Anda di halaman 1dari 3

Ach.

Fahrur Rozi Mukti


Zainul Fikri 10507010011
1110
MIDRIATIK SIKLOPEGIK
Obat midriatikum adalah obat yang digunakan untuk membesarkan pupil mata. Juga
digunakan untuk siklopegia dengan melemahkan otot siliari sehingga memungkinkan mata
untuk fokus pada obyek yang dekat. Obat midriatikum menggunakan tekanan pada efeknya
dengan memblokade inervasi dari pupil spingter dan otot siliari. Tetes mata midriatik secara
temporer akan menstimulasi pelebaran otot iris pada mata. Midriatik biasa digunakan untuk
alasan berikut ini:
1. Relaksasi otot lensa mata dalam melakukan fokus mata.
2. Dalam operasi mata untuk menghindari luka gores dengan memperlebar pupil mata
(misal: operasi katarak).
3. Untuk menghindari operasi katarak pada penderita katarak kecil yang masih kecil.
4. Post operatif Glaukoma.
5. Pada anak-anak penderita amblyopia (mata malas), midriatik digunakan sebagai
terapi untuk memburamkan pandangan mata agar otak anak terstimulasi.
Obat untuk midriatikum bisa dari golongan obat simpatomimetik dan antimuskarinik,
sedangkan obat untuk Siklopegia hanya obat dari golongan antimuskarinik.
Obat midriatikum-siklopegia yang tersedia di pasaran adalah Atropine, Homatropine dan
Tropicamide dengan potensi dan waktu kerja yang berbeda begitu juga kegunaan secara
klinisnya.

Obat

Bentuk sediaan
dan kandungan

Waktu Kerja & Lama Kerja (lk)


obat
Mydriasis

Indikasi
Cycloplegia
Anterior uveitis untuk

Atropine

Homatropine
Tropicamide

1 hari

mencegah adanya synechia

Multi-dosistetes

30-40 menit

mata 1 %

LK : 7-10 hari LK : 2 minggu

Multi-dosis tetes

30-60 menit

30-60 menit

inflamasi mata
Anterior uveitis, inflamasi

mata 2%
Multi-dosis tetes

Lk:1-2 hari
15-30 menit

Lk:1-2 hari
25 menit

mata
Ophthalmoscopy dan fundu

mata 0,5% & 1%

Lk:4-6 jam

Lk:6 jam

s photography

posterior, pre pasca operasi,


glaukoma malignant,

Ach. Fahrur Rozi Mukti


Zainul Fikri 10507010011
1110
1.

Atropin
Atropine, adalah alkaloid derivat solanasid dari Atropa belladonna yaitu suatu ester
organik asam tropik dan tropin. Atropin merupakan antimuskarinik pertama yang
digunakan sebagai obat, Atropin sangat potensial sebagai obat midriatikum-siklopegia
dengan panjang waktu kerja lebih dari dua minggu.

2.

Homatropin
Homatropine adalah alkaloid semisintetik yang dibuat dari kombinasi asam mandelat
dengan tropine. Durasi kerja Homatropin lebih pendek dibanding dengan Atropin
karena homatropin 10x lebih lemah daripada atropin. Efek midriasis kerjanya lebih
cepat dan singkat maks 24 jam. Efek siklopegiknya lebih ringan termasuk efek samping
lainnya. Untuk midriasis mata yang simpel dapat cukup digunakan konsentrasi 1%,
namun untuk paralisis akomodasi secara keseluruhan digunakan homatropin 2% 3-4
tetes setiap 15 menit selama 1-2 jam. Sediaan yang beredar di indonesia umumnya
adalah homatropin 2% (Cendo Homatro 2% 5ml)

3.

Tropikamid
Tropicamide, adalah derivat sintetik dari asam tropik, tersedia sebagai obat mata pada
akhir tahun 1950-an. Tropikamid mempunyai waktu kerja dan lama kerja lebih pendek
dibandingkan dengan antimuskarinik lainnya, sehingga mempunyai daya serapnya
(difusi) terbesar dan proporsi obat yang tersedia untuk penetrasi ke kornea lebih tinggi.

Pada umumnya Midriatik yang relatif lebih lemah, kerja singkat, seperti tropikamid
0,5%, digunakan untuk funduskopi. Siklopentolat 1% atau atropin lebih disukai untuk
memberikan sikloplegia untuk refraksi pada anak. Atropin 1% (dalam bentuk salep) lebih
disukai untuk anak di bawah usia 5 tahun karena absorbsi sistemiknya berkurang. Atropin
yang kerjanya lebih lama (sampai dengan 7 hari) juga digunakan untuk pengobatan uveitis
anterior terutama untuk mencegah posterior synechiae. Homatropin 1% atau 2% juga
digunakan untuk pengobatan inflamasi segmen interior dan dianjurkan karena mula kerjanya
lebih pendek meskipun memberikan efek sistemik lebih besar dibanding atropin.

SWAB FORNIKS MATA PADA TRAUMA OKULI

Ach. Fahrur Rozi Mukti


Zainul Fikri 10507010011
1110
Pada trauma okuli untuk menghilangkan zat sisa bahan kimia yang menempel pada
mata akibat trauma maka dilakukan irigasi dengan larutan fisiologis dan juga dilakukan swab
pada forniks mata menggunakan kapas dengan tujuan irigasi sebersih mungkin. Untuk
memastikan dan mencegah adanya kontaminasi mata oleh mikrroorganisme pada zat asing
yang masuk ke mata maka dapat diberikan antibiotik topikal berupa salep saat melakukan
swab pada forniks mata. Selain itu tujuan utama dilakukannya swab pada mata adalah
untuk menganalisa adanya mikroorganisme pada mata. Hal ini terutama dilakukan pada
pasien dengan ulkus atau erosi mata dengan riwayat adanya trauma okuli sebagai faktor
perdisposisi. Penambahan antibiotik pada swab bertujuan untuk menilai sensitivitas
antibiotik jika penyebab kausa adalah bakteri.

Anda mungkin juga menyukai