(Child Abuse)
(10.321.0731)(A4-B)
(10.321.0732)(A4-B)
(10.321.0735) (A4-B)
(10.321.0744) (A4-B)
(10.321.0746) (A4-B)
(10.321.0750) (A4-B)
(10.321.0754) (A4-B)
8. Ni Kadek Netiari
(10.321.0763) (A4-B)
(10.321.0769) (A4-B)
(10.321.0776) (A4-B)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
Beliaulah penulis dapat menyelesaikan paper yang bertemakan Perlakuan Salah Pada Anak
(Child Abuse) tepat pada waktu.
Berbagai bantuan berupa bimbingan, perhatian dan dorongan sungguh berarti dan
berharga bagi penulis dalam penyusunan paper ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
paper ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil paper ini jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca demi
kesempurnaan tulisan ini. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
(Penulis)
BAB I
PENDAHULUAN
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
memperlakukan anak-anak yang seharusnya diposisikan sebagai amanat Tuhan. Amanat dariNya itu seharusnya dijaga, dilindungi, atau diberi pendidikan agar mereka dapat menjalani
masa depan dengan bekal yang cukup. Perlakuan salah terhadap anak (child abuse) itu dapat
berbentuk kekerasan fisik dan psikis berupa perlakuan yang tidak mencerminkan kasih
saying. Child Abuse adalah tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak
optimal lagi. Selain itu Child Abuse dapat diartikan perlakuan salah terhadap fisik dan emosi
anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga penyalahgunaan seksual. Sumber
lain mengartikan Child Abuse adalah penganiayaan, penelantaran dan eksploitasi terhadap
anak, dimana ini adalah hasil dari perilaku manusia yang keliru terhadap anak.
2.2
b. Physical Abuse
Physical abuse adalah penganiayaan fisik ketika anak-anak mendapatkan luka atau
terluka oleh karena tindakan orang tua atau orang lain. Cedera yang dialami oleh
seorang anak bukan karena kecelakaan atau tindakan yang dapat menyebabkan cedera
serius pada anak, atau dapat juga diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh
pengasuh sehingga mencederai anak. Biasanya berupa luka memar, luka bakar atau
cedera di kepala atau lengan.
Indikator fisik luka memar, gigitan manusia, patah tulang, rambut yang
tercabut, cakaran
d. Sexual Abuse
Termasuk menggunakan anak untuk tindakan sexual, mengambil gambar pornografi
anak-anak, atau aktifitas sexual lainnya kepada anak.
Indikator fisik kesulitan untuk berjalan atau duduk, adanya noda atau darah
di baju dalam, nyeri atau gatal di area genital, memar atau perdarahan di area
genital/ rektal, berpenyakit kelamin.
2.3
cenderung
akan
melawan
bila
dibandingkan
dengan
anak
bertemperamen lemah.
d) Tingkah laku berbeda, yaitu anak memiliki tingkah laku yang tidak sewajarnya
dan berbeda dengan anak lain. Misalnya anak berperilaku dan bertingkah aneh
di dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya.
e) Anak angkat, anak angkat cenderung mendapatkan perlakuan kasar
disebabkan orangtua menganggap bahwa anak angkat bukanlah buah hati dari
hasil perkawinan sendiri, sehingga secara naluriah tidak ada hubungan
emosional yang kuat antara anak angkat dan orang tua.
2. Stress keluarga
a) Kemiskinan dan pengangguran, kedua faktor ini merupakan faktor terkuat
yang menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak, sebab kedua faktor ini
berhubungan kuat dengan kelangsungan hidup. Sehingga apapun akan
dilakukan oleh orangtua terutama demi mencukupi kebutuhan hidupnya
termasuk harus mengorbankan keluarga.
b) Mobilitas, isolasi, dan perumahan tidak memadai, ketiga faktor ini juga
berpengaruh besar terhadap terjadinya kekerasan pada anak, sebab lingkungan
sekitarlah yang menjadi faktor terbesar dalam membentuk kepribadian dan
tingkah laku anak.
c) Perceraian, perceraian mengakibatkan stress pada anak, sebab anak akan
kehilangan kasih sayang dari kedua orangtua.
d) Anak yang tidak diharapkan, hal ini juga akan mengakibatkan munculnya
perilaku kekerasan pada anak, sebab anak tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh orangtua, misalnya kekurangan fisik, lemah mental, dsb
3. stres berasal dari orang tua
a) Rendah diri, anak dengan rendah diri akan sering mendapatkan kekerasan,
sebab anak selalu merasa dirinya tidak berguna dan selalu mengecewakan
orang lain.
b) Waktu kecil mendapat perlakuan salah, orangtua yang mengalami perlakuan
salah pada masa kecil akan melakuakan hal yang sama terhadap orang lain
atau anaknya sebagai bentuk pelampiasan atas kejadian yang pernah
dialaminya.
c) Harapan pada anak yang tidak realistis, harapan yang tidak realistis akan
membuat orangtua mengalami stress berat sehingga ketika tidak mampu
memenuhi memenuhi kebutuhan anak, orangtua cenderung menjadikan anak
sebagai pelampiasan kekesalannya dengan melakukan tindakan kekerasan.
2.4
2.5
Dampak fisik: Memar, luka, patah tulang terutama di daerah rusuk dan gangguangangguan di bagian tubuh lain seperti kepala, perut, pinggul, kelak di usia selanjutnya.
Dampak emosi:
-
Pahami perkembangan anak. Di usia 5 hingag 8 tahun, anak sedang berada pad
atahap ingin menunjukkan kemampuan, mereka ingin berekreasi. Tidak semua
tindakan anak merupakan kenakalan, mereka tidak tahu bahwa tingkah
lakunya salah atau kurang tepat.
Tumbuhkan kemabli rasa percaya diri anak. Terimalah apa yang mereka
lakukan dengan tidak lupa memberitahu tindakan apa yang seharusnya
dilakukan.
Bila orang tua bukan pelaku kekerasan, yakinkan anak bahwa ia sangat
dicintai.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Child abuse merupakan kesalahan atau kesemenaan memperlakukan anak-anak yang
seharusnya diposisikan sebagai amanat Tuhan. Child Abuse adalah tindakan yang
mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak optimal lagi. Perlakuan salah terhadap
anak bisa dipicu oleh beberapa tekanan dalam keluarga (family stress), di antaranya berasal
dari anak, orangtua, dan situasi. Bentuk perlakuan salah terhadap anak atau child abuse antara
lain adalah penganiayaan fisik, kelainan, penganiayaan emosional, dan penganiayaan seksual.