Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring
perkembangan
zaman,
kemajuan
teknologi
di
ikuti
dengan
akan
menyebabkan
kerusakan
ekologi.
Di
Indonesia,
berjumlah
cukup
besar.
Selain itu,
yang
model
penanganan sampah yang selama ini diterapkan dianggap tidak layak karena
biasanya hanya ditangani dengan penimbunan sampah
di tanah lapang
2
1. Proses biologis menghasilkan gas-bio yang kemudian dibakar untuk
menghasilkan
tenaga
yang
akan
menggerakkan
motor
yang
steam
yang
kemudian
digunakan
untuk
BAB II
PROSES KONVERSI TERMAL
Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu:
Insinerasi
Proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya
sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan
oksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan bahan
organik
(H
dan
C)
dalam
sampah
akan
dikonversi
menjadi
gas
Pirolisa
Proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiran
oksigen. Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi,
molekul-molekul organik yang berukuran besar akan terurai menjadi
molekul organik yang kecil dan lebih sederhana. Hasil pirolisa dapat
berupa tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char, dan produk gas.
Pyrolysis dilakukan di dalam sebuah pengurangan atmosfer (hampa
udara) pada temperatur hingga 8000C. Di dalam proses pyrolysis, limbah
plastik mampu diubah menjadi feedstock petrokimia, seperti nafta, liquid
dan wax- seperti hidrokarbon dan gas. Teknik pyrolysis telah digunakan
sejak awal tahun 1930 di Jerman untuk peningkatan residu hidrogenasi
yang diperoleh dari pencairan/pelelehan batu bara (coal liquefaction).
Pyrolysis adalah sebuah metode sempurna untuk mendaur ulang material
heterogen seperti limbah yang telah bercampur atau residu potongan
PLTSa | Teknik Tenaga Listrik
4
otomotif. Perusakan termal dari limbah plastik telah dilakukan pada skala
industri oleh BASF di Jerman. Karena adanya fakta yang menunjukkan
bahwa prosesnya fleksibel dan desainnya sederhana, maka daur ulang
pyrolysis tepat digunakan secara ekonomis. Pyrolysis limbah plastik
dilakukan menggunakan sebuah kiln (dapur) yang
memberikan efisiensi panas tinggi sekitar 75-85%. Metode pyrolysis
dapat merubah limbah plastik menjadi minyak pyrolytic dan padatan
kokas.
Gasifikasi
Proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas. Gasifikasi
melibatkan proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna
pada temperatur yang relatif tinggi (sekitar 900-1100 C). Seperti
PLTSa | Teknik Tenaga Listrik
5
halnya pirolisa, proses gasifikasi menghasilkan gas yang dapat dibakar
dengan nilai kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.
6
sintetis. Proses gasifikasi juga menghasilkan reduksi utama pada
volume input limbah & dust rata-rata- 75%.
Teknologi SWGCC
Gasifikasi sampah padat pada prinsipnya adalah suatu proses
perubahan material padat menjadi gas yang mudah terbakar. Proses
ini melalui beberapa proses kimia dalam reaktor gasifikasi (gasifier).
Mula-mula sampah yang sudah diproses secara fisis diumpankan ke
dalam reaktor dan akan mengalami proses pemanasan sampai
temperatur reaksi serta mengalami proses pirolisa (menjadi bara api).
Kecuali bahan pengotor, sampah bersama-sama dengan oksigen
dikonversikan menjadi hidrogen, karbon monoksida dan methana.
Proses gasifikasi sampah berdasarkan sistem reaksinya dapat dibagi
menjadi empat macam yaitu : fixed bed,
fluidized bed, entrained flowdan molten iron bath. Dalam fixed bed,
sampah padat yang telah di proses menjadi material yang berukuran
kecil berupa serbuk yang berukuran antara 3 - 30 mm diumpankan
dari atas reaktor dan akan menumpuk karena gaya beratnya. Uap dan
udara (O2) dihembuskan dari bawah berlawanan dengan masukan
serbuk tersebut akan bereaksi membentuk gas. Reaktor tipe ini dalam
prakteknya mempunyai beberapa modifikasi diantaranya adalah
proses Lurgi, British Gas dan KILnGas. Sedangkan proses yang
menggunakan prinsip fluidized bed adalah High - Temperature Winkler,
Kellog Rust Westinghouse dan U-gas. Dalam fluidized bed gaya dorong
dari uap dan O2 akan setimbang dengan gaya gravitasi sehingga
serbuk sampah dalam keadaan mengambang pada saat terjadi proses
gasifikasi. Serbuk sampah yang digunakan lebih halus dan berukuran
antara 1 - 5 mm. Dalam entrained flow serbuk sampah yang
berukuran 0.1 mm dicampur dengan uap dan O2 sebelum diumpankan
ke dalam reaktor.
Proses ini telah digunakan untuk memproduksi gas sintetis dengan
nama proses Koppers-Totzek. Proses yang sejenis kemudian muncul
seperti proses PRENFLO, Shell, Texaco dan DOW. Proses molten iron
bath merupakan pengembangan dalam proses industri baja. Serbuk
batubara diumpankan ke dalam reaktor bersama-sama dengan kapur
PLTSa | Teknik Tenaga Listrik
7
dan O2. Kecuali proses molten iron bath semua proses telah digunakan
untuk keperluan pembangkit listrik. Saat ini teknologi IGCC sedang
dikembangkan di seluruh dunia, seperti : Jepang, Belanda, Amerika
Serikat dan Spanyol. Di samping proses gasifikasi yang terus
mengalami perbaikan, gas turbin jenis baru juga terus dikembangkan.
Temperatur masukan gas turbin yang tinggi akan dapat menaikkan
efisiensi dan ini dapat dicapai dengan penggunaan material baru dan
perbaikan sistem pendinginnya.
Prinsip kerja dari SWGCC merupakan perpaduan teknologi gasifikasi
dan pirolisis sampah padat serta proses pembangkitan uap. Gas hasil
gasifikasi
batubara
mengalami
proses
pembersihan
sulfur
dan
nitrogen. Sulfur yang masih dalam bentuk H2S dan nitrogen dalam
bentuk NH3 lebih mudah dibersihkan sebelum dibakar dari pada sudah
dalam bentuk oksida dalam gas buang. Sedangkan abu dibersihkan
dalam reaktor gasifikasi. Gas yang sudah bersih ini dibakar di ruang
bakar dan kemudian gas hasil pembakaran disalurkan ke dalam turbin
gas untuk menggerakkan generator. Gas buang dari turbin gas
dimanfaatkan dengan menggunakan HRSG (Heat
Recovery Steam Generator) untuk membangkitkan uap. Uap dari
HRSG (setelah turbin gas) digabungkan dengan uap dari HRSG
(setelah reaktor gasifikasi) digunakan untuk menggerakkan turbin uap
yang akan menggerakkan generator.
PLTSa menggunakan proses konversi Thermal dalam mengolah sampah
menjadi energy. Proses kerja tersebut dilakukan dalam beberapa tahap
yaitu:
1. Pemilahan dan penyimpanan sampah
Limbah
sampah
akan
dikumpulkan
pada
suatu
tempat
yang
8
dalam
Pembakaran sampah
yang
pembakaran
dipakai
dalam
sampah.
Panas
memanaskan
ini
akan
boiler
berasal
memanaskan
boiler
dari
dan
jaringan listrik milik PLN. Dari proses diatas dengan jumlah sampah
yang berkisar 500-700 ton tiap harinya dapat diolah menjadi sumber
energi berupa listrik sebesar 7 Megawatt
10
BAB III
PROSES KONVERSI BIOLOGIS
Proses konversi biologis dapat dilakukan secara anaerobik (biogas)
atau tanah urug (landfill). Biogas adalah teknologi konversi biomassa
(sampah) menjadi gas dengan bantuan mikroba anaerob. Proses
biogas menghasilkan gas yang kaya akan methane dan slurry.
PLTSa | Teknik Tenaga Listrik
11
Konsep landfill ialah sebuah konsep landfill modern yang di dalamnya
terdapat suatu sistem pengolahan produk buangan yang baik dengan
cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam lahan landfill, limbah
organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah menjadi
senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini berinteraksi
dengan air yang dikandung oleh limbah dan air hujan yang masuk ke
dalam tanah dan membentuk bahan cair yang disebut lindi (leachate).
12
Sistem pengambilan gas hasil biasanya terdiri dari sejumlah sumursumur dalam pipa-pipa yang dipasang lateral dan dihubungkan
dengan pompa vakum sentral. Selain itu terdapat juga sistem
pengambilan gas dengan pompa desentralisasi.
tangga,
kompleks
perumahan,
dan
pasar-pasar
13
yang memang bertugas untuk mengangkut sampah-sampah
organik ini yang kemudian akan dibawa ke TPA dan kemudian
diproses .
Sampah organik non-biodegradasi (baik basah maupun kering),
contoh: plastik dan kayu. Pihak pengelola TPA juga melakukan
kerjasama
dengan
mengumpulkan
para
pemulung
sampah-sampah
untuk
membantu
non-organik,
khususnya
pemisahan
dimasukkan
ke
diatas,
dalam
maka
mesin
sampah
pencacah
selanjutnya
(shreder)
untuk
bagi
lingkungan
(karena
gas
ini
mudah
terbakar).
bakteri
EM4
yang
tipenya
sama
dengan
bakteri
yang
menghasilkan landfill gas dan sewage gas. Bakteri ini juga berfungsi
untuk mengurangi bau busuk yang ditimbulkan oleh sampah.
Penguraian oleh bakteri biasanya akan menghasilkan bio gas dan
membutuhkan waktu antara 1 sampai 2 minggu serta kontrol yang
baik untuk menjamin kesempurnaan proses sanitasi. Sisa padat dari
proses ini dapat digunakan sebagai bahan baku pupuku berkualitas
PLTSa | Teknik Tenaga Listrik
14
tinggi dengan menerapkan teknologi pengolahan kompos lanjutan.
Sedangkan sisa air hasil proses dapat diolah kembali atau langsung
disalurkan kembali ke awal proses. Dengan teknologi ini, maka volume
sampah dapat berkurang menjadi 10%-15% dari volume awal.
4. Moisture Sparator
Dari landfill gas dialirkan melalui pipa-pipa HDPE (High Density
Polyethylene) menuju ke pembangkit listrik, tetapi sebelumnya gas
melalui Moisture Sparetor yang berfungsi untuk memisahahkan cairan
lindi dengan gas.
5. Blower
Untuk menangani tekanan gas yang rendah digunakan kombinasi
sistem kompressi dan cooler, maka pada blower ini selain untuk
mengisap LFG dari Moisture Sparator, gas ditekan dan didinginkan
untuk langkah awal.
6. Refrigerant Chiller
Pada prinsipnya, refrigerant chiller digunakan untuk mendinginkan Gas
Landfill (LFG) yang kemudian masuk ke kondensat.
Chiller, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan fluida
sampai pada temperature yang rendah. Temperature fluida hasil
pendinginan didalam chiller yang lebih rendah bila dibandingkan
dengan fluida pendinginan yang dilakukan dengan pendingin air.
Untuk chiller ini media pendingin biasanya digunakan amoniak atau
Freon.
7. Kondensor
Kondensor, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap
atau campuran uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media
pendingin yang dipakai biasanya air atau udara. Uap atau campuran
uap akan melepaskan panas atent kepada pendingin, dalam kasus LFG
ini maka uap dimasukkan kedalam kondensor, lalu diembunkan
menjadi kondensat.
15
Dengan seluruh proses di atas maka volume sampah dapat berkurang
sampai 80%. Gas yang dihasilkan (biogas gas, methane gas, dan
synthetic gas) selanjutnya dapat menjadi bahan bakar (gas engine)
mesin pembangkit listrik. Adapun kelebihan suplai gas ke generator
akan disalurkan ke Flare-Stack untuk dibakar guna mengurangi emisi
dari gas Methane menjadi karbondioksida.
8. Kualitas Emisi Gas Buang
Buangan gas dengan teknologi ini memiliki emisi yang sangat rendah
dan ramah lingkungan. Buangan gas ini memiliki emisi yang rendah
karena telah mengalami berbagai macam proses penyaringan dan
pengurangan emisi.
BAB IV
PENUTUP
Tujuan suatu sitem pemanfaatan sampah ialah dengan mengkonversi
sampah tersebut menjadi bahan yang berguna secara efisien dan ekonomis
dengan dampak lingkungan yang minimal. Untuk melakukan pemilihan alur
konversi sampah diperlukan adanya informasi tentang karakter sampah,
PLTSa | Teknik Tenaga Listrik
16
karakter teknis teknologi konversi yang ada, karakter pasar dari produk
pengolahan, implikasi lingkungan dan sistem, persyaratan lingkungan, dan
yang pasti: keekonomian.
17
Schematic of PLTSa
LAMPIRAN
PLTSa BANTAR GEBANG
18
19
20
21
22
23
Daftar Pustaka
1. Okaya, Y., 1997, Development of new Technique for Reprocessing of
Waste Plastic
Materials, Technical report, pp.1-3.
2. AEEMTRC (1996). Biomass-Fuel of The Past and for The Future, Effergy,
Vol.2, No.1.
3. J. Woods and
D.O.
Hall,
Bioenergy
for
Development,
FAO
24