0651-12-272
Tanggal Praktikum :
31 oktober 2012
Asisten Dosen :
1. Rissa Ratimanjari, S.Si
2. Yuliana, S.Si
LABORATORIUM FISIKA
PROGAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAMUNIVERSITAS PAKUAN
2012
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Tujuan Percobaan
Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat mencari koefisien gesekan
statis dan kinetis, percepatan dan kecepatan benda yang bergerak meluncur pada bidang
miring.
1.2.
Dasar Teori
1.2.1.
Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan
dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat
misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan
cairan serta gas adalah gaya Stokes. Di mana suku pertama adalah gaya gesek yang
dikenal sebagai gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan suku kedua dan ketiga adalah
gaya gesek pada benda dalam fluida.
Gaya gesek dapat merugikan dan juga bermanfaat. Panas pada poros yang
berputar, engsel pintu dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh
gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat karena
gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara
ban mobil dengan jalan, mobil hanya akan slip dan tidak membuat mobil dapat bergerak.
Tanpa adanya gaya gesek juga tidak dapat tercipta parasut.
Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan yang
saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik pada
masing-masing permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan yang halus akan
menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil
nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar, akan tetapi dewasa ini tidak lagi
demikian. Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada permukaan benda dapat menyebabkan
gesekan menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat membasahinya (efek lotus)
pada permukaan daun (misalnya setetes air di atas daun keladi).
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak
lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara titik-titik
sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti (menggeser). Untuk benda
yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya gesek lain yang disebut gaya gesek
menggelinding (rolling friction). Untuk benda yang berputar tegak lurus pada permukaan
atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek spin (spin friction). Gaya gesek antara benda
padat dan fluida disebut sebagai gaya Coriolis-Stokes atau gaya viskos (viscous force).
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak
relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur
ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan s,
dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.
Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum
benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum
gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f =
s Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol
hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum
yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan
yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih
besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan
terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika
benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis.
Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu
sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan
dengan k dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material
yang sama.
1.
ditimbulkan.
2. Jika bidang kasar sekali , maka = 1.
3. Jika bidang halus sekali , maka = 0.
Gaya normal (N) adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari benda. Makin
besar gaya normalnya makin besar gesekannya.
Cara merumuskan gaya normal adalah dengan memakai persamaan hukum I Newton,
yaitu ;
1.2.2.
N = w = m.g
Benda di atas bidang datar ditarik gaya membentuk sudut
atau bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau akan terus bergerak dengan
kecepatan kostan kecuali ada gaya eksternal yang berkerja pada benda itu.
Kecenderungan yang digambarkan dengan mengatakan bahwa benda mempunyai
kelembaman.
Pada Hukum pertama dan kedua Newton dapat dianggap sebagai definisi gaya.
Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah
kecepatannya, artinya, dipercepat. Arah gaya adalah percepatan yang disebabkan jika
gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besaran gaya adalah
hasil kali massa benda dan besaran percepatan yang dihasilkan gaya.
Sedangkan Massa adalah sifat instrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya
terhadap percepatan.
F = m.a
Kedua Newton menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya dan massa
dan kinematika percepatan, kecepatan dan perpindahan. Hal ini bermanfaat karena
BAB II
ALAT & BAHAN
2.1 Alat
1) Papan Seluncur
2) Mistar Ukur
3) Stopwatch
2.2 Bahan
1) 3 Balok yang berbeda
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Diletakkan balok di atas bidang luncur pada tempat yang sudah diberi tanda. Ukur panjang
lintasan yang akan dilalui oleh benda (St).
2. Diangkat bidang luncur perlahan-lahan hingga balok pada kondisi akan meluncur. Diukur
posisi vertikal (y) dan horizontal (x) balok.
3. Diangkat bidang luncur sedikit ke atas lagi hingga balok meluncur. Dengan menggunakan
stopwatch diukur waktu yang diperlukan balok selama meluncur sepanjang lintasan tadi.
4. Diulang percobaan nomor 1 sampai 3 lima kali, kemudian hitung koefisien gesek statis (s),
percepatan (a), koefisien gesek kinetis (k), dan kecepatan benda pada saat mencapai ujung
bawah bidang luncur (Vt).
5. Dilakukan percobaan diatan dengan menggunakan benda lain.
BAB IV
DATA PENGAMATAN & PERHITUNGAN
N
o
1
2
3
x
Keadaan ruangan
P (cm)Hg
T (oC)
C (%)
Sebelum percobaan
75,5 (cm)Hg
27 oC
68%
Sesudah percobaan
75,5 (cm)Hg
27oC
65 %
Balok A
Massa : 93,7 gram
y(cm
x(cm)
r (cm)
)
51,47
45
25
8
54,12
48
25
0
52,35
46
25
5
46,33
52,65
25
3
1
a(cm/s2
)
t(s)
sin
cos
v(cm/s)
01,1
7
01,1
7
0,48
6
0,46
2
0,47
8
0,47
5
0,87
4
0,88
6
0,87
8
0,87
5
0,55
6
0,52
1
0,54
4
0,54
0
0,38
5
0,35
3
0,30
7
0,34
8
170,94
0
170,94
0
202,02
0
181,3
165,422
v(cm/s)
a(cm/s2
)
246,914
31,8
0,99
1,11
146,103
146,103
204,061
32,30
9
30,57
4
31,72
7
31,53
6
N
o
1
2
3
x
x
Balok B
Massa : 90,2 gram
x(cm y(cm
r (cm)
)
)
52,84
46,4 25,3
9
52,35
46
25
5
62,24
57
25
1
55,81
49,8 25,1
5
t(s)
0,90
0,85
1,62
1,12
3
sin
cos
0,47
9
0,47
8
0,40
2
0,45
3
0,87
7
0,87
8
0,91
5
0,89
0,546 0,25
8
0,22
0,544
2
0,35
0,439
4
0,27
0,509
8
222,22
2
233,29
4
123,45
6
192,99
0
276,817
76,208
199,979
31,72
7
26,33
6
29,95
4
Balok C
Massa : 151,9 gram
N
o
x(cm)
y(cm)
64
25,2
47,7
25
52,5
25
54,77
3
25,06
7
r (cm)
68,78
2
53,85
4
58,14
9
60,26
1
t(s)
2,07
0,85
1,12
1,34
6
sin
cos
0,36
6
0,46
4
0,43
0
0,93
0
0,88
5
0,90
2
0,90
6
0,39
3
0,52
4
0,47
7
0,46
5
0,34
2
0,20
5
0,25
7
0,26
8
0,42
v(cm/s)
a(cm/s2
)
96,619
46,676
235,29
4
178,56
9
170,16
0
276,81
7
159,43
8
160,97
7
x
4.2 Data Perhitungan
1.
Balok A
Cara Perhitungan r
r 1= x 2+ y 2
r 2 = x 2+ y 2
r 1= ( 45)2+(25)2
r 2=( 48)2+(25)2
r 1= 2650
r 2= 2929
r 1=51,478
cm
r 2=54,120
r 3 = x 2+ y 2
r 3= ( 46)2 +(25)2
r 3= 2741
cm
r 3=52,355
cm
sin 1 =
y1
r1
sin 1 =
25
51,478
sin 3 =
25
52,355
sin 1 =0,486
Cara Perhitungan cos
sin 2=
y2
r2
sin 2=
sin 2=0,462
sin 3 =
y2
r2
25
54,120
sin 3 =0,478
23,85
4
30,71
7
28,29
7
27,62
3
cos 1=
x1
r1
cos 1=
45
51,478
cos 3=
46
54,120
cos 2=
cos 1=0,874
x2
r2
cos 3=
cos 2=
x2
r2
48
54,120
cos 2=0,886
cos 3=0,878
Cara Perhitungan s
s 1=
sin 1
cos 1
s 1=
0,486
0,874
s 3=
0,478
0,878
s 2=
a1=
2. st
t2
a1=
2.(100)
01,172
a1=146,103
sin 2
cos 2
0,462
0,886
s 2=0,521
s 3=0,544
a2=
a2=
cm/s2
Cara Perhitungan k
g = 980 cm/s2
s 3=
s 2=
s 1=0,556
Penghitungan
sin 2
cos 2
2. st
t2
2.(100)
01,172
a2=146,103
cm/s2
a3 =
2. st
t2
a3 =
2.(100)
0,992
a3 =204,061
cm/s2
g .sin
g . cos
( 1)
( 1)a
k 1=
k 1=
k 3=
k 3=
g .sin
g . cos
( 2)
( 2)a
k 2=
330,177
856,52
g .sin
g . cos
( 2)
( 2)a
k 3=
k 2=
k 2=
306,657
868,28
264,379
860,44
k 1=0,385
k 3= 0,307
Cara Perhitungan v
V1 = a.t
V1 = 146,10 . 01,17 = 170,937 cm/s
V2 = a.t
V2 = 146,103 . 01,17 = 170,937 cm/s
V3 = a.t
V3 = 204,061. 0,99 = 202,020 cm/s
Cara Perhitungan
1 = inv sin
= shift sin
1 = 32,309
2 = inv sin
= shift sin
2 = 30,574
2 = inv sin
= shift sin
2 = 31,727
k 2=0,353
Cara Perhitungan
Untuk X
x =
45+ 48+46
3
Untuk s
x =
cm
= 46,333
= 0,540
Untuk Y
x =
25+25+25
3
Untuk k
x =
= 25 cm
0,385+0,353+0,307
3
0,348
Untuk r
Untuk v
x =
x =
170,937+170,937+202,020
3
= 52,651 cm
Untuk t
Untuk a
x =
01,17+01,17+ 0,99
3
x =
= 1,11 s
Untuk sin
x =
0,486+0,462+0,478
3
0,874+0,886+ 0,878
3
Cara Perhitungan x
Untuk x
=165,422 cm/s2
Untuk
= 0,475
31,536
Untuk cos
x =
=181,298 cm/s
= 0,875
x =
32,309+ 30,574+31,727
3
x ( x )=
( x xi)2
1,776889+2,778889+0,110889
3 ( 2)
N ( N1)
(46,33345)2 +(46,33348)2+(46,33345)2
x ( x )=
3(31)
x ( x )=
x ( x )=
4,666667
6
x ( x )= 0,777777833
= 0,881 cm
Untuk y
x ( y )=
(xxi)2
N ( N 1)
= 0 cm
Untuk r
x ( r )=
x ( r )=
x ( r )=
x ( r )=
( xxi)2
1,375929+2,157961+0, 087616
3 (2)
N ( N 1)
(52,65151,478)2 +(52,65154,120)2+(52,65152,355)2
3(31)
3 , 6 21506
6
x ( r )= 0, 603584 33
Untuk t
= 0,776 cm
x (t )=
( x xi)2
0,00036+0,00036+ 0,0114
3 ( 2)
N ( N1)
0,01212
6
x (t )= 0,00202
Untuk
= 0,0449 s
sin
x ( sin )=
x ( sin )=
x ( sin )=
x ( sin )=
( x xi)2
0,000121+0,000169+0, 000009
3 (2)
N ( N1)
(0,4750,486)2 +(0,4750,462)2 +( 0,4750,478)2
3(31)
0,000299
6
= 0,00705
cos
x ( cos )=
x ( cos )=
x ( cos )=
( xxi)2
0,000001+0,000121+0, 000009
3 (2)
N (N 1)
(0,8750,874 )2 +( 0,8750,886)2 +(0,8750,878)2
3(31)
x ( cos )=
0,000131
6
x ( cos )= 0,00002183333333
Untuk
x ( s )=
x ( s )=
x ( s )=
x ( s )=
(xxi)2
0,000256+0,000361+0, 000016
3 (2)
N (N1)
(0,5400,556)2 +(0,5400,521)2 +( 0,5400,544)2
3(31)
0,000633
6
x ( s )= 0,0001055
Untuk
= 0,0102
x ( k )=
x ( k )=
x ( k )=
x ( k )=
( xxi)2
N ( N1)
x ( k ) = 0,0005125
Untuk
= 0,00467
x ( v )=
( xxi)2
N ( N1)
= 0,0226
x ( v )=
x ( v )=
x ( v )=
107,3296+107,3296+429,3184
3 ( 2)
643,9776
6
x ( v )= 107,3296
Untuk
x ( a )=
x ( a )=
x ( a )=
x ( a )=
( xxi)2
373,223761+373,223761+1492,9723
3 ( 2)
N ( N1)
2239,419843
6
x ( a )= 373,2366405
Untuk
= 10,36 cm/s
= 19,319 cm/s2
x ( )=
( x xi)2
0,597529+0,925444+ 0,036481
3 (2)
N ( N1)
1,559454
6
x ( )= 0,259909
= 0,509
2. Balok B
Cara Perhitungan r
r 1= x 2+ y 2
r 2 = x 2+ y 2
r 3 = x 2+ y 2
r 1= ( 46,4)2 +(25,3)2
r 2= ( 46)2+(25)2
r 1= 2793,05
r 2= 2741
r 1=
r 3= 23874
r 2=52,355
52,849 cm
r 3= ( 57)2 +(25)2
cm
r 3=62,241
cm
Cara Perhitungan sin
sin 1 =
y1
r1
sin 1 =
25,3
52,849
sin 3 =
25
62,241
sin 1 =0,479
sin 2=
y2
r2
sin 2=
sin 3 =
y2
r2
cos 3=
x2
r2
25
52,355
sin 2=0,478
sin 3 =0,402
cos 1=
x1
r1
cos 2=
x2
r2
cos 1=
46,4
52,849
cos 3=
57
62,241
cos 2=
cos 1=0,877
46
52,355
cos 2=0,878
cos 3=0,915
Cara Perhitungan s
s 1=
sin 1
cos 1
s 3=
sin 2
cos 2
s 1=
0,479
0,877
s 3=
0,402
0,915
s 2=
s 2=
s 1=0,546
Penghitungan
sin 2
cos 2
0,478
0,878
s 2=0,544
s 3=0,439
a1=
2. st
t2
a1=
2.(100)
0,902
a3 =
2.(100)
1,622
a1=246,914
a2=
2. st
t2
a2=
cm/s2
cm/s2
Cara Perhitungan k
g = 980 cm/s2
a3 =
2. st
t2
2.(100)
0,852
a2=276,817
cm/s2
a3 =76,208
g .sin
g . cos
( 1)
( 1)a
k 1=
g .sin
g . cos
( 2)
( 2)a
k 2=
k 1=
k 3=
k 3=
222,506
859,46
g .sin
g . cos
( 2)
( 2)a
k 3=
k 2=
k 2=
191,623
860,44
317,752
896,7
k 1=0, 258
k 2=0,222
Cara Perhitungan v
V1 = a.t
V1 = 246,914 . 0,90 = 222,222 cm/s
V2 = a.t
V2 = 276,817 . 0,85= 233,294 cm/s
V3 = a.t
V3 = 76,208. 1,123 = 123,456 cm/s
Cara Perhitungan
1 = inv sin
= shift sin
1 = 31,8
2 = inv sin
= shift sin
2 = 31,727
2 = inv sin
= shift sin
2 = 26,336
k 3= 0,354
Cara Perhitungan
Untuk X
x =
46,4+ 46+57
3
Untuk s
= 49,8 cm
= 0,509
Untuk Y
x =
25 ,3+25+ 25
3
x =
x =
0,258+ 0,222+0,3 54
3
x =
31,8+31,727+26,336
3
Untuk k
= 25,1 cm
= 0,278
Untuk r
Untuk v
x =
x =
222,222+233,294 +123,456
3
= 55,815 cm
=192,990 cm/s
Untuk t
Untuk a
x =
0 , 90+0 , 85+1,62
3
x =
246,914+276,817+76,208
3
= 1,123 s
=199,979 cm/s2
Untuk sin
x =
Untuk
= 0,453
= 29,954
Untuk cos
x =
Cara Perhitungan x
= 0,89
Untuk x
x ( x )=
( x xi)2
11,56+14,44 +51,84
3 (2)
N ( N1)
77,84
6
x ( x )= 12,97333333
= 3,061 cm
Untuk y
(xxi)2
x ( y )=
x ( x )=
0,04 +0,01+0,01
3(2)
0,06
6
x ( y )=
N ( N 1)
x ( y )= 0,01
= 0,1 cm
Untuk r
x ( r )=
( xxi)2
N ( N 1)
x ( r )=
6 2,062232
6
x ( r )= 10,34370533
= 3,216 cm
Untuk t
x (t )=
( x xi)2
N ( N1)
0, 371267
6
x (t )= 0, 061877833
Untuk
= 0,248 s
sin
x ( sin )=
x ( sin )=
x ( sin )=
x ( sin )=
( x xi)2
N ( N1)
0,00 3902
6
cos
x ( cos )=
( xxi)2
N (N 1)
= 0,0255
x ( cos )=
x ( cos )=
x ( cos )=
x ( s )=
x ( s )=
x ( s )=
x ( s )=
(xxi)2
0,001369+ 0,001225+ 0, 00 49
3 ( 2)
N (N1)
(0,5 0 90,54 6)2 +(0,5 0 90,544)2+(0,5 0 90, 439)2
3(31)
0,007494
6
x ( s )= 0,001249
Untuk
= 0,0125
= 0,0353
x (k )=
x ( k )=
x ( k )=
x ( k )=
( xxi)2
N ( N1)
(0,2780, 258)2 +(0,2780, 222)2 +(0,2780, 354)2
3( 31)
0,00 04+ 0,003136+0, 00 5776
3( 2)
0,00 9312
6
x ( k ) = 0,001552
Untuk
x ( v )=
x ( v )=
x ( v )=
x ( v )=
( xxi)2
854,509824+1624,412416+ 4834,977156
3 (2)
N ( N1)
(1 92,990222,222)2 +(192,990233,294)2 +(192,990123,456)2
3(31)
11294,36673
6
x ( v )= 1882,394455
Untuk
= 0,0393
= 43,386 cm/s
x ( a )=
( xxi)2
2202,894225+ 5904,078244+15319,26044
3 (2)
N ( N1)
23 426,23291
6
x ( a )= 3 904,372152
Untuk
= 62,484 cm/s2
x ( )=
( x xi)2
N ( N1)
x ( )=
x ( )=
3,407716+3,143529+13,089924
3 (2)
1 9,641169
6
x ( )= 3,273528167
= 1,809
3. Balok C
Cara Perhitungan r
r 1= x 2+ y 2
r 2 = x 2+ y 2
r 1=( 64)2+(25,2)2
r 2=( 47,7)2+(25)2
r 1= 4731,04
r 2= 2900,29
r 1=
68,782 cm
r 3 = x 2+ y 2
r 3= ( 52,5)2 +(25)2
r 3= 3381,25
r 2=53,854
cm
r 3=58,149
cm
sin 1 =
y1
r1
sin 1 =
25,2
68,782
sin 3 =
25
58,149
sin 1 =0,366
sin 2=
y2
r2
sin 2=
sin 2=0,464
sin 3 =
y2
r2
25
53,854
sin 3 =0,430
cos 1=
x1
r1
cos 2=
x2
r2
cos 3=
x2
r2
cos 1=
64
68,782
cos 3=
52,5
58,149
cos 2=
cos 1=0,930
47,7
53,854
cos 2=0,885
cos 3=0,902
Cara Perhitungan s
s 1=
sin 1
cos 1
s 1=
0,366
0,930
s 3=
0,430
0,902
s 2=
s 3=0,477
2. st
2
t
a1=
2.(100)
2,072
a3 =
2.(100)
1,122
a2=
2. st
2
t
a2=
cm/s2
cm/s2
Cara Perhitungan k
g = 980 cm/s2
sin 2
cos 2
0,464
0,885
s 2=0,524
a1=
a1=46,676
s 3=
s 2=
s 1=0,393
Penghitungan
sin 2
cos 2
a3 =
2. st
2
t
2.(100)
0,852
a2=276,817
cm/s2
a3 =194,31
g .sin
g . cos
( 1)
( 1)a
k 1=
g .sin
g . cos
( 2)
( 2)a
k 2=
k 1=
k 3=
k 3=
g .sin
g . cos
( 2)
( 2)a
k 3=
k 2=
312,004
911,4
k 2=
177,903
867,3
227,09
883,96
k 1=0, 342
k 2=0,205
Cara Perhitungan v
V1 = a.t
V1 = 46,676 . 2,07 = 96,619 cm/s
V2 = a.t
V2 = 276,817 . 0,85= 235,294 cm/s
V3 = a.t
V3 = 159,438 . 1,12 = 178,569 cm/s
Cara Perhitungan
1 = inv sin
= shift sin
1 = 23,854
2 = inv sin
= shift sin
2 = 31,717
2 = inv sin
= shift sin
2 = 28,297
k 3= 0,257
Cara Perhitungan
Untuk X
x =
Untuk s
64+ 4 7,7+52,5
3
= 54,773 cm
= 0,465
Untuk Y
x =
25 ,2+25+ 25
3
= 25,067 cm
Untuk r
Untuk v
x =
x =
96,619+235,294+178,569
3
= 60,261 cm
=170,160 cm/s
Untuk t
Untuk a
x =
x =
46, 676+276,817+159,438
3
= 1,346 s
=160,977 cm/s2
Untuk sin
Untuk
x =
x =
23,854+3 0,717+28,297
3
= 0,42
= 27,623
Untuk cos
Cara Perhitungan x
Untuk x
x =
Untuk k
= 0,268
x =
x =
= 0,906
x ( x )=
( x xi)2
85,137529+50,027329+6,620329
3 (2)
N ( N1)
(54,77364)2 +(54,77347,7)2+(54,77352,5)2
x ( x )=
3(31)
x ( x )=
x ( x )=
141,785187
6
x ( x )= 2 3 , 6308645
= 4,861 cm
Untuk y
(xxi)2
x ( y )=
0,0 17689+0,004489+0,004489
3(2)
x ( x )=
0,0026667
6
x ( y )=
N ( N 1)
x ( y )= 0,0044445
= 0,0667 cm
Untuk r
x ( r )=
x ( r )=
x ( r )=
x ( r )=
( xxi)2
N ( N 1)
(60,26168,782)2 +(60,26153,854)2 +(60,26158,149)2
3(31)
118,117634
6
x ( r )= 1 9,68627233
= 4,436 cm
Untuk t
x (t )=
x (t )=
x (t )=
x (t )=
( x xi)2
0,524176+0,246061+0, 051076
3 ( 2)
N ( N1)
0, 821268
6
x (t )= 0, 136878
Untuk
= 0,3699 s
sin
x ( sin )=
x ( sin )=
x ( sin )=
x ( sin )=
( x xi)2
N ( N1)
0,00 4952
6
= 0,0287
cos
x ( cos )=
( xxi)2
N (N 1)
x ( cos )=
x ( cos )=
x ( cos )= 0,0001721666667
Untuk
x ( s )=
x ( s )=
x ( s )=
x ( s )=
(xxi)2
N (N1)
(0, 4650, 393)2 +(0,4650,5 2 4)2 +(0,4650,4 77)2
3(31)
0,00 8809
6
x ( s )= 0,00 1468166667
Untuk
= 0,0131
= 0,0383
x ( k )=
( xxi)2
N ( N1)
0,00 9566
6
x ( k ) = 0,001594333333
= 0,0399
Untuk
x ( v )=
( xxi)2
5408,278681+ 4242,437956+70,711281
3 (2)
N ( N1)
9721,427918
6
x ( v )= 1620,237986
Untuk
= 40,252 cm/s
x ( a )=
( xxi)2
13064,7186+13418,9056+2,368521
3 ( 2)
N ( N1)
26485,99272
6
x ( a )= 4414,33212
Untuk
= 66,440 cm/s2
x ( )=
x ( )=
( x xi)2
N ( N1)
x ( )=
x ( )=
14,205361+ 9,572836+0,454276
3 (2)
24,232473
6
x ( )= 4,0387455
= 2,0097
BAB V
PEMBAHASAN
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan
benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda
yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun
gas. Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan yang saling
bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik pada masing-masing
permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau
tepatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan
yang kasar.
Permukaan bidang yang kasar akan membuat gesekan semakin besar sehingga kecepatan
laju balok sedikit lambat atau lebih cepat balok yang permukaannya licin atau halus, pada saat
mendorong benda secara terus-menerus maka akan muncul fs (arah gaya gesek) yang membesar
sampai benda itu tepat bergerak, setelah benda bergerak, gaya gesek menurun sampai mencapai
nilai yang tepat, keadaan itu dikenal dengan gaya gesek kinetis. Maka gesekan kinetis akan besar
ketika sedut kemiringan itu rendah, sedang semakin tinggi gaya gesek semakin kecil.
Maka percepatannya akan berbeda antara balok yang beratnya ringan dengan yang lebih
berat. Sebab massa juga mempengaruhi kecepatan dan gaya. Seperti pada Hukum Newton 2
F = m. a
Dari rumus tersebut dapat dibuktikan bahwa massa dan percepatan berbanding lurus.
Pada sudut kemiringan bidangnya lebih besar benda yang lebih berat dikarenakan terjadi
tekanan pada bidang miring dengan berat benda yang menyebabkan hambatan, sedangkan benda
yang lebih ringan akan mengalami tekanan pada bidang lebih kecil, yang menghasilkan sudut
kemiringan lebih kecil pula.
Kecepatannya lebih cepat yang ringan, karena berat balok mempengaruhi tekanan balok ke
bidang kasar, sehingga gesekan semakin besar, bisa dihubungkan dengan W = m x g. jadi ada
gravitasi yang mempengaruhi gesekan dan mempengaruhi terhadap kecepatan.
Kecepatan pada Balok A, massa = 114,6 gram
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan
bergerak.
Massa pada balok mempengaruhi kecepatan meluncur balok tersebut diatas bidang miring
Sudut kemiringan bidang mempengaruhi kecepatan dan waktu tempuh balok saat meluncur
Perhitungan hasil percobaan dilakukan dengan bantuan fungsi SD pada kalkulator
LAMPIRAN
Tugas Akhir
1.
2.
Apa yang dapat anda simpulkan hubungan antara kekasaran balok (koefisien gesek statis)
dengan sudut kemiringan bidang luncur.
Jika dua balok yang beratnya berbeda tetapi kekasarannya sama, apa yang dapat anda
simpulkan mengenai:
a.
b.
c.
Jawab
1.
Permukaan bidang yang kasar akan membuat gesekan semakin besar sehingga kecepatan laju
balok sedikit lambat atau lebih cepat balok yang permukaannya licin atau halus, pada saat
mendorong benda secara terus-menerus maka akan muncul fs (arah gaya gesek) yang membesar
sampai benda itu tepat bergerak, setelah benda bergerak, gaya gesek menurun sampai mencapai
nilai yang tepat, keadaan itu dikenal dengan gaya gesek kinetis. Maka gesekan kinetis akan besar
ketika sedut kemiringan itu rendah, sedang semakin tinggi gaya gesek semakin kecil
a.Sudut kemiringan bidangnya lebih besar benda yang lebih berat dikarenakan terjadi tekanan pada
2.
bidang miring dengan berat benda yang menyebabkan hambatan, sedangkan benda yang lebih
ringan akan mengalami tekanan pada bidang lebih kecil, yang menghasilkan sudut kemiringan
b.
c.
berat. Sebab massa juga mempengaruhi kecepatan dan gaya. Seperti pada Hukum Newton 2
F = m. a
Dari rumus tersebut dapat dibuktikan bahwa massa dan percepatan berbanding lurus.
Kecepatannya lebih cepat yang ringan, karena berat balok mempengaruhi tekanan balok ke
bidang kasar, sehingga gesekan semakin besar, bisa dihubungkan dengan W = m x g. jadi ada
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),Jakarta : Penerbit
Erlangga
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor