Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Desa
(APBDesa)adalah instrumen penting yang sangat
menentukan dalam rangka perwujudan tata pemerintahan
yang baik (good governance) di tingkat desa. Tata
pemerintahan yang baik diantaranya diukur dari proses
penyusunan
dan
pertanggungjawaban
APBDesa.
Memahami proses pada seluruh tahapan pengelolaan
APBDesa
(penyusunan,
pelaksanaan,
pertanggungjawaban) memberikan arti terhadap model
penyelenggaraan pemerintahan desa itu sendiri.
Proses pengelolaan APBDesa yang didasarkan
pada prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabilitas
akan memberikan arti dan nilai bahwa pemerintahan desa
dijalankan dengan baik. APBDesa yang memadai juga
dapat mendorong partisipasi warga lebih luas pada
proses-proses
perencanaan
dan
penganggaran
pembangunan. APBDesa dapat menjawab partisipasi
warga yang bersifat mikro dan mampu ditangani pada
level desa.
Proses penguatan Pemerintahan Desa (Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa) perlu dilakukan
dalam pengelolaan keuangan desa, khususnya tahap
penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
APBDesa, agar APBDesa yang disusun berorientasi
kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dan
memenuhi prinsip-prinsip good governance seperti
transparansi, partisipasi, efektifitas dan akuntabilitas.
Berdasar pemikiran-pemikiran itulah modul ini dibuat
Deskripsi Singkat
Mata diklat Keuangan Desa dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman peserta dalampengelolaan
keuangan desa dengan baik dan benar. Ruang lingkup
pembahasan meliputi : prinsip penyusunan APBDesa dan
mekanisme pengelolaan keuangan desa.
C.
Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Peserta diharapkan mampu memahami pengelolaan
keuangan desa dengan baik dan benar.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata diklat Keuangan Desa, peserta
diharapkandapat :
a. Menjelaskan berbagai prinsip penyusunan
APBDesa;
b. Menjelaskan mekanisme pengelolaan keuangan
desa dengan benar.
D.
5)
6)
7)
8)
9)
Disiplin Anggaran
Taat Asas
Transparansi dan Akuntabilitas
Partisipasi masyarakat
Kemandirian
Petunjuk Belajar
1. Bacalah peraturandan bahan bacaan yang terkait
dengan masalah keuangan desa yang tersedia.
2. Pahami dari setiap rangkuman yang ada pada setiap
bab.
3. Cobalah melakukan latihan sendiri dengan butir-butir
kegiatan yang tertuang dalam modul/bahan ajar
BAB II
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
(APBDESA)
Setelah mengikuti mata diklat Keuangan Desa, peserta diharapkan
dapat menjelaskan berbagai prinsip penyusunan APB Desa
A.
dan
2.
3.
C.
10
11
2.
Keadilan Anggaran
Merencanakan
anggaran
bukan
saja
menentukan sumber pendapatan dan pengeluaran
untuk kepentingan pembangunan saja, tetapi
menetapkan komposisi dan beban yang harus
ditanggung langsung maupun tidak langsung oleh
masyarakat.Retribusi Desa, dan pungutan desa lain
yang dibebankan kepada masyarakat harus
mempertimbangkan tingkat kemampuan masingmasing warga masyarakat untuk membayar.
Sumber pendapatan melalui pungutan desa
jumlahnya sangat terbatas.Ditinjau dari kemampuan
relatif terbatas, maka anggaran harus ditetapkan
untuk hal-hal yang bersifat prioritas menyangkut
kepentingan
dan
kebutuhan
dasar
masyarakat.Komposisi
harus
menggambarkan
keseimbangan dan keadilan.Pengeluaran tidak
hanya untuk kepentingan individu, pemerintah atau
kelompok tertentu saja, tetapi harus proporsonal agar
dapat dinikmati masyarakat, terutama yang
berkemampuan terbatas.Dengan demikian, anggaran
harus mampu menggambarkan nilai rasionalitas
dalam menetapkan prioritas dan tingkat pelayanan
yang diterima masyarakat.
Untuk menyeimbangkan kedua kebijakan
tersebut, Pemerintah desa dapat melakukan
diskriminasi
tarif
secara
rasional
guna
menghilangkan rasa ketidakadilan. Selain itu dalam
mengalokasikan
belanja
desa
juga
harus
mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat
tanpa diskriminasi pemberian pelayanan.
12
3.
13
a.
b.
4.
14
15
6.
Taat Asas
Penyusunan APBDesa sebagai kebijakan
desa yang ditetapkan dengan peraturan desa harus
mengikuti asas-asas :
1. Tidak
bertentangan
dengan
peraturan
perundang-undangan
yang
lebih
tinggi
mengandung arti bahwa apabila pendapatan,
belanja dan pembiayaan yang dicantumkan
dalam rancangan peraturan desa tersebut telah
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,
yang diakui keberadaannya dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat sepanjang
diperintahkan
oleh
peraturan
perundangundangan
yang
lebih
tinggi.
Peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi yang
dimaksud mencakup kebijakan yang berkaitan
dengan keuangan daerah.
2. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum
mengandung arti bahwa rancangan peraturan
desa tentang APBDes lebih diarahkan agar
mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan
dan kepentingan masyarakat (publik) dan bukan
membebani masyarakat. Peraturan desa tidak
boleh menimbulkan diskriminasi yang dapat
mengakibatkan
ketidakadilan,
menghambat
kelancaran arus barang dan pertumbuhan
ekonomi
masyarakat,
pemborosan
keuangan/memicu ketidakberdayaan masyarakat
kepada pemerintah desa dan menganggu
stabilitas keamanan serta ketertiban masyarakat
yang secara keseluruhan menganggu jalannya
penyelenggaraan pemerintahan di desa.
16
17
pertanggungjawaban
atas
rencana
pelaksanaan anggaran tersebut.
ataupun
Partisipasi Masyarakat
Hal ini mengandung makna bahwa
pengambilan keputusan dalam proses penyusunan
dan penetapan APBDesa sedapat mungkin
melibatkan
partisipasi
masyarakat
sehingga
masyarakat mengetahui hak dan kewajibannya
dalam pelaksanaan APBDes.Penyusunan dan
penetapan APBDesa bukan menjadi tanggung
jawab pemerintah desa dan BPD saja,melainkan
melalui
keterlibatan
masyarakat.Rencana
pembangunan dan kebutuhan biayapelaksanaan
sangat erat kaitannya dengan kepentingan
masyarakat, sehingga dalammenentukan sumber
pendapatan dan pengeluaran harus dilakukan
secara terbuka.Masyarakatharus mampu membaca
dan memahami fungsi anggaran dalam konteks
rencana jangkapanjang desa.
18
9.
D.
Kemandirian
Pada dasarnya rencana pembangunan desa
merupakan prakarsa masyarakat secara swadaya
untuk mencapai tujuan dan harapan yang dicitacitakan.Demikian halnya dalam menyusun anggaran,
prinsip kemandirian menjadi pilar utama agar desa
mampu
mewujudkan
visi,
misi
dan
tujuannya.Pemerintah
desa
harus
mampu
meningkatkan pendapatan asli desa secara rasional
dan
tidak
membebani
perekonomian
masyarakat.Menggali sumber pendapatan desa
secara optimal dan penerapan efisiensi pengeluaran
pembangunan, melaluistrategi pembiayaan yang
tepat,
sehingga
mengurangi
ketergantungan
terhadap bantuan pemerintah.
Rangkuman
Sumber pendapatan desaterdiri dari pendapatan asli
desa, bagi hasil pajak daerah kabupaten/kota, bagian dari
dana perimbangan keuangan pusat dan daerah, bantuan
keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan, serta hibah dan sumbangan dari
pihak ketiga yang tidak mengikat.
Siklus APBDesa meliputi tiga tahapyaitu tahap
persiapan anggaran, tahappelaksanaan anggarandan
tahap pelaporan dan evaluasianggaran. Terdapat empat
teknik dasar penganggaran dalam penyusunan APBDesa.
Prinsip dasar penyusunan APBDesa terdiri dari
anggaran berbasis kinerja, keadilan anggaran, efektivitas
dan efisiensi,surplus dan defisit anggaran, disiplin
anggaran,taat asas, transparansi dan akuntabilitas
anggaran, partisipasi masyarakat dan kemandirian.
19
E. Latihan 1
Petunjuk: jawablah soal-soal berikut ini dengan
singkat, tepat dan jelas:
1. Jelaskan sumber-sumber pendapatan desa.
2. Jelaskan siklus APBDesa
3. Jelaskan empat teknik dasar penganggaran dalam
penyusunan APBDesa..
4. Jelaskan
prinsip
dasar
penyusunan
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
20
BAB III
MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Setelah mengikuti mata diklat Keuangan Desa, peserta
diharapkan dapat menjelaskan mekanisme pengelolaan
keuangan desa dengan benar
A. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa
Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban
desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa
yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban desa tersebut.
Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan
proses kegiatan, yang meliputi perencanaan dan
penganggaran,
pelaksanaan
dan
penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengawasan
keuangan desa.Pengelolaan keuangan desa dilakukan
secara tertib dan terencana yang ditetapkan di dalam
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Desa
(APBDesa).Keuangan desa dikelola dalam masa 1 (satu)
tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember.
Kepala desa sebagai kepala pemerintah desa
adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa
dan mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan
kekayaan desa yang dipisahkan.Kepala desa mempunyai
kewenangan:
1. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;
2. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang
desa;
21
22
selanjutnya
disingkat
APBDesa
adalah
rencana
keuangantahunan pemerintahan desa yang dibahas dan
disetujui bersama olehpemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa, dan ditetapkandengan peraturan
desa.
APBDesa
merupakan
rencanapembiayaan
pelaksanaan
pembangunan
dan
operasional
PemerintahanDesa, yang disetujui oleh masyarakat
desa.Lebih lanjut, Permendagri 37 tahun 2007 juga
mengatur struktur APBDesa,sebagai berikut :
1. Pendapatan Desa.
Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan
uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar
kembali oleh desa.
Pendapatan Desa terdiri dari:
a. Pendapatan Asli Desa (PADesa);
b. Bagi Hasil Pajak Kabupaten/Kota;
c. Bagian dari Retribusi Kabupaten/Kota;
d. Alokasi Dana Desa (ADD);
e. Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Desa
lainnya;
f. Hibah;
g. Sumbangan Pihak Ketiga.
2. Belanja Desa.
Belanja desa meliputi semua pengeluaran dari
rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1
(satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
23
24
25
26
dan
1. Penyusunan
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKPDesa)
RPJMDesa untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
merupakan penjabaran dari visi dan misi dari Kepala
Desa yang terpilih. Setelah berakhir jangka waktu
RPJMDesa, Kepala Desa terpilih menyusun kembali
RPJMDesa untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
RPJMDesa ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah Kepala Desa dilantik.
Selanjutnya Kepala Desa bersama Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) menyusun RKPDesa
yang
merupakan
penjabaran
dari
RPJMDesa
berdasarkan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan
Desa.Penyusunan RKPDesa diselesaikan paling lambat
akhir bulan Januari tahun anggaran sebelumnya.
2. Penetapan Rancangan APBDesa
Sekretaris
Desa menyusun
Rancangan
Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan pada
RKPDesa. Sekretaris Desa menyampaikan rancangan
Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala Desa
untuk memperoleh persetujuan. Selanjutnya Kepala
Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa
kepada BPD untuk dibahas bersama dalam rangka
memperoleh
persetujuan
bersama.Penyampaian
rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa diajukan
paling lambat minggu pertama bulan November tahun
anggaran
sebelumnya.
Pembahasannya
menitikberatkan pada kesesuaian dengan RKPDesa.
Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang
27
28
29
peraturan desa.
Namun demikian, dikecualikan bagi
belanja desa yang bersifat mengikat dan belanja desa
yang bersifat wajib yang ditetapkan dalam peraturan
kepala desa.
Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak
penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan
seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya
ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Jika dalam APBDesa terjadi Sisa lebih perhitungan
anggaran (SilPA) tahun sebelumnya, maka merupakan
penerimaan pembiayaan yang boleh digunakan untuk:
1. Menutupi
defisit
anggaran
apabila
realisasi
pendapatan lebih kecil dari pada realisasi belanja;
2. Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban
belanjalangsung;
3. Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan
akhir tahun anggaran belum diselesaikan.
Pengaturan tentang dana cadangan dalam
APBDesa sebagai berikut :
1. Dana cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri
atau disimpan pada kas desa tersendiri atas nama
dana cadangan pemerintah desa.
2. Dana cadangan tidak dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan lain diluar yang telah ditetapkan
dalam peraturan desa tentang pembentukan dana
cadanganapabila dana cadangan telah mencukupi
untuk melaksanakan kegiatan.
30
E.
Perubahan APBDesa
Tata cara pengajuan perubahan APBDesa sama
dengan
tata
cara
penetapan
pelaksanaan
APBDesa.Perubahan APBDesa dapat dilakukan apabila
terjadi:
1. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan
pergeseran antar jenis belanja. Dalam kondisi ini maka
perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam
keadaan luar biasa. Perubahan APBDesa terjadi bila
Pergeseran anggaran yaitu Pergeseran antar jenis
belanja dapat dilakukan dengan cara merubah
peraturan desa tentang APBDesa.
2. Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan
anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus digunakan
dalam tahun berjalan. Dalam hal ini maka penggunaan
SiLPA tahun sebelumnya dalam perubahan APBDesa,
yaitu Keadaan yang menyebabkan sisa lebih
perhitungan anggaran (SilPA) tahun sebelumnya harus
digunakan dalam tahun berjalan.
3. Keadaan darurat yaitu pendanaan keadaan darurat,
dengan ketentuan :
a. Keadaan darurat sekurang-kurangnya memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1) Bukan merupakan kegiatan normal dan aktivitas
pemerintah desa dan tidak dapat diprediksikan
sebelumnya;
2) Tidak diharapkan terjadi secara berulang;
3) Berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah
desa;
4) Memiliki dampak yang signifikan terhadap
anggaran dalam rangka pemulihan yang
disebabkan oleh keadaan darurat.
31
32
33
F.
pertanggungjawaban
a. Penatausahaan Penerimaan;
Penatausahaan penerimaan wajib dilaksanakan
oleh
Bendahara
Desa.
Penatausahaan
penerimaan
sebagaimana
diatur
dalam
Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor: 37
Tahun 2007Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa menggunakan:
1) Buku kas umum; (dapat dilihat di Lampiran II
modul ini).
2) Buku kas pembantu perincian obyek
penerimaan;(dapat dilihat di Lampiran III
modul ini).
3) Buku kas harian pembantu;(dapat dilihat di
Lampiran V modul ini).
Bendahara
Desa
wajib
mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang
menjadi
tanggungjawabnya
melalui
laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada Kepala
Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
34
pembantu
perincian
obyek
35
36
37
38
39
40
Rangkuman
Kepala desa sebagai kepala pemerintah desa
adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
desa dan mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan
kekayaan desa yang dipisahkan.Sekretaris Desa
bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan
keuangan desa dan bertanggung jawab kepada Kepala
Desa.
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Desa
(APBDesa)
adalah
rencana
keuangan
tahunan
pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama
oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan
Desa, dan ditetapkan dengan peraturan desa.Struktur
APBDesa terdiri dari pendapatan desa, belanja desa dan
pembiayaan desa.
Penyusunan APBDesa meliputi tiga tahap yaitu:
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJMDesa) dan Rencana Kerja Pembangunan
Desa (RKPDesa), Penetapan Rancangan APBDesa, dan
Evaluasi Rancangan APBDesa.
Ruang lingkup pelaksanaan APBDesa meliputi
pengelolaan pendapatan desa dan belanja (pengeluaran)
desa yang dilaksanakan melalui rekening kas desa,
pengelolaan Sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) dan
pengelolaan dana cadangan.
41
42
I.
Latihan 2
Petunjuk: jawablah soal-soal berikut ini dengan
singkat, tepat dan jelas:
1. Jelaskan tentang kekuasaan pengelolaan keuangan
desa.
2. JelaskanstrukturAPBDesa.
3. Jelaskan ruang lingkup pelaksanaan APBDesa.
4. Jelaskankondisi
yang
membolehkan
terjadinya
perubahan APBDesa.
5. Jelaskantentang kegiatan dalam penatausahaan dan
pertanggungjawaban APBDesa.
6. Jelaskan tentang pelaksanaan kegiatan desa dengan
pembiayaan bersumber dari ADD.
43
KUNCI JAWABAN
LATIHAN 1
pemerintah,
kabupaten/kota
pemerintah
dalam
provinsi,
rangka
dan
pemerintah
pelaksanaan
urusan
evaluasi
anggaran.
Terdapat
empat
teknik
dasar
efektivitas
dan
efisiensi,
surplus
dan
defisit
44
LATIHAN 2
1.
2.
3.
desa
dan
belanja
(pengeluaran)
desa
yang
45
5.
dan
Pertanggungjawaban
Keuangan
Desa
Penggunaan
Dana)
dan
46
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan;
------------. Nomor 40 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
------------. Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
-----------. Nomor 35 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum Tata Cara
Pelaporan
Dan
Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan
Pemerintah Desa;
-----------. Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolan
Keuangan Desa;
-----------. Nomor 66 Tahun 2007 Tentang Perencanan Pembangunan
Desa.
Mardiasmo, 2002, Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah,
PenerbitAndi, Yogyakarta.
47
KODE
REKENI
NG
1.
1.1
1.1.1
1.1.1.1
1.1.2
1.1.2.1
1.1.2.1.1
1.1.2.1.2
1.1.2.2
1.1.2.3
1.1.2.4
1.1.2.5
1.1.2.6
1.1.2.7
1.1.2.8
1.1.3
1.1.3.1
TAHUN
TAHUN
KE
SEBELUMN BERJALA
T.
YA
N
URAIAN
PENDAPATAN
PendapatanAsliDesa
Hasil Usaha Desa
Dst
HasilPengelolaanKekaya
anDesa
Tanah KasDesa : (*)
Tanah Desa
Dst ..
PasarDesa
PasarHewan
TambatanPerahu
BangunanDesa
PelelanganIkan yang
dikelolaDesa
Lain-lain
KekayaanMilikDesa
Dst
HasilSwadayadanPartisip
asi
Dst
.
48
1.1.4
1.1.4.1
HasilGotongRoyong
Dst
.
1.1.5
Lain-lain
PendapatanAsliDesa
yang sah
Dst
..
1.1.5.1
1.2
BagiHasilPajak:
Bagihasilpajakkabupaten/
kota
Bagihasil PBB
Dst
1.3
BagiHasilRetribusi
Dst
1.4
Bagian Dana
PerimbanganKeuanganP
usatdan Daerah
ADD
Dst .
1.5
BantuanKeuanganPemeri
ntahProvinsi,
Kabupaten/Kota,
dandesalainnya
BantuanKeuanganPemeri
ntah:
Dst
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3.1
1.4.1
1.4.2
1.5.1
1.5.1.1
1.5.2
BantuanKeuanganPemeri
ntahProvinsi
49
1.5.2.1
Dst
1.5.3
BantuanKeuanganPemeri
ntahKabupaten/Kota.
Dana
Tambahanpenghasilantet
apKepalaDesadanPerang
katDesa
Dst ..
1.5.3.1
1.5.3.2
1.5.4
1.5.4.1
1.6
1.6.1
1.6.2
1.6.3
1.6.4
1.6.5
1.6.6
1.7
1.7.1
1.7.2
2
2.1
2.1.1
2.1.1.1
2.1.1.2
BantuanKeuanganDesala
innya :
Dst
Hibah
Hibahdaripemerintah
Hibahdaripemerintahprovi
nsi
Hibahdaripemerintahkabu
paten/kota
Hibahdaribadan/lembaga/
organisasiswasta
Hibahdarikelompokmasya
rakat/ perorangan
Dst ..
SumbanganPihakKetiga
Sumbangandari ..
Dst .
JUMLAH PENDAPATAN
BELANJA
BelanjaLangsung
BelanjaPegawai/Honorari
um :
Honor tim/panitia
Dst ..
50
2.1.2
2.1.2.1
2.1.2.2
2.1.2.3
BelanjaBarang/Jasa :
Belanjaperjalanandinas
Belanjabahan/material
Dst
2.1.3
2.1.3.1
2.1.3.2
2.1.3.3
Belanja Modal
Belanja Modal Tanah
Belanja Modal jaringan
Dst
2.2
2.2.1
2.2.1.1
BelanjaTidakLangsung
BelanjaPegawai/Penghas
ilanTetap
Dst
2.2.3
2.2.3.1
BelanjaHibah
Dst
2.2.4
2.2.4.1
BelanjaBantuanSosial :
PendidikanAnakUsiaDini
(PAUD)
Dst
2.2.4.2
2.2.5
2.2.5.1
BelanjaBantuanKeuanga
n
Dst
2.2.6
2.2.6.1
2.2.6.2
2.2.6.3
Belanjatakterduga
Keadaandarurat
Bencanaalam
Dst
51
JUMLAH BELANJA
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
PEMBIAYAAN
PenerimaanPembiayaan
SisaLebihPerhitunganAn
ggaran (SILPA)
tahunsebelumnya.
Hasilpenjualankekayaan
Desa yang dipisahkan.
PenerimaanPinjaman
PengeluaranPembiayaan
Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal Desa
Pembayaranutang
JUMLAH PEMBIAYAAN
.,tanggal
KEPALA DESA
.
Catatan :
*
Tanah
KasDesaatauistilahlainnyaseperti
: Tanah Titi Sara, SuguhDayoh,
Bengkok, BondoDeso, kokoan,
Timbul,
Pangonan,
Tanah
PembelianDesa, dsb.
52
Lampiran II BukuKasUmumDesa
BUKU KAS UMUM
DESA KECAMATAN .
TAHUN ANGGARAN
No.
Tgl.
KODE REKENING
URAIAN
PENERIMAAN
(Rp.)
5
PENGELUARAN
(Rp.)
6
JUMLAH
Jumlahbulan/tanggal
Rp.
Jumlahsampaibulanlalu/tanggal
Rp.
Jumlahsemua s/d bulan /tanggal
Rp.
Sisakas
Rp.
Padahariinitanggal , 200..
Oleh kami didapatdalamkasRp. .
( .. denganhuruf)
Terdiridari :
Tunai
Rp. .
Saldo Bank
Rp. .
SuratBerharga
Rp. .
.,
MENGETAHUI
KEPALA DESA,
tanggal
BENDAHARA DESA,
..
Cara Pengisian :
Kolom1diisidengannomorurutpenerimakasataupengeluarankas
Kolom2 diisidengantanggalpenerimaankasataupengeluarankas
Kolom3 diisidengankoderekeningpenerimaankasataupengeluarankas
Kolom4 diisidenganuraianpenerimaankasataupengeluarankas
Kolom5 diisidenganjumlah rupiah penerimaankas
Kolom 6 diisidenganjumlah rupiah pengeluarankas
53
NOMOR BKU
PENERIMAAN
2
TANGGAL
SETOR
3
Jumlahbulanini
Jumlah s/d bulanlalu
Jumlah s/d bulanini
JUMLAH
(Rp.)
5
Rp.
Rp.
Rp.
.,tanggal....
MENGETAHUI
KEPALA DESA
BENDAHARA DESA,
..
Cara Pengisian :
Kolom1diisidengannomorurut
Kolom2 diisidenganNomor BKU penerimaan
Kolom3 diisidenganTanggalPenyetoran STS/BuktiPenerimaanlainnya
Kolom4 diisidenganNomor STS/Buktipenerimaanlainnya.
Kolom5 diisidenganjumlah rupiah setoran STS/Bukti penerimaan lainnya.
54
Lampiran IV BukuKasPembantuPerincianObyekPengeluaran
BUKU KAS PEMBANTU
PERINCIAN OBYEK PENGELUARAN
DESA KECAMATAN .
TAHUN ANGGARAN
No.
URUT
1
NOMOR BKU
PENGELUARAN
2
TANGGAL
PENGELUARAN
3
JUMLAH
Jumlahbulanini
Jumlah s/d bulanlalu
Jumlah s/d bulanini
JUMLAH
(Rp.)
5
Rp.
Rp.
Rp.
.,tanggal
MENGETAHUI
KEPALA DESA,
BENDAHARA DESA,
..
Cara Pengisian :
Kolom1diisidengannomorurut
Kolom2 diisidenganNomor BKU pengeluaran
Kolom3 diisidenganTanggalPengeluaran SPP/BuktiPengeluaranlainnya
Kolom4 diisidenganNomor SPP/Buktipengeluaranlainnya.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah Pengeluaran SPP/Bukti pengeluaran
lainnya.
55
Lampiran V BukuKasHarianPembantu
BUKU KAS HARIAN PEMBANTU
DESA KECAMATAN .
TAHUN ANGGARAN
No.
URU
T
1
TANGGAL
URAIAN
PENERIMAAN
(Rp.)
PENGELUARAN
(Rp.)
JUMLAH
(Rp.)
5
JUMLAH
.,tanggal
MENGETAHUI
KEPALA DESA,
BENDAHARA DESA,
..
Cara Pengisian :
Kolom1diisidengannomorurutpenerimaanataupengeluarankaspengeluaran
Kolom2 diisidengantanggalpenerimaanataupengeluarankaspengeluaran
Kolom3 diisidenganuraianpenerimaankasataupengeluarankas
Kolom4 diisidenganjumlah rupiah penerimaankas.
Kolom5 diisidenganjumlah rupiah pengeluarankas.
Kolom 6 diisidengansaldobukukasbendahara.
56