PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang penting, baik di Indonesia maupun Negara
berkembang lainnya. TB paru merupakan salah satu penyakit saluran pernapasan
bagian bawah yang disebabkan basil Mycobacterium tuberculosis.1
Sejak tahun 1992 WHO (World Health Organization) mencanangkan
tuberculosis sebagai penyakit yang termasuk Global Emergency karena jumlah
penderitanya telah mencapai angka yang memprihatinkan.Menurut laporan
WHO tahun 2006, Indonesia masih sebagai Penyumbang TB terbesar nomor 3
didunia setelah negara India dan Cina. Jumlah pasien TB di Indonesia sekitar
10% dari total jumlah pasien TB didunia.2
Sedangkan menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995,
menempatkan TB sebagai penyebab kematian ketiga terbesar setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan, dan merupakan nomor satu
terbesar dalam kelompok penyakit infeksi. Keterbatasan Pemerintah dan
besarnya tantangan TB saat ini memerlukan peran aktif dengan semangat
kemitraan dari berbagai instusi dan semua pihak yang terkait. Adanya dukungan
berbagai pihak, perubahan perilaku masyarakat dan memberdayakan masyarakat
dalam pelaksanaan penanggulangan TB amat diharapkan sehingga keberhasilan
program penanggulangan TB dapat tercapai.3
kinerja
suatu
program
kesehatan
khususnya
dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tentang Kader
Kader adalah siapa saja dari anggota masyarakat yang mau bekerja sama
secara suka rela dan ikhlas, mau dan sanggup menggerakkan masyarakat dalam
kegiatan yang
masalah kesehatan.6
Salah satu pendekatan dalam mengatasi permasalahan kesehatan dapat
dilakukan dengan cara edukatif, inovatif dan motivatif. Pendekatan tersebut dapat
dilakukan melalui kerjasama antara pemerintah dan swasta. Karakteristik dan
struktur sosial masyarakat harus dipahami terlebih dahulu selama melakukan
pendekatan. Salah satu ujung tombak untuk pendekatan ke masyarakat adalah
kader kesehatan, oleh karena mereka berasal dari masyarakat itu sendiri, sehingga
mampu bergerak secara luas dan luwes.6
TBC adalah penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja. Di
Indonesia merupakan penyebab kematian no.2. Setiap tahun ditemukan 582.000
kasus baru dan 259.970 diantaranya mempunyai BTA (+). Dari setiap 100
penduduk, 2-3 orang menderita TBC. Angka kematian tahun 1998 secara nasional
diperkirakan 68 per 100.000 penduduk, angka kematian rata-rata mencapai 24%.
Sedangkan angka penemuan kasus terus meningkat dan tahun 2004 mencapai
51,8% .6
Penyebab penyakit TBC adalah mikrobacterium tuberculosis. Infeksi awal
biasanya berlangsung tanpa gejala. Tes tuberkulin akan memberikan hasil yang
positif 2 10 minggu kemudian. Lesi awal pada paru umumnya akan sembuh
dengan sendirinya tanpa meninggalkan gejala sisa walaupun sangat jarang terjadi.
Hampir 90 95% mereka yang mengalami infeksi awal akan memasuki fase laten
dengan risiko terjadi reaktivasi seumur hidup mereka. Pemberian kemoterapi
preventif yang sempurna dapat mengurangi risiko terjadinya TBC klinis seumur
hidup sebesar 95% dan kemoterapi preventif ini sangat efektif pada penderita
HIV/AIDS. Akibat serius TBC awal sering terjadi pada bayi, dewasa muda, dan
pada orang dengan kelainan imunitas.6
Data yang berkaitan dengan penyakit TBC adalah : 1) data penemuan kasus
TBC baik kasus lama dan baru didasarkan pada pendekatan epidemiologi,
dipisahkan menurut orang(golongan umur, jenis kelamin), waktu(mingguan,
bulanan, tahunan) dan tempat(kelurahan); 2). Data penemuan kasus dengan BTA
(+); 3) data kematian karena kasus TBC (menurut umur dan jenis kelamin); dan 4)
resiko penularan tiap tahun. Sampai dengan tahun 2005 diharapkan angka
kesembuhan minimal 85% dari kasus baru yang ditemukan (70%).6
TBC merupakan penyakit menular, sehingga berpotensi terhadap kejadian
wabah. Faktor-faktor penyebab penularannya adalah: 1) pertumbuhan penduduk
yang tidak memiliki pola tertentu; 2) urbanisasi yang tidak terkontrol dan
terencana; 3) kehidupan penduduk yang berdesakan, 4) pola hidup masyarakat
tidak sehat; 5) status gizi masyarakat buruk; dan 6) imunisasi tidak merata.6
Apabila pengetahuan masyarakat khususnya penderita TBC dapat
diluruskan, maka diharapkan perilaku penderita akan berubah menjadi perilaku
sehat. Diharapkan peningkatan prevalensi dan mortalitas penyakit dapat ditekan
Cara Penularan
Lingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman di wilayah perkotaan
kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas
peningkatan jumlah kasus TB. Proses terjadinya infeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis biasanya secara inhalasi, sehingga TB paru merupakan manifestasi
klinis yang paling sering dibanding organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian
besar, melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya yang
didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang
mengandung basil tahan asam (BTA). Sudah dibuktikan bahwa lingkungan social
ekonomi yang baik, pengobatan teratur dan pengawasan minum obat ketat
berhasil mengurangi angka morbiditas dan mortalitas di Amerika selama tahun
1950-1960.8
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um. Yang
tergolong dalam kuman Mycobacterium tuberculosae complexadalah : 1.)
Mycobacterium tuberculosae, 2.) Varian Asian, 3.) Varian African I, 4.) Varian
10
11
Pemeriksaan
Mikroskopis.
Basil
tahan
asam
akan
2.2.4 Klasifikasi
12
14
penderita
TBC
BTA
(+).
2.
4.
Kategori3:2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:9
1. Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Pengobatan TBC pada anak
Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:
2. 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian
INH +Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan
Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
3. 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan
pertama, kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4
bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan,
dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.
Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:9
TB tidak berat
INH
: 5 mg/kgbb/hari
Rifampisin
: 10 mg/kgbb/hari
: 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin
: 15 mg/kgbb/hari
: 1-2 mg/kgbb/hari (maks.
Dosis prednison
60 mg)
16
17
18
dinyatakan sebagai sikap didasari oleh proses evaluasi dari dalam diri individu,
yang memberikan kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik atau
buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau
tidak suka yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek
sikap. Ekspresi sikap individu tergantung pada berbagai kondisi dan situasi yang
betul-betul bebas dari berbagai bentuk tekanan atau hambatan yang dapat
mengganggu ekspresi sikapnya maka dapat diharapkan bahwa bentuk-bentuk
perilaku yang ditampakkan merupakan ekspresi sikap sebenarnya.10
Sikap terdiri dari 3 komponen yaitu:10
a)
b)
c)
19
b)
Faktor eksternal, yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi manusia. Faktor
ini berupa interaksi sosial di luar kelompok.
merupakan
kompensasi
yang
mengaitkan
gaji
dengan
20
Fungsi utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab dan
dorongan kepada seseorang. Insentif menjamin bahwa karyawan akan
mengarahkan usahanya untuk mencapai suatu tujuan.11
Dengan adanya pemberian insentif karyawan akan mendapat keuntungan
sebagai berikut :11
1)
2)
b. Jenis insentif
Menurut Manullang (1981), tipe insentif ada dua yaitu :11
1. Finansial insentif
Merupakan dorongan yang bersifat keuangan yang bukan saja meliputi gaji
utama.Tetapi juga termasuk gaji tambahan yang diperoleh dari hasil kerjanya.
2. Nonfinansial insentif
Merupakan keadaan pekerjaan yang memuaskan meliputi tempat kerja, jam
kerja, tugas dan rekan kerja.
2.6 Tinjauan Umum Tentang Penyuluhan Kesehatan
2.6.1 Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.12
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
21
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan.12
2.6.2
Sasaran
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok
klinik,
puskesmas,
posyandu,
keluarga
binaan
dan
masyarakat
Materi/pesan
Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya
22
Metode
Menurut metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang
perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan
perilaku atau inovasi.Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap
orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :12
a.
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya.
Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b.
Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
23
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum
maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2.
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok
yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu
metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan. Metode ini
mencakup kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.12
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah
adalah :12
a.
Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi
apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun
dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran.
b.
Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat
24
Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap
hangat di masyarakat. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang
dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok,
curah pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan simulasi.
2.6.5
yang sifatnya massa. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat
pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan
harusdirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya
menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah
umum, pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas
kesehatan, sinetron, tulisan dimajalah atau koran, spanduk, poster dan
sebagainya.12
2.6.6
Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat
25
Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk
dalam media ini adalah brosur,surat edaran,selebaran,lembar balik,tulisan pada
surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.
Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak
26
Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
indera,
penyajian
dapat
dikendalikan
dan
jangkauannya
relatif
besar.Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat
canggih untuk produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan
27
berubah,
memerlukan
keterampilan
penyimpanan
dan
keterampilan
Kerangka Teori
Kader adalah seorang yang karena kecakapannya atau kemampuannya
diangkat, dipilih, atau ditunjuk untuk mengambil peran dalam kegiatan dan
pembinaan posyandu dan telah mendapat pelatihan kesehatan. Para kader itu
seyogyanya
28
Kader TB
Faktor eksternal
Insentif
Jenis
intensif
Tujuan
insentif
Penyuluhan
Sasaran
Faktor internal
Kunjungan
Pengetahuan
Sikap kader
rumah
kader TB
TB
6 tingkatan pengetahuan
Metode
Media
Faktor
mempengaruhi
pengetahuan
29
Independent
Pengetahuan Kader TB
mempengaruhi
kader TB
Sikap Kader TB
menemukan
(+)
Penyuluhan
Kunjungan rumah
Keterangan :
: Variabel independent
: Variabel dependent
30
2.10
Definisi operasional dan kriteria objektif
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah pemahaman kader tentang kriteria pasien suspek dan
BTA (+) terkait dengan bahaya tuberculosis.
Kriteria Objektif
Sangat baik : jika kader TB menjawab 91-100 %
Baik
: jika kader TB menjawab 71-90 %
Cukup
: jika kader TB menjawab dengan benar 51-70 %
Kurang
: jika kader TB menjawab dengan benar 50%
2. Penyuluhan
Penyuluhan adalah kegiatan kader menyampaikan pengetahuan tentang
TB pada pasien maupun keluarga.
Kriteria objektif
Baik
Kurang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
31
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
33
Gamba
r 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Tallo
34
2.
36
3.
4.
5.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
37
sampling yang artinya peneliti menentukan sendiri sampel dan tidak mengambil
secara acak dikarenakan jumlah kader secara keseluruhan 23 orang tetapi kader
yang terlatih hanya 15 orang. Jadi jumlah sampel yang diteliti hanya 15 sampel.
Tabel 5.1.1 Gambaran Faktor Pengetahuan terhadap Keberhasilan Kader
TB dalam Menemukan pasien suspek dan BTA ()
Pengetahuan
Jumlah (n)
Persentase ( %)
Sangat baik
11 orang
47.8
Baik
1 orang
4.3
Cukup
3 orang
13.0
Kurang
Total
15 orang
65.2 %
38
70
Jumla h responden
60
50
40
Column1
30
20
10
Tingkat
stres
0
sangat baik
baik
cukup
kurang
Tingkat penyuluhan
Jumlah (n)
Persentase ( %)
39
Baik
15 orang
Kurang
65,2%
Total
15 orang
65,2 %
60
50
40
Column1
30
20
10
0
baik
kurang
40
Peneliti telah melakukan di kecamatan Tallo untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi kader TB dalam menemukan pasien suspek dan BTA
(+) pada tahun 2012-2013. Jumlah kader dalam penelitian ini 15 orang yang
diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Selanjutnya peneliti
akan membahas variable independen dan variable dependen yang peneliti telah
teliti.
5.2.1 Pengetahuan kader
Berdasarkan hasil penelitian,
faktor
pengetahuan
mempengaruhi
keberhasilan kader TB dalam menemukan pasien suspek dan BTA (+) dapat
dilihat sebagian besar kader telah memiliki tingkat pengetahuan yang sangat baik
yakni sebesar 47,8 % dan kader TB yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik
4,3% serta kader yang memiliki pengetahuan yang cukup yakni sebesar 13,0%.
Menurut Soekidjo Notoadmojo (2007) Pengetahuan merupakan suatu hasil
tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Pengetahuan terdiri dari enam tingkatan pengetahuan yaitu tahu,
memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.10
Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat
antara pengetahuan dengan kinerja kader TB dalam menemukan kasus baru BTA
(+). Pengetahuan juga faktor dominan yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang apabila pengetahuan yang dimiliki seseorang terhadap suatu
pekerjaan baik, maka akan menghasilkan tingkat kinerja yang baik. Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu.10,12
5.2.2 Penyuluhan Kader
41
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan mengenai faktor-faktor
42
Saran
1. Pemerintah seharusnya lebih memberdayakan kader-kader terlatih untuk
membantu menemukan pasien suspek dan BTA ().
2. Lebih ditingkatkan pelatihan atau pengembangan kemampuan menemukan
kader unuk mempertahakan kinerja kader.
3. Seharusnya kader lebih mengefisienkan menggunakan media untuk
melakukan penyuluhan baik itu media elektronik maupun media non
elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Tbindonesia.
2011.
artikel
obat
tuberkulosis.http://artikel-obat-
Depkes
RI.
2011.Laporan
Perkembangan
Pencapaian
Tujuan
4.
BBKPM Makassar.
2010.
Rekam
medik
2010
6.
7.
LKC-DD.2011.
Berbagi
Sehat
dengan
Menjadi
Kader
TB.
http://lkc.eramuslim.com/wp/berbagi-sehat-dengan-menjadi-kader-tb.
Diakses 25 mei 2011
8.
9.
Sudoyo, Aru W. 2009. Tuberkulosis paru : buku ajar ilmu penyakit dalam.
Edisi V jilid III. Jakarta : Balai Pustaka FK UI
10.
11.
12.
Dumbela, Ali. 2011. Studi Penemuan Kasus Baru TB Paru BTA positif.
Gorontalo
13.
44
14.
45