Home Group : 6
Kelas : MPKT-B 16
Disusun oleh :
Havel Trahasdani - 1406551840
Yuda Chandra - 1406571451
Richiditya Hindami - 1406551853
Satrio A. Arifianto - 1406551802
Safira Salsabila - 1406552793
Mifta Adiwira - 14065567403
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Jakarta 2014
I. Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT karena dengan segala rahmat dan inayahnya kami
diberikan kemudahan untuk membuat makalah ini. Salawat serta salam kita
panjatkan untuk Nabi Muhammad SAW selaku Rasullah yang kita cintai.Makalah
yang berjudul Perilaku Masyarakat Terhadap Kondisi Alam ini disusun sebagai
tugas dari MPKT-B. Selain itu makalah ini dibuat agar kita sebagai mahasiswa
dapat merawat dan mengelola bumi dengan baik. Sehingga kita dapat meminimalisir
bencana alam yang terjadi di bumi kita. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Windri Handayani S. Si., M. Si. selaku dosen yang
memfasilitasi dan membantu kami dalam membuat makalah ini. Tanpa beliau kecil
kemungkinan kami untuk dapat mengerjakan tugas ini karena tidak ada yang
membimbing.Harapan kami makalah ini dapat membantu teman-teman semua yang
memerlukan pedoman dalam mengelola bumi. Selain itu dengan adanya makalah
ini, kami harap kami dapat berkonrtibusi secara tidak langsung bagi bumi yang kita
tinggali saat ini agar bumi menjadi semakin nyaman bagi para penghuninya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna.
Sehingga kami selaku mahasiswa dari Ibu Wndri mengharapkan kritik dan saran
yang gunanya menjadi bekal agar kami bisa lebih baik di masa mendatang.
2.
3.
1.3. Tujuan
Tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah
Mengistropeksi diri
Konflik Sektor Pertambangan dengan Sektor Lainnya Dalam hal ini misalnya
konflik dalam penataan dan pemanfaatan ruang, pelestarian lingkungan, serta
konflik pertambangan dengan sektor kehutanan dalam penggunaan lahan hutan
lindung untuk kegiatan pertambangan. Penyebab konflik sektor pertambangan
dengan sektor lain, antara karena:
1. Sulitnya Mengakomodasi Kegiatan Pertambangan kedalam Penataan
Ruang Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya terminologi land use dan land cover
dalam penataan ruang. Land use (penggunaan lahan) merupakan alokasi lahan
berdasarkan fungsinya, seperti permukiman, pertanian, perkebunan, perdagangan,
dan sebagainya. Sementara land cover merupakan alokasi lahan berdasarkan
tutupan lahannya, seperti sawah, semak, lahan terbangun, lahan terbuka, dan
sebagainya. Pertambangan tidak termasuk ke dalam keduanya, karena kegiatan
sektor pertambangan baru dapat berlangsung jika ditemukan kandungan potensi
mineral di bawah PETI di sepanjang Sungai Kahayan, KOMPAS, 21 Juli 2001
permukaan tanah pada kedalaman tertentu. Meskipun diketahui memiliki
kandungan potensi mineral, belum tentu dapat dieksploitasi seluruhnya, karena
terkait dengan besaran dan nilai ekonomis kandungan mineral tersebut. Proses
penetapan kawasan pertambangan yang membutuhkan lahan di atas permukaan
tanah membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan proses penataan
ruang itu sendiri.
2. Sering Dituduh sebagai Biang Keladi Kerusakan Lingkungan Kerusakan
akibat pertambangan dapat terjadi selama kegiatan pertambangan maupun pasca
pertambangan. Dampak lingkungan sangat terkait dengan teknologi dan teknik
pertambangan yang digunakan. Sementara teknologi dan teknik pertambangan
tergantung pada jenis mineral yang ditambang dan kedalaman bahan tambang,
misalnya penambangan batubara dilakukan dengan sistem tambang terbuka,
sistem dumping (suatu cara penambangan batubara dengan mengupas permukaan
tanah). Beberapa permasalahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan
pertambangan, antara lain masalah tailing, hilangnya biodiversity
akibat.pembukaan lahan bagi kegiatan pertambangan, adanya air asam tambang.
Sumber: www.ptfi.co.id
Bila kita lihat pada tabel diatas, pajak yang dikenakan adalah 20%, namun
itu tidak sebanding dengan pendapat yang mereka dapat setelah mengolah bijih
emas dan tembaga.Pada kondisi ini seharusnya kita dapat memikirkan langkah
yang jauh kedepan untuk mengelola semua SDA yang kita miliki. Semua yang
ada di Indonesia ini adalah milik rakyat dan untuk kesejahteraan rakyat bukan
10
terapi pun perlu diberikan agar orang tak lagi membuang sampah sembarangan, tapi
kajian terkait hal itu masih membutuhkan waktu. "Masih butuh waktu, kalau
kajiannya beres saya kasih tahu wartawan,"ungkapnya.
Soal denda buang sampah sembarangan itu sebenarnya sudah tertuang dalam Perda
Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan
Keindahan (K3). Tapi hal itu seolah jadi aturan mandul selama ini.
Sumber: http://news.okezone.com/read/2014/10/14/340/1052137/buang-sampahsembarangan-di-bandung-siap-siap-didenda
Sumber: http://sipd.bangda.kemendagri.go.id/
Data diatas adalah grafik batang tentang Angka Harapan Hidup pada tahun
2007. Dari data tersebut, dapat kita simpulkan bahwa AHH di berbagai provinsi
belum merata. Selain kesadaran masyarakat yang rendah, AHH ini juga dipengaruhi
oleh infrastruktur, sanitasi, tata kota, dan faktor lainnya. Hal ini perlu diperhatikan
dan dicari jalan keluar untuk mengatasi ketidakmerataan statistik tentang AHH ini.
Pada pembahasan Prilaku Masyarakat Indonesia ini, sangat terkait dengan LSPB
2 tentang Kita Sebagai Manajer Kesehatan Lingkungan karena membahas tentang
11
12
Sumber:
www.ptfi.co.id
http://censusindia.gov.in/Data_Products/Library/Provisional_
Population_Total_link/PDF_Links/Chart-figures/fig3.gif
Kemiskinan: Kemiskinan dapat dikatakan sebab dan akibat dari kerusakan
lingkungan. Anda mungkin telah melihat bahwa orang-orang miskin
menggunakan sumber daya alam lebih dari orang kaya. Mereka menggunakan
ini untuk membangun gubuk mereka, untuk memasak, untuk makanan
mereka dan untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Dengan cara ini mereka
menguras sumber daya ini lebih cepat karena mereka tidak memiliki
13
14
Sumber :
http://www.aeronautics.nasa.gov/events/tgir/2001/ppt/hammond/img012.gif
Pembangunan Ekonomi: Ini adalah fakta bahwa pola pembangunan ekonomi
juga telah menciptakan masalah lingkungan. Laju pembangunan ekonomi telah
menempatkan tekanan besar pada sumber daya. Ekonomi saat ini telah menjadi
konsumsi intensif yang menuntut lebih banyak penggunaan sumber daya dan
mempromosikan gaya hidup yang mengarah pada pemborosan. Penggunaan yang
tidak rasional terhadap sumber daya dan limbah mengakibatkan menipisnya
lingkungan.
15
16
17
18
Mitigasi mungkin muncul untuk Anda sebagai istilah teknis. Ini berarti upaya
yang dilakukan untuk mencegah bahaya berkembang menjadi bencana, atau untuk
mengurangi efek dari bencana untuk minimum, ketika mereka terjadi. Tahap
mitigasi berbeda dari tahapan lain karena berfokus pada langkah-langkah jangka
panjang untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Bahkan sebelum fase
mitigasi, mungkin ada fase identifikasi risiko.
Kesiapsiagaan
Pada tahap kesiapsiagaan, manajer bencana mengembangkan rencana aksi
ketika bencana melanda. Ini termasuk (a) rencana komunikasi dengan terminologi
dan metode yang mudah dimengerti; (b) perawatan yang tepat dan pelatihan
pelayanan darurat; (c) pengembangan penampungan darurat dan rencana evakuasi;
(d) bersiap-siap dan memelihara persediaan dan peralatan bencana; dan (e)
mengembangkan organisasi relawan terlatih dari kalangan penduduk sipil.
Respon
Ketika bencana terjadi, tindakan di bawah fase respon diambil. Hal ini termasuk
mobilisasi layanan darurat yang diperlukan dan juga orang-orang yang segera
merespon di daerah bencana. Hal ini mungkin mencakup layanan darurat, seperti
petugas pemadam kebakaran, polisi dan kru ambulans. Sebuah strategi yang
direncanakan dengan baik sebagai bagian dari tahap kesiapsiagaan memungkinkan
koordinasi yang efisien dalam penyelamatan.
Pemulihan
Tujuan dari fase pemulihan adalah untuk memulihkan daerah yang terkena
becana ke keadaan sebelumnya. Ini berbeda dari masa tanggap dalam fokusnya.
Upaya pemulihan terutama berkaitan dengan tindakan yang melibatkan membangun
kembali properti yang hancur, kembali kerja, dan perbaikan infrastruktur penting.
Uraian diatas ini yang sudah kami diskusikan agar tidak terjadi masalah-masalah
yang ada di lingkungan sekitar.
Berdasarkan materi yang sudah kami bahas dipembahasan, kami menyimpulkan
bahwa sebagai mahasiswa yang berpendidikan patut menjaga lingkungan dengan
berbagai solusi yang kami ambil agar tidak timbul masalah dilingkungan sekitar.
19
http://sipd.bangda.kemendagri.go.id/
2.
http://news.okezone.com/read/2014/10/14/340/1052137/buang-sampahsembarangan-di-bandung-siap-siap-didenda
3.
4.
www.ptfi.co.id
5.
http://sipd.bangda.kemendagri.go.id/
6.
http://www.nios.ac.in/media/documents/SecSocSciCour/English/Lesson-26.pdf
7.
http://www.menlh.go.id
8.
http://www.mongabay.go.id
20