3. Mekanisme ereksi penis. Ereksi adalah satu satu fungsi vaskular korpus
kavernosum di bawah pengendalian SSO.
Setelah
ejakulasi,
impuls
simpatis
menyebabkan
terjadinya
b) Internal
1. Testis
Testis adalah organ lunak, berbentuk oval dengan panjang 4-5 cm dan diameter 2,5
cm. Fungsinya untuk menghasilkan hormon testosteron dan sperma. Testis terdiri
dari Tunika albuginea, yaitu kapsul yang membungkus testis yang merentang ke
arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus, serta Tubulus
seminiferus, yaitu tempat berlangsungnya spermatogenesis. Epitelium germinal
khusus
yang
melapisi
tubulus
seminiferus
mengandung
sel-sel
batang
(spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma; sel-sel sertoli yang menopang dan
memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang; dan sel-sel interstisial (Leydig),
yang memiliki fungsi endokrin.
Sel Sertoli menyebar dari epitelium lumen tubulus. Fungsinya antara lain :
Sel Sertoli secara mekanis menyokong dan memberi nutrisi spermatozoa
dalam proses pematangan.
Sel Sertoli mensekresi inhibitor duktus Mullerian, yaitu sejenis
glikoprotein yang diproduksi selama perkembangan embrionik pada
saluran reproduksi laki-laki. Zat ini menyebabkan atrofil duktus Mullerian
pada genetik laki-laki.
Sel Sertoli mensekresi protein pengikat androgen untuk merespons foliclestimulating hormon (FSH) yang dilepas kelenjar hipofisis anterior. Protein
mengikat testosteron dan membantu mempertahankan tingkat konsentrasi
tinggi cairan tersebut dalam tubulus seminiferus. Testosteron menstimulasi
spermatogenesis.
Sel Sertoli mensekresi inhibin, suatu protein yang mengeluarkan efek
umpan balik negatif terhadap sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Sel Sertoli mensekresi antigen H-Y, yaitu protein permukaan membran sel
yang penting untuk menginduksi proses diferensiasi testis pada genetik
laki-laki.
Sel
interstisial
(Leydig)
mensekresi
androgen
(testosteron
dan
kemudian menuju tubulus rekti (tubulus lurus). Dari tubulus rekti, sperma
kemudian menuju jaring-jaring kanal rete testis yang bersambungan dengan 10
sampai 15 duktulus eferen yang muncul dari bagian atas testis.
2.1 Epididimis
Epididimis adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4 m sampai
6 m) yang terletak di sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini menerima
sperma dari duktus eferen.
a. Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai
enam minggu. Selama enam minggu tersebut, sperma akan menjadi
motil, matur sempurna, dan mampu melakukan fertilisasi.
b. Selama eksitasi seksual,, lapisan otot polos dalam dinding epididimal
berkontraksi untuk mendorong sperma ke dalam duktus deferen.
2.2 Duktus deferen
Duktus deferen adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus yang
terletak dalam korda spermatik yang juga mengandung pembuluh darah dan
pembuluh limfatik, saraf SSO, otot kremaster, dan jaringan ikat. Masingmasing duktus deferen meninggalkan skrotum, menanjak menuju dinding
abdominal kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian
bawah untuk bergabung dengan duktus ejakulator.
2.3 Duktus ejakulator
Duktus ejakulator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran
(ampula) di bagian ujung duktus deferen dan duktus dari vesikel seminalis.
Setiap duktus ejakulator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus
kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung
kemih.
3. Kelenjar aksesoris
3.1 Kelenjar seminalis
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang
bermuara ke dalam duktus ejakulator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa
yang kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi
sperma. Setengah lebih sekresi vesikel seminalis adalah semen (cairan sperma
yang meninggalkan tubuh).
3.2 Kelenjar prostat
Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi
prostat bermuara ke dalam uretra prostatik setelah melalui 15 sampai 30 duktus
prostatik.
Klitoris terdiri dari dua krura (akar), satu batang (badan), dan satu glans klitoris
bundar yang banyak mengandung ujung saraf dan sangat sensitif.
5. Vestibulum
Vestibulum adalah area yang dikelilingi labia minora. Vestibula menutupi mulut
uretra, mulut vagina, dan duktus kelenjar Bastolin (vastibula besar).
4.1 Orifisium uretra
Orivisium uretra adalah jalur keluar urin dari kandung kemih. Tepi lateralnya
mengandung duktus untuk dua kelenjar parauretral (skene) yang dianggap
homolog dengan kelenjar prostat pada laki laki.
4.2 Orifisium vagina
Mulut vagina terleak dibawah orivisium uretra. Himen, suatu membran yang
bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina.
4.3 Kelenjar Bartolin (Kelenjar vestibular mayor)
Kelejar Bartolin homolog dengan kelemjar bulbouretral pada laki laki.
Kelenjar ini memproduksi beberapa tetes sekresi mukus untuk membantu
melumasi orifisium vagina saat eksitasi seksual.
b) Internal
1. Ovarium
Panjang 3 sampai 5 cm, lebar 2 sampai 3 cm, dan tebal 1 cm. Berbentuk seperti
kacang kenari.
a. Lokasi dan perlekatan
Masing-masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis
posterior dalam sebuah ceruk dangkal, yaitu fosa ovarian, dan ditahan dalam
posisi tersebut oleh masenterium pelvis (lipatan peritoneum antara
poritenium visceral dan poritenium parietal). Ovarium adalah satu-satunya
organ dalam rongga pelvis yang retroperitoneal (terletak di belakang
poritenium).
b. Struktur
Ovarium dilapisi epithelium germinal (permukaan). Jaringan ikat ovarium
disebut stroma dan tersusun dari korteks pada bagian luar dan medulla pada
bagian dalam.
1. Setiap tuba uterin dengan panjang 10 cm dan diameter 0,7 cm ditopang oleh
ligamen besar uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus dan ujung
lainnya membuka kedalam rongga pelvis.
a. Infundubulum adalah ujung terbuka menyerupai corong (ostium) pada
tuba uterin. Bagian ini memiliki prosesus motil menyerupai jarring
(fimbria) yang merentang di atas permukaan ovarium untuk membantu
menyapu oosit terovulasi ke dalam tuba.
b. Ampula adalah bagian tengah segmen tuba.
c. Ismus adalah segmen terdekat dari uterus.
2. Dinding tuba uterin terdiri dari serabut otot polos, jaringan ikat, dan sebuah
lapisan epitelbersilia yang sirkular, tersusun secara longitudinal. Oosit
bergerak disepanjang tuba menuju uterus karena getaran silia dan kontraksi
pristaltik otot polos. Oosit memerlukan waktu 4-5 hari untuk sampai ke
uterus.
3. Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba falloppii.
2. Uterus
Uterus dalah organ tunggal muskular dan berongga. Oosit yang telah dibuahi akan
tertanam dalam lapisan endometrium uterus dan dipenuhi kebutuhan nutrisinya
untuk tumbuh dan berkembang sampai lahir.
1. Ukuran dan lokasi. Uterus berbentuk seperti buah pir terbalik dan dalam
keadaan tidak hamil memiliki panjang 7 cm, lebar 5 cm, dan diameter 2,3 cm
(3 inci x 2 inci x 1 inci). Organ ini terletak dalam rongga pelvis di antara
rektum dan kandung kemih. Umumnya, uterus terfleksi ke depan (terantefleksi)
dan teranteversi sehingga letaknya hampir horisontal di atas kandung kemih.
Pada beberapa perempuan, uterus secara normal dapat teretrofleksi dan
teretroversi sehingga menindih rektum.
2. Penopang. Uterus pada dasarnya ditopang oleh lipatan peritoneal, ligamen
besar yang melekatkan uterus pada dinding pelvis. Ligamen bundar merentang
dari sudut laeral uterus, melewati kanal inguinal menuju labia mayora. Uterus
juga diikat oleh ligamen kardinal dan uterosakral.
3. Struktur
b. Fundus uterus adalah bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut
tuba uterin.
c. Badan uterus adalah bagian luas berdinding tebal yang membungkus
rongga uterus.
d. Serviks adalah bagian leher bawah uterus yang terkonstriksi. Os eksternal
adalah mulut serviks ke dalam vagina ; Os internal adalah mulut uterus
dalam rongga uterus. kanal endoservikal melapisi jalur diantara dua mulut.
e. Portio vaginalis adalah bagian serviks yang menonjol ke dalam ujung
bagian atas vagina. Resesus sirkular yang terbentuk pada area pertemuan
adalah forniks anterior, posterior, dan lateral (forniks singular).
4. Suplai darah. Darah arteri memperdarahi uterus melalui arteri-arteri uterus
(berasal dari arteri iliaka interna) dan bercabang menjadi arteri ovarian dan
vagina.
Darah kembali dari uterus melalui vana uterus yang pararel dengan jalur
arteri.
3. Vagina
Vagina adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan
jalan lahir bayi dan aliran menstrual, fungsinya adalah sebagai organ kopulasi
perempuan.
1. Ukuran dan Lokasi. Vagina panjangnya sekitar 8 cm -10 cm. Organ ini
menghadap uterus pada sudut sekitar 450 dari vestibula genitalia eksternaldan
terletak antara kandung kemih dan uretra di sisi anterior dan rektum di sisi
posterior.
2. Struktur. Dinding vagina tersusun dari atventisia terluar, satu lapisan otot polos,
dan epitelium skuamosa bertingkat nnonkeratinisasi yang dikenal sebagai
lapisan vaginal. Sel-sel pada lapisan vaginal memiliki reseptor yang terikat
pada membran untuk estrogen.
a. Sebelum pubertas dan setelah menopause, jika konsentrasi estrogen darah
rendah, lapisan vagina menjadi tipis dan hampir seluruhnya terdiri dari selsel basal.
b. Selama tahun-tahun reproduktif dan karena pengaruh estrogen, lapisan
vaginal menjadi tebal dan terdiri dari 40 lapisan sel basal, sel intermediate,
dan sel supervisial.
3. Cairan dan haluaran vaginal. Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan
yang berasal dari kapilar pada dinding vaginal dan sekresi dari kelenjarkelenjar serviks. pH cairan vaginal bergantung pada kadar estrogen.
a. Saat masa reproduktif, haluaran vaginal bersifat asam (pH 3,5 sampai
4,0). Karena stimulasi estrogen, sel-sel mukosa menyimpan gikogen yang
akan dimetabolis menjadi asam laktat oleh bakteri normal vaginal.
b. Sebelum pubertas dan setelah menopause, sedikit stimulasi estrogen
mengakibatkan sedikit akumulasi glikogen dalam sel-sel mukosa dan pH
nya menjadi basa.
c. Haluaran yang asam dan epitelium yang tebal melindungi vagina dari
inveksi bakteri berbahaya. Jika kadar estrogen rendah, seperti pada anak
perempuan prapubertas dan perempuan menopause, vagina lebih rentan
terhadap infeksi. Infeksi juga sering terjadi pada perempuan di masa