dari setiap subunit
diatas.
BAB VII
URAIAN PANITIA PKRS
Ketua PKRS
1
: PKRS
Nama jabatan
: Ketua
Pengertian
Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin dalam
menjalankan pelaksanaan program PKRS
4
Pendidikan formal
: Dokter/ perawat
: Sertifikat Seminar
c.
Pengalaman kerja
Pengalaman kerja sebagai dokter /perawat medical informasi di rawat inap dan rawat jalan.
d. Ketrampilan
memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian yang menarik, dapat
bersosialisasi dengan baik dan profesional.
5
Tanggung jawab
Tugas pokok
Uraian tugas
Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untuk membahas dan
menginformasikan hal hal penting yang berkaitan dengan PKRS.
h.
i.
Wewenang:
a. Memberikan penilaian kinerja anggota PKRS.
Hasil Kerja
a. Daftar kerja untuk anggota PKRS
b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS
c. Standar Operating Procedure PKRS
d. Laporan Program PKRS
e. Bahan Materi edukasi
: PKRS
2. Nama Jabatan
3. Pengertian
Seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam menjalankan pelaksanaan
Program PKRS
4. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal
: Sertifikat seminar
c. Pengalaman Kerja :
Pengalaman bekerja sebagai dokter / perawat medical information di rawat inap
dan rawat jalan
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian
emosional yang stabil
mantap dan
Pengertian :
Seseorang yang ahli dalam bidang Promosi kesehatan dan mampu dalam menjalankan
pelaksanaan Program PKRS
Pendidikan Formal
Pengalaman Kerja :
Memiliki pengalaman sebagai tenaga PKRS
Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
emosional yang stabil
5. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS
6. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PKRS
7. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS
8. Uraian Wewenang :
Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
9. Hasil Kerja
Analisa dan Pelaporan PKRS
Anggota PKRS
1. Nama Panitia Kerja : PKRS
2. Nama Jabatan : anggota PKRS
3. Pengertian :
Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam mengidentifikasi kebutuhan
promisi kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan penerapaan
program kerja PKRS dalam masing masing bagian/unit kerja.
4. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal :
Berijasah D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing masing dan
memiliki minat dan bakat dalam promosi kesehatan.
b. Pendidikan Non Formal :
Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing - masing
c. Pengalaman Kerja :
Pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit masing-masing.
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dan wakil
PKRS dalam pelaksanaan program kerja PKRS di setiap unitnya masing-masing
6. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PKRS di unit masing-masing
7. Uraian Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing masing
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA PANITIA PKRS
Direktur pelayanan
Customer
Service
Keperawata
n (perawat
& bidan)
Medical
Information
Rekam
Medis
Rehabilitasi
medis
Gizi
Farmasi
Keterangan :
Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur pelayanan Rumah sakit.
Wakil ketua PKRS PKRS bertanggung jawab langsung kepada Ketua PKRS dan berlaku
sebagai mitra.
Ketua dan wakil ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota PKRS
Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan
menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing masing kerja.
Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di panitia PKRS
untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh panitia PKRS.
BAB VIII
PEDOMAN PELAYANAN PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Pengertian
Sebagaimana
tercantum
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,
prinsip dasar promosi kesehatan rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah kesehatan
potensial (yang mengancam) dengan cara mncegahnya, dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif serta efesien. Dengan katta
lain, masyarakatmampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka memecahkan masalahmasalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik masalah-masalah kesehatan yang
sudah diderita maupun yang potensial (mengancam), secara mandiri (dalam batas-batas tertentu).
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut:
Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyrakat, agar pasien dapat mandiri dalam memperepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah maslaah-maslaah kesehatan, dan mengembangka upaya
kesehatanbersumber daya masyarakat,melalui pmebelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.
Ruang Lingkup promosi kesehatan
Pada dasarnya banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di RS. Secara
umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Di dalam gedung
Di dalam gedung RS, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang diselenggarakan
rumah sakit, Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa didalam gedung, terdapat peluangpeluang:
-
dimana
pasien/klien
harus
PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang gawat darurat, rawat
intensif dan rawat inap.
PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik bagi pasien yaitu pelayanan obat/apotik, pelayanan
laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi medik.
PKRS dalam pelayanan bagi klien (Orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB, konseling
gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan jiwa, konseling kesehatan remaja, dan lainlain.
PKRS di ruang Pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap harsu
menyelesaikan pembayaranrawat inap, sebelum meninggalkan RS.
Promosi kesehatan oleh panitia PKRS dalam pelayanan-pelayanan diatas ditangani oleh unit
unit Panitia PKRS yaitu: medical information, keperawatan (bidan dan perawat), rehabilitasi
medik, Customer service, gizi, farmasi dan rekam medis.
b. Di luar gedung
Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS, yaitu:
-
PKRS di tempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan/gedung parkir sejak
dari banguna gardu parkir sampaike sudut-sudut lapangan/ gedung parkir.
PKRS di taman RS, yaitu baik taman-taman yang ada di sdepan, samping/sekitar maupun di
dalam/halaman dalam RS.
Panitia PKRS berada dibawah naungan pelayanan medis RS Royal Progress dan berkoordinasi
dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh jajaran unit pelayanan Rumah Sakit dalam menyampaikan
informasi medis kepada pasien. Informasi medis tertulis yang diberikan meliputi 10 penyakit
terbanyak di RS Royal Progress yaitu: stroke, diabetes melitus, hipertensi, paska operasi appendiks,
paska operasi hernia, paska operasi hemoroid, paska operasi sumbing , demam berdarah, demam
tiphoid dan diare. Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap instalasi rumah sakit dan
oleh personel medis yang berkompetensi di bidang tersebut terutama rawat inap, rawat jalan,
penunjang medis, fisioterapi, farmasi dan lain-lain. Informasi diluar kategori 10 penyakit terbanyak
disampaikan secara lisan oleh subunit panitia PKRS baik di seluruh instalasi rumah sakit maupun di
suatu ruangan PKRS khusus.
Denah ruangan
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap uit PKRS dan terletak di sebelah admission
rawat jalan dan customer service unit. Suasana dalam ruang PKRS dibina sedemikian rupa sehingga
tenang dan kondusif dalam menyampaikan informasi dan promosi kesehatan bagi pasien dan klien.
kursi
e
x
i
t
meja
Ruang penyuluhan
PKRS
Admission rawat
jalan
Kasir
service
Customer
Tatalaksana
Promosi kesehatan Rumah sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari tim medis dan non
medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis serta mengedukasi pasien
rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan penyakit pasien di area rumah sakit yaitu
rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien pulang), rawat jalan, IGD dan penunjang medis. Tim
tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis RS Royal Progress. Pelayanan panitia PKRS
terdiri dari pelayanan promosi kesehatan dan informasi yang berhubungan dengan pasien dari 7
subunit panitia PKRS yang terintegrasi. Unit- unit tersebut adalah Customer Service (CS), Medical
Information for Patient Care (MIPC), Gizi, Keperawatan ( perawatan dan bidan), Fisioterapi (Ft),
Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan Rekam Medis (RM).
Tujuan:
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam tentang
penyakitnya secara holistik
Tujuan Khusus
Rawat inap : memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih
dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan ketika pasien
akan pulang
Rawat jalan:
memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai kondisi penyakitnya dan
memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik (laboratorium atau radiologi) yang
menunjang ketepatan diagnosis pada pasien tersebut
merujuk pasien kepada dokter spesialist yang berkompeten menangani penyakit pasien
tersebut
Rawat inap
1.
Apabila pasien baru masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak di ruang rawat inap RS
Royal Progress, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan
oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang
membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer service, Medical
Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap maupun
rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat
memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
2.
Apabila pasien baru tidak masuk kedalama kategori 10 penyakit terbanyak maka edukasi
diserahkan kepada DPJP atau dokter ruangan atau subunit PKRS yang terkait.
3.
Apabila pasien dan/ keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap membutuhkan
informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi, rencana terapi dan lainlain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/ dokter ruangan atau subunit panitia PKRS
yang terkait.
4.
Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian informasi akan
diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas ( apabila masih membutuhkan).
5.
Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical pathway adalah
dokter ruangan/ DPJP dan informasi pulang pasine dapat diberikan oleh perawat.
6.
Setiap pasien yang diedukasi WAJIB di catat nama, no rekam medik, DPJP, diagnosa dan
kode pamflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-poin edukasi secara
tertulis abaila tidak terdapat dalam pamflet yang tersedia.
7.
Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO pemberian edukasi dan
SPO pemberian edukasi kolaboratif.
8.
9.
10.
Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh DPJP, PPJP, dokter
ruangan atau subunit panitia PKRS terkait, maka jawaban standard yang akan diberikan
adalah sebagai berikut: Saya belum ada jawaban mengenai pertanyaan tersebut namun akan
saya konfirmasikan kepada dokter spesialis yang merawat anda dan akan saya sampaikan
jawaban pertanyaan anda secepatnya. Mohon memberikan nomer telpon yang dapat
dihubungi.
11.
Disetiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar edukasi dari unit yang
bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia ( 50 lembar per materi/bulan)
10 penyakit
terbanyak
Diagnosis
DPJP
Penyakit lainnya
Diagnosis
DPJP
PROMOSI KESEHATAN
Dokter
ruangan
Clinical
pathway
Unit PKRS
terkait
Materi
edukasi
DPJP
Dokter
ruangan
Edukasi
pulang
Formulir edukasi
kolaboratif
Unit PKRS
terkait
Formulir pemberian
edukasi
LOGBOOK
Unit terkait
LOGBOOK
Edukasi kolaboratif
LAPORAN BULANAN
Rawat jalan
1. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak,
maka di ruang rawat jalan RS Royal Progress, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan
edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada
pasien yang membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer service,
Medical Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap maupun
rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat
memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin- Jumat, pkl 08.00-17.00) maka pasien dapat
dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan penyakitnya oleh subunit PKRS
terkait.
3. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan mendapatkan
informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait.
4. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya oleh subunit
tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian pada hasi kerja berikutnya. Apabila pasien
tidak masuk kedalam 10 penyakit terbanyak maka informasi akan diberikan oleh DPJP terkait/
dokter jaga atau dokter medical information (pada jam kerja)
5. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau konsulatasi awal
mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi akan diberikan oleh dokter medical
information sesuai dengan SPO pemberian edukasi.
Tujuan:
memberikan edukasi dan informasi kepada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap yang perlu
penjelasan lebih dalam tentang penyakitnya dan pada saat pasien akan pulang tentang tata cara
perawatan dirumah seperti: apa yang harus dilakukan, apa yang harus dihindari, jadwal kontrol
kembali, tata cara minum obat, perubahan perilaku dan gaya hidup, dll.
Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat berikan oleh DPJP/dokter jaga kepada
pasien adalah sebagai berikut:
1. Daily plan demam thypoid (lihat CL. 01)
2. Daily plan demam berdarah dengue/demam dengue (lihat Cl. 02)
3. Daily plan gastroenteritis (lihat CL. 03)
4. Daily plan stroke iskemik (lihat CL.04)
5. Daily plan haemorroid (lihat CL. 05)
6. Daily plan appendisitis akut (lihat CL. 06)
7. Daily plan hernia ( lihat Cl. 07)
8. Daily plan caesarian section (lihat CL.08)
9. Daily plan labio/palatoschizis ( lihat CL. 09)
10. Daily plan tumor jinak payudara ( lihat CL. 10)
Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat berikan oleh perawat kepada pasien
adalah sebagai berikut:
1. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam thyphoid (lihat Ep. 01)
2. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam dengue/demam berdarah dengue (lihat
EP.02)
3. Panduan pasien pulang post perawatan diare (lihat EP.03)
4. Panduan pasien pulang post perawatan stroke iskemik (lihat EP. 04)
5. Panduan edukasi pasien pulang post hemorrhoidectomy (lihat EP. 05)
6. Panduan edukasi pasien pulang post operasi appendictomy (lihat EP. 06)
7. Panduan pasien pulang post operasi hernitomy (lihat EP. 07)
8. Panduan edukasi pasien pulang post operasi sesar (lihat EP. 08)
9. Panduan pasien pulang post operasi bibir sumbing (lihat EP. 09)
10. Panduan pasien pulang post perawatan hipoglikemia (lihat EP. 10)
11. Panduan pasien pulang post perawatan hipertensi (lihat EP.11)
Medical information for patient care berperan sebagai penrencana program promosi kesehatan dan
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya.
Pengertian
Pelayanan kerohanian adalah suatu usaha bimbingan yang diberikan oleh pihak rumah sakit
Royal Progress yang bekerja sama dengan pihak luar di bidang kerohanian, untuk mendampingi dan
menemui pasien rawat inap, agar mampu memahami arti dan makna hidup sesuai dengan keyakinan
dan agama yang dianut masing-masing. Pelayanan ini sangat berarti sebagai upaya meningkatkan rasa
percaya diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menentukan kehidupan manusia, sehingga motivasi
ini dapat menjadi pendorong dalam proses penyembuhan.
Pelayanan bimbingan rohani dilakukan oleh pihak luar yang berkerja sama Rumah Sakit
Royal Progress dengan menggunakan tanda pengenal khusus.
Pelayanan bimbingan rohani dapat diselenggarakan atas permintaan pasien / keluarga pasien
dengan mengisi form yang diberikan dari REKAM MEDIS, dan ditindaklajuti oleh bagian Customer
Service.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit, tidak terlepas adanya konflik yang
terjadi antara pasien dan rumah sakit. Konflik merupakan akibat situasi dimana keinginan atau
kehendak yang berbeda atau berlawanan antara pasien dengan pihak rumah sakit, sehingga keduanya
saling terganggu. Untuk itu konflik tersebut perlu diselesaikan dengan baik sehingga tidak melebar
terlalu jauh dari pokok permasalahannya.
Konflik ini terjadi karena ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin diharapkan oleh
pasien terhadap pihak rumah sakit. Hal ini dapat mengganggu bahkan membuat emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Untuk itu perlu dibuat suatu pedoman manajemen konflik dalam mengatasi konflik tersebut
agar semuanya bisa diatasi. Pasien yang merasa tidak puas akan mengambil sikap untuk complain
terhadap pihak rumah sakit atas keluahannya, dan sudah menjadi kewajiban pihak rumah sakit untuk
menjawab dan menjelaskan complain dari pihak pasien. Dalam setiap complain yang diberikan oleh
pasien terhadap rumah sakit royal progress, selalu ditanggapi dengan baik dan diselesaikan dengan
cepat. Hal ini memang dilakukan agar tidak sampai terjadi konflik yang serius terhadap pasien. Setiap
permasalahan yang terjadi diusahakan diselesaikan dengan standar di pedoman ini.
Ruang lingkup khusus
Ruang lingkup untuk konflik ini hanya diwilayah rumah sakit royal progress dalam hal pelayanan
terhadap pasien.
Tujuan umum
Secara umum, tujuannya adalah menangani semua keluhan dari pasien agar bisa diselesaikan secara
professional dan kekeluargaan.
Tujuan khusus
Agar pasien yang tidak puas bisa mendapat jawaban dan penjelasan dari pihak rumah sakit.
Tata Laksana
1. Pasien akan mengisi form complain dari customer service.
2. Customer service akan menyampaikan kepada pihak yang terkait atas complain tersebut dan
meminta jawabannya 2x24 jam.
3. Apabila jawaban sudah diterima, akan disampaikan kepada pasien langsung atau pihak yang
bersangkutan akan menyampaikan langsung dengan didampingi oleh customer service.
4. Complain yang bersifat medis, akan disampaikan kepada dokter medical information yang
dimana akan di rapatkan di komite medik (jika perlu) untuk memberikan jawaban dan
penjelasannya berdasarkan standar Rumah Sakit Royal Progress.
Komplain yang tidak bersifat medis, akan diatasi oleh Customer service dengan pihak yang
terkait berdasarkan standar Rumah Sakit Royal Progress.
5. Bila complain tidak ada SPO-nya, Customer Service akan melaporkan ke Customer Service
Manager untuk mengatasi permasalahannya. (Bila perlu diskusikan solusi dengan Direktur
Rumah Sakit Royal Progress).
6. Semua complain yang terjadi akan di data oleh customer service untuk direkap menjadi
laporan bulanan customer service kepada manajemen.
Komitmen seluruh keluarga besar RS Royal Progress adalah melayani dengan penuh cinta kasih dari
sisi pelayanan medis dan non medis, dari awal pasien masuk ke pintu rumah sakit sampai pasien
pulang. Semua masalah harus diselesaikan dengan penuh cinta kasih.
Penting sekali untuk customer service manager (yang langsung menghadapi customer) dan marketing
manager (yang langsung berhubungan dan menghadapi media) untuk mengerti hak pasien dan rumah
sakit sepenuhnya sehingga kami dapat menghadapi masyarakat dengan cara yang sesuai berdasarkan
hukum undang undang rumah sakit di Republik Indonesia.
Tata Laksana
Cara mengatasi masalah dengan pasien dengan komunikasi yang jelas dan transparan:
1. Customer Service (staff atau manager) mendengar dengan baik dan mengerti hal yang di
keluhkan oleh pasien
2. Mengulang kembali kepada pasien hal yang di keluhkan dan meminta tanda tangannya pada
notulen pertemuan tersebut (lihat CS 02)
3. CS Manager wajib untuk menyelesaikan semua poin complainnya semaksimal mungkin
melalui pertemuan dengan yang pasien, tanpa memberikan surat tertulis atau e-mail kepada
pasien.
4. Bila perlu, CS Manager akan koordinasi dengan Manager Pelayanan untuk mengatasi keluhan
medis dan bila perlu didampingi DPJP (dokter penanggung jawab pelayanan) pada saat
bertemu dengan pasien. Bila dokter DPJP tidak ada di tempat, medical information team akan
mewakili untuk sementara dan akan di sarankan oleh manager pelayanan.
5. Bila pasien ingin melibatkan media, CS Manager dan Marketing Manager harus bertemu
dengan yang pasien, mendengarkkan keluhan dengan penuh dengan cinta kasih dan
menjawab sebagai berikut:
-Terima kasih informasinya dan mohon maaf atas ketidaknyamannya Bpk/Ibu. Kami sangat
tidak mengharapkan keterlibatan media tapi tentunya kami tetap bertanggung jawab untuk
memberikan informasi sepenuhnya kepada Bpk/Ibu. Sekiranya kami dapat mengetahui lebih
lanjut hal apa saja yang Bapak & Ibu keluhkan ke media sehingga kami juga bisa memberikan
informasi secara jelas dan detail kepada Bapak & Ibu mengenai undang undang rumah sakit
tentang keterlibatan media.
(Disini, CS manager dan Marketing Mgr menyarankan kepada pasien akan keluhan dan
penjelasannya)
Bila pasien tetap akan ke media, marketing manager harus menginformasikan mengenai Pasal
44 undang-undang Rumah sakit:
Ayat 2 : Apabila pasien dan/atau keluarga yang menuntut Rumah sakit dan
menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah melepaskan hak rahasia
kedokterannya kepada umum.
Ayat 3 : Penginformasian kepada media massa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memberikan kewenangan kepada Rumah Sakit untuk mengungkapkan rahasia
kedokteran pasien sebagai hak jawab Rumah Sakit.
Dimana hal tersebut diatas adalah pilihan terakhir yang akan dipilih oleh Rumah Sakit untuk
selalu dapat melayani dengan penuh cinta kasih.
Gambar
Oh saya
mengerti..o
Dia Mengerti
Umpan Balik
Gangguan
Komunikat
or
Pesa
n
Saluran
Komunika
n
Unsur komunikasi
1. Sumber/komunikator (dokter,perawat, admission,Adm.Irna,Kasir,dll)
2. Isi pesan
3. Media/saluran (Elektronic,Lisan,dan Tulisan).
4. Penerima/komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter, Admission, Adm.Irna).
Sumber / komunikator
Sumber (yang menyampaikan informasi): adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada
penerima. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas,
memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di terima dengan
baik. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8)
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi, pengetahuannya luas dan dalam
tentang informasi yang yang disampaikan, cara berbicaranya nya jelas dan menjadi pendengar yang
baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan)
Gambar:
Yah..
benar.
Komunikat
or
Dikonfirmasik
an
Isi
pesan
Dituli
s
Dibacaka
n
Komunika
n
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, ,maka komunikan harus menjabarkan hurufnya satu persatu
dengan menggunakan alfabeth yaitu:
Sumber: Wikipedia
Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan dengan kondisi
kesehatannya.
Prosesnya:
Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi pasien
& keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari RM):
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien baik dan
senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali eduksi yang telah
diberikan.
Pertanyaannya adalah: Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa yang
bpk/ibu bisa pelajari ?.
2.
Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya mengalami
hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya dengan pertanyaan
yang sama: Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa
pelajari ?.
3.
Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan emosional
(marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana
pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini
bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang.
Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang disampaikan dapat
dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit,
diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi formulir
edukasi dan informsi, dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter dan pasien atau keluarga
pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan
informasi yang benar.
Panduan asssessment nutrisi pasien disebut juga dengan program Nutrition Care Process (NCP) atau
Proses Asuhan Gizi (PAG).
Definisi Nutrition Care Process
Suatu metode pemecahan masalah yang sistematis, dimana dietisien menggunakan cara berpikir kritis
dalam membuat suatu keputusan yang tepat terkait masalah gizi sehingga dapat memberikan asuhan
gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi.
LANGKAH-LANGKAH NCP ADIME
1. Nutrition Assessment (Penilaian Gizi)
2. Nutrition Diagnosis (Diagnosa Gizi)
3. Nutrition Intervention (Intervensi Gizi)
4. Nutrition Monitoring and Evaluation ( Monitoring dan Evaluasi Gizi)
Format yang dikenal dengan istilah ADIME mulai dicoba ditulis pada dokumen medik pasien.
Assessment Gizi
Definisi
Proses pengumpulan data, verifikasi dan interprestasi data secara sistematis dalam rangka membuat
keputusan mengenai penyebab masalah gizi.
Komponen Assessment Gizi
1. Riwayat gizi/makanan
Asupan makanan
Yaitu komposisi dan kecukupan gizi, pola makan dan snack, kebiasaan makan di
rumah, pantangan/alergi makanan, diet yang pernah dilakukan
Kesadaran terhadap gizi dan kesehatan
Yaitu pengetahuan dan kepercayaan terhadap makanan, konsultasi dan pendidikan
gizi yang pernah didapat.
Aktifitas fisik dan exercise
Yaitu status fungsional, pola aktifitas, jumlah waktu santai, intensitas, frekwensi dan
lamanya.
Ketersediaan makanan
Yaitu perencanaan makan, pembelian, kemampuan dan keterbatasan menyiapkan
makanan, keamanan makanan.
2. Data biokimia, pemeriksaan dan tindakan medik
Data laboratorium
Yaitu elektrolit, albumin, glukosa darah, Hb dll
Pemeriksaan medik
Yaitu waktu pengosongan lambung, densitas mineral tulang, adanya foto thorax, obat
yang diberikan, tindakan yang dilakukan, serta tujuan tindakan.
3. Ukuran antropometry
TB
BB
IMT
Perubahan Berat Badan
Pertumbuhan
LILA
Massa Otot
Lingkar Perut/Pinggang
Tebal Lemak/Skinfold Thickness
4. Hasil pemeriksaan fisik
Kesehatan mulut : gigi, lidah, gusi
Penampilan Fisik Secara Umum
Otot dan Lemak Subkutan
Mata
Kulit
Kemampuan mengunyah dan menelan
Kebiasaan buang air
5. Riwayat Pasien
Riwayat sosial
status ekonomi, budaya, kepercayaan, situasi rumah.
Riwayat individu
umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, kedudukan dalam keluarga.
Riwayat kesehatan
penyakit saat ini dan dulu, riwayat operasi, penyakit keluarga.
Riwayat Pemakaian obat dan Suplemen apakah obat sesuai resep dokter/suplemen
diet/herbal.
Diagnosa Gizi
Tujuan
Identifikasi masalah gizi yang dapat diatasi atau diperbaiki melalui intervensi gizi oleh seorang
dietisien.
(P) Problem/Masalah
Yaitu Perubahan meningkat/menurun, kekurangan/kelebihan, tidak seimbang, tidak
tepat, gangguan dan kesulitan.
(E) Etiology
Yaitu Penyebab atau factor yang berhubungan dengan penyakit.
Pelayanan gizi di RS. Royal Progress merupakan suatu penyelenggaraan makanan kepada masyarakat
RS. Royal Progress baik pasien, karyawan maupun pengunjung caf yang diawali dari perencanaan
menu sampai pendistribusian makanan kepada pasien/konsumen dalam rangka pencapaian status gizi
yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dalam keterlibatannya di panitia KRS, instalasi gizi
bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai diet yang sesuai dengan kondisi penyakit pasien
serta mengkomunikasikan informasi pemilihan menu maupun terpai gizi yang diindikasikan oleh
dokter atau ahli gizi. Instalasi gizi juga bertanggungjawab untuk melakukan assessmen nutrisi pasien
dan melaksanakan konsultasi gizi kepada pasien/klien rumah sakit.
Pelayanan informasi gizi yang tersedia bagi pasien terdiri dari sebagai berikut:
1.
2.
Memberikan Informasi Gizi Kepada Pasien Rawat Inap bahwa yang penyajian makanannya
adalah makanan nabati. (Lihat SPO No. 093)
3.
Menawarkan Menu Makanan ke Pasien Rawat Inap bahwa ada menu pengganti apabila
pasien tidak menyukai menu harian. (Lihat SPO No. 094)
4.
Memberikan Konsultasi Gizi Kepada Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat Jalan. (Lihat SPO
No. 110)
5.
6.
7.
Perencanaan makan untuk ibu hamil dengan diabetes (lihat Gz. 06)
j.
Yaitu informasi berupa keluhan utama,lokasi keluhan,sifat keluhan dan berapa lama keluhan
tersebut telah berlangsung.
c. Inspeksi
Pemeriksaan dengan cara melihat kondisi pasien secara keseluruhan.
d. Quick Test/Test Cepat
Pemeriksaan terhadap kondisi pasien secara cepat yang mengarah langsung ke keluhan
pasien.
e. Test Gerak Pasif, Aktif dan Isometric
Test yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai ada tidaknya gangguan gerak
pada suatu kondisi.
f.
Test Spesifik
Adalah test yang dilakukan secara khusus terkait langsung dengan kondisi pasien untuk lebih
menegakkan diagnosa penyakit secara tepat.
g. Pemeriksaan Lain
Pemeriksaan yg dapat menunjang suatu diagnosa, yang dapat berupa pemeriksaan
Laboratorium, Radiologi ataupun pemeriksaan terkait lainnya.
h. List of Problem
Adalah informasi yang terkumpul yang berupa beberapa rincian permasalahan yang
ditemukan sehubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut diatas.
i.
j.
Gambaran kondisi pasien setelah diberikan tindakan terkait dengan patologi dan
diagnosa penyakit.
Rencana Tindakan/Intervensi
Penjelasan tentang rencana tindakan dan hasil yang diharapkan terkait dengan
diagnosa penyakit.
k. Intervensi/Tindakan
Penerapan Tindakan fisioterapi yang telah ditentukan sesuai dengan perencanaan.
l.
Evaluasi
Aplikasi terapi panas dan dingin dengan teknik kompres, perendaman. (lihat SPO Rehab
Medik-017)
b.
c.
d.
Latihan gerak aktif dengan ataupun tanpa beban (lihat SPO Rehab Medik-002)
e.
Latihan jalan baik dengan alat bantu maupun tanpa alat bantu (lihat SPO Rehab Medik-004)
f.
g.
Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konselling tatacara minum obat bagi pasien
(lihat SPO farmasi 002/SPO/FARM/III/2011)
pasien
akan
pasien
rawat
pulang
(lihat
SPO
farmasi
jalan
(lihat
SPO
farmasi
Informasi tata cara pembuangan sampah medis (lihat SPO PPI PPI/002)
BAB VIII
PROGRAM KERJA PKRS 2012
No.
1.
Rencana Kegiatan
Target
Waktu
Indikator Keberhasilan
Desember
2011
-SK direktur
JanuariFebruari
2012
JanuariFebruari
2012
Keterangan
Biaya
2.
3.
4.
JanuariFebruari
2012
Pedoman PKRS
Februari
2012
5.
6.
MaretDesember
2012
PJ: Harry
Diserahkan
ke marketing
FebruariDesember
2012
7.
8.
JanuariDesember
9.
Survey lapangan
BAB IX
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap PJ unit terkait,
dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang teredukasi di LOGBOOK
(unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian informasi dan formulir pemberian edukasi
kolaboratif. Monitoring jumplah pamflet yang tersedia dilakukan dengan penyediaan 50 lembar untuk
setiap topik materi edukasi disetiap unit terkait setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian
ulang setiap bulannya. Apabila pamflet habis sebelum sebulan, maka permintaan pamflet dapat
dilakukan ke panitia PKRS (lihat lembar permintaan pamflet edukasi)
Evaluasi kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap bulan
dan pelatihan mengnai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali. Evaluasi kinerja panitia
PKRS dilakukan dengan laporan bulan dari setiap unit PKRS, laporan bulanan panitia PKRS dan
survery kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.
BAB X
DOKUMEN BUKTI
Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi kesehatan yang dibuat
oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:
1
Materi edukasi
Formulir
Lembar permintaan
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
BAB XI
PENUTUP
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan dalam
pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan AKreditasi Rumah Sakit yang berhubungan
dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan mereka yang
bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan menjadi urusan
(tugas) bagi hampir sleuruh jajaran RS. Yang plaing penting dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah
upaya-upaya pemberdayaan, baik pmeberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun
terhadapa klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung oleh upayaupaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadapa mereka yang paling berpengaruh
terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat
mendukung.membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber daya,
dalam rangka memberdayakan pasien/klien.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut harus dapat
dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang yangbersangkutan.