BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar-mengajar saat ini sangatlah beragam. Baik dari segi
model, strategi, maupun metode yang digunakan oleh guru sebagai bentuk
inovasi agar siswa mudah memahami apa yang dijelaskan oleh guru.
Namun, dalam kenyataannya terkadang masih banyak model, strategi dan
metode yang digunakan tidak tepat dengan apa yang diharapkan oleh guru
yaitu pemahaman siswa mengenai materi. Umumnya, untuk mencapai
proses belajar mengajar yang efektif ada dua pokok yang perlu
diperhatikan dan dilaksanakan guru pada saat pengajaran berlangsung.
Pengolahan pelajaran dalam kelas bisa tercipta karena adanya inovasi dan
kreativitas dari guru. Guru bisa membuat perangkat yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan. Sedangkan pengelolahan kelas bisa
terbentuk karena adanya kontrol yang baik oleh guru dalam setiap kegiatan
belajar-mengajar.
Menurut Suprijono (dalam Budiawan) dunia pendidikan kita
ditandai oleh disparitas antara pencapaian academic standard dan
performance standard1. Faktanya banyak peserta didik menyajikan
tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, namun
1 Made Budiawan dan Ni Luh Kadek. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Fisiologi Olahraga. Jurnal
Pendidikan Indonesia Edisi 2. (April, 2013), 139.
2 Ibid., 139.
3 Budiawan, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Fisiologi Olahraga. Jurnal Pendidikan Indonesia,
139.
4 Ibid; 139.
5 Andi Prastowo., Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Yogyakarta: Diva Press, 2013),
23.
penjelasan
kepada
orang
tua
siswa
yang
kurang
tema-tema yang ada karena dianggap membingungkan. Tetapi pada saat ini
SDN Magersari Sidoarjo kembali menerapkan kurukulum KTSP sehingga
guru yang sudah terbiasa dengan kurikulum KTSP bisa dengan mudah
mengajar dan tidak kebingungan lagi, termasuk mengajarkan pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial kepada siswa. Kesulitan untuk memahami dan
kurangnya hasil belajar siswa terlihat menonjol pada pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial karena pada pelajaran tersebut banyak baacaan yang
harus dibaca siswa untuk mengetahui dan memahami pelajaran dan
mengerjakan soal, banyak tanggal dan peristiwa penting yang harus siswa
ingat, dan metode yang digunakan adalah metode ceramah sehingga
banyak siswa yang tidak memperhatikan dan kurang paham dengan
pelajaran yang diajarkan.
Kesulitan yang dialami siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial yaitu pada BAB 9 tentang Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan. BAB itu dianggap susah karena banyak materi tentang
perjuangan bangsa Indonesia ketika mempertahankan kemerdekaan
dengan banyaknya pertempuran-pertempuran yang terjadi. Siswa kesulitan
untuk mengingat siapa saja tokoh yang memimpin pertempuran, tanggal
dan tempat terjadinya pertempuran, dan hal yang menyebabkan
pertempuran itu terjadi sehingga siswa sering salah menyebutkan dan
mudah lupa untuk mengingatnya dengan benar karena sering tertukar
penyebutannya. Bukan hanya ada pertempuran yang dilakukan bangsa
Indonesia
berbicara. Alasan
peneliti
memilih
menggunakan
model
tidak
membuat
siswa
jenuh
dan
belajar
tidak
penelitan
terdahulu
yang
ditulis
oleh
Titis
9 Ibid., 225
10 Titis Prihaningtiyas et. Al., Penerapan Model Kooperatif Model Talking Stick Disertai
Bahan Ajar Handout Dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SDN 2
Kajoran Tahun Ajaran 2013/2014 (Januari, 2014), 4.
pembelajaran
yang
menyenangkan
melalui
model
10
sesuai
pada
BAB
tentang
Perjuangan
Mempertahankan
Kemerdekaan.
4. Bagi Siswa
Manfaat bagi siswa yakni dapat meningkatkan hasil belajar pada
BAB 9 tentang Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan ada
perubahan pada diri siswa dari segi kognitif.
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup dan batasan masalah penilitian ini adalah sebagai berikut :
1. Obyek penelitian pengembangan adalah model pembelajaran
Talking Stick dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada
BAB 9 : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di kelas V
SDN Magersari Sidoarjo.
2. Standart Kompetensi (SK) dalam penelitian adalah sebagai berikut :
2 Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3. Kompetensi Dasar (KD) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.3Menghargai Jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan
4. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
Talking Stick dengan menggunakan tongakat sebagai media belajar
untuk memahami materi dengan cepat.
5. Talking Stick atau tongkat berbicara yang dimaksud adalah
penugasan yang diberikan oleh guru untuk mengetahui hasil belajar
kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), dan C3 (penerapan)
siswa.
A. Hipotesis Penelitian
11
12
3. Hasil belajar adalah merupakan akibat dari suatu proses belajar, hasil
belajar siswa yang optimum bergantung pada proses belajar siswa dan
proses mengajar guru13.
4. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah merupakan studi yang mengkaji dan
menelaah
gejala-gejala
serta
masalah-masalah
sosial
yang
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
14
A.
15 Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta: Multi Presindo, 2013),
1.
16 Ismawati Dan Hindarto, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan
Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
X SMA, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Edisi 7 (Januari, 2011), 39.
15
Model Pembelajaran
Menurut Joyce (dalam Trianto) model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk
menentukan
perangkat-perangkat
pembelajaran
termasuk
di
para
perancang
pembelajaran
dan
para
pengajar
dalam
16
17
toleransi,
menerima
keragaman,
dan
pengembangan
23 Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas,
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), 67.
24 Rusman, Model-Model Pembelajaran, 204.
18
would take it. In this manner, the stick would be passed from one
individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick
was then passed back to the elder for safe keeping.
Jadi, pada mulanya, Talking Stick (tongkat berbicara) adalah
metode yang digunakan oleh penduduk asli amerika untuk mengajak
semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam satu forum
(pertemuan antar suku), kini metode itu sudah digunakan sebagai model
pembelajaran
Talking Stick
19
27 Ibid., 225
28 Ibid., 225-226
20
G.
H.
29 Ni Putu Lisdayanti et. al, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Talking Stick
Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus 4 Baturiti, eJournal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol: 2 No: 1 Tahun
2014, (Januari, 2014), 4.
30 Ibid.
31 Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta: Multi Presindo, 2013),
14.
32 Ismawati Dan Hindarto, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan
Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
21
22
dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai peserta didik menjadi unsure
penting sebagai dasar dan acuan penelitian35.
Penilaian hasil belajar juga dipengaruhi dengan proses belajar,
proses belajar merupakan upaya memberikan nilai-nilai terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru dalam
mencapai tujuan-tujuan pengajaran36.
2. Sasaran Tes Hasil Belajar
Menurut Dimyati evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa
ranah yang terkandung dalam tujuan37. Benjamin Bloom (dalam Asep
Jihad) Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara
umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni; ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik38. Tujuan ranah pendidikan tersebut
merupakan hal yang penting diketahui oleh guru sebelum melaksanakan
evaluasi.
Bloom
(dalam
Arikunto)
mengemukakan
taksonomi
atau
35 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1989), 3
36 Ibid.
37 Ibid; 201.
38 Jihad, Evaluasi Pembelajaran. 14.
23
penerapan
(3),
merupakan
kemampuan
yang
menjadi
unsur
untuk
24
dari
berbagai
ilmu
lalu
dipadukan
dan
diolah
secara
40 Ibid; 134-135.
41 Ibid; 135.
42 Ibid; 136.
43 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS, (Bandung: Alfabeta, 2011), 17.
25
26
3.
dan
peranan
tokoh
dalam
memproklamasikan kemerdekaan
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan
1) Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
a. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di Surabaya pada
tanggal 25 Oktober 1945. Komandan pasukan Sekutu yang mendarat
di Surabaya adalah Brigjen A.W.S Mallaby. Tentara Sekutu bertugas
melucuti tentara Jepang dan membebaskan interniran (tawanan
perang). Awalnya, pemerintah dan rakyat Indonesia menyambut
kedatangan tentara Sekutu tersebut dengan tangan terbuka. Namun,
Sekutu mengabaikan uluran tangan tersebut. Pada tanggal 27 Oktober
1945,
Sekutu
menyerbu
penjara
Kalisosok.
Mereka
berhasil
27
28
29
30
31
32
pertempuran
yang
terjadi.
Masih
banyak
pertempuran
33
hasil
perundingan
ditandatangani
oleh
Pemerintah
akan
bersama-sama
34
35
36
Perjanjian Rum-Royen
Perjanjian Rum-Royen disetujui di Jakarta pada tanggal 7 Mei
1949. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Rum, sedangkan
pihak Belanda dipimpin oleh Dr. van Royen. Anggota delegasi
37
Indonesia lainnya ialah Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan Hamengku
Buwono lX.
Isi Perjanjian Rum-Royen adalah sebagai berikut.
1.
Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.
2.
Menghentikan gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua
3.
tahanan politik.
Belanda menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian
4.
kembali ke Yogyakarta.
2. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Sebagai tindak lanjut Perjanjian Rum-Royen, pada tanggal 23
Agustus sampai dengan 2 November 1949 diadakan Konferensi Meja
Bundar (KMB) di Den Haag. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs.
Moh. Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg) atau
Badan Musyawarah Negaranegara Federal dipimpin oleh Sultan
Hamid II. Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. van Maarseveen.
Sedangkan UNCI dipimpin oleh Chritchley.
Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB adalah sebagai
berikut.
1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda
akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan
Desember 1949.
2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda.
3. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan
oleh Belanda.
Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB sangat
memuaskan rakyat Indonesia. Akhirnya kedaulatan negara Indonesia
38
3. Pengakuan Kedaulatan
Sesuai hasil KMB, pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan
upacara
pengakuan
kedaulatan
dari
Pemerintah
Belanda
kepada
39
kemerdekaan
Indonesia.
Beliau
mulai
merintis
beliau
telah
mengirimkan
mandat
kepada
Menteri
Negara
Indonesia.
Jasa
beliau
dalam
perjuangan
40
3. Jenderal Sudirman
Peranan Jenderal Sudirman dalam perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia sangat besar. Sebagai Panglima TKR, Divisi V
Banyumas, Sudirman memimpin Pertempuran Ambarawa dan berhasil
mengusir tentara Inggris. Pada tanggal 18 Desember 1945, Sudirman
diangkat oleh menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal.
Sudirman tetap memimpin perang gerilya meskipun beliau dalam keadaan
sakit.
4. Bung Tomo
Sutomo atau Bung Tomo dilahirkan di Surabaya. Pada zaman
pergerakan beliau bekerja di Surat Kabar Suara Umum dan menjadi
redaktur mingguan Pembela Rakyat. Beliau mendirikan dan memimpin
Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia. Beliau mengobarkan semangat
rakyat Surabaya dalamperang melawan pasukan Sekutu pada tanggal 10
November 1945.
5. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Sri Sultan Hamengku Buwono IX berperan besar dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebagai bangsawan, beliau
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari aspek tujuan, penelitian ini merupakan pendekatan
penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian berlandaskan filsafat positivisme,
digunakan
untuk
meneliti
pada
populasi
atau
sampel
tertentu,
O1 X O2
42
O2
43
51
Nonprobability Sampling
Sampling
jenuh
merupakan
salah
satu
teknik
dari
44
Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.
2. SDN Magersari merupakan salah satu sekolah dasar di Sidoarjo yang
terbuka dengan upaya-upaya pengembangan pembelajaran terhadap
upaya
pembaharuan
kegiatan
belajar
mengajar
yang
bersifat
konstruktifis.
E. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto variabel adalah objek penelitian atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian 56, sedangkan menurut Sugiyono
variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi57. berikut
variabel dalam penelitian ini:
55 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 85.
56 Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 161.
57 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 38.
45
1.
2.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu
metode58. Penelitian ini menggunakan instrument sebagai berikut:
1.
Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan
datanya. Dalam hal ini, peneliti tinggal memberikan tanda setiap
pemunculan gejala yang dimaksud.59
2.
Angket, sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.60
3.
Soal tes, soal tes terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir
soal mewakili satu jenis variabel yang diukur.61
46
4.
proses
pembelajaran
menggunakan
model
3.
4.
62Ibid., 201.
63Ibid., 266.
47
6.
b. Uji Reliabilitas
48
49
t=
Md
x2 d
N ( N1)
Keterangan:
t=
Harga t
= Banyaknya Subjek
Df
Daftar Pustaka
70 Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) 124.
50