Anda di halaman 1dari 9

askeb-MYOMA UTERI

Posted on Maret 30, 2009 by ayurai

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal adalah denga menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI). Mortalitas dan Mobiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah di negara berkembang. Kebutuhan
reproduksi pria dan wanita sangat vital bagi pembangunan sosial dan pengembangan SDM. Pelayanan kesehatan
tersebut dinyatakan sebagai bagian integral dan pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat
(Saifuddin, 2002).
Salahs atu penyakit sistem reproduksi wanita sejenis tumor yang paling sering ditemukan adalah mioma uteri. Mioma
Uteri adalah Neo Plasma jinak berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam
kepustakaan dikenal jiga istilah Fibronoma, leimioma ataupoun Fibrid (Saiufuddin, 1999).
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang
berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche. Setelah
menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Di Indonesia, mioma uteri ditemukan 2.39% 11.7%
pada semua penderita ginekologi yang dirawat (Saifuddin, 1999).
Bila mioma uteri bertambah besar pada masa post menopause harus dipikirkan kemungkinan terjadinya degenerasi
maligna (sarcoma) (Sastrawinata, 1988).
Dengan pertumbuhan mioma dapat mencapai berat lebih dari 5 kg. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita
berumur 20 tahun, paling banyak berumur 35 45 tahun (25%). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan
waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinja, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Mioma
uteri ini lebih sering didapati pada wanita nulipara atau yang kurang subur (Saifuddin, 1999).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan kesehatan reproduksi yaitu mioma
uteri.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan mioma uteri.
1.2.2.2 Mahasiswa mampu melakukan analisa data pada ibu dengan mioma uteri.
1.2.2.3 Mahasiswa mampu membuat perencanaan tindakan pada ibu dengan mioma uteri.
1.2.2.4 Mahasiswa mampu melakukan rencana rencana yang telah disusun pada ibu dengan mioma uteri.
1.2.2.5 Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan kepada ibu dengan mioma uteri.
1.2.2.6 Mahasiswa mampu mendekomentasi Asuhan Kebidanan pada ibu dengan mioma uteri.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi jaringan ikat. Nama lain : Leimioma Uteri dan
Fibroma Uteri (Manuaba, 2001).
Mioma uteri adalah Neoplasma jinak berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam
kepustakaan dikenal juga istilah Fibromioma, Leimioma ataupun Fibroid (Saifuddin, 1999).
2.1.1 Penyebab
Etiologi belum jelas tetapi asalnya disangka dan sel-sel otot yang belum matang.
2.1.1.1 Faktor-faktor yang berpengaruh
1. Tak pernah dijumpai sebelum menarche
2. Atropi setelah menopause
3. Cepat membesar saat hamil

4. Sebagian besar masa reproduksi


(Manuaba, 2001)
2.1.1.2 Nulipara
2.1.1.3 Keturunan
(Saifuddin, 1999)
2.1.2 Jenis-jenis Mioma Uteri
2.1.2.1 Mioma Submokosum
Angka kejadian 5%. Berada di bawah endometrium dan menonjol kedalam rongga uterus. Paling sering
menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi walaupun ukurannya kecil. Adanya
mioma submukosa dapat dirasakan sebagai suatu Curet Bump (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadinya
degenerasi sarkoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol
melalui vagina, disebut sebagai mioma submukosa bertungkai yang dapat menimbulkan Myomgeburt sering
mengalami nekrose atau ulserasi (Sastrawinata, 1988).
2.1.2.2 Mioma Intramural
Mioma terdapat didinding uterus diantara serabut miometrium. Kalau besar atau multiple dapat menyebabkan
pembesaran uterus dan berbenjol-benjol (Sastrawinata, 1988).
(Saifuddin, 1999).
2.1.2.3 Mioma Subserosum
Letaknya di bawah tunika serosa, kadang-kadang vena yang ada dipermukaan pecah dan menyebabkan perdarahan
intra abdominal. Dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi Mioma Intra Ligamenter. Dapat
tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligametrium atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari
uterus, sehingga disebut Wedering/Parasitik Fibroid. Mioma subserosa yang bertangkan dapat menimbulkan torsi
(Saifuddin, 1999).
2.1.3 Perubahan Sekunder Mioma
2.1.3.1 Atrofi
Setelah menopause ataupunb sesudah mioma uteri menjadi kecil.
2.1.3.2 Degenerasi Hialin
Sering terjadi pada penderita usia lanjut. Tumor kehilangan struktu aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi
sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari
kelompok lainnya.
Jaringan ikat bertambah, berwarna putih keras, disebut juga sebagian mioma uteri.
2.1.3.3 Degenerasi Kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruanganruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan lime
sehingga menyerupai Limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium
atau suatu kehamilan.
2.1.3.4 Degenerasi Membaku (Cakireus Degeneration)
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut. Oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya
pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto
rontgen. Terdapat timbunan kalsium pada mioma uteri padat dan keras berwarna putih.
2.1.3.5 Degenerasi Merah (Caineous Degeneration)
Biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis : diperkirakan karena suatu nekrosis sub akut sebagai
gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah
disebabkan oleh pigmen hemosiserin dan hemofifusi. Degenrasi merah nampak khas apabila terjadi kehamilan muda
diserta emisis, haus, sedikit demam, kesakitan tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.
1. Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma.
2. Aliran darah tidak seimbang
3. Edema sekitar tungkai

4. Tekanan hamil
2.1.3.6 Degenarasi Lemak
Jarang terjadi merupakan kelanjutan degenerasi hialin. Pada kasus-kasus lain mungkin disebabkan karena tumornya
merupakan variasi campuran.
2.1.3.7 Degenerasi Sarcomateus
Jarang terjadi.
2.1.3.8 Infeksi dan Suppurasi
Banyak terjadi pada jenis submukosa oleh karrena adanya Ulcerasi.
2.1.3.9 Terjadi kekurangan darah menimbulkan
1. Nekrosis
2. Pembentukan Trombus
3. Bendungan darah dalam mioma
4. Warna merah hemosiderin/hemofuksin
(Manuaba, 2001)
2.1.4 Tanda dan Gejala
2.1.4.1 Faktor yang menimbulkan gejala klinik
1. Besarnya mioma uteri
2. Lokasi mioma uteri
3. Perubahan pada mioma uteri (Manuaba, 2001).
2.1.4.2 Perdarahan Abnormal
1. Hipermenore
2. Menorargia
3. Metrorargia
4. Menometrorargia
Yang sering menyebabkan perdarahan adalah jenis submukosa sebagai akibat pecahnya pembuluh darah.
Perdarahan oleh mioma dapat menimbulkan amenia yang berat.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan antara lain :
1. Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia Endometrium sampai Adeno Karsinoma Endometrim.
2. Permukaan Endometrium yang lebih luas dari biasa
3. Atrofi Endometrium diatas Mioma Nibmukosur
4. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga
tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik (Saifuddin, 1999).
2.1.4.3 Nyeri
Timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang diserta nekrosis setempat dan peradangan.
1. Torsi bertungkai
2. Infeksi pada mioma
2.1.4.4 Gejala dan Tanda Penekanan
Gejala ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri :
1. Pada uretra menyebabkan retensio urin
2. Pada pembuluh darah dan limfe dipinggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
2.1.4.5 Infertilitas dan Abortus
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstitialis submukosum juga
memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus.
2.1.4.6 Gejala-gejala Skunder
1. Anemia
2. Lemah
3. Pusing-pusing
4. Sesak nafas

5. Fibroid Heat, sejenis degenerasi myocard, yang dulu disangka berhubungan dengan adanya mioma uteri.
Sekarang anggapan ini disangkal.
6. Erytbaru Cytosis pada mioma yang besar.
2.1.5 Komplikasi
2.1.5.1 Degenerasi Ganas
Leimioma sarkoma 0.32 0.6% dan seluruh mioma merupakan 50 57% dari semua sarkoma uterus. Keganasan
umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologik uterus yang telah diangkat.
2.1.5.2 Tasi (Putaran Tungkai)
Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi.
2.1.5.3 Nekrosis dan Infeksi
Terjadi karena gangguan sirkulasi darah padanya.
2.1.6 Mioma Uteri dan Kehamilan
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan infertilitas. Risiko abortus berpengaruh karena
distorsi rongga uterus, khususnya pada mioma submukosa, letak janin menghalangi kemajuan persalinan karena
letaknya pada servik uterus menyebabklan inersia maupun atonia uterus, sehingga menyebabkan perdarahan pada
persalinan plasenta sukar lepas dari dasarnya dan mengganggu proses involusi dalam nifas.
2.1.7 Dasar Diagnosis
2.1.7.1 Gejala Klinik
1. Infertilisasi
2. Perdarahan abnormal
3. Gejala pendesakan abnomen bagian bawah
2.1.7.2 Pemeriksaan Ginekologis
1. Dijumpai kebetulan karena tanpa gejala
2. Hasil pemeriksaan dalam diikuti > 10 cm/USG
(Manuaba, 2001).
2.1.8 Penanganan
2.1.8.1 55% dan semua mioma tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun, terutama bila :
1. Tanpa keluhan
2. Menjelang menopause
3. Besar mioma < 12 minggu kehamilan
Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3 6 bulan. Apabila terlihat adanya suatu
perubahan yang berbahaya dapat terdeteksi dengan cepat dan dapat dilakukan tindakan segera.
2.1.8.2 Dalam decade terakhir ini ada usaha mengobati mioma uterus dengan Gurh Agonis (Gurha) selama 16
minggu
2.1.8.3 Pengobatan Operatif
1. Miometomi (Enukliasi Mioma)
Adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
2. Histerektomi
Adalah pengangkatan uterus yang umumnya merupakan tindakan terpilih.
2.1.8.4 Keadaan khusus tidak operasi/menjelang menopause
1. Radiasi
2. Pasangan radium
3. Hormonal anti estrogen/Tapro 5 (Saifuddin, 1999)
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Mioma Uteri
2.2.1 Pengkajian Data Subyektif
2.2.1.1 Identitas
Nama, umur, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, no. register, no. telepon.
2.2.1.2 Anamnesa

Tanggal dan jam dilakukan anamnesa


2.2.1.3 Status Perkawinan
Kawin/tidak, usia pertama kali menikah, lamanya menikah, berapa kali menikah.
2.2.1.4 Keluhan Utama
Ibu biasanya mengeluh adanya perdarahan yang abnormal : hipermenore, menorargia, metrorargia,
menometorargia. Mengeluh nyeri pada perut, retensio ufing, poli uri, edema pada tungkai dan pusing.
2.2.1.5 Riwayat Menstruasi
1. Menarche
2. Siklus : tidak teratur
3. Lamanya haid : 7 8 hari
4. Banyaknya : 3 4 pembalut/hari
5. Warna darah : merah kehitaman kadang bergumpal
6. Dismenore : ya, pada saat sebelum, selama maupun setelah haid
7. Flor albus : kadang-kadang terdapat flour albus
8. HPHT
2.2.1.6 Riwayat Obstetris
No. Kehamilan Persalinan Nifas Anak KB Ket.
Suami UK Penyu
lit Jenis Peno
long Penyu
lit Jenis BB/PB H M Laktasi
2.2.1.7 Riwayat Kesehatan Klien
Jantung, DM, TBC, Hepatitis, Ginjal, Asma, (tidak ada). Biasanya mengalami gangguan dalam siklus haid seperti
Hipermenore, Menorargia, Metrorargia, Menometrorargia.
2.2.1.8 Riwayat Kesehatan Keluarga
Jantung, DM, TBC, Hepatitis, Ginjal, Asma, (tidak ada). Biasanya dalam keluarga terdapat salah satu anggota
keluarga yang menderita sakit yang sama seperti tumor.
2.2.1.9 Pola Aktivitas Sehari-hari
Pola nutrisi, pola eliminasi : nyeri pada saat BAK, poli uri, retensi urine, pola istirahat : pola aktivitas, pola spritual,
pola hubungan seksual.
2.2.2 Data Obyektif
2.2.2.1 Keadaan Umum
2.2.2.2 Kesadaran
2.2.2.3 Tanda-tanda Vital
Tekanan darah, nadi, suhu, berat badan, tinggi badan
2.2.2.4 Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan muka : tidak ada masalah
2. Mata : kalau perdarahan banyak biasanya konjungtiva pucat, sklera putih.
3. Telinga : tidak terdapat masalah
4. Hidung : tidak terdapat masalah
5. Mulut dan Gigi : tidak terdapat masalah
6. Leher : tidak terdapat masalah
7. Dada : biasanya terdapat sesak nafas karena pembesaran mioma menekan diafragma
8. Abdomen : terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah, teraba massa pada uterus
9. Genetalia : adanya keluaran darah
10. Anus : timbul rasa sakit saat defekasi
11. Ekstremitas : atas : kadang terdapat oedem
bawah : kadang terdapat edema tungkai

2.2.2.5 Pemeriksaan Dalam


Teraba massa pada uterus dan terdapat nyeri tekan.
2.2.2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. Biopsi
3. Hb
2.2.3 Assement
2.2.3.1 Diagnosa
Mioma uteri.
2.2.4 Planning
1. Mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun terutama bila :
2. Penggunaan Gurt Agonis (Gurha) selama 16 minggu
3. Miomektomi
4. Histerektomi
5. Radiasi
6. Pasangan radium
7. Hormonal anti estrogen/Tapros
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data Subyektif
3.1.1 Identitas
Nama : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 42 tahun Umur : 48 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sby Alamat : Sby
No. Reg : No. Reg : No. Telp : - No. Telp : 3.1.2 Anamnesa
Tanggal : 19 Januari 2006
Jam : 11.00 WIB
Oleh : Mahasiswa
3.1.2.1 Status Perkawinan
Kawin : ya
Berapa lama : 23 tahun
Usia perkawinan : 19 tahun
Berapa kali menikah : 1 kali
3.1.2.2 Keluhan Utama
Ibu merasa nyeri di perut sejak 8 tahun yang lalu.
3.1.2.3 Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 13 tahun
2. Siklus : 28 hari
3. Lamanya : 5 hari
4. Banyaknya : 3 x/sehari
5. Warna darah : merah
6. Sifat darah : encer

7. Dismenore : ya
8. Teratur/tidak : tidak teratur
9. Flour albus : tidak
10. HPHT : 09 Oktober 2006
3.1.2.4 Riwayat Obstetri
No. Kehamilan Persalinan Nifas Anak KB Ket.
Suami UK Penyu
lit Jenis Peno
long Penyu
lit Jenis BB/PB H M Laktasi
3.1.2.5 Riwayat Kesehatan Klien
1. Jantung : tidak ada
2. Hepatitis : tidak ada
3. Hipertensi : tidak ada
4. Gangguan siklus haid : tidak ada
5. DM : tidak ada
6. TBC : tidak ada
7. Asma : tidak ada
8. Tumor : tidak ada
9. Kanker : tidak ada
3.1.2.6 Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Jantung : tidak ada
2. Tumor : tidak ada
3. Kanker : tidak ada
4. Gangguan siklus haid : tidak ada
5. DM : tidak ada
6. Hepatitis : tidak ada
7. Hipertensi : tidak ada
8. TBC : tidak ada
9. Lain-lain : tidak ada
3.1.2.7 Pola Aktivitas sehari-hari
1. Pola Nutrisi
Ibu makannya baik. Sehari makan 3 4 x/hari dengan menu biasa terdiri nasi, sayur, tahu, tempe. Minum air putih
2. Pola Eliminasi
Ibu bilang kalau BAK sering dan BAB sulit, tidak terasa sakit
3. Pola Istirahat
Ibu tidak bekerja sehingga punya waktu istirahat, tidur siang 1 2 jam, tidur malam 5 6 jam.
4. Pola Aktivitas
Ibu tidak bekerja, ibu dirumah mencuci, memasak, menyapu, dll.
5. Pola Spiritual
Ibu beragama Islam.
6. Pola Hubungan Seksual
Tidak ada gangguan dalam hubungan seksual, 1 minggu 2 3 kali.
3.2 Data Obyektif
3.2.1 Keadaan Umum : Baik
3.2.2 Kesadaran
3.2.3 Tanda-tanda Vital :
1. Tekanan darah : 160/100 mmHg

2. Nadi : 92 x/menit
3. Suhu : 37oC
4. Pernafasan : 22 x/menit
5. TB : 158 cm
6. BB : 45 kg
3.2.4 Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan mulut: Muka tidak pucat, kepala bersih rambut tidak rontok.
2. mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
3. Telinga : Skret tidak ada
4. Hidung : Skret tidak ada, polip tidaka da
5. Mulut dan gigi : Sariawan tidak ada, karies tidak ada
6. Leher : Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, pemebsaran vena jugularis tidak ada.
7. Dada : Bentuk simetris, tidak ada sesak, tidak ada kelainan
8. Abdomen : Teraba massa dan terdapat nyeri tekan, pembesaran TFU sesuai usia 20 minggu.
9. Genetalia : Tidak ada keputihan, tidak ada perdarahan, vulva bersih
10. Anus : Tidak ada hemoroid
11. Ektremitas : atas : tidak ada oedem
bawah : tidak ada oedem, tidak ada varises
3.2.5 Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 19 Januari 2006
Jam : 11.30 WIB
Oleh : Mahasiswa dan Pembimbing Praktek.
Hasil : Teraba massa di uterus. Besar uterus usia 20 minggu
Fluxus : tidak ada
Flour : tidak ada
3.2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. Biopsi
3. Hb
3.3 Assesment
3.3.1 Diagnosa : Mioma uteri
3.3.2 Masalah : Tidak ada
3.3.3 Diagnosa potensial : Tidak ada
3.4 Perencanaan
3.4.1 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional : Agar ibu mengetahui kondisi kesehatannya.
Evaluasi : Ibu mengetahui bahwa dirinya menderita tumor kandungan.
3.4.2 Menganjurkan ibu melakukan USG
Rasional : Untuk mengetahui besarnya tumor dan tingkat keganasan tumor.
Evaluasi : Ibu mau melakukan USG
3.4.3 Memberikan KIE pada ibu
1. Bersabar dalam menghadapi sakit
2. Mengurus JPS untuk meringankan biaya
3. Memberi keyakinan dan support bahwa sakitnya bisa sembuh
4. Menjaga nutrisi tetap baik
5. Menjaga kondisi tubuh tetap sehat
6. Mengurangi aktivitas
Rasional : Agar ibu sabar dan siap menghadapi sakit dan kondisi ibu tetap fit sampai pengobatan selanjutnya.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran petugas


3.4.4 Dianjurkan ibu untuk kontrol besok pagi sambil membawa hasil USG
BAB 4

SIMPULAN
Dari uraian tentang masalah penerapan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi yang baik dan dapat membangun hubungan saling percaya
antar klien dengan bidan.
Dalam menganalisa data dengan cermat maka dapat dibuat diagnosa, masalah, dan kebutuhan klien yang sesuai.
Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan jika ada kerja sama yang baik dengan klien.
Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah danb disadarkan pada perencanaan tindakan yang
disusun.
Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan asuhan kebidanan
dan pelaksanaan diagnosa.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta. EGC.
Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Prayetni, 1996. Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta. Pusdiknakes : Depkes
RI.
Saifuddin, AB. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, AB. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai