BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana memiliki
mata kuliah yang khusus mempelajari mengenai Ekologi dalam Arsitektur, pada
mata kuliah ini mahasiswa diarahkan agar mampu mengaplikasikan desain yang
ekologi pada desain yang nantinya mereka rancang. Dengan mendesain secara
ekologi maka arsitek mampu melestarikan alam dengan bersahabat dengannya.
Untuk penugasan mata kuliah ini, para mahasiswa diwajibkan untuk membuat
makalah Ekologi. Pada makalah ini akan membahas mengenai "Desain yang
Menginformasikan Perhitungan Ekologi" yang mengambil objek studi yang
merupakan bangunan komersil non hunian.
Pada jaman sekarang ini, konsep bangunan ramah lingkungan atau green
building didorong menjadi tren duniabaik itu bagi bangunan hunian, bangunan
komersil, dll. Bangunan ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi menahan laju
pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Dalam pemanasan global, hal
yang perlu diperhatikan adalah dengan penghematan air dan energi serta penggunaan
energi terbarukan. Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur
hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur
hijau mengandung juga dimensi lain seperti waktu, lingkungan alam, sosiokultural,
ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur hijau bersifat
kompleks, padat dan vital dibanding dengan arsitektur pada umumnya. Sehingga
mempelajari hal-hal yang terkait dalam bidang arsitektur tentu sangat penting.
Seperti mempelajari Ekologi dalam arsitektur juga penting. Perhitungan ekologi
perlu dipahami karena kita memerlukan rancangan suatu bangunan yang dapat
berkelanjutan dikemudian hari dan seminimal,mungkin tidak merusak lingkungan.
Memperhitungkan desain ekologi yang mengedepankan konsep bangunan yang
ramah lingkungan dan penampilan alam dalam desain tersebut tentunya menjadi hal
yang sangat penting bagi para arsitek masa depan. Dan tidak lupa penggunaan
bahan-bahan yang mudah diperbaharui juga perlu diperhatikan sehingga alam dapat
bersahabat dengan kita.
Dari makalah ini, pembaca akan mendapatkan suatu masukan berupa teori
mengenai perhitungan rkologi dalam suatu desain arsitektur, khususnya desain
bangunan komersil non hunian. Dari makalah ini, pembaca juga dapat memberi
penilaian terhadap pemahaman penulis mengenai penginformasian perhitungan
ekologi yang terdapat dalam studi objek dilapangan.
3. Bagi Bidang Keilmuan
Bagi bidang keilmuan, makalah penginformasian perhitungan ekolog ini akan
sangat berguna untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan, karena pada
makalah ini berisikan mengenai penginformasian perhitungan ekologi yang
terdapat pada desain objek studi.
1.5 Metode Penulisan
Pada bagian ini membahas mengenai metode-metode yang digunakan dalam
penyusunan makalah ekologi arsitektur ini.
pengumpulan data, antara lain Metode Observasi, dan Metode Studi Literatur. Untuk
pembahasan menggunakan Metode Pembahasan Deskriptif,. dan untuk penyimpulan
menggunakan Metode Penyimpulan Deduktif.
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Dengan melakukan pengamatan lansung terhadap objek studi sehingga
mengetahui cara dari penyampaian informasi perhitungan ekologi lewat
hasil rancangan yang sudah jadi.
2. Study Literatur
Dengan cara mempelajari literatur yang terkait, sebagai bahan untuk
melengkapi makalah, dan sebagai pedoman untuk membandingkan teori
dengan pengaplikasian dilapangan.
1.5.2 Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam membahas teori dan hasil dari srudi objek pada
makalah ini yaitu dengan metode deskriptif. Metode pembahasan ini
diterapkan dengan cara memaparkan dan menjelaskan berbagai hasil
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Perhitungan Ekologi
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari.
Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga
dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu
ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang5
kurangnya 1/6 dari pada luas lantai. Dalam usaha memanfaatkan cahaya alami,
pada selang waktu antara pukul 08.00 s/d 16.00, perlu direncanakan dengan baik
sedemikian sehingga hanya cahaya yang masuk ke dalam ruangan, sedangkan
panas diusahakan tidak masuk ke dalam ruangan. Panas yang masuk ke dalam
ruangan selain akan menyebabkan warna permukaan interior akan cepat pudar,
juga akan menyebabkan bertambahnya beban pendinginan dari sistem tata udara,
sehingga tujuan penghematan energi tidak tercapai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber
alami
menghasilkan
panas
terutama
saat
siang
hari
Nasional
alami
siang
menjadi
hari
dapat
SNI
dikatakan
03-0000-2001.
baik
apabila
1. Pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktu seternpat
terdapat
cukup
banyak
cahaya
yang
masuk
ke
dalam
ruangan.
2. Distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan atau tidak menimbulkan
kontras yang mengganggu. Sumber : http://kumpulaninfosipil.blogspot.com/
= Jumlah armature
LB = Efisiensi armature ( % )
R
Perkantoran
Apartemen / Rumah
Hotel
2.2.2 Penghawaan
Penyediaan pengundaraan alami dalam bangunan adalah aspek yang sangat penting, bisa
di katakana lebih penting daripada aspek pencahayaan. Hal ini karena kebutuhan utama
manusia untuk hidup sehat dan nyaman sangat bergantung pada ketersediaan udara di
dalam ruangan atau bangunan. Penyediaan udara bersih ke dalam ruangan sangat di
pengaruhi oleh udara yang ada di luar ruangan sehingga dapat di pastikan bahwa
bangunan yang lokasinnya berdekatan dengan sumber pencemaran udara, seperti jalan
raya yang ramai lalu lintasnya atau kawasan industri, juga sangat berpotensi ikut
tercemar. Sehingga di perlukan sistem penghawaan yang tepat baik secara alami maupun
buatan yaitu:
c. Desain Ruang
d. Sirkulasi Buruk
Secara sederhana dapat di gunakan rumus baku untuk menghitung ketinggian
proporsional langit-langit berdasarkan luas ruang, yaitu ( panjang + lebar ) : 2 sebagai
contoh, untuk ruangan 3 x 4 m, ketinggian langit-langit agar ruang terasa proporsional
adalah (3 + 4 ) : 2 = 3,5 m. untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik, dalam air udara
panas dapat naik ke atas ruang, terpisah dari udara sejuk, dan segera di alirkan ke luar
ruang, ketentuan proporsional ini dapat di anggap sebagai ketinggian minimum. Namun
tentu ada batasan ketinggian yang perlu di anut agar ruangan tidak memiliki langit langit
yang terlalu tinggi sehingga menyerupai menara angin. Untuk menghitung batas
maksimum ketinggian langit-langit agar tetap proporsional dapat di pakai rumus
( panjang ruangan + lebar ruangan ).
2.2.3 Air Bersih
Menurut penelitian kebutuhan air rata-rata orang Indonesia 144 liter per hari.
Hasil survey yang dilakukan Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya
pada 2006 menunjukkan setiap orang Indonesia mengkonsumsi air rata-rata sebanyak
144 liter per hari. Dari sejumlah itu pemakaian terbesar untuk keperluan mandi, yakni
sebanyak 65 liter per orang per hari atau 45% dari total pemakaian air.
Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus , seperti
restoran yang besar, pabrik industry kimia, bengkel, rummah sakit dan laboratorium.
b. Air hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan
kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek
perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertical dengan deameter 3
(minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1%
dengan jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan.
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang
menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar ukuran pipa
peambuangan dibuat table sebagai berikut:
diameter
luasan atap
volume
(inci)
3 (7,62 cm)
(m2)
s.d. 180
(liter/menit)
255
4 (10,16 cm)
385
547
5 (12,70 cm)
698
990
6 (15,24 cm )
1135
1610
2445
3470
Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk air hujan dapat dicari
dengan cara sebagai berikut.
Contoh Soal
Luas atap = 1.200m2, Hujan rata-rata di Indonesia antara 300-500 mm/m2/jam= 5 8
liter/menit. Curah hujan = 1.200 m2 x 5-8 liter/menit = 6.000 9600 linakuter/menit.
Luas atap 1.200m2 dalam table paling efesien menggunakan diameter 6 dengan
kapasitas +/- 1.610 liter/menit. Jika curah hujan = 8.000 liter/menit, maka air hujan akan
mengalir ke bawah dalam waktu 1 x 6 = 8.000 : 1.610 = 5 menit. Untuk mempercepat
pembuangan air diperlukan pipa 6 sebanyak 5 buah yang tersebar letaknya sehingga air
di atas atap pada saat tertentu akan terbuang keluar dalam waktu 1 menit. sumber :
http://rzal37.blogspot.com/
11
2.2.6 Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produkproduk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi
karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat
dibagi menurut jenis-jenisnya.
Berdasarkan sumbernya
1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan
Berdasarkan sifatnya
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu,
dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku
dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual
adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,
kaca,
dan
kertas,
baik
kertas
koran,
HVS,
maupun
karton.
Sumber
http://id.wikipedia.org/
2.2.7 Listrik
12
Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga
diartikan sebagai berikut:
Listrik
adalah
kondisi
dari
partikel
subatomik
tertentu,
seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gayadi
antaranya.
Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul
karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.
2.2.8 Bahan/Material
Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam
menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan.Beberapa jenis bahan
bangunan ada yang memiliki tingkat kualitasyang memengaruhi harga. Penetapan
anggaran biaya sebaiknya sesuaidengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan
sejak awalperencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga
bangunan tetap berkualitas.
a. Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut; tidak beracun,
sebelum maupun sesudah digunakan
b. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi
lingkungan
c. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam
karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada
tanah, kayu pada pepohonan)
d. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses
memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan
material tersebut ke lokasi pembangunan)
13
biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet
pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi
(klasik, kayu). Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan
baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan
bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air
rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan. Penggunaan
keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovatif desain.
Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak
perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan
elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi. Fungsi setiap ruang dalam
rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai menjadi beragam, seperti
marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet. Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan
bahan yang mahal untuk tampil artistik. Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan
kuning yang terkesan sederhana dan antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara
rapi. Kombinasi plesteran pada dinding dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik.
Teknik plesteran juga masih memberi banyak pilihan tampilan.
15
BAB III
TINJAUAN KFC SESETAN
3.1 Lokasi
Bangunan yang kami gunakan untuk studi kasus mengenai desain yang
menginformasikan prhitungan ekologi yaitu bangunan KFC Sesestan. Bangunan ini
teletak di pusat kota dan mimiliki tempat yang sangat strategis, tepatnya di Sesetan
Denpasar, Jl. Raya Sesetan, Kel. Sesetan, Kec. Denpasar Selatan.
KFC Sesetan
16
3.2 Fungsi
KFC Sesetan merupakan salah stu restoran cepat saji yang terdapat
di Bali, Restoran ini menawarkn berbagai jenis maknan yang dominan berbahan
dasar ayam. Restoran ini menawarkan harga makanan dari harga 5000, sehingga
dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. KFC sering digunakan sebagai tempat
berkumpulnya anak-anak muda, tempat hangout, tempat membuat tugas ataupun
hanya sebagai tempat makan biasa.
Untuk restoran dengan fungsi seperti ini perlu rasanya mendesain restoran
dengan konsep yang santai yang mampu membuat orang atau civitas yang ada
didalamnya merasa nyaman sehingga betah untuk menghabiskan waktunya
ditempat ini.
17
18
19
20
21
22
23
3.3.1
No.
Bangunan
Lokasi Ruang
Ruang
24
1.
Pada lantai 1
- Ruang Dapur
- Ruang Counter
- Ruang Internet
- Ruang Semi Terbuka
- Open Air
- Toilet
Pada Lantai 2
- Strorage
- Family Indoor
- Ruang Bermain
- Semi Open Air Area
- Toilet
3.4.2 Penghawaan
25
26
saluran pembuangan tersendiri. Air kotor di hasilkan oleh kegiatan yang berasal
dari toilet.
3.4.5 Air bekas
Air bekas pada bangunan ini didapatkan dari air hujan dan sink. Dimana air bekas
ini didaur ulang dan digunakan kembali untuk kegiatan toilet, dan penyiraman
lansekap. Air bekas ini dikumpulkan didalam kolam-kolam penampunan air yang
terdapat disekitar site. Pada sink terdapat penangkap lemak atau garstrap yang
berfungsi untuk menangkap lemak yang ada di sink selain di sink grastrap ini juga
diletakan pada lanta dapur dengan fungsi yang sama, yaitu sebagai penangkap
lemak agar lemak atau minyak tidak menyatu dengan saluran air bekas lainnya
sihingga
dapat
memperkecil
kemungkinan
terjadinya
penyumbatan
pipa
Gambar
3.6
27
Sumber : KFC
Sesetan
3.4.6 Sampah
Pada bangunan KFC sesetan menggunakan pemisahan sampah yaitu antara sampah
organik, sampah non organik, dan limbah yang berbahaya. Teknis pemisahan
sampah pada bangunan ini dengan dikumpulkan dengan cara dipilah. Sampah
organik dikumpulkan didalam ruangan khusus yaitu ruangan pendingin sampah
agar sampah organik tidak menimbulkan bau. Sampah organik dapat berupa
samaph tulang, sayuran dan sisa sisa nasi dari para pengunjung.
3.4.7 Listrik
KFC Sesetan menggunakan sumber distribusi listrik dari PLN dan dari unit-unit
Genset yang terdapat didalam bangunan. Sumber utama listrik pada bangunan ini
adalah dengan PLN dan untuk membantu listrik pada saat keadaan mati listrik dari
sumber PLN, gedung ini menggunakan bantuan listrik dari sumber Genset.
Sumber-sumber listrik ini dapat mensuplay kebutuhan listrik yang dibutuhkan oleh
bangunan untuk oprasional bangunan KFC Sesetan.
3.4.8 Bahan/Material
28
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
untuk
dekorasi eksternal.
Dengan menggunakan
gelas
kaca
di
pedalaman,
retensi
panas
dan
hemat
4.2.2
32
4.3.1
Listrik
Mengetahui sumber distribusi listrik/tempat, perusahan, jaringan,
kapasitas, bahan bakar. Pada bangunan KFC Sesetan adapun
sumber listrik yang digunakan adalah bersumber dari PLN.
Kemudian dialirkan ke genzet, dan kemudian dialirkan ke devisidevisi
bangunan
yang
memerlukan
sumber
listrik
untuk
4.3.2
Sampah
Proses dari produksi sampah dari KFC Sesetan, dipisahkan antara
sampah organik, sampah non organik, dan limbah yang berbahaya.
Adapun teknis dari pengangkutan sampah di bangunan komersial
KFC Sesetan ini adalah sampah organik dipisahkan dengan sampah
non organik, dan sampah beracun dan berbahaya. Adapun cara
untuk mengamsumsikan sampah perharinya diantaranya adalah
sebagai berikut.
Rumus sampah non organik
Kapasitas : 1000 orang
1 orang : 4 buah plastik = 0,15 x0,15 cm = 0,00253
: 15 m3
4.3.3
Pembuangan kotoran
Adapun sistem pembuangan limbah kotoran pada bangunan KFC
Sesetan setiap harinya adalah disalurkan ke jaringan PSDP.
a) Tinja
Kapasitas
: 20
34
4.3.4
Air
Pada bangunan KFC Sesetan adapun sumber air yang digunakan
adalah air yang bersumber dari dai PDAM Kota Denpasar . Untuk
debitnya,
pemerintah
Kota
Denpasar
telah
mengupayakan
35
Pencahayaan
: 130 buah
Jumlah watt
: 8 watt
: 1.040 watt
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami peroleh pada laporan ini adalah pada
bangunan KFC Sesetan ini menggunakan prinsip ekologi yang tidak
sepenuhnya alami. Terdapat beberapa sistem yang modern. Namun dibalik
sistem yangmodern tersebut tetap mengutamakan keasrian ekosistem di
sekitar site. Sistem yang digunakan tidak merugikan lingkungan di sekitar
site, dan menggunakan teknologi modern untuk mendukung segala
kenyamanan civitas yang ada di dalam bangunan dan site.
Hasil pengamatan maupun perhitungan
5.2 Saran
Kami mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang sudah berkenan
membaca laporan kami. Kami menyadari tulisan ini jauh dari kata sempurna.
Masih banyak kesalahan-kesalahan yang terdapat pada laporan ini. Untuk itu
kami sangat memerlukan kritik dan saran dari pembaca untuk membangun
kami dalam hal menulis laporan dan makalah untuk menjadi lebih baik di
tulisan yang berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan dapat digunakan sebagai referensi dalam ilmu ekologi khususnya
perhitungan ekologi.
37