230110130059
ABSTRAK
Protein merupakan polimer heterogen polimer-polimer asam amino. Protein
dapat diklasofokasikan berdasarkan fungsi biologinya, yaitu sebagai enzim, protein
transpor, protein nutrien dan penyimpanan, protein structural, protein pengatur,
protein pertahanan serta protein kontraktil atau motil. Enzim merupakan salah satu
bentuk protein yang memiliki peran penting bagi kehidupan. Peran enzim ini dapat
memeberikan efek sinegris atau efek antagonis. Enzim ini dapat menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi kimia. Dimana reaksi kimia ada yanf membutuhkan energi dan
ada pula yang menghasilkan energi. Salah satu contohnya yaitu enzim protase yang
berperan dapat mengkatalis pemutusan ikatan peptida pada bahan yang mengandung
protein. Jika protein structural melakukan pemutusan ikatan tersebut, maka akan
menyebabkan berkurangnya tingkat kekerasan atau tekstur. Protein yang paling
bervarisai dan mempunyai kekhususan yang tinggi yaitu protein yang memiliki
aktivitas katalisnya, yakni enzim. Hampir semua reaksi biomolekul organik did alam
sel dikatalis oleh enzim.
Kata Kunci : Protein, Enzim, Hidrolisis, Hirolisis Protein, Protein Papain, Protein
Bromelin.
PENDAHULUAN
Protein merupakan polimer
Simple protein adalah protein yang hanya mengandung 1-alfa asam amino
atau derivatnya. Beberapa contoh simple protein antara lain adalah : albumin,
globulin, gluyein, protamin, albuminoid dan histon.
2. Conjugated Protein
Conjugated Protein adalah protein yang bergabung dengan zat yang
bukan protein. Zat ini disebut gugus prostetik. Beberapa contoh dari
conjugated protein antara lain adalah : nutreo protein, gliko protein,
fosfoprotein dan metalloprotein.
Sifat-sifat struktural protein dianggap berada dalam 4 buah telur yaitu :
a. Struktur primer : rangkaian asam amino dan lokasi setiap ikatan disulfida di
kode dalam gen.
b. Struktur sekunder : kelipatan rantai polipeptida menjadi multiplikasi motif
terikat hidrogen seperti struktur -heliksdan -pleated sheet. Kombinasi
motif-motif ini dapat membentuk motif super sekunder.
c. Strukturtersier : hubungan anta-domain struktural sekunder dan antar-residu
yang letaknya terpisah jauh dalam pengertian struktur primer.
d. Struktur kwartener : hanya terdapat dalam protein oligomerik ( protein
dengan dua atau tiga rantai polipeptida), menjelaskan titik-titik kontak dan
hubungan lainnya antara polipeptida atau subunit inti
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam
protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan
protein. Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan
dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis
dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk
enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya
menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu,
yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
1. Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan
berfungsi menentukan kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang sama dapat
menjadi senyawa yang berlainan, tergantung dari enzimnya.
2. Koenzim
Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim.
Akan tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim.Koenzim
memiliki sidat yang termostabil (tahan terhadap panas), mengandung ribose dan
fosfat. Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim
NADP (Nicotiamida Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi yang akan terjadi
adalah dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai akseptor hidrogen.
Enzim
akan
mengalami
denaturasi/kerusakan
pada
suhu
atau
temperatur tinggi.
2.Enzim Oksidase
Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat
yang pada saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O.
3. Enzim hidrase
Enzim hidrase berfungsi menambah atau mengurangi air dari suatu senyawa
tanpa menyebabkan terurainya senyawa - senyawa yang bersangkutan. Contoh:
fumarase, enolase, akonitase.
4. Enzim dehidrogenase
Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat
yang lain.
5. Enzim transphosforilase
Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke
molekul lain dengan bantuan ion Mg2+.
6. Enzim karboksilase
Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organik secara bolakbalik. Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh
karboksilase piruvat.
7. Enzim desmolase
sudah disamakan dengan kimotripsin. Triade katalisisnya tersusun atas 3 asam amino
- sistein-25 (yang diklasifikan dari sini), histidin-159, dan asparagin-158.
Papain biasa digunakan untuk memecah serabut daging liat dan telah
dimanfaatkan selama ribuan tahun oleh penduduk asli Amerika Selatan. Papain juga
dimanfaatkan untuk mendisosiasikan sel dalam langkah pertama persiapan kultur sel.
Selain itu juga ditemukan sebagai bahan baku beberapa pasta gigi atau gula-gula
sebagai pemutih gigi.
Ikatan peptida yang membangun rantai polipeptida dalam protein dapat diputus
(dihidrolisis) menggunakan asam, basa atau enzim pemecahan ikatan peptida dalam
kondisi asam atau basa kuat merupakan proses hidrolisis kimia dan pemecahan ikatan
peptida menggunakan enzim merupakan proses hidrolisis biokimia reaksi hidrolisis
peptida akan menghasilkan produk reaksi yang berupa satu molekul dengan gugus
karboksil dan molekul lainnya memiliki gugus amina (Juniarso dkk, 2007).
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik
menggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran
bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun
kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antar asam amino
tersebut. Ada beberapa metode analisis asam amino, misalnya metode gravimetri,
kalorimetri, mikrobiologi, kromatografi, dan elektroforesis. Salah satu metode yang
banyak memperoleh pengembangan adalah metode kromatografi. Macam-macam
kromatografi adalah kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi
penukar ion (Poejadi, 1994)
METODELOGI
Tempat praktikum dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Bahan yag digunakan adalah Ikan (daging, tulang dan kulit) yang digunakan
sebagai sampel yang akan diuji, buah nanas (muda dan matang) yang diambil
filtratnya yang digunakan sebagai pereaksi, pepaya ( muda dan matang) yang diambil
filtratnya yang digunakan sebagai pereaksi, susu yang digunakan sebagai sampel
yang akan direaksikan, telur yang digunakan sebagai sampel yang akan direaksikan,
tempe yang digunakan sebagai sampel yang akan direaksikan, enzim papain
komersial digunakan sebagai pemecah molekul protein yang terdapat pada getah
papaya dan pelunak daging, akuades yang digunakan sebagai pelarut atau penetral
antara asam dan basa.
Cawan Petri yang digunakan sebagai wadah sampel dan untuk wadah penimbang,
blender yang digunakan untuk menghaluskan nanas dan pepaya, pisau yang
digunakan untuk memotong sampel, timbangan yang digunakan untuk mengukur
berat sampel, gelas ukur yang digunkan untuk memngukur volume larutan, beaker
glass yang digunakan untuk menyimpan hasil filtrat, pH meter yang digunakan untuk
mengetahui nilai kadar asam pada sampel, indikator universal sebagi indicator untuk
mengetahui kadar asam pada suatu sampel, tabung reaksi yang digunakan untuk
mereaksikan, pipet tetes yang digunakan untuk mengambil filtrat, spatula yang
digunakan untuk pengaduk larutan, aluminium foil yang digunakan untuk menutup
hasil sari sampel yang sudah dihancurkan agar tidak terkontaminasi, kertas label yang
digunakan untuk mempermudah praktikan dalam mengetahui sampel apa yang
sedang diuji..
Prosedur
Siapkan alat dan bahan
15
Sampel
Daging
Filtrat
Pepaya muda
pH
pH
awal
akhir
Pengamatan
Pepaya tua
Sampel
Tempe
Filtrat
Pepaya muda
pH
pH
awal
akhir
Pengamatan
Pepaya tua
10
Tempe
Nanas muda
11
Telur
Pepaya muda
10
Pepaya tua
10
12
Telur
Nanas muda
10
Nanas tua
10
13
Susu
Pepaya muda
Pepaya tua
hidrolisis
Pengamatan akhir : warna tetap,
tekstur membeku, terjadi koagulasi
14
Susu
Nanas muda
Nanas tua
16
Daging
Nanas muda
Nanas tua
Pembahasan
Pada hasil data diatas telah terlihat bahwa pada masing-masing perlakuan
yang dicampur dengan sampel daging ikan, susu dan tempe memiliki PH awal
yang sama, yaitu 6-10 atau.Setelah dilakukan perlakuan dengan cara didiamkan
selama 30 menit, PH pada masing-masing sampel tersebut relatif menurun atau
menjadi kan derajat keasaman antara 4-7 untuk perlakuan menggunakan nanas
dan 5-9 untuk perlakuan menggunakan pepaya.
Hal ini pasti dikarenakan adanya perbedaan tingkat keasaman antara pH
nanas dan pepaya. pH nanas terbilang cukup asam karena didalamnya
mengandung asam sitrat dan asam lainnya yang cukup tinggi sehingga
menciptakan kondisi asam pada nanas sendangkan pada pepaya tidak. Pepaya
cenderung netral atau basa dilihat dari perubahan pH awal dan akhir kenaikan
dan penurunannya cenderung stabil.
Lalu pada kedua zat ini memiliki enzim masing-masing yang berperan
dalam mengkatalisir senyawa protein. Pada nanas terdapat bromelin yang
menkatalisir protein dari setiap sampel. Dan pada pepaya terkandung enzim
papain yang memiliki fungsi yang sama dengan enzim nanas karena masih
sama-sama enzim protease. Enzim bremiolin dan enzim pepain yang terkandung
di dalam buah tersebut akan melakukan reaksi hidrolisis pada protein yang
terkandung pada sampel.
Lalu pengaruh pH terhadap sampel akan berhubungan dengan beberapa
faktor. Faktor itu berhubungan dengan kerja enzim dan juga kepada sampel nya.
Ketika pH perubahan media tertentu, itu mengarah ke perubahan dalam bentuk
enzim. Tidak hanya pada enzim, tingkat pH juga dapat mempengaruhi sifat
muatan dan bentuk substrat. Dalam kisaran pH yang sempit, perubahan bentuk
struktural dari enzim dan substrat mungkin reversibel. Tapi untuk perubahan
yang signifikan dalam tingkat pH, enzim dan substrat dapat mengalami
denaturasi. Dalam kasus tersebut, mereka tidak dapat mengidentifikasi satu sama
lain. Akibatnya, tidak akan ada reaksi seperti itu. Ini alasan mengapa, pH
mempengaruhi aktivitas enzim.
KESIMPULAN
Proses hidrolisis protein enzimatis adalah proses penguraian protein
menjadi ikatan peptida dengan komponen pembantu enzim. Pada praktikum kali
ini yang digunakan adalah enzim bremiolin dan enzim pepain yang terdapat pada
buah nanas dan pepaya.
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada buah nanas
dan pepaya tersebut mengandung enzim bremiolin dan pepain. Enzim tersebut
dapat membantu proses hidrolisis, terutama hidrolosis prtoein karena
meruppakan enzim protease .
DAFTAR PUSAKA
Hawab, HM 2004.Pengantar Biokimia. Jakarta: Bayu Media Publishing
Poedjiadji,Ana. 1994, dasar-dasar biokimia. Jakarta: UI-press
Abu bakar dan M. Ilyas, 2005. Mutu Telur Karamel Asal Telur Pecah Selama
Penyimpanan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
2005.
Astuti, Yeti, 2009, Analisi Protein, Gramedia, Jakarta.
Girindra, Aisjah, 1993, Biokimia 1, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Juniarso, E., T., Safari, A., danPamungkas, R., A., 2007,Pemanfaatan Limbah
Ikan Menjadi Ekstrak Kasar Protease Dari Isi Perut Ikan Lemuru
(Sardinella Sp.) Untuk Proses Deproteinisasi Limbah Udang Secara
Enzimatik Menjadi Kitosan, Universitas Jember.
Triyono Agus 2010 Rekayasa Kimia dan Proses Mempelajari Pengaruh
Beberapa Asam Terhadap Tepung Protein Isolat Kacang Hijau Balai
Besar Pengembangan Teknologi Guna Tepat
Simaronjan Eviayanti, Nia Kurniawati, Zahidah Hasan 2012, Jurnal Perikanan
dan Kelautan Vol 3 No. 4 Pengaruh Penggunaan Enzim Papain Dengan
Kosentrasi Yang berbeda Terhadap Karakteristik Kimia Kecap Tutut.
FPIK , Universitas Padjadjaran
LAMPIRAN