Anda di halaman 1dari 24

Defisiensi Hormon Pertumbuhan pada Anak

Lili Susanti
102011091
Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Email: lili_hapz@yahoo.com
Abstrak
Perawakan pendek pada anak penting untuk diperhatikan. Salah satu penyebab terjadinya
perawakan pendek pada anak adalah defisiensi hormon pertumbuhan (growth hormone). Dalam makalah
ini kita akan membahas lebih dalam mengenai kelainan tersebut sehingga kita dapat semakin
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan si anak. Ada beberapa tipe defisiensi growth hormone
yaitu kongenital, di dapat dan tipe lain. Pada anak dengan kelainan ini perlu kita penanganan sedini
mungkin misalnya memberikan hormon pengganti.
Kata kunci : defisiensi, growth hormone, anak, hipopituitari
Abstract
Short stature in children is important to note. One of the causes of short stature in children are
growth hormone deficiency (growth hormone). In this paper we will discuss more about the disorder so
that we can further observe the growth and development of the child. There are several types of
congenital deficiency of growth hormone which, in the can and other types. In children with this disorder
need treatment as early as possible as we provide hormone replacement.
Keywords: deficiency, growth hormone, children, hipopituitary

Pendahuluan
Perawakan pendek atau short stature merupakan suatu kelainan yang banyak kita
temukan di masyarakat. Ada beberapa tipe dari short stature di antaranya ada yang bersifat
normal misalnya karena genetic dari kedua orang tua, ada juga yang tidak normal misalnya
defisiensi growth hormone, constitutional growth delay dan sebagainya. Short stature yang
normal biasanya tidak perlu penanganan lebih lanjut tp pada yang abnormal seperti defisiensi
growth hormone dan lain-lain perlu terapi sedini mungkin dengan harapan masih dapat
memperbaiki perawakan pendeknya tersebut. Dalam makalah ini kita akan membahas lebih
dalam mengenai defisiensi growth hormone yang sering terjadi pada anak-anak maupun
kongenital. Dengan makalah ini saya berharap kita bisa memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan sang anak sehingga kelainan-kelainan short stature ini dapat segera terdeteksi.

Defisiensi Growth Hormone


Defisiensi hormon pertumbuhan (GHD) adalah kondisi medis, disebabkan oleh masalah
yang timbul di kelenjar hipofisis , di mana tubuh tidak cukup memproduksi hormon
pertumbuhan (GH). Hormon pertumbuhan, juga disebut somatropin , adalah polipeptida hormon
yang merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel. Hormon pertumbuhan diperlukan untuk
pertumbuhan normal pada anak-anak. Pada orang dewasa, hormon pertumbuhan diperlukan
untuk mempertahankan jumlah tepat dari lemak tubuh, otot , dan tulang. Pada orang dewasa,
hormon pertumbuhan yang rendah atau tidak ada juga dapat menyebabkan gejala emosional,
seperti kelelahan dan kurangnya motivasi. Kolesterol juga dapat terpengaruh. Orang dewasa
dengan defisiensi hormon pertumbuhan biasanya memiliki riwayat tumor hipofisis yang
mungkin telah diobati dengan pembedahan atau radiasi.1
1. Defisiensi growth hormon kongenital
Defisiensi GH kongenital bermanifestasi dengan panjang tubuh yang normal saat
dilahirkan tetapi terjadi penurunan kecepatan pertumbuhan segera setelah kelahiran. Kelainan ini
dapat diketahui dengan melakukan pengukuran yang teliti ditahun pertama dan akan menjadi
makin jelas pada usia 1-2 tahun. Pasien-pasien yang menderita defisiensi GH klasik akan
nampak sebagai postur pendek, obesitas dengan gambaran fasial imatur, suara melengking tinggi
2

dan imatur, dan keterlambatan maturasi skeletal. Bentuk yang kurang parah dari defisiensi GH
parsial. Pria yang mungkin mengalami defisiensi GH mungkin mengalami mikrofalus, terutama
bila keadaan ini diikuti dengan defisiensi gonadotropin releasing hormone (GnRH).2
Defisiensi GH pada neonatus atau anak-anak dapat pula menyebabkan hipoglikemia
simptosomatik dan kejang-kejang. Bila disertai defisiensi ACTH hipoglikemia biasanya terjadi
dengan lebih hebat. Diagnosis banding hipoglikemia neonatus pada bayi cukup bulan yang tidak
mengalami trauma kelahiran adalah hipopituitarisme neonatal. Jika ada mikrofalus (pada pria),
hipoplasia optikus, atau defek garis tengah fasial lain atau sistem saraf pusat harus dicatat,
diagnosisnya mengarah ke defisiensi GH kongenital. Defisiensi GH kongenital secara statistik
berhubungan dengan dengan kelahiran sungsang. Intelegensia normal pada defisiensi GH kecuali
bila terjadi pula hipoglikemia parah berulang yang menghambat perkembangan otak. Bila
terdapat pula defisiensi thyrotropin releasing hormon (TRH) mungkin juga ditemukan tandatanda tambahan hipotiroidisme. Hipotiroidisme sekunder atau tersier tidak selalu berhubungan
dengan retardasi mental. Tapi sedikit kasus dari defisiensi TRH terisolasi dan retardasi mental
telah dilaporkan.2
Defisiensi GH kongenital dapat muncul berupa defek anatomi digaris tengah.
Hipoplasia optikus disertai defek visual yang berkisar nistagmus sampai kebutaan telah
digambarkan dalam hubungannya dengan defisiensi hipoyalamus yang bervariasi, mencakup
pula diabetes insipidus, kira-kira limapuluh persen pasien tidak adanya septum pelusidum pada
CT scan atau MRI, mengarah pada diagnosis displasia septo-optik. Palatum yang terbelah atau
bentuk-bentuk lain dari disrafisme berhubungan dengan defisiensi GH pada 7% kasus sehingga
anak-anak ini

memerlukan

lebih

dari sekedar

suportif

nutrisi

untuk memperbaiki

pertumbuhannya.1
Tidak adanya hipopisis secara kongenital yang ditemukan dalam pola autosomal resesif,
mengakibatkan hipopituitari berat, termasuk hipoglikemia dan hipopituitarisme, pasien yang
terkena memiliki sella tursika yang dangkal atau tidak ada, defek ini termasuk jarang.1
Defisiensi GH herediter digambarkan dalam berbagai cara. Teknik biokimia terbaru telah
menemukan berbagai macam defek genetik pada keluarga yang terkena. Pasien dengan gen GH
abnormal atau tidak ada awalnya memberi respon pada pemberian hGH eksogen, tapi kemudian
3

terbentuk titer antibodi tinggi yang mengakhiri efek terapi, namun satu macam yang telah
dilaporkan bahwa dia tetap tumbuh dan tidak terbentuk antibodi penghambat. Defisiensi GH tipe
IA diturunkan secara autosomal resesif, dan pasien memiliki defek pada genom GH, tidak seperti
pada defisiensi GH sporadis klasik, beberapa anak digambarkan memiliki panjang lahir pendek.
Pasien tipe IB memiliki gen autosomal resesif defisiensi GH tapi bukan deplesi gen. Pasien tipe
II adalah autosomal dominan, pasien tipe III adalah tipe terangkai X.1
2. Defisiensi growth hormon didapat
Awitan defisiensi GH yang terjadi pada masa anak-anak lanjut atau adolesen terutama
bila disertai dengan defisiensi hormon hipofisis lain mungkin disebabkan oleh Tumor
hipotalamus-hipofisis. Adanya defisiensi hipofisis anterior menyebabkan hal tersebut lebih sering
terjadi.2
Sindroma sella kosong lebih sering berhubungan dengan abnormalitas hipotalamushipofisis pada masa kanak-kanak daripada dewasa, jadi defisiensi GH dapat ditemukan pada
pasien yang terkena. Beberapa pasien terutama anak laki-laki dengan keterlambatan
konstitusional pada pertumbuhan dan adolesensi mungkin mengalami defisiensi GH transien
dengan pengujian sebelum awitan pubertas sebenarnya, ketika konsentrasi testoteron mulai
meningkat pada pasien ini sekresi GH dan kecepatan pertumbuhan juga meningkat.2
Penyinaran kranial regio hipotalamus-hipofisis untuk mengobati tumor otak atau
leukemia limfoblastik dapat menyebabkan defisiensi GH 6-24 bulan kemudian, sehubungan
dengan kerusakan hipotalamus atau mungkin hipofisis karena induksi penyinaran. Pasien-pasien
ini harus dengan cermat di observasi untuk gagal pertumbuhan setelah penyinaran. Jika pasien
menerima penyinaran spinal, pertumbuhan segmen badan atas dapat terganggu, menyebabkan
meningkatnya rasio US:LS. Radiasi abdominal untuk tumor wilm dapat menyebabkan penurunan
pertumbuhan dengan perkiraan kehilangan tinggi dari megavolt terapi 10 cm untuk terapi 1 tahun
umur dan 7 cm dari terapi 5 tahun umur. Lainnya menerima penyinaran gonadal atau kemoterapi
telah mengalami kegagalan fungsi gonad dan keterlambatan awitan atau progresi pubertas dan
lonjakan pertumbuhan pubertas.2

3. Tipe lain
Yaitu kelainan produksi atau kerja GH lain tidak bermanifestasi sebagai suatu bentuk
klasik dari defisiensi GH. Dwarfisme Laron ditandai dengan GH yang tinggi dalam plasma.
Kecepatan pertumbuhan tidak meningkat dan nilai IGF 1 tidak meningkat pada pemberian hGH
eksogen. Namun pemberian IGF 1 meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan menekan
konsentrasi GH. Defek dasarnya berupa ketidakmampuan untuk memproduksi IGF 1 dalam
respon terhadap growth hormon karena kegagalan atau tidak adanya reseptor GH. GHBP tidak
ada dalam serum. Keadaan ini diturunkan dalam bentuk autosomal resesif.Anak tampak sangat
pendek, pertumbuhan buruk dengan keterlambatan maturasi skeletal, nilai GH dan IGF 1 normal,
dan tidak ada tanda-tanda penyakit organik yang memberi respon terhadap terapi GH berupa
kenaikan kecepatan pertumbuhan yang sebanding dengan pasien defisiensi GH sebenarnya.
Pasien-pasien ini bisa memiliki berbagai variasi keterlambatan konstitusional dalam
pertumbuhan atau postur pendek genetik, abnormalitas yang hampir sama dalam sekresi GH
mungkin didapat. Dalam era dimana banyak sekali pasokan GH, ada peningkatan tekanan untuk
mengobati banyak anak terutama anak laki-laki yang tidak pendek sekali dan tumbuhnya tidak
terlalu pelan serta keterlambatan umur tulang yang tidak terlalu besar. Sementara studi kontrol
terapi anak-anak ini sedang berlangsung sedikit informasi dari data tidak terkontrol saat ini
menyebutkan bahwa tinggi akhir dapat dicapai dengan terapi seperti diatas.2
Pigmi (kerdil) mempunyai kadar GH yang normal dalam plasma, IGF 1 yang rendah dan
IGF 2 yang normal. Pasien-pasien ini tidak memberi respon terhadap pemberian GH eksogen
berupa

membaiknya

percepatan

pertumbuhan.

Pasien-pasien

ini

diduga

mengalami

ketidakmampuan kongenital untuk memproduksi IGF 1 yang lebih berperan besar pada
pertumbuhan dibanding dengan IGF 2. Anak kerdil dilaporkan terdapat kekurangan dalam
lonjakan pertumbuhan pubertas, menunjukkan bahwa pigmiEfe, pigmi terpendek lahir paling
pendek secara signifikan di daerah Afrika dan sekitarnya serta pertumbuhan lebih lambat pada
masa kanak-kanak, menunjukkan postur secara progresif berada pada simpangan baku dibawah
rata-rata. Diduga teapi IGF 1 akan meningkatkan kecepatan pertumbuhan dalam populasi ini
selama anak-anak dan pubertas, tapi terapi semacam itu belum pernah dilaporkan.1,2

Epidemiologi dan Perkembangan Growth Hormone


Insiden defisiensi GH diperkirakan mendekati 1: 10000 diseluruh dunia. Kebanyakan
pasien dengan defisiensi GH idiopatik mengalami kekurangan GRH. Beberapa pasien yang
diautopsi mempunyai somatotrop hipofisis dalam jumlah adekuat yang memiliki persediaan GH
yang cukup; perawatan lama pasien-pasien ini dengan GRH dapat menyebabkan pelepasan GH
dan meningkatkan pertumbuhan. Pasien-pasien yang mempunyai tumor-tumor hipopisis atau
pasien lain yang jarang dijumpai yaitu yang tidak mempunyai somatotrop dalam hipopisis
kongenital. Beberapa kelainan serupa telah digambarkan bahwa terdapat kekurangan gen GH
yang bertanggungjawab atas produksi GH.3
Sebelum tahun 1986, metode klinis satu-satunya terapi untuk defisiensi GH adalah
memberikan GH manusia (hGH) sebagai pengganti yang berasal dari donor kadaver. Tahun 1985
dan sesudahnya, penyakit Creutzfeldt-Jakob, sebuah penyakit degeneratif jarang pada pasien
yang sangat muda, telah didiagnosis pada pasien yang telah mendapat hGH natural 10-15 tahun
sebelumnya. Karena kemungkinan adanya kontaminasi dari donor kelenjar pituitari ditransmisi
kepasien defisiensi GH dan menyebabkan kematian. Seluruh sumber GH natural telah
dipindahkan dari distribusinya.Teknologi rekombinan DNA sekarang bertanggungjawab sebagai
pemasok Growth hormon.3
Growth hormon yang komersial sekarang tersedia dalam rangkaian asam 191-amino
natural (somatropin) dan bentuk asam 192-amino metionil (somatrem). Tidak ada bukti pasti
bentuk yang satu secara klinis lebih baik dari yang lainnya. Sekarang GH tersedia dalam jumlah
tidak terbatas, sehubungan penemuan regimen maka terapi tidak lagi langka. Namun GH
disalahgunakan oleh para atlet dan anak normal yang mana orangtuanya menginginkan anak
tumbuh lebih tinggi dari yang sewajarnya.4
GRF pertama diisolasi dari tumor pankreas yang melepaskan, merangkai dan mensintesa
GH, tapi GRH hipotalamik memiliki stuktur yang sama dengan GRH dari tumor pankreas. GRH
berpotensi dalam diagnosis dan terapi GH defisiensi; pasien defisiensi GH memperlihatkan
sekresi GH rendah atau tidak ada setelah pemberian episodik dosis GRH telah memperbaiki
sekresi GH, produksi insulin like growth hormone, dan pertumbuhan pada anak dengan idiopatik
GH defisiensi.kemampuan pemberian GRH dalam merangsang sekresi GH lebih jauh
6

menyokong konsep bahwa defisiensi GH idiopatik adalh penyakit primer hipotalamus, bukan
karena kelenjar hipofisis.4
IGF 1 (dahulu somatomedin C) sekarang dihasilakan dari teknologi rekombinan DNA.
Walaupun tidak ada program terapi manusia jangka lama yang pernah dilaporkan. Kajian
pertama menunjukkan bahwa IGF 1 bisa berguna untuk terapi postur tubuh pendek, terutama
pada dwarfisme Laron (pigmi, orang kerdil afrika) dimana tidak ada terapinya. Teori terdahulu
adalah menunjukan bahwa hepar adalah sumber utama plasma IGF 1 yang mempengaruhi
kartilago, tapi jelas bahwa banyak organ yang menghasilkan IGF 1. Sebenarnya somatomedin
adalah faktor autokrin atau parakrin yang mempengaruhi selnya sendiri dari asalnya atau sel
tetangganya yang bekerja melalui peredaran darah. Teknologi DNA rekombinan telah
meningkatkan pasokan IGF 1 dan digunakan untuk menentukan efek langsung dari insulin like
growth factor.3

Etiologi
Kekurangan hormon pertumbuhan disebabkan oleh sekresi rendah atau tidak ada hormon
pertumbuhan dari kelenjar hipofisis. Ada banyak kemungkinan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi growth hormon yaitu sebagai berikut :1,2

Mutasi dari gen yang spesifik


Penyakit bawaan seperti Prader- willi Sindrom, Sindrom Turner
Cacat bawaan yang berhubungan dengan pituitari seperti displasia septo-optic
Insufisiensi ginjal kronik
Bayi yang lahir dengan kurang masa gestasional
Tumor intrakranial atau sella tursika terutama kraniopharingioma
Kerusakan yang terjadi pada pituitari akibat radioterapi (leukemia dan tumor otak),
pembedahan, trauma dan kelainan intrakranial berupa hidrosefalus.

Patofisiologi
7

Hormon pertumbuhan (GH;somatotropin) adalah polipeptida dengan 191-asam amino


(BM 21.500) yang disintesis dan disekresi oleh somatotrof hipofisis anterior. Hormon
pertumbuhan berasal dari prekursor peptida yang lebih besar, pre-GH (BM 28.000) yang juga
disekresi tetapi secara fisiologis tidak berguna.1-4
Fungsi utama hormon pertumbuhan (somatotropin) adalah meningkatkan pertumbuhan
linier. Hasil ini dicapai dari pengaruh metabolisme dasarnya, tetapi pengaruh meningkatkan
pertumbuhan terutama diperantarai insulin like growth factor-I (IGF-1;juga dikenal sebagai
somatomedin C).1,2
Hormon pertumbuhan via somatomedin meningkatkan sintesis protein dengan
meningkatkan masukan asam amino dan langsung mempercepat transkripsi dan translasi mRNA.
Selain itu, GH cenderung menurunkan katabolisme protein dengan mobilisasi lemak sebagai
sumber bahan bakar yang berguna. Secara langsung GH membebaskan asam lemak dari jaringan
lemak dan mempercepat perubahan menjadi asetil-KO yang merupakan asal energi. Pengaruh
penghematan terhadap protein adalah mekanisme yang paling penting dimana GH meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan.1-3
GH juga mempengaruhi metabolisme karbohidrat pada keadaan berlebihan, akan
meningkatkan penggunaan karbohidrat dan mengganggu ambilan glukosa kedalam sel.
Resistensi terhadap insulin karena GH tampak berhubungan dengan kegagalan postreseptor pada
kerja insulin. Kejadian ini mengakibatkan intoleransi glukosa dan hiperinsulinisme sekunder.1
GH beredar terutama tidak terikat dalam plasma dan mempunyai waktu paruh 20-50
menit. Ada orang dewasa normal sekresinya kurang lebih 400 g/hari (18,6 nmol/hari)
sebaliknya orang dewasa muda mengekskresikan 700 g/d (32,5 nmol/hari). Pada orang dewasa
konsentrasi GH pada pagi hari pada keadaan puasa kurang dari 5ng/ml (232 pmol/L) dan
kadang-kadang kurang dari 2 ng/ml (93 pmol/L). Tidak terdapat perbedaan nyata antara kedua
jenis kelamin.2
Kadar IGF-1ditentukan dengan cara radioreceptor assay maupun dengan cara
radioimmunoassay. Penentuan kadar mediator kerja GH ini menghasilkan penilaian aktivitas
biologis GH lebih akurat.1

Sekresi GH diperantarai oleh dua hormon hipotalamus yaitu growth hormone releasing
hormone (GRH) dan somatostatin ( Growth hormone inhibiting hormone). Pengaruh hipotalamus
ini diatur dengan ketat melalui integrasi sistem saraf, metabolisme dan faktor hormonal. Karena
baik GRH maupun somatostatin tidak dapat diperiksa secara langsung. Hasil akhir setiap faktor
terhadap sekresi GH harus dianggap merupakan jumlah efek terhadap hipotalamus ini.3
a. GRH
Kedua bentuk GRH 40- dan 44-asam amino dijumpai pada hipotalamus manusia
namun makna fisiologisnya belum jelas. GR merangsang produksi cAP melalui
somatotrof dan merangsang sintesis mapun sekresi GH. Efek GRH sebagian dihambat
oleh somatostatin. Pemberian GRH pada manusia normal akan mengakibatkan pelepasan
GH secara cepat (dalam beberapa menit) kadar puncak dicapai dalam 30 menit dan
bertahan untuk 60-120 menit. Hormon peptida lainnya seperti ADH, ACTH dan -MSH,
bila terdapat dalam jumlah farmakologis yang cukup dapat bertindak sebagai GHreleasing factor. Bahkan tirotropin-releasing (TRH dan GnRH) sering menyebabkan
sekresi GH pada pasien akromegali, tetapi belum jelas apakah efek ini diperantarai
hipotalamus atau efek langsung terhadap somatotrof.1,4
b. Somatostatin
Suatu tetradekapeptida, adalah suatu inhibitor poten sekresi GH. Somatostatin
menurunkan produksi c-AMP dalam GH-secreting cell dan menghambat sekresi GH
basal serta yang dirangsang. Peningkatan kadar GH dan IGF-1 meningkatkan sekresi
somatostatin. sebuah analog somatostatin kerja panjang, okreotida asetat, telah digunakan
terapi dalam penatalaksanaan kelebihan GH dan kondisi-kondisi seperti tumor pankreatik
dan karsinoid yang menyebabkan diare.1,4
c. Pengaturan saraf
Pengaturan saraf terhadap sekresi basal GH menimbulkan pengeluaran ireguler dan
intermiten yang berhubungan tidur dan berbeda-beda menurut umur. Kadar tertinggi
terjadi 1-4 jam setelah mulai tidur (Selama stadium 3 dan 4). Sekresi puncak pada malam
hari waktu tidur mencapai kurang lebih 70% dari sekresi GH sehari, jumlahnya lebih
besar pada anak-anak dan makin berkurang apda orang tua. Masukan glukosa tidak akan
menghambat pengeluaran ini. Stres, emosi, fisik dan kimia termasuk pembedahan,
trauma, gerak tubuh, tetapi elektrosyok dan pemberian zat pirogen merangsang

pengeluaran GH dan penurunan sekresi yang menyebabkan kegagalan pertumbuhan,


telah dibuktikan pada anak-anak disertai defisiensi pertumbuhan mental yang kuat.1
d. Pengaturan metabolisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi GH adalah semua bahan pokok energi:
karbohidrat, protein dan lemak. Pemberian glukosa peroral atau intravena, merendahkan
kadar GH pada orang normal dan ini merupakan tindakan sederhana yang berguna pada
diagnosis akromegali. Sebaliknya hipoglikemia merangsang pengeluaran GH. Efek ini
tergantung pada glikopenia intrasel, karena pada pemberian 2-deoksiglukosa (analog
glukosa yang menyebabkan defisiensi glukosa intrasel) juga meningkatkan GH. Respon
hipoglikemia ini tergantung pada kecepatan perubahan glukosa dalam darah dan
dicapainya nilai absolut. Protein makanan atau pemberian asam amino intravena
menyebabkan pelepasan GH. Sebaliknya pada keadaan malnutrisi protein-kalori juga
menyebabkan peningkatan GH, mungkin karena berkurangnya produksi somatomedin
dan berkurangnya umpan balik negatif. Asam lemak menekan respon GH terhadap
beberapa rangsangan, termasuk arginin dan hipoglikemia. Puasa merangsang sekresi GH
mungkin sebagai cara untuk mobilisasi lemak untuk sumber energi dan pencegahan
hilangnya protein.1,2,4
e. Pengaruh hormon lain
Respon terhadap rangsangan dihambat pada keadaaan kortisol berlebihan dan
selama hipo dan hipertiroidisme walaupun estrogen meningkatkan sekresi GH sebagai
akibat rangsangan, estradiol dipakai pada terapi akromegali karena menurunkan produksi
somatomedin.1,2
f. Efek zat-zat neurofarmakologis
Banyak neurotransmiter dan zat neurofarmakologis yang mempengaruhi sekresi
GH. Agonis dan antagonis biogenik amina bekerja pada tingkat hipotalamus dan
mengubah pengeluran GRH atau somatostatin. Agen dopaminergik, alfa adrenergik, dan
serotonergik semuanya merangsang pengeluaran GH. Agonis dopaminergik seperti
levodopa, apomorfin dan bromokriptin juga meningkatkan sekresi GH, sedangkan
antagonis dopaminergik seperti fenotiazin menghambat GH. Efek levodopa suatu
prekursor norepinefrin dan dopamin, mungkin diperantarai oleh perubahannya menjadi
norepinefrin karena pengaruhnya dihambat oleh fentolamin antagonis alfa adrenergik.
Bahkan fentolamin menekan pengeluaran GH terhadap rangsangan lain, seperti
hipoglikemia, olah raga dan arginin, menerangkan pentingnya mekanisme alfa adrenergik
10

dalam mengatur mekanisme sekresi GH. Agonis beta adrenergik menghambat GH dan
antagonis beta adrenergik seperti propanolol meningkatkan sekresi sampai memprovokasi
rangsangan.1-4

Manifestasi Klinis
Gejala defisiensi GH pada anak-anak meliputi:1,2

Bertubuh Pendek. Anak-anak dengan kekurangan hormon pertumbuhan memiliki tingkat


pertumbuhan yang lambat, biasanya kurang dari 2 inci per tahun. Pertumbuhan lambat
mungkin tidak muncul sampai anak 2 atau 3 tahun. Bahkan defisiensi GH kongenital
biasanya tidak mengganggu pertumbuhan panjang sampai setelah beberapa bulan

pertama kehidupan.
Kecepatan (speed) pertumbuhan untuk usia pubertas rendah dan bertahap. Defisiensi GH
menyebabkan pematangan fisik tertunda sehingga pematangan tulang dan pubertas

mungkin beberapa tahun tertunda.


Peningkatan jumlah lemak di sekitar pinggang
Anak akan terlihat lebih muda daripada anak-anak lain seusia nya walaupun demikian

fungsi intelektualnya tidak terganggu


Pertumbuhan gigi tertunda dan kematangan seksual tertunda
Gejala defisiensi GH pada orang dewasa meliputi:5

Penurunan energi dan kualitas hidup.


Penurunan kekuatan dan toleransi latihan
Penurunan massa otot
Perasaan kecemasan , depresi , atau kesedihan menyebabkan perubahan dalam perilaku

sosial
Kulit tipis dan kering
Berat badan, terutama di sekitar pinggang. Obesitas trunkal dengan penurunan relatif

dalam massa otot


Gangguan konsentrasi dan kehilangan memori
Kebotakan pada pria
Mengurangi massa tulang dan osteoporosis

Penegakkan Diagnosis
11

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang.

Anamnesis
Anamnesis merupakan suatu bagian tanya jawab yang penting untuk mengarahkan kita
pada diagnosis kerja. Hal-hal yang dapat kita tanyakan adalah identitas, keluhan utama dan
penyerta, riwayat penyakit sekarang (penyakit kronis pada organ-organ (saluran cerna,
kardiovaskuler, organ pernafasan dan ginjal)), riwayat penyakit dahulu, riwayat infeksi
kongenital, riwayat kehamilan dan persalinan ibu (antenatal, natal dan postnatal), riwayat
penyakit keluarga (adanya keterlambatan pertumbuhan dan maturasi dalam keluarga seperti
pendek atau menarche), KMK (Kecil Masa Kehamilan), riwayat imunisasi, riwayat tumbuh
kembang serta riwayat sosial ekonomi.1,5

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pertama yang dapat kita lakukan adalah pemeriksaan keadaan umum
dan TTV. Selanjutnya kita perlu melakukan pengukuran anthropometri berupa TB, BB,
Lingkaran Kepala, Lingkaran dada, panjang lengan serta panjang kaki, dan menilai plot TB dan
BB pada kurva pertumbuhan NCHS, dinilai menurut persentil yang sesuai. Bila memungkinkan
kita juga dapat mengukur TB dan BB ayah, ibu dan saudara-saudaranya. Selanjutnya menghitung
kecepatan tumbuh tinggi badan (growth velocity) pada pengukuran ulang sedikitnya 3 bulan
setelah pengukuran pertama, melihat kelainan kongenital, kelainan saluran cerna, paru,
kardiovaskuler, leher (webbed neck)

kelenjar tyroid, pertumbuhan gigi, tanda-tanda pubertas

menggunakan pedoman (standard) dari Tanner. Pemeriksaan mata juga dapat kita lakukan seperti
funduskopi dan lapang pandang (visual field). Kemudian pemeriksaan tulang dengan X-Ray
untuk melihat bone age (umur tulang), tengkorak kepala/Sella Tursica dan bila perlu CT scan
atau MRI. Selain itu pemeriksaan laboratorium seperti darah lengkap rutin, serologic urea dan
elektrolit, calcium, fosfatase dan

alkali fosfatase, T4 dan TSH, GH (growth Hormone) atas

indikasi, analisa khromosom, endoskopi/biopsi usus serta pemeriksaan psikologik/psikiatrik.1,2,4

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
12

Seperti darah lengkap rutin, serologic urea dan elektrolit, calcium, fosfatase dan alkali
fosfatase, T4 dan TSH, GH (growth Hormone) atas indikasi, analisa khromosom,
endoskopi/biopsi usus serta pemeriksaan psikologik/psikiatrik
2. Evaluasi growth hormon
Evaluasi sekresi cadangan GH adalah penting untuk penilaian terhadap anak-anak dengan
postur pendek dan pada orang dewasa tersangka hipopituitarisme. Uji provokasi perlu dilakukan
karena kadar basal GH biasanya rendah dan tidak dapat membedakan antara orang normal dan
orang dengan defisiensi GH. Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan sekresi GH antara lain:5
a) Hipoglikemia akibat pemberian insulin
Rangsangan yang paling dapat dipercaya untuk sekresi GH adalah hipoglikemia akibat
pemberian insulin. Pada orang normal kadar GH akan naik lebih dari 10ng/mL (465pmol/L)
setelah terjadi hipoglikemia adekuat yang cukup. Karena 10% orang normal tidak memberi
respon terhadap hipoglikemia, uji perangsang lain mungkin diperlukan.5
b) Uji-uji dengan levodopa, arginin dan perangsangan lain
GH juga akan meningkat setelah pemberian levodopa, suatu prekursor dari dopamin dan
norepinefrin yang dapat menembus sawar darah otak. Kira-kira 80% dari orang normal memberi
respon GH lebih besar daripada 6ng/mL (276pmol/L) dan respon maksimal rata-rata adalah
28ng/mL (1302pmol/L). Percobaan ini lebih aman daripada uji hipoglikemia akibat pemberian
insulin pada pasien lebih tua. Infus arginin akan meningkatkan GH pada 70% orang
normal.pemberian estrogen sebelumnya akan meningkatkan respon ini pada banyak kasus yang
tidak memberi respon terutama pada pria. Rangsangan lain seperti propanolol dan glukagon juga
digunakan untuk mempertimbangkan kapasitas sekresi GH.1,5
c) Uji GRH
Ke semua bentuk GRH manusia (GRH 40 dan GRH 44) telah digunakan untuk
mengevaluasi kapasitas sekresi GH. Satu dosis GRH (1/kg) cepat merangsang GH, kadar ratarata puncak 10-15 ng/mL (465-697pmol/L) dicapai dalam 30-60 menit pada orang sehat.
Dijumpai sedikit peningkatan IGF 1 dalam 24 jam setelah pemberian GRH.1,2,4,5
13

d) Uji latihan fisik


Uji fisik memerlukan waktu 15 menit naik turun kursi secara cepat, merupakan cara yang
baik untuk menentukan sekresi GH Pada hipogonadal dan anak prepubertas biasanya diberi
estrogen selama 3 hari dan peningkatan lebih dari 5 ng/mL (232pmol/L) merupakan respon
normal.1-5

Diagnosis Kerja
Karena kadar GH basal rendah pada anak-anak normal maupun pasien-pasien defisiensi
GH maka diagnosis defisiensi GH hanyalah dibuat dari dibuktikannya terjadi peningkatan kadar
GH dalam serum yang tidak adekuat setelah diberikan stimulus provokatif proses ini rumit
karena sistem radioimunoassay sangat bervariasi dalam pengukuran GH pada sampel darah yang
sama hasil bisa diatas 10 ng/mL pada satu sistem tapi bisa hanya 6 ng/mL pada sistem lainnya.
Dokter harus menyadari standar laboratorium ynag digunakan.2
Saat ini konsep pengujian GH memberikan komplikasi lebih jauh. Sementara seorang
pasien tidak mensekresi GH dalam jumlah tertentu umumnya dipikirkan menderita defisiensi
GH, hasil respon GH normal terhadap pengujian tidak menyingkirkan kemungkinan defisiensi
GH. Pengecualian untuk studi tidurpengujian harus dilakukan setelah semalam puasa:
pencegahan GH akan menekan respon GH. Obesitas menekan sekresi GH, dan anak yang gemuk
bisa salah tampak menderita defisiensi GH. Karena 10% atau lebih anak-anak normal tidak
menunjukkan peningkatan kadar GH yang adekuat setelah dilakukanj satu kali uji cadangan GH,
maka dibutuhkan paling sedikit dua metode untuk menilai cadangan GH sebelum diagnosis
defisiensi GH klasik ditegakkan. Kadar GH dalam serum harus meningkat selama masa tidur
stadium III-IV (biasanya 90 menit setelah tidur dimulai),atau 10 menit setelah latihan berat.
Setelah puasa semalam kadar GH meningkat setelah infus arginin (0,5 gram/kg berat badan
sampai 20 gram selama 30 menit), dan levodopa peroral (125 mg sampai BB 15kg, 259mg
sampai BB 35kg, 500mg untuk BB lebih ddari 35kg) atau klonidin (0,10-0,15 mg/m2 per oral).
Efek samping levodopa termasuk nausea, sedangkan klonidin menyebabkan penurunan tekanan
darah dan mengantuk.6
Kadar GH juga meningkat setelah terjadi hipoglikemia akut akibat pemberian insulin
tetapi tes ini memberikan resiko terjadinya kejang-kejang bila kadar gula darah turun terlalu
14

banyak. Bila pemberian infus dekstrose tersedia untuk digunakan pada keadaan darurat
menghadapi koma hipoglikemia atau kejang dan bila pasien tersebut dapat diobservasi terusmenerus oleh dokter. Tes toleransi terhadap insulin harus dilakukan. Pasien harus mempunyai
kadar glukosa yang normal pada saat dimulainya pengujian, insulin reguler, 0,075-0,1 unit/kg
dalam salin dapat diberikan sebagai bolus. Pada 20-40 menit dapat terjadi penurunan 50% gula
darah dan diikuti peningkatan kadar GH serta kortisol. Glukosa harus dimonitor dan infus
intravena harus dipertahankan untuk digunakan dalam pemberian infus dekstrose dalam keadaan
darurat bila pasien menjadi tidak sadar atau mengalami kejang-kejang akibat hipoglikemia. Bila
diperlukan infus dekstrose harus dipastikan bahwa kadar gula darah tidak menjadi meningkat
melebihi batas normal.1-4
Pasien yang memberi respon terhadap stimulus farmakologik (levodopa,klonidin, atau
insulin) tapi tidak terhadap stimulus fisiologik seperti latihan atau tidur dikatakan menderita
disfungsi neurosekresi, pasien-pasien ini bisa mengalami penurunan sekresi hGH 24 jam ( atau
konsentrasi hGH terintegrasi) dibanding orang sehat, pola yang srupa dijumpai pada pasien
defisiensi GH status sebenarnya dari pasien-pasien ini dan aturan 24 jam pemantauan GH masih
menjadi bahan pertentangan, Uji sekretagogue masih merupakan standar untuk diagnosis
defisiensi GH namun walau uji farmakologik tidak selalu dapat menentukan pasien mana yang
selalu dapat perlu terapi GH.6
Nilai IGF 1 akan rendah pada sebagian besar pasien defisiensi GH, anak-anak dengan
dwarfisme psikososial yang memerlukan terapi keluarga atau pindah rumah daripada terapi GH.
Memiliki konsentrasi GH dan IGF 1 rendah dan tampak salah sebagai defisiensi GH. Begitu pula
pasien-pasien yang mengalami keterlambatan konstitusional dalam masa adolesen dapat
mempunyai nilai IGF 1 yang rendah dibandingkan umur kronologiknya. Tapi nilai normal
terhadap skeletal dan bisa mengalami penurunan temporer respon terhadap sekretagogue. Jadi
penentuaan kadar IGF 1 tidak mutlak dapat didiagnosis sebagai defisiensi GH. Mereka harus
diinterpretasikan bersamaan dengan keadaan nutrisi, status psikososial dan umur skletal.6
Penentuan alternatif lain digunakan untuk memperbaiki diagnosis defisiensi GH. Kadar
IGF 2 rendah sebagai tamabahan pada IGF 1 rendah meningkatkan prediksi adanya defisiensi
GH, ekstraksi asam dari serum pada kolom Sephadex untuk memisahkan IGF dari tempat
pengikat proteinnya memperlihatkan bahwa konsentrasi IGF 1 lebih dekat hubungannya dengan
15

kecepatan pertumbuhan dan tinggi badan daripada penetuan IGF 1dengan radioimunoassay
langsung, seperti yang dahulu sering dilakukan IGFBP 3 ialah GH dependen dan jika rendah
kadarnya dikatakan lebih indikatif daripada penetuan IGF 1 untuk defisiensi GH.5,6
Walaupun uji farmakologik untuk sekresi GH dan nilai IGF 1 plasma akan memberi
indikasi adanya defisiensi GH klasik, diagnosisnya masih tetap meragukan pada beberapa kasus.
Hal ini tidak boleh membawa pada kesimpulan bahwa seluruh anak pendek harus menerima
terapi GH. Hanya anak yang sangat pendek (tinggi kurang dari persentil ke5 atau >2,5-3,5 SD
dibawah rata-rata) yang tumbuh sangat lambat (kecepatan pertumbuhan dibawah persentil ke5
untuk umur) dengan keterlambatan umur tulang telah dipelajari dengan cermat dalam protokol
penelitian yang memperlihatkan manfaat terapi hGH pada absennya defisiensi GH klasik. Pasien
dengan sindroma Turner dan gagal ginjal mendapat beberapa manfaat dalam studi yang cermat.
Namun anak-anak yang kurang kuat kriteria telah diobati dengan GH dalam percobaan
terkontrol, menghasilkan sedikit kenaikan dalam kecepatan pertumbuhan tapi ini masih belum
jelas apakah ini menaikkan tinggi dewasa sebagaimana studi ini masih belum selesai.1,5,6

Diagnosis Banding
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu
tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-end organ, dengan akibat terjadinya defisiensi
hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid. Hipotiroidisme
merupakan suatu sindroma klinis akibat penurunan produksi dan sekresi hormon tiroid. Hal
tersebut

akan

mengakibatkan

penurunan

laju

metabolisme

tubuh

dan

penurunan

glukosaminoglikan di interstisial terutama dikulit dan otot.1,2


Hipotiroidisme biasanya disebabkan oleh proses primer dimana jumlah produksi hormon
tiroid oleh kelenjar tiroid tidak mencukupi. Dapat juga sekunder oleh karena gangguan sekresi
hormon tiroid yang berhubungan dengan gangguan sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
16

yang adekuat dari kelenjar hipofisis atau karena gangguan pelepasan Thyrotropin Releasing
Hormone (TRH) dari hipotalamus (hipotiroid sekunder atau tersier). Manifestasi klinis pada
pasien akan bervariasi, mulai dari asimtomatis sampai keadaan koma dengan kegagalan
multiorgan (koma miksedema).2
Disfungsi tiroid pada masa bayi dan anak dapat berakibat kelainan metabolik yang
ditemukan pada masa dewasa, berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, karena
maturitas jaringan dan organ atau jaringan spesifik yang merupakan pengatur perkembangan
bergantung pada efek hormon tiroid, sehingga konsekuensi klinik disfungsi tiroid tergantung
pada usia mulai timbulnya pada masa bayi atau anak. Apabila hipotiroidisme pada janin atau
bayi baru lahir tidak diobati, dapat menyebabkan kelainan intelektual dan atau fungsi neurologik
yang menetap.4
Menurut onsetnya, hipotiroid pada anak dibedakan menjadi 2 :4
1. Hipotiroid kongenital.
2. Hipotiroid dapatan.
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada
respon jaringan terhadap hormon tiroid.Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut:3
1. Hipotalamus membuat thyrotropin releasing hormone (TRH) yang merangsang
hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (thyroid stimulating hormone = TSH) yang
merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormone tiroid (triiodothyronin = T3 dan tetraiodothyronin =
T4 = thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi : konsumsi
oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak,
dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.
Gejala Klinis
Riwayat dan gejala pada neonatus dan bayi antara lain fontanella mayor yang lebar dan
fontanella posterior yang terbuka, suhu rektal < 35,5C dalam 0-45 jam pasca lahir, berat badan
lahir > 3500 gram; masa kehamilan > 40 minggu, suara besar dan parau, hernia umbilikalis,
riwayat ikterus lebih dari 3 hari, miksedema, makroglosi, riwayat BAB pertama > 20 jam setelah
17

lahir dan sembelit (< 1 kali/hari), kulit kering, dingin, dan motling (berbercak-bercak), letargi,
distenden abdomen, sukar minum, muka sembab (a Puffy Face), bradikardia (< 100/menit), serta
kardiomegali dan terdapat bising.1
Sedangkan gejala pada anak besar antara lain: dengan goiter maupun tanpa goiter,
gangguan pertumbuhan (kerdil), gangguan perkembangan motorik, mental, gigi, tulang, dan
pubertas, ganguan perkembangan mental permanen terutama bila onset terjadi sebelum umur 3
tahun, aktivitas berkurang, lambat, kulit kering, miksedema, tekanan darah rendah, metabolisme
rendah serta intoleransi terhadap dingin.1-4
Selain itu kita dapat melakukan pemeriksaan penunjang berupa T3, T4 dan TSH. Pada
hipotiroidisme akan terjadi penurunan dari ketiga hormon tersebut.

Constitutional Growth Delay


Keterlambatan

pertumbuhan

konstitusional

merupakan

salah

satu

dari

varian

pertumbuhan normal. Ukuran panjang dan berat badan anak yang terkena adalah normal pada
saat lahir, dan pertumbuhan adalah pada umur 4-12 bulan pertama. Pertumbuhan kemudian
melambat sampai dekat atau dibawah persentil ketiga untuk tinggi dan berat badan. Pada usia 2-3
tahun pertumbuhan berlanjut dengan 5cm/tahun atau lebih. Pemeriksaan sekresi GH dan
pemeriksaan lainnya ada dalam batas normal. Usia tulang lebih mendekati usia ketinggian dari
pada usia kronologisnya. Pertanyaan yang rinci sering menunjukkan anggota keluarga lain
(biasanya satu atau kedua orang tua) dengan riwayat perawakan pendek pada masa anak,
pubertas yang terlambat, dan akhirnya perawakan normal. Prognosis anak ini untuk mencapai
ketinggian dewasa normal adalah baik. Anak laki-laki dengan tingkat pubertas yang sangat
lambat dapat mendapat manfaat dari pemberian terapi testoteron jangka pendek untuk
mempercepat pubertas setelah berusia 14 tahun. Penyebab varian pertumbuhan normal ini diduga
karena persistensi secara relatif status hipogonadotropik masa anak. Keterlambatan pertumbuhan
konstitusional dapat dibedakan dari perawakan pendek genetik oleh tingkat kematangan
skeleton, yang sesuai dengan usia kronologis pada keadaan yang terakhir. Perawakan pendek
genetik biasanya ditemukan pada anggota keluarga lain. Namun hasil penelitian hormon yang
terkait dengan pertumbuhan adalah normal.1,2

18

Genetic Familial Short Stature


Genetic familial short stature merupakan perawakan pendek pada anak karena genetic
dari kedua orang tuanya. Hal ini termasuk salah satu short stature yang normal dan tidak perlu
diterapi. Pada pemeriksaan fisik kita akan mendapatkan tinggi badan yang pendek tapi berat
badan dan lain-lainya dalam batas normal. Selain itu usia pertumbuhan tulang juga sesuai dengan
umur kronologis anak tersebut. Anak dengan genetic familial short stature mempunyai kecepatan
tumbuh > 4 Cm/tahun dimana masih dalam rentang potensi genetic. Berbeda dengan
constitutional growth delay, pada genetic familial short stature maturasi pubertas pada anak
tersebut dalam batas normal. Hampir semua pemeriksaan fisik normal pada anak tersebut.
Perawakan pendek tersebut hanya semata-mata berasal dari gen kedua atau salah satu orang tua
nya.1-5

Pubertas Prekoks
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal
pada umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun pada
anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan pengaruh
bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak
(kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ
reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini
bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula
merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal.1,2
Pubertas merupakan suatu proses yang alamiah dan pasti dialami oleh semua manusia
dimana terjadi perubahan fisik dari tubuh anak-anak menjadi bertubuh layaknya orang dewasa
dan telah memiliki kemampuan bereproduksi. Keadaan ini diinisiasi oleh sistem hormon dari
otak yang menuju ke gonad (ovarium dan testes) dan meresponnya dengan menghasilkan
berbagai hormon yang menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan, fungsi atau transformasi
dari otak, tulang, otot, kulit, payudara, menstruasi dan organ-organ reproduksi lainnya, seperti
organ genitalia (penis dan vagina) dan organ seksual sekunder lainnya (rambut pubis). Proses ini
juga menandai peningkatan kematangan psikologis manusia secara sosial yang disebut telah
menjadi seseorang remaja.1,2
19

Secara sederhana, gambaran perjalanan kasus Pubertas Prekoks diawali produksi


berlebihan GnRH yang menyebabkan kelenjar pituitary meningkatkan produksi luteinizing
hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Peningkatan jumlah LH menstimulasi
produksi hormon seks steroid oleh sel Leydig pada testis atau sel granul pada ovarium.
Peningkatan kadar androgen atau esterogen menyebabkan fisik berubah dan mengalami
perkembangan dini meliputi pembesaran penis dan tumbuhnya rambut pubis pada anak laki-laki
dan pembesaran payudara pada anak perempuan, serta mendorong pertumbuhan badan.
Peningkatan kadar FSH mengakibatkan pengaktifan kelenjar gonad dan akhirnya membantu
pematangan folikel pada ovarium dan spermatogenesis pada testis.1,2
Perkembangan dini rambut pubis (bulu kemaluan), payudara atau alat-alat kelamin bisa
terjadi dari proses pematangan yang alamiah atau dari beberapa kondisi patologis. Pubertas
Prekoks bisa dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu:2
1. Secara alamiah pubertas dini dapat terjadi dalam berbagai aspek fisik, kondisi ini disebut
idiopathic central precocious puberty atau GnRH-dependent (Pubertas Prekoks Sentral).
Hal ini bisa terjadi parsial ataupun transien. Pubertas sentral bisa muncul secara dini bila
terjadi gangguan pada sistem penghambatan hormon yang diproduksi otak, atau adanya
hamartoma hipotalamus yang memproduksi sedikit gonadotropin-releasing hormone
(GnRH).
2. Perkembangan organ seksual sekunder dipengaruhi oleh hormon steroid yang berasal dari
keadaan abnormal lainnya (tumor gonad atau adrenal, hiperplasi adrenal kongenital dan
lainnya). Keadaan ini tidak dipengaruhi gonadotropin-releasing hormone (GnRHindependent) disebut peripheral precocious puberty atau precocious pseudopuberty
(Pubertas Prekoks Perifer).
Gejala Klinis
Pada anak perempuan, maka tanda-tanda klinis yang memberikan petunjuk pasti apabila
dialami pada usia kurang dari 9 tahun, antara lain:1,2

Payudara membesar.
Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis pada lengan bawah.
Bertambah tinggi dengan cepat.
Mulainya menstruasi.
20

Tumbuh jerawat.
Munculnya bau badan.

Sedangkan pada anak laki-laki, tanda-tanda terjadinya Pubertas Prekoks akan muncul saat umur
kurang dari 10 tahun meliputi:1

Pembesaran testis dan penis.


Tumbuhnya rambut pubis, lengan bawah dan wajah.
Peningkatan tinggi dengan cepat.
Suara memberat
Tumbuh jerawat
Munculnya bau badan
Banyak anak yang menunjukkan gejala pubertas lebih awal yang dikenal sebagai

Pubertas Prekoks parsial. Beberapa anak perempuan umumnya mulai muncul keluhan diantara
umur 6 bulan dan 3 tahun dengan ditandai terjadinya pembesaran payudara yang kemudian akan
berhenti atau akan tetap bertahan tanpa perubahan fisik.1

Penatalaksanaan
1. Pemberian hormon pengganti
Anak-anak defisiensi GH memerlukan somatropin biosintetik (natural sequence GH)
dengan dosis 0,18-0,3 mg/kg/minggu atau somatrem (GH metionil) dengan dosis 0,3
mg/kg/minggu yang diberikan satu dosis 6-7 kali seminggu selama masa aktif pertumbuhan
sebelum fusi epifisis. Peningkatan percepatan pertumbuhan paling jelas pada terapi tahun
pertama. Anak lebih tua yang tidak memberi respon sedemikian baik dan memerlukan dosis lebih
besar. GH tidak akan meningkatkan kecepatan pertumbuhan tanpa nutrisi adekuat dan status
eutiroid.2
Antibodi terhadap GH dalam jumlah yang dapat diukur diserum anak yang mendapat
GH, sementara itu antibodi lebih sering pada anak yang diterapi dengan somatrem daripada
somatropin, titer antibodi penghambat dengan kapasitas pengikat signifikan jarang ditemukan
dan hanya sedikit pasien yang dilaporkan mengalami henti pertumbuhan temporer pada terapi
somatrem.2

21

GH menimbulkan efek anti insulin. Walaupun diabetes klinis tidak mungkin terjadi akibat
terapi GH, efek jangka panjang yang tidak diketahui berupa sedikit kenaikan kadar glukosa pada
anak yang dikira sehat. Resiko potensial lainnya berupa kecenderungan dapat terjadi pergeseran
epifisis kaput femur dengan terapi. Organomegali dan perubahan skeletal seperti itu ditemukan
pada akromegali sebagai efek samping yang potensial terjadi pada kelebihan terapi GH.
Penemuan kasus leukemia pada orang dewasa yang dahulu diterapi dengan GH cukup
mengkhawatirkan, tapi sekarang tidak ada hubungan sebab dan efek terbukti. GH tidak
meningkatkan angka rekurensi keberadaan tumor sebelum terapi; jadi pasien dengan
kraniofaringioma, sebagai contoh, bisa menerima GH jika indikasikan, setelah penyakit ini
secara klinis stabil, tanpa kecemasan bermakna akan kemungkinan GH akan mencetuskan
rekurensi. Para klinisi biasanya menunggu 1 tahun setelah menyelesaikan terapi tumor sebelum
memulai terapi GH pada pasien tumor.1,2
2. Penanganan psikologis dan konsekuensi
Penelitian pada keadaan psikologis pasien dengan postur pendek bercacat karena
kehilangan metode yang konsisten untuk investigasi dan kehilangan studi terkontrol, tapi
beberapa hasilnya tampak menarik. Anak-anak defisiensi GH paling banyak dipelajari mereka
lebih memiliki trait kepribadian pasif daripada anak sehat. Anak-anak ini mengalami
keterlambatan pematangan emosional dan menderita perlakuan kekanak-kanakan dari orangtua,
guru dan kawan-kawannya. Kemampuan akademik umumnya dibawah standar walau
intelegensia normal, hal ini berhubungan dengan terlambatnya maturitas emosi atau citra diri
buruk, dan postur pendek. Namun banyak anak-anak ini ketinggalan disekolah karena ukuran
tanpa memperhatikan kemampuan akademiknya. Beberapa tetap mengalami pencitraan diri
bahwa tubuhnya pendek walau tinggi normal telah dicapai dengan terapi. Depresi dan tingkah
laku bunuh diri dapat terjadi pada orang dewasa yang terkena karena stress psikologis dari tubuh
pendek dan keterlambatan perkembangan. Jadi cara individu pasien defisiensi GH menangkap
dunianya tampak menjadi kepentingan primer dalam konsekuensi psikologis, lingkungan sosial
tinggi menilai bentuk fisik dan menjadikannya potensi menuju sukses, menjadi sebuah
kepercayaan yang tidak dapat hilang pada pasien. Sebuah lingkungan suportif dianjurkan pada
pasien defisiensi GH dimana pasien tidak diijinkan bertingkah lebih muda dari umurnya ataupun

22

mendapat tempat khusus dalam keluarga. Pertolongan psikologis diindikasikan pada kasus
depresi berat atau penyesuaian salah dan ini sangat membantu pada kasus yang lebih ringan.2

Prognosis
Pada umumnya, prognosis short stature sangat baik. Pemberian suplemen zink yang
dikombinasi dengan GH dapat memperbaiki pertumbuhan penderita short stature menjadi normal
sesuai dengan usia mereka. Selain itu, short stature tidak berhubungan dengan risiko penyakit
kardiovaskuler dan kematian.5

Kesimpulan
Short stature pada anak dapat fisiologis dapat pula patologis. Salah satu contoh uang
fisiologis adalah karena genetik sedangkan yang patologis misalnya defisiensi growth hormone,
constitutional growth delay dan hipotiroidisme. Defisiensi growth hormone dapat terjadi pada
masa neonates, anak-anak maupun dewasa. Pada penderita kelainan ini growth hormone yang
dihasilkan menurun atau kurang sehingga berdampak pada pertumbuhan tinggi badannya. Anakanak dengan kelainan defisiensi growth hormone biasanya memiliki tinggi yang kurang
dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Anak dengan kelainan ini perlu terapi sedini
mungkin agar dapat memperbaiki maupun mengurangi efeknya ke depan. Terapi yang dapat kita
lakukan adalah memberikan hormon pengganti serta penanganan psikologis dan konsekuensinya.

Daftar Pustaka

23

1. Kliegman RM, Emerson NW. Nelson textbook of pediatrics. Ed. 18. Philadephia:
Elsevier saunders.2007.p.1878-903.
2. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson. Vol. 3. Edisi ke 15.
Jakarta: EGC. 2002.h.1913-44.
3. Zaoutis LB, Chiang VW. Comprehensive pediatrics hospital medicine. Philadelphia:
Mosby elsevier.2007.p.687-714.
4. rudolph
5. Ranke MB, Price DA, Reiter EO. Growth hormone therapy in pediatrics 20 years of
KIGS. Switzerland : Karger.2007.p.38-500.
6. Sperling M. Pediatric endocrinology. Ed. 3 rd. Philadelphia: Saunders Elsevier.2008.p.254334.

24

Anda mungkin juga menyukai