Makalah
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Modernisasi Ritel
Disusun oleh :
Kelompok 2
Fika Vindiwati
150610110097
150610110111
Syifa Rizqia
150610110113
150610110121
Fergit Yutaris A. N
150610110126
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun judul makalah ini adalah Model
Pengembangan Ritel Modern Ideal Yang Dapat Menguntungkan Petani Produsen,
Pengusaha Ritel Traditional, Pengusaha Ritel Modern Dan Konsumen. Tak akan
terlupakan shalawat serta salam kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sara Qanti selaku dosen mata kuliah
Modernisasi Ritel juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Sangat disadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan yang akan datang sangat diharapkan. Makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi kelompok kami pada khususnya dan khalayak pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5
2.1 Kaitan antara petani dengan ritel modern yang mempengaruhi tingkat
kesejahteraan petani...................................................................................................6
2.2 Kaitan antara ritel tradisional dengan ritel modern yang mempengaruhi tingkat
kesejahteraan peritel tradisional.................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................7
3.1 Bentuk kemitraan kontrak kerja dan dampak positif bagi petani produsen.........8
3.2 Analisis pembeda antara ritel modern dengan ritel tradisional............................9
3.3 Analisis bentuk pemasaran yang memberikan keuntungan bagi konsumen......11
3.4 Analisis Kebijakan Pemerintah..........................................................................12
BAB IV........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya ritel modern di Indonesia menyebabkan kontroversi
mengenai persaingan antara ritel tradisional dan ritel modern. Perbedaan karakteristik
antara ritel modern dan ritel tradisional menyebabkan kedua jenis ritel tersebut
perbedaan target pasar. Hal ini tentu bisa menyebabkan dampak positif ataupun
negative bagi petani produsen dan konsumen. Ketidakjelasan pemerintah mengenai
regulasi ritel modern pun menyebabkan upaya melindungi ritel tradisional semakin
berat.
Ruang lingkup persaingan ritel tradisional dan ritel modern meliputi faktor
internal maupun eksternal seperti aspek kinerja, aspek preferensi konsumen, dan
aspek regulasi. Aspek preferensi konsumen mencakup human resource (terkait
pelayanan yang diberikan), merchandise, harga dan lokasi. Sehingga persaingan ritel
tradisional dengan ritel modern seharusnya saling menguntungkan atau saling
bersinergi. Dengan semakin meningkatnya persaingan ritel tradisional dengan ritel
modern di berbagai wilayah menimbulkan persaingan yang kompetitif dalam bisnis
ritel, dimana masing-masing ritel berusaha untuk memperoleh pangsa pasar seluasluasnya dan konsumen sebanyak-banyaknya.
Persaingan dalam industri ritel dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu
persaingan antara ritel modern dan tradisional, persaingan antar sesama ritel modern,
persaingan antar sesama ritel tradisional, dan persaingan antar supplier. (Tulus TH
Tambunan dkk, 2004). Diantara keempat jenis persaingan tersebut, persaingan antara
ritel tradisional dan ritel modern paling banyak mengundang perhatian, karena
menempatkan satu pihak (ritel tradisional) dalam posisi yang lemah. Sehingga hal ini
memaksa semua pihak yang terkait (pelaku ritel, asosiasi, pemerintah, pakar bisnis
ritel) berperan aktif bersama-sama menyelesaikan masalah persaingan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kaitan antara petani dengan ritel modern yang mempengaruhi tingkat
kesejahteraan petani
Usaha ritel modern memiliki arti, arti modern disini adalah penataan barang
menurut keperluan yang sama dikelompokkan di bagian yang sama yang dapat dilihat
dan diambil langsung oleh pembeli, penggunaan alat pendingin udara, dan adanya
pramuniaga professional (Maruf, 2005). Keberadaan bisnis ritel modern ditandai
dengan salah satu ciri, yaitu meningkatnya kebutuhan terhadap aplikasi teknologi
sistem informasi. Seperti misalnya penggunaan aplikasi sistem operasi toko dengan
computer seperti: Point of Sales (POS), Electronic Data Interchange (EDI), dan
Electronic Fund Transfer (EFT), dimana aplikasi tersebut diharapkan menunjang
peningkatan efisiensi.
Dalam usaha ritel modern di Indonesia, petani kecil juga dapat terlibat dalam
pasar terstruktur, seperti pasar ekspor, ritel modern, dan jasa pangan. Melalui model
manajemen rantai pasok (supply chain management), dapat membantu petani dalam
hal peningkatan produksi dan pendapatannya sehingga menciptakan keselarasan
antara pemahaman produsen, kebutuhan pasar, dan kestabilan harga yang dipengaruhi
oleh ketersediaan berdasarkan konsistensi produsen (petani) serta permintaan pasar.
Dengan kata lain, perkembangan usaha ritel modern di Indonesia dapat
meningkatkan kesejahteraan petani, yaitu salah satunya melalui pola manajemen
kemitraan antara petani dengan ritel modern tersebut. Peningkatan kesejahteraan
petani juga dapat diperoleh melalui perluasan jaringan pasar ritel modern, dan
dukungan fasilitas. Hubungan kemitraan antara petani dengan usaha ritel modern
dalam agribisnis dapat menjadi landasan untuk pengembangan kemitraan. Selain itu,
dengan adanya bisnis usaha ritel modern dapat membangun dan memperkuat
kelompok-kelompok tani di suatu wilayah sehingga mampu melakukan budidaya
secara baik dan berkelanjutan, mendapatkan manfaat ekonomi dan social secara
maksimal, dan memiliki posisi tawar yang kuat dengan berbagai stakeholder lainnya.
2.2 Kaitan antara ritel tradisional dengan ritel modern yang mempengaruhi
tingkat kesejahteraan peritel tradisional
Persaingan antara bisnis ritel tradisional dan bisnis ritel modern menimbulkan
berbagai implikasi khususnya persaingan antar peritel. Dari sisi konsumen,
persaingan ini berdampak pada semakin terjangkaunya harga barang dan
meningkatnya mutu barang yang dijual. Dampak ini bermanfaat bagi keluarga yang
kurang mampu karena sekarang mereka bias mengkonsumsi barang yang berkualitas
dengan harga yang lebih terjangkau.
Ritel tradisional dengan ritel modern memiliki pangsa pasar konsumen yang
berbeda-beda. Ritel tradisional umumnya menarik para konsumen kelas menengah
bawah, sementara ritel modern menarik para konsumen dari kelas menengah dan atas.
Barang yang dijual dalam ritel tradisional dan ritel modern tersebut bersifat
komplementer, dengan ritel tradisional yang menyediakan makanan segar/mentah
sedangkan ritel modern lebih banyak menyediakan makanan olahan dan non
makanan.
Dalam usaha ritel modern, pusat-pusat distribusinya secara langsung
berhubungan dengan petani yaitu dengan memanfaatkan grosir/tengkulak tertentu
untuk menyediakan produk dengan kualitas dan kemasan yang telah disepakati
terlebih dahulu. Selain itu, peritel tradisional tidak lagi terkena dampak perubahan
harga karena penetapan harga telah disepakati dalam kontrak dengan peritel modern.
Kegiatan ini yang dapat memberikan dampak positif pada rantai pasok antara ritel
modern dengan petani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan peritel tradisional.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Bentuk kemitraan kontrak kerja dan dampak positif bagi petani produsen
Bentuk kemitraan kontrak kerja yang dilakukan Papaya Fresh Gallery untuk
buah dan sayuran adalah dengan mengimpor produk buah dan sayuran segar dengan
sistem beli putus. Kontrak kerja yang diterapkan menggunakan beberapa dokumendokumen penting pada sistem pembelian dan persediaan, diantaranya sales order,
purchase order, kontra bon. Sales order merupakan dokumen yang menjadi dasar atas
pemesanan bahan baku kepada supplier dan pengeluaran bahan baku dari gudang.
Purchase order merupakan dokumen yang di gunakan untuk melakukan pemesanan
bahan baku kepada supplier sedangkan kontra bon merupakan dokumen berisi total
jumlah pembayaran dari beberapa faktur penagihan yang harus dibayarkan oleh
perusahaan.
Sistem pembayaran yang di gunakan PFG merupakan sistem pembayaran
konsinyasi yang hanya diberlakukan pada supplier lokal sehingga proses pembayaran
dilakukan dalam kurun waktu 2 minggu setelah barang di supply. Supplier yang
Penerimaa
n barang
dari mitra
tani
Pengir
iman
ke
toko
7-1
Beli putus
Pengu
mpula
n
faktur
Match via
e-mail
Konta
bon di
papaya
Hasil
match/u
n match
Transfer
ke
rekening
21-
30 hr
Cash
(petani non
kontra)
7 hari
(petani
Kontra)
35-51 hari
Gambar 1. Alur Transaksi Pembayaran Papaya Fresh Gallery
Dampak positif bagi petani produsen secara tidak langsung adalah memotivasi
para petani produsen dari suatu Kelompok Tani untuk membentuk kemitraan
sehingga produknya bisa di supply ke ritel modern seperti PFG. Selain itu petani
produsen menjadi lebih mengerti tentang akses ke pasar modern. Perkembangan ritel
modern terhadap para petani produsen dan pelaku aktif rantai nilai modern
berdampak pula terhadap kesejahteraan petani.
Ritel Tradisional
Rantai Distribusi
mempunyai
keterbatasan
yang
didapat
lebih bank
untuk
mengelola
mendapatkan
sedikit
yang
digunakan
Konsumen
dengan
Produk
dipertanggungjawabkan standar
karena
menggunakan
sistem
barcode
Aksesibilitas
Lingkungan
berbelanja
lebih Tidak
ada
layout
sehingga
akan dibeli
Analisis pembeda antara ritel tradisional dengan Papaya Fresh Gallery agar
tidak saling merugikan salah satunya adalah produk yang dijual. Produk yang dijual
oleh Papaya Fresh Gallery berupa produk dalam kemasan dan mencakup produk
impor yaitu produk-produk Jepang dan Korea sehingga berbeda dengan ritel
tradisional. Sedangkan, untuk pasar tradisional produk yang di jual berupa produk
grosir dan juga eceran sehingga konsumen kelas bawah sampai atas apabila
membutuhkan produk dalam jumlah grosir atau eceran akan lebih memilih ke ritel
tradisional. Berdasarkan analisis tersebut dapat di lihat bahwa target pasar yang dituju
berbeda satu sama lainya sehingga tidak saling merugikan.
Manfaat dari pemasaran langsung yang dilakukan Papaya Fresh Gallery bagi
konsumen berdasarkan bauran pemasaran 4P :
a.
Product
Dari segi produk, produk yang dipasarkan oleh PFG merupakan produk-produk
berkualitas baik dan mutu terjamin. Selain itu, produk yang ditawarkan juga
memiliki banyak varian mulai dari produk buah dan sayur segar, daging dan ikan
hidup, produk makanan dalam kemasan, hingga produk impor Jepang dan Korea.
Dengan adanya berbagai macam produk berkualitas yang ditawarkan, maka
mempermudah pemasaran produk yang dilakukan PFG dan konsumen pun dapat
b.
c.
d.
zonasi,
kemitraan,
perizinan,
syarat
perdagangan
(trading
term),
kelembagaan pengawas, dan sanksi. Perpres ini intinya mengatur masalah zonasi,
bagaimana perlindungan pasar tradisional dan ekspansi. Juga, bagaimana supaya
pengaturan lokasi pasar tradisional dan ritel modern bisa menjadi lebih baik.
Arah kebijakan Perpres No 112 Tahun 2007 yaitu:
1. Pemberdayaan pasar tradisional agar dapat tumbuh dan berkembang serasi,
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adanya pasar modern memberikan keuntungan bagi keuntungan bagi petani
produsen, konsumen produk pertanian dan tidak merugikan ritel tradisional. Hal ini di
karenakan dengan adanya jaminan kualitas dan kenyamanan bagi berbelanja di ritel
modern bagi konsumen. Dan untuk petani produsen memiliki keuntungan pasar yang
tetap. Sehingga selama kualitas produknya sesuai dengan kriteria yang di tentukan
ritel modern tersebut maka produk tersebut dapat di pasok ke ritel modern.
Sedangkan ritel tradisional tidak di rugikan dengan adanya ritel modern hal ini karena
ritel tradisional memiliki pangsa pasar yang berbeda dengan ritel modern.
DAFTAR PUSTAKA