KEPANITERAAN KLINIK
BLOK 3
Nama Pasien
No RM
Operator
NIM
Pembimbing
: Umi Qulsum
: 4396
: Yoeliani
: 112090104
: drg. Helmi Fathurrahman
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan penggantian gigi yang hilang pada regio anterior atau posterior mempunyai
peranan yang sama penting karena gigi berada pada keseimbangan yang dinamis dan gigi saling
mendukung antara satu gigi dengan yang lain. Apabila kehilangan gigi tidak segera digantikan
dapat menyebabkan gigi tetangga atau gigi antagonis bergeser ke ruang kosong, sehingga akan
terjadi susunan baru. Hal tersebut akan menyebabkan gangguan fungsi fonetik, mastikasi, estetik
serta menyebabkan resorbsi tulang alveolar, perubahan dimensi vertikal, status kesehatan gigi
dan mulut. Jika keadaan ini terus berlanjut, akan terjadi disorientasi dari sendi temporomandibula
yang dapat menimbulkan rasa nyeri.
Kehilangan gigi dapat digantikan dengan gigi tiruan yang secara umum dapat dibedakan
sebagai gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat. Gigi tiruan cekat (GTC) adalah gigi tiruan yang
menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri
maupun dokter gigi karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan
pendukung utama dari restorasi. Tujuan utama perawatan gigi dengan GTC adalah
mempertahankan dan memelihara kesehatan gigi geligi yang masih ada beserta seluruh sistem
pengunyahan supaya dapat berfungsi dengan baik dan tetap sehat. Oleh sebab itu, agar suatu
GTC dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama di dalam mulut, maka pemeliharaan jaringan
periodontal harus dilakukan agar gigi alami yang digunakan sebagai gigi penyangga juga dapat
dipertahankan.
Agar perawatan GTC berhasil, maka harus mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya
kondisi periodontal dari gigi-gigi penyangga. Jaringan penyangga gigi terdiri dari gingiva, tulang
alveolar, ligamentum periodontal dan sementum. Hal ini harus diperhatikan oleh dokter gigi
untuk membuat diagnosis dan rencana perawatan yang tepat untuk gigi dan jaringan
penyangganya.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Gigi tiruan jembatan adalah gigi tiruan yang menggantikan kehilangan satu atau lebih
gigi-geligi asli yang dilekatkan secara permanen dengan semen serta didukung sepenuhnya
oleh satu atau beberapa gigi, akar gigi atau implan yang telah dipersiapkan.1
2.2. Tujuan Pemakaian
Kegunaan pemakaian gigi tiruan jembatan antara lain:2
a. Memperbaiki penampilan
Pada pasien dengan kehilangan gigi, terutama gigi anterior, tentu saja penampuilan haru
diperhatikan.
b. Kemampuan mengunyah
Banyak pasien tidak bisa makan dengan baik karena banyaknya gigi yang hilang.
c. Stabilitas Oklusal
Stabilitas oklusal dapat hilang karena adanya gigi yang hilang. Kehilangan gigi dapat
menyebabkan gigi disekitarnya ekstrusi, migrasi dan merusak stabilitas oklusi pasien.
d. Memperbaiki pengucapan
Kehilangan gigi insisivus atas dapat menganggu pengucapan seseorang.
e. Sebagai splinting periodontal
Kehilangan gigi dapat menyebabkan gigi tetangganya goyang, jadi gigi tiruan jembatan
dapat berfungsi juga sebagai splinting.
f. Membuat pasien merasa sempurna
Pasien percaya jika penggunaan gigi tiruan dapat memberikan banyak keuntungan
terhadap kesehatannya secara umum.
2.3. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi pembuatan gigi tiruan jembatan adalah sebagai berikut.
1. Kehilangan satu atau lebih gigi geligi asli
2. Gigitan dalam (deep bite)
3. Gigi penyangga memerlukan restorasi
4. Diastema abnormal, besarnya ruangan protesa kurang dari normal
5. Gigi penyangga memerlukan penanggulangan berupa stabilisasi atau splint
6. Terdapat diastema pasca perawatan.
Kontraindikasi untuk embuatan gigi tiruan jembatan adalah:
- OH yg tdk terpelihara
- Physical handicap
- Indeks karies yg tinggi
- Cross-bite, malposisi, progeni
- Migrasi atau ekstrusi yg parah
3
2.4.
1.
2.
3.
4.
Gigi tiruan jembatan terdiri dari dari beberapa komponen, yakni sebagai berikut.
Retainer
Konektor
Pontik
Penyangga (abutment)
1. Retainer
Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yg menghubungkan gigi tiruan tersebut dengan
gigi penyangga.Fungsinya:
a. Memegang/menahan (to retain) supaya gigi tiruan tetap stabil di tempatnya.
b. Menyalurkan beban kunyah (dari gigi yang diganti) ke gigi penyangga.
Macam-macam retainer:
4
Mudah lepas/patah
Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang hilang
dan berfungsi untuk mengembalikan:
Fungsi kunyah dan bicara
Estetis
Comfort (rasa nyaman)
Mempertahankan hubungan antar gigi tetangga mencegah migrasi / hubungan
dengan gigi lawan ektrusi
Berikut adalah klasifikasi pontik, antara lain:
a. Berdasarkan bahan
Berdasarkan bahan pembuatan pontik dapat diklasifikasikan atas:3
1) Pontik logam
Logam yang digunakan untuk membuat pontik pada umumnya terdiri dari alloy,
yang setara dengan alloy emas tipe III.Alloy ini memiliki kekuatan dan kelenturan
yang cukup sehingga tidak mudah menjadi patah atau berubah bentuk (deformasi)
akibat tekanan pengunyahan. Pontik logam biasanya dibuat untuk daerah-daerah
yang kurang mementingkan faktor estetis, namun lebih mementingkan faktor
fungsi dan kekuatan seperti pada jembatan posterior.
2) Pontik porselen
Pontik jenis ini merupakan pontik dengan kerangka dari logam sedangkan seluruh
permukaannya dilapisi dengan porselen.Pontik ini biasanya diindikasikan untuk
jembatan anterior dimana faktor estetis menjadi hal yang utama.Pontik porselen
mudah beradaptasi dengan gingival dan memberikan nilai estetik yang baik untuk
jangka waktu yang lama.
3) Pontik akrilik
Pontik akrilik adalah pontik yang dibuat dengan memakai bahan resin akrilik.
Dibandingkan dengan pontik lainnya, pontik akrilik lebih lunak dan tidak kaku
sehingga membutuhkan bahan logam untuk kerangkanya agar mampu menahan
daya kunyah / gigit.Pontik ini biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dan
berfungsi hanya sebagai bahan pelapis estetis saja.
4) Kombinasi Logam dan Porselen
Pontik ini merupakan kombinasi logam dan porselen dimana logam akan
memberikan kekuatan sedangkan porselen pada jenis pontik ini memberikan
estetis. Porselen pada bagian labial/bukal dapat dikombinasikan dengan logam
yang bertitik lebur tinggi (lebih tinggi dari temperature porselen). Tidak berubah
warna jika dikombinasikan dengan logam, sangat keras, kuat dan kaku dan
mempunyai pemuaian yang sama dengan porselen. Porselen ditempatkan pada
8
Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menghubungkan pontik dengan
retainer, pontik dengan pontik atau retainer dengan retainer sehingga menyatukan bagianbagian tersebut untuk dapat berfungsi sebagai splinting dan penyalur beban kunyah.
Terdapat 2 macam konektor, yakni:
1. Rigid connector
2. Non Rigid Connnector
4. Penyangga (Abutment)
Konfigurasi akar
Gigi penyangga yg memiliki akar dengan dimensi fasiolingual lebih lebar daripada
mesiodistal lebih baik daripada gigi penyangga yg berakar bulat. Sedangkan gigi
posterior yg memiliki bentuk akar yg menyebar/divergen akan mendapatkan
dukungan periodontal lebih baik daripada bentuk akar yg konvergen atau berfusi.
4.
5.
6.
7.
Terminal abutment
Intermediate/pier abutment
Splinted abutment
Double splinted
secara merata ke semua unit mahkota. GTJ jenis ini sering digunakan untuk GTJ
yang long span, namun jarang digunakan untuk yang short span, karena diperlukan
retensi yang sangat baik dari kedua retainer.Jika gagal risiko lepas sangat tinggi.
Dengan kata lain, dalam pembuatan GTJ jenis ini perlu preparasi gigi abutment
yang cukup ekstensif.
All acrylic GTJ sementara, tekanan kunyah ringan
All metal tidak memerlukan estetis, gigi penyangga pendek
All porcelain ukuran abutment besar dan tekanan kunyah ringan
Kombinasi indikasi luas, kekuatan dan estetis baik
Indikasi Penggantian 1 3 gigi yang saling bersebelahan; Pasien yang punya
tekanan kunyah normal kuat; Gigi penyangga tidak terlalu besar.;
Gigi penyangga derajat goyangnya 1 (normal).
Kontra-Indikasi Pontics/span yang terlalu panjang; Gigi penyangga memiliki
kelainan periodontal atau karies esktensif; Pasien yang masih muda
dengan ruang pulpa besar.
Keuntungan Memiliki indikasi terluas dari semua jenis GTJ; Punya efek
splinting terbaik dan karenanya sering digunakan sebagai perawatan
penunjang periodontal.
Kerugian Jika span terlalu panjang terjadi resiko adanya gaya ungkit/bent/efek
flexural. Hal ini terjadi pada saat makan, bolus makanan berada baik
di gigi penyangga atau berada di tengah span/pontics.
Cantilever bridge
GTJ ini merupakan jenis yang paling sederhana karena hanya punya satu
abutment/retainer. Meskipun demikian, apabila proses dan preparasinya dilakukan
dengan baik, desain ini memiliki kesuksesan tertinggi. Bentuk desainnya adalah pontic
secara langsung terhubung/disangga oleh 1 gigi abutment.Hal ini menyebabkan tekanan
yang diterima jaringan periodonsium menjadi lebih besar daripada jenis lainnya sehingga
area akar dari gigi penyangga harus cukup lebar untuk menyerap tekanan
tersebut.Indiaksinya untuk gigi anterior yang memiliki daya gigi ringan seperti I2,
sedangkan untuk C harus menggunakan semi rigid atau rigid-fixed. Di regio posterior
jaranga digunakan karena beban oklusalnya terlalu tinggi dan berisiko terjadi gaya
mengungkit.
Syarat : tekanan kunyah ringan, abutment sehat, dukungan tulang baik.
Keuntungan Desain sederhana, pembuatannya mudah namun hasil maksimal;
Jaringan yang rusak tidak banyak; Estetika paling baik karena
kesederhanaan desainnya serta menggunakan full-porcelain crown.
Indikasi Regio anterior, khususnya gigi I2 yang beban oklusal kecil.
Kontra-Indikasi Regio posterior, kecuali pada P2 bawah yang beban
oklusalnya tidak terlalu besar.
14
Spring Bridge
Disini pontics teerhubung dengan retainer melalui palatal bar yang panjang dan
fleksibel, dengan kata lain GTJ ini merupakan kombinasi antara retainerp oleh dan
potesa jaringan dimana tekanan mastikasi yang seharusnya diterima oleh pontic akan
diserap oleh mukoperiosteum via palatal bar tersebut. Hal ini sangat menguntungkan
terutama bagi pasien yang memiliki beban oklusal dan daya gigit yang kuat serta
menginginkan estetika tertinggi (full-porcelain). Selain itu, preparasi gigi hanya perlu
satu karena retainer yang akan digunakan hanya 1 serta faktor diastema bukan
menjadi persoalan sebagaimana pada GTJ jenis lainnya. Namun, pembuatannya
sangat sulit dan perlu keakuratan yang tinggi.
Indikasi Dimana estetika merupakan hal utama, GTJ jenis ini menjadi pilihan
terbaik karena letak gigi penyangga tidak tepat disebelah pontics
sehingga tidak terlalu terlihat jika menggunakan logam; Gigi dalam 1
regio tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai gigi penyangga,
baik karena faktor anatomis (akar & periodontal) maupun karena
faktor fisik retainernya; Jika diperlukan adanya diastema (umumnya
faktor estetik).
Kontra-Indikasi Pasien muda yang mahkota klinisnya terlalu pendek sehingga
kurang retentif untuk dijadikan penyangga; Pada gigi di mandibula;
Bentuk palatal tidak memungkinkan, entah karena adanya torus atau
bentuknya yang terlalu dangkal/dalam.Selain alasan fungsional, faktor
estetik juga menjadi masalah; Gigi penyangga tidak memiliki kontak
proksimal, menyebabkan gigi berisiko bergerak.
Keuntungan Mendapat hasil estetika yang sangat baik; Waktu kunjungan relatif
lebih singkat; Desain umumnya disambut baik oleh pasien karena
faktor estetika dan kekuatan yang tahan lama; Tingkat kegagalan
rendah selama preparasi dan pembuatannya benar.
Kerugian Palatal bar dapat membengkok/patah suatu saat jika ada gaya yang
cukup besar seperti trauma atau sering bergerak atau bahkan secara
alami; Meskipun waktu kunjungan singkat, waktu pembuatan cukup
lama dan kompleks serta butuh keahlian.
15
Compound Bridge
Merupakan kombinasi dari 2 jenis GTJ atau lebih dengan tujuan untuk
membuat suatu unit yang dapat saling membagi/mendistribusi tekanan kunyah
diantara pontik ke retainernya. Beberapa jenisnya antara lain: rigid-fixed & semirigid, rigid-fixed & spring, rigid-fixed & cantilever. GTJ ini digunakan karena tidak
mungkin hanya menggunakan 1 jenis/unit GTJ saja pada satu kasus disebabkan oleh
banyaknya gigi yang hilang (flexural effect).Keuntungan utama dari GTJ ini adalah
mampun memecah 1 unit GTJ yang kompleks menjadi beberapa unit fungsional dan
mencegah kegagalan restorasi seperti contoh diatas.
Telecospic Bridge Gigi tiruan jembatan yang umumnya dibuat pada gigi
yang miring (drifting). Preparasi tetap sesuai dengan sumbu giginya tetapi pada
pembuatan coping di sisi mesialnya sejajar dengan sumbu gigi penyangga lain dengan
kombinasi backing-facing metal-porselen.
Retainer hanya berupa pelat metal yang dilekatkan pada bagian lingual/oklusal
dengan sistem etsa tanpa/sedikit preparasi.
Rochette bridge
Maryland bridge
Implant bridge
Removable bridge
17
5.
6.
Kegoyangan gigi
18
7.
Keadaan kesehatan, kedudukan, kondisi dan tempatnya dirahang dari gigi posterior
atau gigi anterior yang masih ada yang akan dipakai sebagai gigi penyangga.
8.
Frekwensi karies
9. Discoloration
10. Jumlah gigi yang akan diganti.
11. Umur penderita.
12 Indeks karies.
13 Keadaan atau posisi gigi lawan (antagonis).
19
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
No. rekam medis
Jenis kelamin
Tempat tanggal lahir
Umur
Bangsa
Alamat
Pekerjaan
Agama
: Umi Qulsum
: 4396
: Perempuan
: Lampung, 29 Agustus 1994
: 20 tahun
: Indonesia
: Jln.Kaligawe KM 4, Semarang.
: Mahasiswa
: Islam
INFORMASI MEDIS
Golongan darah
Penyakit jantung
Penyakit diabetes
Haemofilia
Hepatitis
Penyakit lainnya
Alergi terhadap obat
Alergi terhadap makanan
: (tidak diketahui)
:Diketahui tidak ada kelainan
:Diketahui tidak ada kelainan
:Diketahui tidak ada kelainan
:Diketahui tidak ada kelainan
:Diketahui tidak ada kelainan
:Diketahui tidak ada kelainan
:Diketahui tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Motivasi
20
Chief Complaint
Present Illness
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
General
Jasmani
Rohani
: sehat
: komunikatif dan kooperatif
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 X/menit
Berat badan
: 55 Kg
Respiration rate
: 24 X/menit
Temperatur
: TDL
Tinggi badan
: 150 cm
Personal history
: tidak ada
PEMERIKSAAN KLINIS EKSTRAORAL
Profil muka pasien : Oval
Bentuk wajah
: Cembung
Mata
: Normal
Bibir
: Normal
Telinga
: Normal
Warna rambut
: Hitam
Warna mata
: Hitam
Kelenjar limfe
Kanan
: Normal
Kiri
: Normal
Sendi
: Normal
Kebiasaan buruk
: Tidak Ada
PEMERIKSAAN KLINIS INTRAORAL
a.
b.
c.
ODONTOGRAM
18
17
16
15
14
13
12
11 21
22
48
47
46
45
44
43
42
41
32
31
23
33
24
25
34
35
26
36
27
37
28
38
FOTO KLINIS
FOTO RONSENT
STUDI MODEL
22
RENCANA PERAWATAN
Gigi tiruan cekat PFM pada 15,16 dan 17 dengan pontik sanitary
23
BAB IV
RENCANA PERAWATAN
Kunjungan I
Evaluasi foto rontgen untuk mengetahui kondisi gigi abutment dan jaringan
periodontal.
Pencetakan rahang atas dan bawah untuk study model dengan menggunakan sendok
cetak no. 1 dengan menggunakan alginat dan teknik mukostatik.
Kunjungan II
24
Pencetakan model kerja dengan menggunakan sendok cetak no. 2 dengan bahan
elastomer dan teknik mukostatik. Hasil cetakan kemudian diisi dengan stone gips.
26
f.
Instruksi pada pasien untuk menjaga kebersihan mulutnya dan diminta
untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras dahulu. Bila ada keluhan rasa
sakit segera dikontrol.
Kunjungan VI
Kontrol : dilakukan pemeriksaan subyektif dan pemeriksaan obyektif
a. Pemeriksaan subyektif :
Ditanyakan apakah ada keluhan dari pasien setelah GTC dipasang dan dipakai.
b. Pemeriksaan obyektif :
Dilihat keadaan jaringan lunak di sekitar daerah GTC apakah ada peradangan atau
tidak, diperiksa retensi dan oklusinya.
TAHAP KLINIK
Kunjungan I
Kunjungan II
Kunjungan III
Kunjungan IV
Kunjungan V
Kunjungan VI
selama 1 minggu
Sementasi permanen dengan GIC tipe I (luting)
Kontrol, GTC 3 unit PFM
TAHAP LABORATORIS
Pembuatan coping dan malam GTC 3 unit
Pembuatan GTC 3 unit PFM
BAB V
28
PROGNOSA
Prognosa dari pembuatan gigi tiruan ini diperkirakan baik, dengan mempertimbangkan :
1) Oral hygiene pasien baik
2) Jaringan pendukung sehat
3) Kesehatan umum pasien baik
4) Pasien kooperatif dan komunikatif
Nama Mahasiswa
NIM
Tanggal
: Yoeliani Budisidharta
: 112090104
Tahapan
Nilai
Paraf
Dosen
Paraf
DGM
semen sementara
16. Pemeriksaan pasien berupa anamnesis,
pemeriksaan intra oral dan ekstra oral
pada saat evaluasi GTC
17. Pelepasan GTC dengan menggunakan
crown remover dan pembersihan semen
sementara pada GTC atau gigi abutment
18. Retraksi
gingival
bebas
dengan
menggunakan benang retractor atau
kapas yang dibasahi adrenalin, sementasi
GTC
secara
permanen
dengan
menggunakan GIC tipe Luting Semen
19. Kontrol selama satu minggu
TOTAL PENILAIAN
=
19
31