ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 Januari 2014 pukul 08.30 WIB, di
: Tn. K
Umur
: 84 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Pensiun Veteran
Suku
: Dayak/Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Pendidikan terakhir
: SR/SD
Status pernikahan
: Menikah
Diagnosa medis
59
telapak kaki. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik di IGD dengan mengukur tandatanda vital; TD= 200/90mmHg, N= 80x/menit, RR= 20x/menit, S= 36,6. Dan
terapi yang diberikan adalah:
1) Memasang Oksigen (O2) 4 liter/menit
2) Memasang Infus ditangan kiri Ring. As 20 tetes/menit
3) Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gr vial/IV
4) Injeksi Ketorolac 3 x 30 mg amp/IV
5) Injeksi Micobolamin 2 x 1 amp/IV
6) Injeksi Neurobion 2 x 1 amp/IV
7) Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp/IV
8) Amlodipin 1 x 10 mg tab/Oral
Setelah itu pasien dibawa keruang H untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut. Saat dikaji pada tanggal 18 Januari 2014 hari ke 2 pasien mengatakan sakit
kepala dan pusing yang disersertai nyeri pada kepala sebelah kiri dan terdapat 5
buah jahitan luka robek di kepala bagian temporal dan panjangnya 7 cm, dan
luka lecet dipaha kanan, terdapat luka robek di kulit bagian cruris kanan terdapat 1
buah jahitan dengan panjang 1 cm, luka telapak kaki kanan dekat tumit, kaki
kiri bagian betis bengkak, serta terdapat luka di telapak kaki kiri dekat tumit.
Skala nyerinya 6 (0-10). Pasien saat ini dirawat di ruang H1 dan diberikan terapi:
1) Infus Ring. As drip dengan Neurobion 20 tetes/menit
2) Cefotaxim 2 x 1 gr amp/IV
3) Ranitidine 2 x 1 amp/IV
4) Neurobion 2 x 1 amp/IV
5) Micobolamin 2 x 1 amp/IV
6) Ketorolac 3 x 30mg amp/IV
7) Amlodipin 1 x 5 mg tab/Oral
60
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
= Hubungan
Keluarga
= Tinggal
Serumah
= Meninggal
= Pasien
61
62
dan kekanan. Saraf kranial VII (Fasialis): pasien dapat membedakan rasa manis
dan asin. Saraf kranial VIII (Auditorius): pasien dapat menjawab dengan benar
dimana suara petikan jari perawat kiri dan kanan. Saraf kranial IX
(Glosofaringeus): pasien dapat merasakan rasa asam. Saraf kranial X (Vagus):
pada saat makan pasien dapat mengontrol proses menelan. Saraf kranial XI
(Assesorius): pasien dapat menggerakkan leher dan bahu. Saraf kranial XII
(Hipoglosus): pasien mampu mengeluarkan lidahnya.
Hasil uji koordinasi ekstremitas atas jari ke jari negatif, jari ke hidung
negatif. Ekstremitas bawah tumit ke jempol kaki, uji kestabilan negatif; pasien
tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya, refleks bisep dan trisep kanan dan kiri
postif dengan skala 2. Masalah yang terjadi adalah Gangguan rasa nyaman (nyeri
kepala).
3.1.3.7 Eliminasi Uri (Bladder)
Pada sistem perkemihan, produksi urin 100 ml 2x/hari (saat pengkajian
pasien mengatakan pada malam hari 1 kali dan pada pagi hari 1 kali), warna
kuning kecoklatan, bau khas urin normal (amoniak), kekuatan aliran otot lancar,
pasien tidak menggunakan kateter atau tidak dipasang kateter, tidak ada riwayat
pembedahan saluran kemih, tidak ada keluhan dari pasien mengenai masalah
perkemihan.
3.1.3.8 Eliminasi Alvi (Bowel)
Sistem pencernaan, bibir terlihat tampak lembab, tidak ada lesi. Terdapat
karies pada gigi, gusi terlihat tidak ada peradangan dan perdarahan, lidah berwana
merah muda dan tidak ada peradangan, tidak ada perdarahan pada mukosa, tidak
ada peradangan pada tonsil, tidak ada keluhan nyeri pada tenggorokan saat
menelan. Palpasi abdomen tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan pada
abdomen, bising usus normal. Tidak ada hemoroid pada rectum. Saat pengkajian
pasien mengatakan tidak ada BAB. Tidak ada masalah disistem pencernaan.
3.1.3.9 Tulang-Otot-Integumen (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi bebas, ukuran otot simetris, tidak ada
parese,
paralise,
hemiparese,
krepitasi,
kekakuan,
flasiditas,
spastisitas,
deformitas, peradangan dan patah tulang, pasien mengatakan nyeri pada kepala
akibat luka robek pada kulit temporal sinistra, pada kaki kiri bagain betis terlihat
tampak bengkak dan kebiruan, terdapat perlukaan kulit kepala bagian temporal
63
kiri, kaki kiri dan kanan. Kekuatan otot pada ektremitas atas 5555 5555 ,
ekstremitas bawah 5555 5555. Tulang belakang terlihat tampak normal.
3.1.3.10
Kulit-Rambut
Pada pengkajian pasien tidak ada riwayat alergi, warna kulit normal,
turgor kulit sedang, tekstur halus, kulit tidak ada ulkus, suhu tubuh hangat, bentuk
kuku simetris, kuku terlihat tampak kotor hitam dan panjang, tidak ada lesi tidak
ada jaringan parut, ada satu luka jahitan di bagian temporal kiri. Tektur rambut
halus, dan berwarna putih, distribusi rambut menyeluruh diseluruh kepala. Tidak
ada masalah pada kulit dan rambut.
3.1.3.11
Sistem Penginderaan
Fungsi penglihatan normal, bola mata bergerak normal, visus mata dan
mata kiri normal 6/6, sklera normal/putih, kornea bening. Pasien tidak memakai
kecamata dan tidak keluhan nyeri pada mata. Fungsi pendengaran berkurang,
penciuman normal, hidung simetris, dan tidak ada polip.
3.1.3.12
Leher dan Kelenjar Limfe
Pada saat palapasi leher dan kelenjar limfe tidak teraba massa, tidak ada
jaringan parut tidak teraba kelenjar limfe dan kelenjar tiroid serta mobilitas leher
bebas.
3.1.3.13
Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pasien tidak dikaji.
3.1.4 Pola Fungsi Kesehatan
3.1.4.1 Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit
Pasien dan keluarga mengerti tentang penyakitnya sehingga pasien dan
keluarga merasa pentingnya tindakan keperawatan serta pengobatan medis yang
dilakukan, pasien ingin cepat sembuh dan cepat pulang.
3.1.4.2 Nutrisi dan Metabolisme
Tinggi badan pasien pada saat diukur 152cm, berat badan sebelum sakit 45
kg, berat badan sekarang tidak ada, pasien tidak mampu berdiri karena pusing.
Diet yang diberikan pada klien adalah biasa dengan diet khusus TKTP. klien tidak
ada kesukaran menelan, ada mual akibat pusing.
Tabel 3.1 Pola Nutrisi Pasien
Pola makan sehari-hari
Frekuensi/hari
Porsi
Nafsu Makan
Jenis Makanan
Jenis Minuman
Jumlah
Sesudah Sakit
3 kali sehari
1 porsi
Baik
Nasi, sayur, lauk pauk
The, air putih hangat
600 Ml dari awal masuk
Sebelum Sakit
3 kali sehari
1 porsi
Baik
Nasi, sayur, lauk pauk
Air putih,the
1200 Ml/Hari
64
minuman/cc/24jam
Kebiasaan Makan
ke Rumah Sakit
Menggunakan sendok dan Menggunakan sendok
makan makanan olahan
Keluhan/Masalah
keluarga
Tidak ada
Tidak ada
Pasien
memiliki
65
3.1.6
Pemeriksaan Penunjang
Pada Pemeriksaan laboratorium didapatkan
Tabel 3.2 Pemeriksaan Laboratorium
Jenis pemeriksaan
17 Januari 2014
Nilai Normal
Satuan
WBC
4.96 x 103
RBC
HGB
PLT
4.33 x 106
4.00-10.00
3.50-5.50
/ul
/ul
11.0-16.0
150-400
g/dl
/ul
Glukosa S
12.7
106 x 103
76
< 200
mg/dl
Ureum
39
21-53
mg/dl
66
Hasil EKG dan radiologi pada tanggal 17 Januari 2014 terlampir dalam
status.
3.1.7
Penatalaksanaan Medis
Jumat 17 Januari 2014 terapi yang diberiakan di IGD:
1) Memasang Oksigen (O2) 4 liter/menit
2) Memasang Infus ditangan kiri Ring. As 20 tetes/menit
Indikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi:
gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok
hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
3) Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gr vial/IV
Indikasi: Infeksi saluran napas bawah, saluran kemih, ginekologi, kulit,
tulang, dan rawan sendi, saluran pencernaan dan ssp. Bakterimia dan
septikemi.
4) Injeksi Ketorolac 3 x 30 mg amp/IV
Indikasi: Penatalaksanaan jangka pendek ( 2 hari) terhadap nyeri akut
derajat sedang-berat segera setelah operasi.
5) Injeksi Micobolamin 2 x 1 amp/IV
Indikasi: neuropati perifer dan anemia megaloblastik.
6) Injeksi Neurobion 2 x 1 amp/IV
Indikasi: Untuk pengobatan vitamin B1, B6 dan B12 seperti pada beri-beri
dan polyneuritis. Polineuropati diabetik, pemulihan kesehatan kembali
setelah sakit, terapi penyangga pada hepatitis, polyneuritis akibat
keracunan atau tanpa keracunan, astenia,.
7) Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp/IV
Indikasi: Tukak lambung dan duodenum akut, refluks esofagitis,
hipersecresi pasca bedah.
8) Amlodipin 1 x 10 mg tab/Oral
Indikasi: digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik,
angina vasospastik (angina prinzmental atau variant angina). Dan dapat
diberikan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat
antihipertensi dan antiangina lain.
Sabtu 18 Januari 2014 terapi yang diberikan di ruang H:
1) Infus Ring. As drip dengan Neurobion 20 tetes/menit
Indikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi:
gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok
hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
2) Cefotaxim 2 x 1 gr amp/IV
67
WIRNA
NIM: 2011.C.03a.0271
Pembimbing Akademik,
68
3.2
Analisa Data
ANALISA DATA
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
Trauma Kepala
MASALAH
Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri Kepala)
69
di
bagian
kepala
temporal kiri
Pasien mengeluh kesakitan
Tanda-tanda Vital
TD = 130/70 mmHg, N = 80
x/menit, RR = 20 x/menit,
S = 36o C
Adanya luka hectic- Resiko infeksi
DS:
Pasien
mengatakan
robek
dengan
dikepala
jahitan
di
kulit
terdapat
telapak
kaki
dekat
tumit sinistra.
Ada
pembengkakan
betis kiri
di
ng di kepala dan
kaki
70
tidak
mampu
kulit
terdapat
mobili- sasi
71
telapak
kaki
dekat
Prioritas Masalah
PRIORITAS MASALAH
Tabel 3.4 Tabel Prioritas Masalah
1) Gangguan rasa nyaman (Nyeri kepala) yang berhubungan dengan trauma
kepala.
2) Resiko infeksi yang berhubungan dengan adanya luka hecting di kepala dan
kaki.
3) Resiko terjadi hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan
ketidakmampuan melakukan imobilisasi.