Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali calon
pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau swasta,tetapi lapangan
pekerjaan saat ini sangat terbatas, hal ini menyebabkan jumlah pengangguran semakin banyak.
Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah pengangguran itu sangat merugikan karena
manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Oleh karena itu sebagai calon tenaga kerja, kita
harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan
peluang tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis
pekerjaan saja.
Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran.
Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu
usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Salah satu usaha yang mudah dikembangkan yaitu pemeliharaan ayam pedaging karena
banyak orang yang membutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan ini banyak peternak ayam
pedaging yang bersaing untuk menyuplai akan kebutuhan daging tersebut.
Faktor yang paling menentukan dalam usaha peternakan terutama peternakan ayam ada tiga hal
yaitu pembibitan (breeding), makanan ternak/pakan (feeding) dan pengelolaan usaha peternakan
(management). Khusus dalam penyediaan bibit ayam, peternak diusahakan untuk dapat memilih bibit
yang berkuallitas. Tujuan penyediaan bibit yang berkualitas adalah agar hasil panen dapat maksimal.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh peternak terutama mengenai produktifitas, kondisi
dan kesehatan.
B. Tujuan
Tujuan dari usaha peternakan ayam pedaging adalah:
1. Dapat melakukan usaha ayam potong/pedaging dengan baik dan memberikan manfaat yang besar
2. Dapat memasarkan daging ayam dengan baik
3. Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya
4. Dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran
C. Kajian Teoritis
Saat ini telah banyak orang yang mendirikan usaha beternak ayam potong/pedaging, namun
kurang sukses dan banyak yang merugi. Hal tersebut mungkin disebabkan saat mereka akan

mendirikan usaha mereka tidak memperhatikan konsep-konsep dasar berusaha, tidak mengetahui
bagaimana membina serta mengembangkan usaha, dan juga mereka kurang sukses karena mereka
tidak memiliki sikap-sikap berkewirausahaan yang baik dan tangguh. Oleh karena itu sebelum
melaksanakan suatu usaha baru perlu mengetahui hal-hal/aspek-aspek yang berpengaruh terhadap
usaha tersebut. Hal tersebut diantaranya adalah aspek kekuatan (strenght), kelemahan (waekness),
kesempatan (opportunities), dan ancaman (threath). Dengan melakukan analisis terhadap hal-hal
tersebut diharapkan usaha akan berjalan lancar dan sukses. Berikut adalah beberapa hal dari masingmasing aspek diatas:
A. Strength:
1. Beternak ayam potong/pedaging tidak begitu sulit
2. Resiko rugi/gagal kecil dengan modal yang relative kecil
3. Usaha ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak
B. Weakness:
1. Bila anak ayam terserang penyakit atau stress sulit untuk dipulihkan
2. Sulit mendapatkan anak ayam yang sehat dengan kualitas unggul
3. Adanya wabah penyakit dapat dengan mudah menular ke unggas lainnya
C. Opportunities:
1. Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan
2. Permintaan pasar tiap tahunnya selalu meningkat
3. Memberikan keuntungan yang cukup besar
D. Threat:
1. Banyak jenis usaha yang sama sebagai pesaing
2. Persaingan dalam pemasaran semakin ketat

BAB II
DESKRIPSI USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING

A. Sejarah Singkat
Ayam pedaging merupakan ayam yang sangat banyak dibutuhkan pada saat ini karena memiliki
rasa yang has lain dari ayam ras dan memiliki kekenyalan daging yang lebih alot dibandingkan
dengan ayam ras lainnya.
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari
bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging
ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang
kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit
keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai
kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif
singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan
diberbagai wilayah Indonesia.
B. Jenis
Berbagai macam jenis ras ayam pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu
bingung dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis ras yang beredar memiliki daya
produktifitas relative sama. Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok
atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan ras apa yang akan dipelihara. Adapun jenis ras
ayam pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman
202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum,
Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshallm, Euribrid, A.A
70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.
Jenis ras ayam yang dipasarkan pada usaha peternakan ini adalah jenis ayam pedaging bisa
disebut juga dengan ayam sayur (Hypeco-Broiler ) dengan berat badan mencapai 3kg.
C. Alamat Usaha
Usaha bidang peternakan ayam pedaging/potong ini terletak di desa Kalisat Rt 01/01, Mrisen,
Juwiring, Klaten.
D. Manfaat
Adapun beberapa manfaat berwirausaha peternakan ayam pedaging, diantaranya:
1. Penyediaan kebutuhan protein hewani
2. Pendidikan dan latihan ketrampilan dibidang usaha
3. Tabungan hari tua
4. Mencukupi kebutuhan keluarga
E. Pedoman Teknis Budidaya
1. Penyiapan sarana dan peralatan
a) Perkandangan
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha peternakan ayam pedaging, meliputi:
Temperatur berkisar antara 3235 derajat celcius
Kelembapan berkisar antara 60-70%

Konstruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang pentig kuat, bersih, dan tahan
lama
Tata letak kandang agar mendapatkan sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin
kencang
Model kandang ayam disesuaikan dengan umur ayam. Untuk anak ayam umur 2 minggu
sampai 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam berumur 1-3 bulan memakai kandang box
yang lebih besar, dan untuk ayam yang lebih dewasa menggunakan kandang postal
b) Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan
tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai
campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasil serutan
kayu dengan panjang antara 35 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
c) Brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat
pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika
baru menetas.
d) Tempat makan dan minum
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu,plastik, almunium atau
apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat.
e) Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam, meliputi: suntikan, gunting operasi, pisau potong
operasi kecil, dan lain-lain.
Pembibitan ternak yang dipelihara harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:
Ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
Pertumbuhan dan perkembangannya normal
Ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya
Tidak ada lekatan tinja di duburnya
2. Pemilihan bibit dan calon induk
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit DOC (Day Old Chicken) ayam umur sehari,
meliputi:
a) Anak ayam (DOC) berasal dari induk yang sehat
b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya
c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya
d) Anak ayam memiliki nafsu makan yang baik
e) Ukuran badan normal
f) Bulu bersih dan kelihatan mengkilat,
g) Hidung bersih
h) Mata tajam dan bersih
i) Lubang kotoran (anus) bersih
3. Perawatan bibit dan calon induk
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara
khusus dan diberikan pengobatan sesuai dengan petunjuk

a. Pemberian pakan dan minum


Pemberian pakan
Untuk pemberian pakan dan minum ayam ras broiler ada 2 fase, yaitu fase starter dimulai
umur 0-4 minggu dan fase finisher umur 4-6 minggu. Pada usia 0-4 minggu diberi pakan BR1
dan paada usia 5-6 minggu di beri pakan BR2, biaya pakan dari bibit sampai panen setiap
ekor menghabiskan dana sebesar Rp 15.000

Tabel pemberian minum ayam.


Fase Starter
Umur 1-7 hari

1,8 lt/hari/100 ekor

Umur 8-14 hari

3,1 lt/hari/100 ekor

Umur 15-21 hari

4,5 lt/hari/100 ekor

Umur 22-29 hari

7,7 lt/hari/100 ekor


Fase Finisher

Umur 30-36 hari

9,5 lt/hari/ 100 ekor

Umur 37-43 hari

10 lt/hari/100 ekor

Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan tiap 100 ekor pada fase starter adalah 122,6 liter.
Pada fase starter pemberian air minum hendaknya diberi tambahan gula dan obat stress
kedalam air minumnya, pemberian air gula diberikan 5x dari awal hingga tahap panen.
b. Pemeliharaan kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha
pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja.
Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai
catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara
efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu
dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki
kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan
kandang bagi ternak yang dipelihara.
c. Hama dan penyakit
Penyakit:
a) Berak darah (coccidiosis)
Gejala:
Tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil
kedinginan.
Penanganan:

Menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering, pemberian obat Tetra Chloine
Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau
sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
b) Tetelo
Gejala:
Ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap
terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala tortikolisyaitu
kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Penanganan:
Menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit
tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang, memisahkan ayam yang sakit.
Hama:
a) Tungau (kutuan)
Gejala:
Ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu
makan turun, pucat dan kurus.
Penanganan:
Anitasi lingkungan kandang ayam yang baik, pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat,
dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air
kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang
encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan
menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
4. Panen
Hasil panen dari peternakan ayam pedaging ini dibedakan menjadi dua, yakni hasil utama dan
hasil tambahan. Hasil utama dari ternak ayam pedaging adalah daging ayam. Sedangkan hasil
tambahan dari ternak ayam pedaging adalah kotoran ayam yang dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk.

BAB II
DESKRIPSI USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING

F. Sejarah Singkat
Ayam pedaging merupakan ayam yang sangat banyak dibutuhkan pada saat ini karena memiliki
rasa yang has lain dari ayam ras dan memiliki kekenyalan daging yang lebih alot dibandingkan
dengan ayam ras lainnya.
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari
bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging
ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang
kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit
keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai
kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif
singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan
diberbagai wilayah Indonesia.
G. Jenis
Berbagai macam jenis ras ayam pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu
bingung dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis ras yang beredar memiliki daya
produktifitas relative sama. Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok
atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan ras apa yang akan dipelihara. Adapun jenis ras
ayam pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman
202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum,
Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshallm, Euribrid, A.A
70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.
Jenis ras ayam yang dipasarkan pada usaha peternakan ini adalah jenis ayam pedaging bisa
disebut juga dengan ayam sayur (Hypeco-Broiler ) dengan berat badan mencapai 3kg.
H. Alamat Usaha

Usaha bidang peternakan ayam pedaging/potong ini terletak di desa Kalisat Rt 01/01, Mrisen,
Juwiring, Klaten.
I. Manfaat
Adapun beberapa manfaat berwirausaha peternakan ayam pedaging, diantaranya:
5. Penyediaan kebutuhan protein hewani
6. Pendidikan dan latihan ketrampilan dibidang usaha
7. Tabungan hari tua
8. Mencukupi kebutuhan keluarga
J. Pedoman Teknis Budidaya
5. Penyiapan sarana dan peralatan
f) Perkandangan
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha peternakan ayam pedaging, meliputi:
Temperatur berkisar antara 3235 derajat celcius
Kelembapan berkisar antara 60-70%
Konstruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang pentig kuat, bersih, dan tahan
lama
Tata letak kandang agar mendapatkan sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin
kencang
Model kandang ayam disesuaikan dengan umur ayam. Untuk anak ayam umur 2 minggu
sampai 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam berumur 1-3 bulan memakai kandang box
yang lebih besar, dan untuk ayam yang lebih dewasa menggunakan kandang postal
g) Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan
tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai
campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasil serutan
kayu dengan panjang antara 35 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
h) Brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat
pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika
i)

baru menetas.
Tempat makan dan minum
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu,plastik, almunium atau

j)

apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat.
Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam, meliputi: suntikan, gunting operasi, pisau potong
operasi kecil, dan lain-lain.
Pembibitan ternak yang dipelihara harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:
Ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
Pertumbuhan dan perkembangannya normal
Ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya
Tidak ada lekatan tinja di duburnya

6. Pemilihan bibit dan calon induk

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit DOC (Day Old Chicken) ayam umur sehari,
meliputi:
j) Anak ayam (DOC) berasal dari induk yang sehat
k) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya
l) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya
m) Anak ayam memiliki nafsu makan yang baik
n) Ukuran badan normal
o) Bulu bersih dan kelihatan mengkilat,
p) Hidung bersih
q) Mata tajam dan bersih
r) Lubang kotoran (anus) bersih
7. Perawatan bibit dan calon induk
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara
khusus dan diberikan pengobatan sesuai dengan petunjuk
d. Pemberian pakan dan minum

Pemberian pakan
Untuk pemberian pakan dan minum ayam ras broiler ada 2 fase, yaitu fase starter dimulai
umur 0-4 minggu dan fase finisher umur 4-6 minggu. Pada usia 0-4 minggu diberi pakan BR1
dan paada usia 5-6 minggu di beri pakan BR2, biaya pakan dari bibit sampai panen setiap
ekor menghabiskan dana sebesar Rp 15.000

Tabel pemberian minum ayam.


Fase Starter
Umur 1-7 hari

1,8 lt/hari/100 ekor

Umur 8-14 hari

3,1 lt/hari/100 ekor

Umur 15-21 hari

4,5 lt/hari/100 ekor

Umur 22-29 hari

7,7 lt/hari/100 ekor


Fase Finisher

Umur 30-36 hari

9,5 lt/hari/ 100 ekor

Umur 37-43 hari

10 lt/hari/100 ekor

Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan tiap 100 ekor pada fase starter adalah 122,6 liter.
Pada fase starter pemberian air minum hendaknya diberi tambahan gula dan obat stress
kedalam air minumnya, pemberian air gula diberikan 5x dari awal hingga tahap panen.
e. Pemeliharaan kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha
pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja.
Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai

catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara
efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu
dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki
kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan
kandang bagi ternak yang dipelihara.
f. Hama dan penyakit
Penyakit:
c) Berak darah (coccidiosis)
Gejala:
Tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil
kedinginan.
Penanganan:
Menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering, pemberian obat Tetra Chloine
Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau
sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
d) Tetelo
Gejala:
Ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap
terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala tortikolisyaitu
kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Penanganan:
Menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit
tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang, memisahkan ayam yang sakit.
Hama:
b) Tungau (kutuan)
Gejala:
Ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu
makan turun, pucat dan kurus.
Penanganan:
Anitasi lingkungan kandang ayam yang baik, pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat,
dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air
kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang
encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan
menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
8. Panen
Hasil panen dari peternakan ayam pedaging ini dibedakan menjadi dua, yakni hasil utama dan
hasil tambahan. Hasil utama dari ternak ayam pedaging adalah daging ayam. Sedangkan hasil
tambahan dari ternak ayam pedaging adalah kotoran ayam yang dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk.

BAB III
RENCANA PRODUKSI dan PEMASARAN
A. Sarana dan Prasarana
Lokasi tempat usaha ini cukup strategis dan jauh dari pemungkiman masyarakat sehingga jauh
dari kebisinggan sehingga tidak menyebabkan ayam ini steres, sebab apabila apabila ayam ini
mengalami streres maka ayam akan banyak yang mati. Iklim kandang yang cocok untuk beternak
ayam pedaging meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,235 derajat C, kelembaban
berkisar antara 6070%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata
letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta
sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena
menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya
kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di
dalam kandang.Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat,
bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin
seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat
penerangan.
B. Rincian Biaya Produksi
Setelah melakukan langkah-langkah dalam konsep dasar berusaha, maka usaha dapat dimulai dengan
kalkulasi anggaran sebagai berikut:
Rincian Dana
Pembuatan Kandang

Tanah milik sendiri 2000M

Kandang ukuran 20X10m (3kandang)

Bambu 500 batang/kanadang (@Rp5000)

Genting 7000buah/kandang (Rp400/1000biji)

Paku usuk 20kg/ kandang (Rp12000/kg )

Rp 2.500.000 X3
Rp 2.800.000 X 3
Rp 240.000 X 3

=
=
=

Rp 7.500.000;
Rp 8.400.000;
Rp 720.000;

Paku reng 20kg/ kandang (Rp12.000/kg)


Pasir 1rit/kandang untuk tiang (Rp500.000/rit)
Semen 30sak/ kandang utk tiang (@Rp40.000)

Spilt / koral 2:3

Pasir 2rit untuk pembuatan lantai (@500.000/rit)


Semen 20 untuk pembuatan lantai(@40.000)

/ kandang (Rp125.000)

Rp 240.000 X 3
Rp 500.000X3
Rp 1.200.000 X 3

=
=
=

Rp 720.000;
Rp 1.500.000;
R3.6000.000;

Rp

875.000X3

Rp 2.625.000;

Rp 1.000.000 x 3
Rp 800.000 x 3

=
=

Rp 3.000.000;
Rp 2.400.000;
Rp33.465.000

Biaya tukang bangunan 25 hari


Tukang 3org (@50.000/hr)
Laden 8org (@30.000/hr)

Peralatan Kandang

Tempat pakan 100biji (@25.000)

Tempat minum 36biji otomatis (@60.000)

Gasolet 3biji (@1000.000)

Sekop

Tabung gas ukran 50kg (@700.000)


Ember

Thermometer 1 @5000

Burder penyekat DOC 42M (15.000/m)

Gas1kwintal (@750000)

Sekam padi alas kandang 24krg (@8500)

Rp 3.750.000

Rp

Rp 6.000.000

Rp 6.000.000;
Rp 9.750.000

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

Rp 7.500.000;
Rp 6.480.000;
Rp 9.000.000;
Rp 150.000;
Rp 2.100.000;
Rp 240.000;
Rp
15.000;
Rp 1.800.000;
Rp 2.250.000;
Rp 612.000;
Rp30.147.000

Rp 2.500.000 x 3
Rp 2.160.000 x 3
Rp 3.000.000 x 3
Rp
50.000 x 3
Rp 700.000 x 3
Rp 40.000 x 6
Rp
5.000 x 3
Rp 630.000 x 3
Rp
750.000 x 3
Rp
204.000 x 3

3.750.000;

Instalasi listrik
Kabel 2rol (@300.000)
Lampu 10watt 12lmp (@10.000)
Stop kontak 4 broko (@10.000)

Rp
Rp
Rp

600.000 x 3 =
120.000 x 3 =
40.000 x 3 =

Rp 1.800.000;
Rp 360.000;
Rp 120.000;
Rp 2.280.000;

Instalansi air
Pralon 12bj 1/4int (@16.000)
Kran /kandang 2 buah (@15.000)

Rp
Rp

192.000 x 3 =
30.000 x 3 =

Rp
Rp
Rp

578.000;
90.000;
668.000;

240.000 x 3 =

Rp
Rp

720.000;
720.000;

Intalasi gas
Selang 20m (12.000/mtr)

Rp

Bibit Ayam
Bibit DOC max (@5000) x 2000ayam
Bibit DOC Min (@3500) x 2000ayam

Rp 10.000.000 x 3 =
Rp 7.000.000 x 3 =

Pakan dan obat-obatan


BR-1 (0-4minggu) /kg 6000

R30.000.000;
R21.000.000;

BR-2 (5-6minggu) /kg 5000


Sampe 40 hari membutuhkan @15.000 x 2000

Rp 30.000.000 x 3 =

Vitamin
4 hari Vaksin tetes mata ( Rp30.000/2000ekor)
21 hari Vaksin diminumkan (Rp30.000/2000ekor)
Vitamin lainnya (fotivif) (@250.000/kg)
Gula jawa 5kg/2000ekor x 5 (Rp 13.000/kg)

Rp
Rp
Rp

30.000 x 3 =
30.000 x 3 =
250.000 x 3 =
Rp
325.000 x 3

Rp 90.000.000;
Rp 90.000.000;
Rp
Rp
Rp
=

90.000;
90.000;
750.000;
Rp

975.000;
Rp 1.905.000;
Tenaga kerja 3org utk 3 kandang @700.000

Biaya Listrik
Pemakaian listrik /bln @150.000
Modal awal pembuatan kandang
o Pembuatan Kandang
o Lantai (semen + pasir)
o Biaya tukang bangunan

Rp 2.100.000

Rp

150.000 x 3 =

Rp 2.100.000;
Rp 2.100.000;
Rp
Rp

450.000;
450.000;

Rp25.065.000;
Rp 5.400.000;
Rp 9.750.000;

Peralatan Kandang

Rp30.147.000;

Instalasi listrik

Rp

2.280.000;

Instalasi air

Rp

668.000;

Intalasi gas

Rp

720.000;

Bibit Ayam harga @5000

Rp 30.000.000;

Bibit Ayam harga @3500

o
o

Pakan dan obat-obatan


Vitamin

Rp 90.000.000;
Rp 1.905.000;

Tenaga kerja 3org

Rp 2.100.000;

Rp21.000.000;

Rp
450.000;
Rp 198.485.000;
Jadi modal awal pembangunan ternak ayam jika harga bibit ayam @5000 adalah sebesar
o

Biaya Listrik

Rp 198.485.000

Jadi modal awal pembangunan ternak ayam jika harga bibit ayam @3500 adalah sebesar
Rp 189.485.000;
Jumlah Pendapatan
Harga jual ayam /kg
Berat ayam siap panen max 2kg

Max 14.000/kg x 2kg x 2000ayam

Min 13.000/kg x 2kg x 2000ayam

Masukan Tambahan
Nilai jual pupuk kandang 20krg (2000/krg)

Rp 56.000.000 x 3
Rp.52.000.000 x 3

Rp

= Rp168.000.000;
= Rp156.000.000;

40.000 x 3 = Rp 120.000;

Jumlah Pendapatan
Jumlah pendapatan di peroleh dari hasil panen ayam serta hasil pupuk kandang yang di jual
Harga jual /kg
o Max 14.000/kg x 2kg x 2000ayam
Rp168.000.000;
o Min 13.000/kg x 2kg x 2000ayam
Rp156.000.000;
Nilai jual pupuk kandang 20krg (2000/krg)
Rp
120.000;
o
o

Jumlah pendapatan jika harga ayam /kg Rp 14.000


Penjualan pupuk kandang

Rp 168.000.000;
Rp
120.000;
Rp 168.120.000;

Jumlah pendapatan jika harga ayam /kg 13.000


Penjualan pupuk kandang

Rp 156.000.000;
Rp
120.000;
Rp 156.120.000;

Keuntungan
Rincian Jumlah pendapatan
o Jumlah pendapatan jika harga ayam /kg Rp 14.000

o
o
o

Jumlah pendapatan jika harga ayam /kg 13.000


Rincian Jumlah operasional
Bibit Ayam @5000
Pakan dan obat-obatan
Vitamin

Rp 168.120.000;
Rp 156.120.000;
Rp 30.000.000;
Rp 90.000.000;
Rp 1.905.000;

Tenaga kerja 3org

Rp 2.100.000;

Biaya Listrik

Rp
450.000;
Rp 124.455.000;

o
o
o

Jika harga bibit ayam @3500


Pakan dan obat-obatan
Vitamin

Rp 21.000.000
Rp 90.000.000;
Rp 1.905.000;

Tenaga kerja 3org

Rp 2.100.000;

Biaya Listrik

Rp

450.000;

Rp 115.455.000;
Menghitung Keuntungan (Jumlah Pendapatan Jumlah operasional
)
Pendapatan operasional
Rp 168.120.000 - Rp 124.455.000 = Rp 43.665.000;
Keuntungannya jika harga jual ayam /kg Rp 14.000.000 dan harga bibit @5000 adalah

sebesar Rp 43.665.000.
Pendapatan operasional
Rp 168.120.000 - Rp 115.455.000 = Rp 52.665.000
Keuntungannya jika harga jual ayam /kg Rp 14.000.000 dan harga bibit @3500 adalah
sebesar Rp 52.665.000
Pendapatan operasional
Rp 156.120.000 - Rp 124.455.000 = Rp 31.665.000
Keuntungannya jika harga jual ayam /kg Rp 13.000.000 dan harga bibit @5000 adalah
sebesar Rp 31.665.000
Pendapatan operasional
Rp 156.120.000 - Rp 115.455.000 = Rp 40.665.000;
Keuntungannya jika harga jual ayam /kg Rp 14.000.000 dan harga bibit @3500 adalah
sebesar Rp 40.665.000;

C. Kendala
Setiap usaha pasti memiliki kendala, begitu juga dengan usaha peternakan ayam, kendala yang
dihadapi adalah semakin banyaknya persaingan peternakan ayam, tidak hanya semakin banyak
pesaing tetapi hama dan penyakit yang menyebabkan ayam mati juga menjadi kendala yang tidak bisa
di pandang sebelah mata oleh para pengusaha peternakan ayam.
D. Antisipasi Persoalan
Beternak ayam pedaging/potong memiliki prospek yang cukup cerah pada masa sekarang ini,
dilihat dari kebutuhan akan daging di Berbagai wilayah yang cukup besar.
Peluang untuk beternak ayam pedaging/potong ini memang menggiurkan akan tetapi didalam
berusaha, kita harus tetap mengantisipasi persoalan-persoalan yang muncul dalam pemeliharaan dan
pemasaran. Melihat persaingan yang terus meningkat didalam pemasaran, maka untuk mengantisipasi
persoalan yang akan timbul, perlu adanya peningkatan pemeliharaan untuk menghasilkan daging
yang segar, sehat dan bebas dari hama dan penyakit serta siap untuk dipasarkan. Yaitu dengan cara
vaksinasi pada ayam dan rutin dalam pembersihan kandang.
E. Teknik Pemasaran
Pemasaran produk usaha ternak ayam pedaging merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan
usaha di bidang peternakan tersebut. Dalam usaha kali ini hasil panen peternakan disalurkan dengan

sistem kemitraan cabang kabupaten Klaten. Dimana hasil panen tersebut telah memiliki pasarnya
sendiri yang mana pengusaha bekerjasama dengan PT. POHKPAN untuk menyalurkan hasil panen
ayamnya.

Bibit ayam pedaging

Bentuk kandang ayam

Tempat pakan dan minum ayam


Alas lantai dari kulit padi/sekam

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Melihat dari permintaan yang masih belum terpenuhi akan ayam potong saat ini maka
pengembangannya sangat menguntungkan bagi peternak maka dari itu peternakan ayam potong
sangat bagus untuk dikembangkan, dan melihat dari segi kemudahan dalam mengembangkan dan
mudah dalam pemeliharaan ternak ayam potong ini dapat diternakkan secara intensif oleh peternakan
rakyat yang selama ini hanya sebagai usaha sambilan saja.
B. Saran
1. Sebaiknya beternak ayam potong dilakukan secara intensif agar mendapatkan hasil yang
maksimal bukan hanya sebagi usaha sambilan bagi peternak dipedesaan.
2. Untuk peternak yang ada dipedesaan yang telah memiliki ternak ayam potong sebaiknya
dikandangkan bukan dilepas begitu saja untuk menghindari penyakit pada ternak dan manusia.

Anda mungkin juga menyukai