Disusun oleh:
Kelompok 8
Tri Wahyunianto
Finlam Kurniasih
Rashintia Afra Nada
Riqi Astuti
Dwi Pebriana Puji Asih
12803241040
12803241027
12803241028
12803241029
12803241030
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul Rerangka Konseptual (Conseptual Framework) dan Tujuan Pelaporan
Akuntansi dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah sistem
akuntansi.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bimbingan serta arahan dari orangorang terdekat. Oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1
2
Ibu Diana Rahmawati M. Si. dosen pengampu mata kuliah teori akuntansi.
Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah memberikan
bantuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dalam
rangka penyempurnaan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.
Latar Belakang.................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2
BAB III PENUTUP................................................................................... 35
A.
Kesimpulan.................................................................................... 35
B.
Saran............................................................................................ 35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan adalah arah ke mana segala upaya, tindakan dan pertimbangan
dicurahkan. Oleh karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan
merupakan langkah yang paling krusial dalam perekayasaan akuntansi.
Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis dan susunan statement
keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju
dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang
dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasional
pihak yang dituju. Pada gilirannya pihak yang dituju akan melakukan
tindakan atau mengambil keputusan yang mengarah ke pencapaian tujuan
pelaporan keuangan. Dengan demikian, diharapkan tujuan yang lebih luas
(tujuan ekonomi dan sosial negara) akan tercapai pula.
B. Pemakai dan Kepentingannya
Dalam suatu lingkungan negara, banyak pihak potensial yang dituju atau
berkepentingan dan kepentingan mereka sangat beragam.
Beragam
pendekatan
1)
pelaporan
keunagan
diarahkan
untuk
menghasilkan satu set data (satu set statement keuangan) untuk berbagai
pemakai dan kepentingan. Pemakai menyusun dan mengolah kembali data
tersebut
menjadi
informasi
yang
relevan
untuk
keputusan
dan
Bila akuntansi harus berperan dalam hal ini, maka tujuan pelaporan
keuangan harus dipertimbangkan dalam konteks tujuan kegiatan sosial atau
masyarakat dalam suatu negara. Bila tujuan masyarakat harus dicapai, tujuan
siapa yang harus dipertimbangkan? Berkaitan dengan ini, Bloom dan Elgers
(311:1995) mendeskripsikan tiga macam tujuan kegiatan sosial/masyarakat
dan implikasinya terhadap penentuan tujuan pelaporan keuangan, yaitu:
1. Tujuan Fungsional
Tujuan ini adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara
keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing
individual di dalamnya. Tujuan individual tidak dapat diamati
sedangkan tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan mengamati
konsekuensi-konsekuensi dari kegiatan masyarakat atau organisasi
yang nyatanya terjadi. Selain itu, tujuan fungsional juga dapat
erupakan konsekuensi-konsekuensi sebagai hasil ketetapan-ketetapan
atau harapan penguasa. Dengan demikian, tujuan fungsional
merupakan tujuan normatif yang menjadi pedoman dalam pembuatan
kebijakan di tingkat nasional atau organisasi. Sebagai kegiatan sosial,
tujuan fungsional akuntansi dapat terdiri atas satu atau beberapa tujuan
yang berkaitan. Walaupun tujuan/motif individual tidak dapat
diketahui/dipertimbangkan, diharapkan bahwa tujuan fungsional yang
ditetapkan selaras dengan sebagian atau bahkan seluruh tujuan
individual.
2. Tujuan Bersama
Tiap individu umumnya tidak mempunyai satu tujuan saja tapi
banyak. Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual
yang sama dengan tujuan individual lainnya. Kalau tujuan fungsional
disusun tanpa memeperhatikan tujuan-tujuan indvidual, tujuan
bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan
individual kemudian dipilih yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan
sosial.
Penentuan tujuan sosial akuntansi atas dasar tujuan bersama akan
merupakan proses yang sangat kompleks karena dalam kenyataannya
terdapat berbagai kelompok pemakai yang tujuan/motifnya berbeda
serta model pengambilan keputusan tiap kelompok pemakai atau
anggotanya juga sulit diidentifikasi.
yang
konsekuensi
keputusan
atau
tindakannya
yang
berkaitan
dengan
APB No. 4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan umum (general
objectives) dan tujuan kualitatif (qualitative objectives). Tujuan di atas
merupakan tujuan umum yang dijadikan dasar untuk menentukan
kandungan informasi akuntansi (apa yang harus dilaporkan). Tujuan
umum ini dijabarkan lebih lanjut menjadi:
sebagai
fokus.
Jadi,
dapat
dikatakan
bahwa
APB
tujuan
yang
saling
berkaitan
secara
hierarkis
dengan
Untuk Apa
Hierarki
Apa
Aspek perusahaan Umum
Keputusan
yang bermanfaat
ekonomik
Keputusan
perusahaan
ekonomik
menggantungkan
pada
1.1
statement
keuangan
dan
mempunyai akses
terbatas
untuk
mendapat
3
informasi.
kas Investor
Aliran
potensial
kreditor
dan Prediksi,
1.2
komparasi dan
evaluasi aliran
Daya
melaba Investor
(earning power)
kreditor
kas
dari
investasi
dan
pinjaman
dan Prediksi,
1.2.1
komparasi dan
evaluasi aliran
laba
untuk
keputusan
investasi
5
dan
Kemampuan
Investor
kredit
dan Keefektifan
manajemen
kreditor
manajemen
1.2.2
dalam
pengelolaan
6
Deskripsi
analisis
dan Investor
transaksi kreditor
dan kejadian
7
Posisi keuangan
sumber daya.
dan Prediksi,
komparasi dan
evaluasi
Investor
kreditor
1.2.2.1
daya
melaba
dan Prediksi,
komparasi dan
1.2.2.2
evaluasi
8
Laba periodik
Investor
kreditor
daya
melaba
dan Prediksi,
1.2.2.3
komparasi dan
evaluasi
Kegiatan
Investor
perusahaan
kreditor
daya
melaba
dan Prediksi,
1.2.2.4
komparasi dan
evaluasi
10
Aspek perusahaan
Umum
daya
melaba
Proses prediktif 1.3
dalam
pengambilan
11
Aspek
organisasi Umum,
keputusan
Keefektifan
kepemerintahan
dan kreditor.
1.4
dalam
pengelolaan
12
Kegiatan
Umum (publik)
sumber daya
Dampak
dan 1.5
perusahaan
peran
sosial
tertentu.
perusahaan
10
dipengaruhi
oleh
karakteristik
dan
11
ekonomi
diakui
dan
daya
swasta/pribadi
produktif
dari
pada
lebih
oleh
banyak
dikelola
pemerintah
dan
dan
12
merupakan
piak
yang
FASB
membatasi
tujuan
pelaporan
untuk
informasionalnya,
perlu
diidentifikasi
tujuan
13
bahwa
menciptakan
kemampuan
aliran
kas
perusahaan
yang
untuk
menguntungkan
untuk pelaporan
adalah sebagai
berikut:
1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai
lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat
keputusan-keputusan investasi, kredit dan semacamnya
yang rasional. Informasi harus terpahami bagi mereka
yang mempunyai pengetahuan yang memadai tentang
berbagai kegiatan bisnis
14
(assessing)
jumlah,
saat
terjadi,
dan
klaim
terhadap
sumber-sumber
tersebut
15
jatuh
temponya
sekuritas
atau
pinjaman.
Dengan
cara
lain,
16
non
bisnis
telah
melaksanakan
tanggung
jawab
17
18
FASB harus mendasarkan diri pada tiga gagasan tersebut dan mengaitkannya
pada proses penalaran dan pertimbangan (judment) oleh penyusun standar
atau penyusun statment (manajemen) dalam memilih alternatif atau kebijakan
akuntansi. Pertimbangan dalam menentukan kebijakan akuntansi adalah
sebagai berikut:
Pertimbangan 1 berkaitan dengan masalah siapa yang dituju dan
bagaimana kedudukan yang dituju terhadap organisasi atau badan usaha.
Dalam hal ini yang dituju adalah investor, kreditor dan pemakai lain yang
tidak mempunyai akses informasi kecuali dari statemen keuangan. Pemakai
informasi akuntansi (users of accounting information) menjadi pertimbangan
penting apakah suatu informasi harus disediakan dalam pelaporan keuangan.
Pertimbangan 2 berkaitan dengan aspek karakteristik dan keterbatasan
informasi yang melandasi tujuan pelaporan keuangan. Aspek ini adalah
bahwa penyediaan dan penggunaan informasi memerlukan atau melibatkan
kos. Pelaporan keuangan tidak dapat menyediakan segala informasi karena
informasi merupakan barang ekonomik. Makin banyak jenis dan kuantitas
informasi yang dianggap bermanfaat makin besar pula kos untuk meyediakan.
Informasi akan dipertimbangkan untuk masuk ke dalam pelaporan keuangan
kalau manfaatnya melebihi kos penyediaan. Kos-manfaat (benefit>cost)
merupakan kendala atau batas umum (pervasive constraint) untuk meyaring
pertama kali masuknya informasi ke dalam perlaporan keuangan (terutama
via statemen keuangan).
19
20
1. Nilai Informasi
Informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan)
apabila informasi tersebut:
a. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di
masa lalu, sekarang atau masa datang.
b. Menambah keyakinan para pemakai
mengenai
probabilitas
2.
Keterpahaman (Understandingbility)
Keterpahaman adalah kemampuan informasi untuk dapat dicerna
maknanya oleh pemakai. Dua faktor mempengaruhi keterpahaman
informasi yaitu pemakai dan informasi itu sendiri. FASB mengandung
informasi se\bagai alat atau perkakas. Alat akan bermanfaat bagi pemakai
kalau memang alat tersebut alat yang cocok atau teat dan pemakai bersedia
untuk belajar mengenai kemampuan dan cara kerja alat tersebut.
Betapapun canggihnya, suatu alata tidak akan bermanfaat kalau pemakai
tidak mengetahui gunanya. Sebaliknya, alat yang jelas diketahui unanya
menjadi tidak terpakai lantaran pemakai tidak tahu dan tidak bersedia
belajar cara menggunakannya.
3. Keberpautan
Kaberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk
membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif keputusan
sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Bila
21
22
antara
ketepatanwaktuan
dan
mendapatkan kebarmanfaatan.
7. Keandalan (Realiability)
Keandalan adalah kemampuan
keakuratan/reliabiltas
informasi
untuk
untuk
memberikan
23
keterandalan,
kenetralan
adalah
keinginan
penyedia
informasi
atau
untuk
Perbandingan
akan
bermakna
hanya
jika
kuantitas
24
informasi mana yang dianggap penting dan tidak, sehingga perlu diakui
atau tidak. Penting tidaknya informasi biasanya dievaluasi atas dasar
besar-kecilnya jumlah rupiah (magnitude) objek informasi dibandingkan
dengan jumlah rupiah objek keputusan. Pada umumnya, hal ini diukur
secara kuantitatif. Ambang batas (threshold) kuantitatif untuk menyaring
informasi untuk diakui adalah materialitas.
Materialitas adalah besar-kecilnya atau magnitude suatu penghilangan
atau penyalahsajian informasi akuntansi yang menjadikan besar
kemungkinan
bahwa
pertimbangan
seorang
bijaksana
yang
25
b.
Pemilik
26
c.
Ada tiga jenis perubahan akibat transaksi, kejadian, atau keadaan, yaitu:
1. Perubahan yang tidak mempengaruhi ekuitas
2. Perubahan yang mempengaruhi ekuitas dan elemen lain
3. Perubahan yang hanya mempengaruhi ekuitas
J. Pengertian Dasar
Untuk memahami konsep-konsep dalam komponen rerangka konseptual
ini, perlu dipahami beberapa pengertian dasar yang terkandung dalam
rerangka ini.
1. Saat Pengukuran
Ditinjau dari saat pengukuran, terdapat dua saat penting yaitu
pengukuran pada saat pengakuan mula-mula (at initial recognition) dan
pada berbagai saat atau periode sesudah pengakuan mula-mula yang
disebut dengan pengukuran baru mulai (fresh start).
Pengukuran saat pengakuan mula-mula adalah pengukuran pada
saat suatu elemen atau pos timbul dan dicatat pertama kali akibat
transaksi, kejadian, atau keadaan. Penentuan dan pencatatan jumlah
rupiah yang melekat pada suatu mesin pada saat diperoleh merupakan
contoh pengukuran ini.
Sedangkan pengukuran baru mulai adalah pengukuran dalam
periode-periode setelah pengakuan mula-mula untuk menenetukan jumlah
rupiah bawaan (carying value) baru yang tidak berkaitan dengan jumlahjumlah rupiah sebelumnya (misalnya kos historis atau atribut pengukuran
lain yang telah tercatat dalam sistem akuntansi).
2. Penentuan Aliran Kas Masa Datang
Pengukuran atribut suatu pos atau elemen saat ini dapat didasarkan atas
aliran kas masa datang. Aliran kas masa datang umumnya harus
diestimasi. Ada beberapa dasar penentuan jumlah rupiah kas masa datang.
3. Taksiran atau Estimat Terbaik (Best Estimate) adalah jumlah rupiah
tunggal yang paling boleh jadi (most-likely) dalam suatu kisar/rentang
beberapa jumlah rupiah estimasian yang mungkin terjadi. Dalam
statistika, jumlah rupiah ini merupakan modus suatu distribusi variabel.
4. Aliran Kas Estimasian (Estimated Cash Flow) adalah jumlah rupiah
tunggal yang akan diterima atau dibayar di masa datang. Penerimaan atau
27
28
29
K. Prinsip-Prinsip Umum
Prinsip-prinsip umum yang menjadi pedoman penerapan nilai sekarang
dalam mengukur aset dan kewajiban adalah :
1. Sedapat-dapatnya, aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus
merefleksi asumsi-asumsi tentang kejadian dan ketidakpastian masa
datang yang dipertimbangkan dalam memutuskan apakah memperoleh
atau tidak suatu transaksi tunai yang bebas.
2. Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskon aliran kas harus
merefleksi asumsi-asumsi yang konsisten dengan asumsi-asumi yang
melekat pada aliran kas estimasian agar pengaruh asumsi tidak berganda
atau malahan terabaikan.
3. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor
yang tidak berkaitan dengan aset atau kewajiban yang bersangkutan.
4. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan
yang mungkin terjadi (possible outcomes) daripada jumlah rupiah tunggal
paling boleh jadi, minimum, atau maksimum.
L. Manfaat dan Keterbatasan Model
Sebagai suatu model, rerangka konseptual (RK) versi FASB di ata
mempunyai manfaat sebagai sumber acuan untuk mengembangkan hal yang
sama untuk lingkungan(negara) yang lain. Karena konteks lingkungan yang
berbeda, RK yang dikembangkan untuk tiap negara dapat sama atau berbeda
bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan acuan.
M. Pengaruh RK FASB
Dalam kenyataanya, RK FASB mempunyai pengaruh (dampak) yang besar
dalam memicu dam melandasi pengembangan RK di beberapa negara lain
pada periode pengembangan atau pada periode setelah RK FASB selesai.
Berbagai organisasi profesi dan badan pemerintah yang berusaha untuk
mengembangkan rerangka untuk negaranya masing-masing. Organisasi
profesi tersebut adalah :
1. Australian Accounting Research foundation (AARF)
30
Dokumen Kebijakan
RK merupakan dokumen kebijakan atau politis. Oleh karena itu, bukan
merupakan teori ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan, proses penyusunannya
melibatkan perdebatan atau argumen yang keputusan akhirnya dalam
beberapa kasus melibatkan pemungutan suara. RK FASB penuh dengan
muatan nilai-nilai yang dianut dalm konteks lingkungan Amerika (valueladen). Validitas RK harus diuji atas dasar keefektifannya sebagai alat dan
bukan atas dasar kriteriakebenaran atau dasar kriteria kebenaran atau validitas
ilmiah.
Karena bersifat deduktif-normatif, proses perekayasaan dan penalaran itu
sendiri bebas nilai adalah konteks lingkungan dan parameter yang
dipertimbangkan dalam proses penalaran. Di Indonesia sudah berkembang
organisasi-organisasi syariah yang bergerak dalam bidang bisnis dan
nonbisnis. Proses penalaran dalam penyusunan RK FASB dapat dijadikan
model untuk mengembangkan RK untuk organisasi tersebut tentu saja dengan
memasukkan parameter-parameter yang berpaut/relevan.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rerangka konseptual versi FASB merupakan suatu model hasil perkayasaan
yang dapat dijadikan acuan penalaran untuk pengembangan rerangka acuan
baru untuk konteks lingkungan yang berbeda. Model ini dipilih karena
rerangka ini merupakan model pertama yang disusun dan memuat secara
lengkap penjelasan, penalaran, dan argumen sehingga sosok untuk bahan
pembelajaran dan pendidikan teori akuntansi.
RK FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu tujuan pelaporan
(bisnis dan non bisnis), karakteristik kualitatif informasi, elemen statemen
keuangan, dan pengukuran pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarang).
Rerangka ini merupakan kulminasi dari upaya-upaya sebelumnya oleh
berbagai badan dan komite mulai dari Komite Eksekutif AAA sampai Komite
Trueblood. Komponen-komponen tersebut berkaitan secara logis dan koheren
serta menggambarkan tahapan proses perekayasaan pelaporan keuangan
32