Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI


DI RUANG PARKIT RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT
LAWANG - MALANG

Oleh kelompok V :
1.

Tony Septian N

130504063

2.

Agustiningsih

130504002

3.

Lucy Yuniasari

130504050

4.

Fathul Liulfa A

130504044

5.

Liya Fidianita

130504015

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG
2014

LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
DI RUANG PARKIT RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT
LAWANG

Telah Disahkan Pada :


Hari
:
Tanggal
:

Pembimbing Akademik

Pembimbing Ruangan

Ahmad Nur Khoiri, S.Kep., Ns, M. Kes.

Agus Yulianto, S.Kep.Ns

NIK.021978140320070728

NIP. 196807261989031002

Mengetahui,
Kepala Ruangan Parkit

Teguh Armudji, S.kep.


NIP. 96601051988031002

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya,
hanyut

dengan

kesendirian

dan

halusinasinya

sehingga

semakin

jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.


Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah
satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan
persepsi sensori. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan,perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita
klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik
dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan
Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi
dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong
dalam hal sosialisasinya dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerja sama dan tidak
mengganggu anggota kelompok yang lain.
1.2 TUJUAN
Tujuan umum:
Klien dapat mengenal haluinasi yang dialaminya, mengontrol
halusinasinya, dan mengikuti program pengobatan secara optimal.
Tujuan khusus:
a.

Klien dapat mengenal halusinasi.

b.

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

c.

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan


orang lain.

d.

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas


terjadwal.

e.

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

BAB II
TINJAUN TEORI

2.1.

Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa
adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of

2.2.

Mental Health Nursing, 1987).


Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi
dengan karakteristik tertentu, diantaranya:
a. Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama
suara suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang
sedang

membicarakan

apa

yang

sedang

dipikirkannya

dan

memerintahkan untuk melakukan sesuatu.


b.

Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam
bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan
atau

panorama

yang

luas

dan

kompleks.

Penglihatan

bisa

menyenangkan atau menakutkan.


c.

Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau
yang menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadangkadang
terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor,
kejang, dan dimensia

d.

Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak
enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik
datang dari tanah, benda mati atau orang lain.

e.

Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk,
amis dan menjijikkan.

f.

Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti
darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau
pembentukan urine.

2.3.

Tanda dan Gejala


1)

Bicara, senyum, tertawa sendiri.

2)

Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup


(mencium) dan merasa suatu yang tidak nyata.

3)

Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.

4)

Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.

5)

Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.

6)

Sikap curiga dan saling bermusuhan.

7)

Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.

8)

Menarik diri menghindar dari orang lain.

9)

Sulit membuat keputusan.

10) Ketakutan.
11) Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti
pakaian, berhias yang rapi.
12) Mudah tersinggung, jengkel, marah.
13) Menyalahkan diri atau orang lain.
14) Muka marah kadang pucat.
15) Ekspresi wajah tegang.
16) Tekanan darah meningkat.
17) Nafas terengah-engah.
18) Nadi cepat.
19) Banyak keringat.
2.4.

Tahapan Halusinasi, Karakteristik, dan Perilaku Yang Ditampilkan


Tahap I
Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum,
halusinasi merupakan suatu:
1.

Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah, ketakutan,kesenangan.

2.

Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansieta.

3.

Fikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol kesadaran,


nonpsikotik.

4.

Tersenyum, tertawa sendiri

5.

Menggerakkan bibir tanpa suara

6.

Pergerakkan mata yang cepat

7.

Respon verbal yang lambat

8.

Diam dan berkonsentrasi

Tahap II
1.

Menyalahkan

2.

Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan


perasaan antipasti.

3.

Pengalaman sensori menakutkan

4.

Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut

5.

Mulai merasa kehilangan kontrol

6.

Menarik diri dari orang lain nonpsikotik.

7.

Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah

8.

Perhatian dengan lingkungan berkuran

9.

Konsentrasi terhadap penga-laman sensori kerja

10. Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas


Tahap III
1.

Mengontrol

2.

Tingkat kecemasan berat

3.

Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi

4.

Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi).

5.

Isi halusinasi menjadi atraktif.

6.

Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik.

7.

Perintah halusinasi ditaati.

8.

Sulit berhubungan dengan orang lain.

9.

Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik.

10.

Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan


berkeringat

Tahap IV
1.

Klien sudah dikuasai oleh Halusinasi.

2.

Klien panik. Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu


tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam
beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik

3.

Perilaku panik.

4.

Resiko tinggi mencederai.

5.

Agitasi atau kataton.

6.

Tidak mampu berespon terhadap lingkungan.


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi

yang

menggunakan

aktivitas

yang

menggunakan

aktivitas

mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman


dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi
dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
1.

Sesi I

: Klien mengenal halusinasi

2.

Sesi II

: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

3.

Sesi III:

Mengontrol

halusinasi

dengan

cara

halusinasi

dengan

cara

bercakap-cakap
dengan orang lain
4.

Sesi IV:

Mengontrol

melakukan aktivitas terjadwal


5.

Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh


minum obat

BAB III
PENGORGANISIAN
3.1. Persiapan

3.1.1. Persiapan Klien


1. Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
c. Klien halusinasi yang sudah kooperatif.
d. Klien dalam kondisi fisik yang baik dan sehat.
e. Klien mau mengikuti aktifitas.
2. Proses seleksi
a) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
Paturan main dalam kelompok
3. Proses Seleksi
a. Gejala yang sama
b. Jenis kelamin yang sama
4. Jumlah Peserta
6 orang
5. Nama Peserta
1. Sdr Munir

4.

Sdr. Soim

2. Sdr. Wasis

5.

Sdr. Nur Fauzi

3. Sdr. Agus Kris

6.

Sdr. Kayum

3.1.2. Persiapan Terapis


1)

Melakukan rapat kecil sebelum pelaksanaan.

2)

Menentukan siapa-siapa yang akan menjadi leader, co-leader,


fasilitator, observer.

3)

Satu jam sebelum pelaksanaan melakukan role play dengan temanteman disertai pembimbing ruangan.

3.1.3. Persiapan Lingkungan


1. Suasana tidak bising.
2. Pengaturan posisi tempat duduk.

3. Setting instruktur kegiatan.


4. Ventilasi yang cukup.
3.2. Pelaksanaan
3.2.1. Rencana Tindakan
No
1. Pembukaan

Kegiatan

2. Perkenalan dan penjelasan prosedur pelaksaan


3. Inti
4. Penutup
Total waktu

Waktu
5 menit
5 menit
15 menit
5 menit
30 menit

3.2.2. Setting Tempat


Peserta dan terapis duduk bersama dalam satu lingkungan

Keterangan:
: Observer
: Leader
: Co-leader
: Klien
: Fasilitator
3.3. Pengorganisian
Pelaksanaan pertemuan 1
Hari/Tanggal

: Kamis, 1 Mei 2014

Waktu

: Pkl. 16.00 WIB s.d 16.30 (sesi I)

Alokasi waktu

: Perkenalan dan pengarahan (10 menit)


Terapi kelompok (20 menit)

Penutup (10 menit)


Tempat

: Ruang Parkit RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang


Malang

Jumlah klien

: sesi 1 = 6 orang

Pelaksanaan pertemuan 2
Hari/Tanggal

: Jumat, 2 Mei 2014

Waktu

: Pkl. 16.00 WIB s.d 16.30 (sesi II)


Pkl. 16.30 WIB s.d 17.00 (sesi III)
Pkl. 17.00 WIB s.d 17.30 (sesi IV)

Alokasi waktu

: Perkenalan dan pengarahan (10 menit)


Terapi kelompok (20 menit)
Penutup (10 menit)

Tempat

: Ruang Parkit RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang


Malang

Jumlah klien

sesi II, III, IV = 6 orang.

Pelaksanaan pertemuan 3
Hari/Tanggal

: Jumat, 2 Mei 2014

Waktu

: Pkl. 09.00 WIB s.d 09.30 (sesi V)

Alokasi waktu

: Perkenalan dan pengarahan (10 menit)


Terapi kelompok (20 menit)
Penutup (10 menit)

Tempat

: Ruang Parkit RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang


Malang

Jumlah klien

: Sesi V = 6 orang.

Tim Terapi
Leader
a.

Leader Sesi I

: Lucy Yuniasari

b.

Leader Sesi II

: Fathul Liulfa A.

c.

Leader Sesi III

: Agustiningsih

d.

Leader Sesi IV

: Tony Septian N

e.

Leader Sesi V

: Liya Fidianita

Uraian tugas :
1.

Mengkoordinasi seluruh kegiatan

2.

Memimpin jalannya terapi kelompok

3.

Memimpin diskusi

Observer
a. Observer Sesi I

: Fathul Liulfa A

b. Observer Sesi II

: Lucy Yuniasari

c. Observer Sesi III

: Tony Septian N

d. Observer Sesi IV

: Liya Fidianita

e. Observer Sesi V

: Agustiningsih

Uraian tugas :
1.

Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat


dan jalannya acara

2.

Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok


denga evaluasi kelompok

Fasilitator
Fasilitator Sesi I

: Agustiningsih, Liya Fidianita

Fasilitator Sesi II

: Tony Septian N, Agustiningsih

Fasilitator Sesi III

: Liya Fidianita, Lucy Yuniasari

Fasilitator Sesi IV

: Fathul Liulfa A, Lucy Yuniasari

Fasilitator Sesi V

: Fathul Liulfa A, Tony Septian N

Uraian tugas :
1.

Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.

2.

Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

3.

Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan


kegiatan

4.

Membimbing kelompok selama permainan diskusi

5.

Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

6.

Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

3.3. Antisipasi Masalah


Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
1.

Memanggil klien

2.

Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau


klien lain

3.

Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin


a). Panggil nama klien
b). Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

4.

Bila klien lain ingin ikut


a). Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih
b). Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut.
c). Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini.

4.4.

Kriteria Hasil
Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, Observer berperan sebagaimana
mestinya

Evaluasi Proses
a.

Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

b.

Leader mampu memimpin acara.

c.

Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d.

Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

e.

Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung


jawab dalam antisipasi masalah.

f.

Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada


kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

g.

Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.

Evaluasi Hasil :
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a.

Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat

b.

Menyampaikan

halusinasi

yang

dirasakan

dengan

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI


Sesi : I Mengenal Halusinasi
1. Tujuan
1.

Klien dapat mengenal isi halusinasi

2.

Klien dapat mengenal waktu terjadinya halusinasi

3.

Klien mengenal frekuensi terjadinya halusinasi

jelas

4.

Klien mengenal situasi dan kondisi terjadinya halusinasi

5.

Klien mengenal perasaanya pada saat terjadi halusinasi

2. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
1. Spidol
2. Keertas manila
3. Buku catatan
4. Bola
5. Musik
4. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
5. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a.Memlih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
persepsi sensori : halusinasi
b.Membuat kontrak dengan klien
c.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a.

Salam terapeutik
1.

Salam terapeutik kepada klien

2.

Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri


papan nama)

3.

Menayanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua


klien (beri papan nama)

b.

Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini

c.

Kontrak
1.

Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu


mengenal halusinasinya

2.

Leader menjelaskan aturan main.

a.

Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok harus


minta izin kepada leader

b.

Lama kegiatan 30 menit

c.

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap kerja
1.

Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal


halusinasinya tentang isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi dan kondisi
yang membuat terjadi serta perasaan klien pasa saat halusinasi
muncul.

2.

Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya,


frekuensi, situasi dan kondisi yang membuat terjadi serta perasaan
klien saat terjadi halusinasi. Hasilnya ditulis di kertas manila

3.

Beri pujian pada klien yang mau mengungkapkan perasaanya dengan


baik

4.

Simpulkan isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi dan kondisi pada saat
terjadi serta perasaan klien saat terjadi halusinasi

4. Tahap terminasi
1.Evaluasi
a.

Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

b.

Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

2.Tindak lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan pperasaan jika
halusinasi muncul
3.Kontrak yang sama
a.

Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi

b.

Menyepakati waktu dan tempat

6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan yang diharapkan dalah

mengenal isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi dan kondisi serta perasaan klien
pada saat terjadi halusinasi. Formulir yang disi adalah sebagai berikut :
Sesi I: TAK
Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)
Kemampuan personal/halusinasi
No
Aspek Yang Dinilai
1
Menyebutkan isi halusinasi
2
Menyebutkan waktu terjadinya
3

halusinasi
Menyebutkan situasi dan kondisi

terjadinya halusinasi
Menyebutkan perasaanya pada saat

halusinasi
Menyebutkan frekuensi terjadinya

Nama Klien

halusinasi
Jumlah
Petunjuk :
1.

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2.

Untuk setiap klien beri penilain kemampuan mengenal halusinasi, isi,


frekuensi, waktu, situasi dan kondisi, serta perasaan saat halusinasi
muncul.

3.

Beri tanda jika klien mampu dan berikan tanda jika klien tidak
mampu

7. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
Sesi : II Mengontrol Halusinasi dengan cara menghardik
1.

Tujuan
1.

Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk


mengatasi halusinasi

2.
2.

Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

Setting

3.

4.

1.

Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

2.

Ruangan nyaman dan tenang

Alat
1.

Spidol

2.

Kertas manila

3.

Buku catatan

4.

Bola

5.

Musik

Metode
Diskusi dan Tanya jawab

5.

Langkah kegiatan
1.Persiapan
a.

Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1

b.

Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2.Orientasi
1.

Salam terapeutik
a.

Menanyakan perasaan klien saat ini

b.

Menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu,


frekuensi, situasi dan kondisi, serta perasaan saat mengalami
halusinasi

2.

Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini

3.

Kontrak
1. Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu latihan cara mengontrol halusinasinya dengan cara
menghardik
2. Leader menjelaskan aturan main.
a.

Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok


harus minta izin kepada leader

4.

b.

Lama kegiatan 30 menit

c.

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Tahap kerja
1. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada
saat mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya. ulangi
sampai semua pasien mendapat giliran
2. Beri pujian setiap klien bercerita
3. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik halusinasi pada saat halusinasi muncul
4. Leader memperagakan cara menghardik halisinasi yaitu:
pergi,,,pergi,,,jangan ganggu saya,,, kamu suara palsu.
5. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara
menghardik halusinasi
6. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien
bertepuk tangan setiap klien memperagakan menghardik
halusinasi

5.

Tahap terminasi
1.

Evaluasi
a.

Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti


TAK

b.

2.

Leader memberikan pujian atas keberhasiln kelompok

Tindak lanjut
a.

Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara


yang telah dipelajari jika halusinasi muncul

b.

Memasukkan kegiatan menghardik kedalam jadwal


kegiatan klien

3.

Kontrak yang akan datang


Leader mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk
mengontrol halusinasi

6.

Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan

tujuan TAK. untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi II kemampuan


yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan cara menghardik.
formulir yang diisi adalah sebagai berikut :
Sesi : II TAK
Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)
Kemampuan menghardik
No
Aspek Yang Dinilai
1
Menyebutkan cara yang

Nama Klien

seklama ini digunakan


2
3

mengatasi halusinasi
Menyebutkan efektifitas cara
Menyebutkan cara mengatasi

halusinasi dengan menghardik


Memperangakan menghardik
halusinasi
Jumlah
Petunjuk :
1.

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2.

Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan, cara yang


biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi dengan menghardik dan
memperagakan cara menghardik halusinasi

3.

Beri tanda jika klien mampu dan berikan tanda jika klien tidak
mampu

7.

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan setiap klien, contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi sensori. Klien mampu memperagkan cara menghardik
halusinasi, anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI:


HALUSINASI
Sesi III: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap
1. Tujuan
1) Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi
2) Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi
2. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

2. Ruangan nyaman dan tenang


3. Alat

1)

Spidol

2)

Kertas manila

3)

Buku cacatan

4)

Bola

5)

Musik

4. Metode
1)

Diskusi dan tanya jawab

2)

Bermain peran dan latihan

5. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
1. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi III
2. Terapis membuat kontrak dengan klien
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
1. Salam terapeutik kepada klien saat ini
a.

Salam terapeutik kepada klien

b.

Klien dan terapis pakai papan nama

2. Evaluasi/validasi
a. Menanyakan perasaan saat ini
b. Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang
telah di pelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan
terarah) untuk mencegah halusinasi
3. Kontrak
a. Leader menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap
b. Leader menjelaskan aturan main berikut:
1. Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis
2. Lama kegiatan 15 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
4. Tahap Kerja

1. Leader menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain


untuk mengontrol dan mencegah halusinasi
2. Leader meminta tiap-tiap klien untuk menyebutkan orang yang
biasa dan bisa diajak bercakap-cakap
3. Leader meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang
biasa dan bisa dilakukan
4. Leader memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu
muncul suster, ayo ngobrol dengan saya! Saya mendengar suara
yang tak tampak wujudnya lagi.
5. Leader meminta klien untuk memperagakan percakapn dengan
orang di sebelahnya
6. Berikan pujian atas keberhasilan klien
7. Ulangi dan sampai semua klien giliran
5. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
a. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Leader menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah
dilatih
c. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak lanjut
Menganjurkan klein menggunakan tiga cara mengontrol
halusinasi yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian dan
bercakap-cakap
3. Kontrak yang akan datang
a. Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK

berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan


melakukan kegiatan terjadwal
b. Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan

TAK. untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi III kemampuan yang
diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan cara bercakap-cakap. Formulir
yang diisi adalah sebagai berikut :
Sesi: III TAK
Stimulasi Persepsi Sensori ( Halusinasi)
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi
NO

Aspek yang Dinilai

Menyebutkan orang

yang diajak bicara


Memperagakan

percakapan
Menyusun

percakapan
Menyebutkan

Nama Klien

jadwal
tiga

cara mengontrol dan


mencegah halusinasi
Jumlah

Petunjuk :
1.

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2.

Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan orang


yang biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun
jadwal kegiatan harian, dan menyebutkan 3 cara mencegah cara
halusinasi

3.

Beri tanda jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak
mampu

7. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada cacatan
proses keperawatan tiap klien, contoh klien mengikuti TAK stimulus persepsi:
halusinasi sesi III. Klien mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang
lain. Anjurkan klien untuk melakukan percakapan kepada klien dan perawat
untuk mencegah halusinasi

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI:


HALUSINASI
Sesi IV:Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal
1.

Tujuan
a. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk
mencegah munculnya halusinasi klien
b. Dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi

2.

Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan
b. Ruangan nyaman dan tenang

3.

Alat
1. Spidol
2. Kertas Manila
3. Buku Catatan
4. Bola
5. Musik

4.

Metode
a. Diskusi dan Tanya jawab
b. Bermain peran dan latihan

5.

Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi IV
2. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1. Salam terapeutik
a. Salam terapeutik kepada klien
b. Klien dan terapis pakai papan nama
2. Evaluasi/Validasi
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
b. Menanyakan cara mengontrol halisinasi yang di pelajari
c. Menayakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi
c. Kontrak
1. Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan di
laksanakan yaitu mencegah terjadinya halusinasi dengan
melakukan kegiatan
2. Leader menjelaskan aturan main
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok
harus minta ijin kepada leader
b. Lama kegiatan 15 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Tahap Kerja

1. Leader menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan


sehari-hari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang
teratur akan mencegah munculya halusinasi.
2. Leader meminta tiap-tiap klien menyampaikan kegiatan yang
biasa di lakukan sehari-hari dan tulis di kertas manila.
3. Leader membagikan formulir jadwal kegiatan terapis menulis
formulir yang sama di kertas manila.
4. Leader membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal
kegiatan,dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien
menggunakan formulir dan terapis menggukan kertas manila.
5. Leader melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di
susun.
6. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama pada klien yang
sudah

selesai

membuat

jadwal

kegiatan

dan

memperagakannya.
e. Tahap Terminasi
1.

Evaluasi
a.

Leader menayakan perasaan klien setelah selesai


menyusun jadwal kegiatan dan memperagakannya.

b.

Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

f. Tindak Lanjut
Leader menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol
halusinasi,yaitu menghardik, bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan
g. Kontrak yang akan datang
1.

Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK


berikutnya,yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan
dengan patuh minum obat

2.
6.

Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat

Evaluasi
Evaluasi di lakukan saaat proses TAK berlangsung, khususya pada
tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi IV


kemapuan yang di harapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk
mencegah timbulnya halusinasi. Formulir yang di isi adalah sebagai
berikut.
Sesi: IV TAK
Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

NO
1
2
3
4

Aspek yang Dinilai

Nama klien

Menyebutkan kegiatan yang biasa di lakukan


Memperagakan kegiatan yang biasa di lakukan
Menyusun jadwal kegiatan harian
Menyebutkan 2 cara mengontrol halusinasi
Jumlah

Petunjuk:
1.

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2.

Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan


kegiatan harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu
kegiatan, menyusun jadwal kegiatan harian dan menyebutkan 2
cara mencegah halusinasi

3.

Beri tanda V jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak
mampu

7.

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang di mililki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan setiap klien. Contoh klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi:halusinasi sesi IV. Klien mampu memperagakan
kegiatan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien untuk melakukan
kegiatan untuk mencegah halusinasi.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI
Sesi V : Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat
1.

2.
3.

4.
5.

Tujuan
a. Klien memahami pentingnya patuh minum obat
b. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
c. Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Spidol
2. Kertas HVS
3. Buku catatan
4. Bola
5. Musik
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran dan latihan
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi IV
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1.
Salam terapeutik kepada klien
2.
Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1.
Menanyakan perasaan klien saat ini
2.
Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari
(menghardik, bercakap-cakap, menyibukkan diri dengan
kegiatan terarah)
c. Kontrak
1.
Leader menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi
2.

dengan bercakap-cakap dan minum obat.


Leader menjelaskan aturan main, sebagai berikut :
a) Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus
b)
c)

3.

minta ijin kepada terapis


Lama kegiatan 15 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai

selesai
Tahap kerja
a. Leader menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu
mencegah kambuh karena obat member perasaan tenang.
b. Leader menjelaskan kerigian bila tidak patuh minum obat.
c. Leader meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan
d.
e.
f.
g.
h.
i.

dan waktu memakannya. Buat daftar dikertas HVS.


Menjelaskan lima benar minum obat.
Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat
Berikan pujian pada klien yang benar.
Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat
Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat
Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara

mencegah halusinasinya muncul/ kambuh


j. Menjelaskan akibat/ kerugian tidak minum obat, yaitu
halusinasinya kambuh
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian
minum obat atau tidak minum obat.
l. Berikan pujian bila benar
4.
Tahap terminasi
1. Evaluasi
a.
Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b.
Leader menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang
sudah dilatih

c.
Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan 4 cara mengontrol
halusinasi yang telah diajarkan yaitu menghardik, bercakap-cakap,
melakukan aktivitas terjadwal.
6.

Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung, khususya pada
tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi V kemapuan yang
di harapkan adalah klien patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
untuk mencegah timbulnya halusinasi. Formulir yang di isi adalah sebagai
berikut.
Sesi : V TAK
Stimulasi Persepsi Sensori (halusinasi)
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
No

Askep yang dinilai

1
2
3

Menyebutkan 5 benar cara minum obat


Menyebutkan keuntungan minum obat
Menyebutkan akibat tidak patuh minum obat
Jumlah

Nama klien

Petunjuk :
1.
2.

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5

3.

benar cara minum obat, manfaat dan akibat tidak minum obat.
Beri tanda () jika klien mampu dan beriakn tanda (X) jika klien
tidak mampu.

7.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi : halusinasi sesi V. klien mampu menyebutkan lima benar minum
obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh minum obat. Anjurkan klien minum
obat dengan cara yang benar.

DOKUMENTASI
Sesi : I TAK
Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)
Kemampuan personal/halusinasi

No

Nama klien

Aspek Yang
Dinilai

Munir

Nur
fauzi

Wasis

Khayun

Agus kris

Soim

Menyebutkan isi

Suara

Bunyi

Suara

Suara guru

Melihat ular

halusinasi

seperti

suara

teman

yang

dan kuda yang seorang

dibunuh

burung

yang

menyuruhnya akan

sedang

mandi di

mengejek

sungai yang

dirinya
Malam

angker
Malam

Malam

Malam

Sedih dan

Sunyi

Sunyi

Sunyi

Tidak tenang

Gelisah dan

Gelisah

takut

dan takut

orang

Menyebutkan

Siang hari

waktu terjadinya
3

halusinasi
Menyebutkan

Tengah

Tangisan
laki-laki

menyerangnya

Malam
Galau

Sunyi

situasi dan

sunyi

kondisi
terjadinya
4

halusinasi
Menyebutkan

Marah

Gelisah

Panik

perasaanya pada
5

saat halusinasi
Menyebutkan

10 x

Terus

Terus

frekuensi

menerus

menerus

terjadinya

dari jam

halusinasi

00.00-

Jumlah

03.00
100%

100%

9x

Terus menerus Terus


menerus

100%

100%

100%

100%

Sesi : II TAK
Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)
Kemampuan menghardik
No

Aspek Yang Dinilai

Menyebutkan cara
yang seklama ini
digunakan

mengatasi halusinasi
Menyebutkan
efektifitas cara

Nama Klien
Nur Fauzi
Kayun Soim

Munir

Wasis

Agus K.

Menyebutkan cara
mengatasi
halusinasi dengan

100%

100%

100%

100%

100%

100%

menghardik
Memperangakan

menghardik
halusinasi
Jumlah

Sesi: III TAK


Stimulasi Persepsi Sensori ( Halusinasi)
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

NO
1

Aspek yang
Dinilai
Menyebutkan
orang

Munir
Teman

Wasis
Teman

Nama Klien
Nur Fauzi
Kayun
Teman
Perawat

Soim
Teman

Agus K.
Perawat

yang

diajak bicara
Memperagakan Berbicara

Berbicara Berbicara

percakapan

tentang

tentang

pertandingan sepak

Berbicara Berbicara Berbicara

tentang merk kepada


sepeda

perawat

tentang

tentang

waktunya

sholat

bola

bola dan motor yang tentang


pemain

bagus

bola

sholat

citacitanya
ingin
menjadi

Menyebutkan
dua

Bisa

Bisa

Bisa

perawat
Bisa

Bisa

Bisa

100%

100%

cara

mengontrol
dan mencegah
halusinasi
Jumlah

100%

100%

100%

100%

Sesi:IV TAK
Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan
N
O

Aspek yang
Dinilai

Agus Kris

Soim

Nama klien
Munir
Nur Fauzi

Khaiyun

Wasis

Pagi:

Pagi:

Pagi:

Pagi:

Pagi:

Pagi:

Mandi,

Mandi,

Bersih-

Sholat,

Bangun

Bangun

sholat,

sholat,

bersih,

makan,

tidur,

tidur,

curhat

bersih-

mandi,

mandi,

sholat,

bersih-

sama

bersih,

makan,

senam,

makan,

bersih,

sahabat

menyapu

senam,

ngobrol

mandi,

mandi,

Menyebutkan

Siang:

Siang:

ngepel

Siang:

senam

sholat,

kegiatan yang

Nyantai,

Lihat tv,

Siang:

Sholat,

Siang:

makan

biasa di lakukan

bersih-

tidur

Makan,

nonton tv,

Nonton

Siang:

bersih

Malam:

cuci

tidur

tv, makan,

Lihat

Malam:

Tidur

piring,

Malam:

sholat

makan,

mandi

Sholat,

Malam:

mandi

Malam:

nonton tv,

Sholat,

Malam:

Tidur

sholat,

nonton tv,

Sholat,

tidur

tidur

tidur

Tidur

Memperagakan
2

kegiatan yang

biasa di lakukan
Menyusun
3

jadwal kegiatan
harian
Menyebutkan 3

cara mengontrol
halusinasi
Jumlah

100%
100%
100%
100%
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

100%

100%

Soim

Agus K.

STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI


Sesi V : Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat

No
1

Askep yang dinilai


Menyebutkan 5 benar cara
minum obat
a.
b.

Benar pasien
Benar obat

Munir

Wasis

Nama klien
Nur fauzi Kayun

tv,

c.
Benar dosis
d.
Benar waktu
e.
Benar rute
Menyebutkan keuntungan

minum obat
Menyebutkan akibat tidak

100 %

100%

100%

100%

88%

75%

patuh minum obat


Jumlah

DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003.
Iyus, Yosep.2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Keliat Budi Ana, Prases Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999.
Keliat, Budi Anna dan Akemat.2004. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok.Jakarta:EGC

Purwaningsih dan Karlina.2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dilengkapi Terapi


Modalitas dan Standard Opening Procedure (SOP).Jakarta: Nuha Medika
Press.

Anda mungkin juga menyukai