sehingga kepala membuka pintu. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh
putar paksi luar. Setelah putar paksi luar berlangsung kepala dipegang di
bawah dagu di tarik ke bawah untuk melahirkan bahu belakang. Setelah
kedua bahu lahir ketiak di ikat untuk melahirkan sisa badan bayi yang diikuti
dengan sisa air ketuban.
c. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan
lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta. Lepasnya plasenta dapat
ditandai dengan uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke atas, tali pusat
bertambah panjang dan terjadi perdarahan.
d. Kala IV, dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post
partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama, observasi yang dilakukan
yaitu tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi
uterus, terjadinya perdarahan. Perdarah dianggap masih normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
C. Patofisiologi
1. Adaptasi Fisiologi
a. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan,
proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot
polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis
tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar
pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai
kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm
setiap 24 jam Pada hari pasca partum keenam fundus normal akan berada di
pertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis.
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil,
berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr
2 minggu setelah lahir. Satu minggu setelah melahirkan uterus berada di
dalam panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gr.
Peningkatan
esterogen
dan
progesteron
bertabggung
jawab
untuk
pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada masa pasca partum penurunan
kadar hormone menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung
jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama
masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar
setelah hamil.
b. Kontraksi
diberikan
segera
setelah
plasenta
lahir.
Ibu
yang
berwarna kuning atau putih. Lochea alba mengandung leukosit, desidua, sel
epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu
setelah bayi lahir. Lochea purulenta terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk.
e. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan.18 jam pasca
partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan
kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap
edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
f. Vagina dan perineum
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke
ukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali
terlihat pada sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan semenonjol pada
wanita multipara.
2. Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta
placental enzyme insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan.
Sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada masa
puerperium. Kadar esterogen dan progesteron menurun secara mencolok
setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen berkaitan dengan
pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra seluler berlebih yang
terakumulasi selama masa hamil.
3. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya akan
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan
sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hami.
4. Sistem cerna
a. Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selam
waktu yang singkat setelah bayi lahir.
b. Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari
setelah ibu melahirkan.
5. Payudara
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
A. PENGKAJIAN
1. Keluhan utama
Sakit perut, pendarahan, nyeri pada luka jaritan, takut bergerak.
2. Riwayat kehamilan
Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyertai.
3. Riwayat persalinan
a. Tempat persalinan
b. Normal/terdapat komplikasi
c. Keadaan bayi
d. Keadaan ibU
4. Riwayat nifas yang lalu
a. Pengeluaran ASI lancer atau tidak
b. BB bayi
c. Riwayat ber KB atau tidak
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Pemeriksaan TTV
2) Pengkajian tanda-tanda anemia
3) Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
4) Pemeriksaan reflek
5) Kaji adanya varises
b. Payudara
1) Pengkajian daerah areola ( pecah, pendek, rata )
2) Kaji adanya abses
3) Kaji adanya nyeri tekan
4) Observasi adanya pembengkakanatau ASI terhenti
5) Kaji pengeluaran ASI
c. Abdomen atau uterus
1) Observasi posisi uterus atau tiggi fundus uteri
2) Kaji adanya kontraksi uterus
3) Observasi ukuran kandung kemih
d. Vulva atau perineum
1) Observasi pengeluaran lokhea
2) Observasi penjahitan lacerasi atau luka episiotomy
3) Kaji adanya pembengkakan
4) Kaji adnya luka
5) Kaji adanya hemoroid
6. Pemeriksaan psiko social
a. Respon + persepsi keluarga
anestesi
lokal,
meningkatkan vasokonstriksi,dan
nutrisi
pada
jaringan,
menurunkan
edema
dan meningkatkan
penyembuhan.
5. Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional : Analgetik dapat mengurangi nyeri
2. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman
sebelumnya, tingkat dukungan, karakteristik payudara.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah teratasi
Kriteria hasil :
1) Klien mengetahui cara merawat payudara bagi ibu menyusui
2). Asi keluar
3). Payudara bersih
4). Payudara tidak bengkak dan tidak nyeri
5). Bayi mau menyusu
1). Kaji pengetahuan pasien mengenai manajemen laktasi dan perawatan payudara
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan
mengembangkan rencana perawatan.
2). Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologi dan keuntungan
menyusui, perawatan puting dan payudara,kebutuhan diet khusus, dan faktor-faktor
yang memudahkan atau mengganggu keberhasilan menyusui.
Rasional : membantu menjamin suplai susu adekuat, mencegah puting
pecah dan luka, memberikan kenyamanan, dan membuat ibu menyusui. Pamflet dan
buku-buku menyediakan sumber yang dapat dirujuk klien sesuai kebutuhan.
3). Kaji puting klien, anjurkan untuk melihat puting setiap habis menyusui.
Rasional : identifikasi dan intervensi dini dapat mencegah/ membatasi
terjadinya luka atau pecah puting, yang dapat merusak proses menyusui.
4). Anjurkan klien untuk mengeringkan puting dengan udara selama 20-30 menit
setelah
menyusui.
Insruksikan
klien
menghindari penggunaan
sabun
atau
penggunaan bantalan bra berlapis plastik, dan mengganti pembalut bila basah atau
lembab.
Rasional : Mempertahankan putting pada media lembab maningkatkan
pertumbuhan bakteri dan kerusakan kulit.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, penurunan Hb,
prosedur infasive, pecah ketuban, malnutrisi.
Tujuan
terjadi.
Kriteria hasil :
1) Klien meyertakan perawatan bagi dirinya
2) Klien bisa membersihkan vagina dan perineumnya secara mandiri
3) Jahitan perineum besar
4) Vulva bersih dan tidak infeksi
5) Tidak ada tanda perawatan
6) Vital sign dalam batas normal :
TD : 120/80 mmhg
Suhu : 36-37,5 C
RR : 12- 24 x/menit
capilary
refil
time
yang
lebih
dari
detik
dapat
1) Pastikan persepsi klien tentang persalinan dan kelahiran, lama persalinan, dan
tingkat kelelahan klien.
Rasional : terdapat hubungan antara lama persalinan dan kemampuan untuk
melakukan tanggung jawab tugas dan aktivitas aktivitas perawatan diri/ perawatan
bayi.
persalinan, dan semakin lama hal tersebut klien memikul tanggung jawab terhadap
perawatan dan mensintesa informasi baru serta mempelajari peranperan baru.
2) Kaji kesiapan klien dan motivasi untuk belajar. Bantu klien / pasangan dalam
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan.
Rasional : periode pascanatal dapat merupakan pengalaman positif bila
penyuluhan yang tepat diberikan untuk membantu mengembangkan pertumbuhan
ibu, maturasi dan kompetensi.
3) Berikan informasi tentang peran post partum
Rasional : meningkatkan perasaan sejahtera secara umum.
4) Berikan informasi tentang perawatan diri, termasuk perawatan perineal dan
hygiene, perubahan fisiologis, termasuk kemajuan normal dari rabas lokhia,
kebutuhan untuk tidur dan istirahat, perubahan peran, dan perubahan emosional.
Biarkan klien mendemonstrasikan materi yang dipelajari, bila diperlukan.
Rasional : membantu mencegah infeksi, mempercepat pemulihan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana
AsuhanKeperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.