KOLELITIASIS
TUGAS
oleh
Kelompok 5
oleh
Kelompok 3
Amadea Yollanda
122310101009
Rizky Meidwigita Paradis 122310101010
Erna Dwi Putri Cahyani
122310101012
Listya Pratiwi
122310101017
Helda Puspitasari
122310101018
Alifia Rizqi Pratama D.
122310101025
Sungging Pandu Wijaya
122310101026
Rasita Siam Windira 122310101030
Sintara Ekayasa
122310101036
Rini Novitasari
122310101040
Sofiatul Mafuah
122310101042
Dwi Nida Dzusturia
122310101045
Myta Kirana Dewi
122310101056
Firman Adi Wijaya
122310101059
M. Tutus Prasetyo
122310101071
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PRAKATA
KOLESISTITIS KOLELITIASIS
Tugas KK 3A (14 April 2014)
Kasus 1:
Seorang pasien perempuan usia 45 tahun dibawa ke UGD karena
mengalami nyeri hebat pada perut sebelah kanan atas. Nyeri kadang
dirasakan pada daerah baru. Pasien juga merasakan demam sejak 1
hari yang lalu. Berdasarkan berbagai pemeriksaan yang dilakukan
pasien didiagnosa kolesistitis.
Jawaban:
1. Pengertian Kolisistitis Dan Jenis Kolesistitis Pasien
Kolesistitis yang dialami oleh pasien tersebut adalah kolesistitis
akut. Kolesistitis merujuk pada inflamasi akut dari kandung mepedu.
Ini biasanya mengiritasi lapisan kandung mepedu. Ini dapat menjadi
padat dalam duktus sistik yang menyebabkan obstruksi dan inflamasi
dinding kandung empedu, mencetus infeksi. Kandung empedu
terlatak di bawah lobus kanan hepar. Fungsi utamanya adalah
mengkonsentrasikan dan menyimpan empedu yang diproduksi poleh
hepar.
Empedu
diperlukan
untuk
mengemulsikan
lemak-lemak.
cedera;
pembedahan;
luka bakar;
sepsis (infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh) biasanya
disebabkan oleh bakteri E. Coli, salmonella typhosa, cacing
yang
penebalan
dinding
kandung
empedu
dan
penciutan
Daftar Pustaka
Brunner & Suddart.2001. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2.Jakarta :
EGC
Ignatavicius, Donna D. & Workman M.L. 2006. Medical-Surgical
Nursing, Critical Thinking
Elsevier Saunders.
Noer, Sjaifoellah. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. HKUI: Jakarta
Daftar Pustaka
Noer, Sjaifoellah. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. HKUI: Jakarta
Smeltzer, Suzanne c, dkk. 2001. Keperawatan medical bedah. EGC:
Jakarta
4. Patofisiologi Kolesistitis
Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut
adalah
kandung empedu.
akalkulus)
dan
pasti
menyebabkan
bagaimana
stasis
di
duktus
dapat
sistikus
lisolesitin
dan
prostaglandin
yang
cairan empedu,
merusak
lapisan
organisme-organisme
fibrin,
yang
akhirnya
menyebabkan
iskemia
dan
akut
Peningkatan resiko
akalkulus
terdapat
pada
10
kasus.
nonbiliaris
vaskulitis,
mengobstruksi,
adenokarsinoma
kandung
empedu
yang
kandung
empedu
tidak
mendapatkan
stimulus
dari
mengosongkan kantong
Syahrul.
2011.
Kolesistitis
Akut.
http://www.scribd.com/doc/61115589/
Diakses
melalui
Kolesistitis-Akut
[ 13 April 2014]
Tixson,
Rorica.
2011.
Kolesistitis.
Diakses
melalui
melalui
http://www.slideshare.net/yudhasetya01/kolelitiasiskolesta
siskolesistitis. [13April2014]
5. Pemeriksaan Yang Diperlukan
Kolesistitis
Test diagnostik
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya radang pada kandung
empedu atau kolesistitis adalah :
1.
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Sebaiknya dilakukan secara rutin dan sangat bermanfaat untuk
memperlihatkan besar, bentuk, penebalan dinding kandung empedu,
batu dan saluran empedu ekstra hepatic. Nilai kepekatan dan
ketetpatan USG mencapai 90 95%.
2.
Skintigrafi saluran empedu
Mempergunakan zat radioaktif HIDA atau ggn TC6 Iminodiaretic
acid mempunyai niai sedikit lebih rendah dari USG tapi teknik ini tidak
mudah.
Terlihatnya
gambaran duktus
koledokus
tenpa
adanya
mahal
tapi
mampu
10
Dian,
Syahrul.
2011.
Kolesistitis
Akut.
http://www.scribd.com/doc/61115589/
Diakses
melalui
Kolesistitis-Akut
[ 13 April 2014]
6. Penatalaksaan Medis
a)
b)
c)
d)
Farmakoterapi
a) Diberikan asam ursodeoksikolat (uradafalk) dan kerodeoksikolat
(chenodical,
chenofalk
digunakan
untuk
melarutkan
batu
yang
dianggap
terlalu
beresiko
untuk
menjalani
pembedahan.
e) Obat-obatan tertentu lainnya seperti estrogen, kontrasepsi oral,
klofibrat dan kolesterol makanan dapat menimbulkan pengaruh
merugikan terhadap cara terapi ini.
Dikerjakan oleh : M. Tutus Prasetyo (122310101071)
Daftar Pustaka
11
Dian,
Syahrul.
2011.
Kolesistitis
Akut.
http://www.scribd.com/doc/61115589/
Diakses
melalui
Kolesistitis-Akut
[ 13 April 2014]
keluhan
utama
yang
menyebabkan
pasien
gejala
(menjalar,
menyebar,
12
perkembangannya
Seperti
lingkungan
beban
pekerjaan,
hubungan
masyarakat),
Subyektif : kelemahan
b. Sirkulasi :
13
c. Eliminasi :
-
e. Nyeri/ Kenyamanan :
-
f. Respirasi :
-
g. Keamanan :
-
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kaji keadaan umum pasien: Meliputi kesan secara umum pada
keadaan sakit termasuk ekspresi wajah (cemberut, grimace,
lemas) dan posisi pasien. Kesadaran yang meliputi penilaian
secara
kualitatif
(komposmentis,
apatis,
somnolen,
sopor,
perubahan
anoreksia,
gizi-metabolik:
penurunan
berat
badan,
Problem
Nyeri
Etiologi
Symptom
Spasme dutus, Nyeri
hebat
Proses
implamasi
kanan atas
istemik
jaringan/naktosi
2.
3.
kekurangan
s
gangguan
Mual,
volume cairan
proses
wajah pucat
Nutrisi
dari
pembekuan
kurang anoreksia,
kebutuhan muntah
muntah,
Berat
badan
akibat menurun,
15
No
.
1.
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawat
Intervensi
kriteria hasil
an
Nyeri
Rasional
Tujuan: nyeri
1 Observasi Mengetah
berhubung pasien
tandaui
tubuh berkurang kolesistitis.
regurgitasi
atau
an dengan
tanda
perubaha
bahkan hilang
ulang, eruption
/ spasme
vital.
n
tanda
4.
Kurang Kriteria Hasil:
Kurang
tahu Pasien
dan
Setelah tentang
dutus.
tanda tidak
pengetahuan
keluarga
.
diberikan
Proses
vital yang
penyakitnya
mengerti
tindakan
b)
implamasi keperawatan
diakibatk
tentang
c)
selama 2x24
istemik
an
oleh
penyakitnya
jam maka
nyeri
Rasionalnya
:
jaringan /
nyeri
yang dirasakan
naktosis.
d
pasien
berkurang
Rasionalnya :
dengan criteria
e)
hasil:
mambant
1 ekspresi wajah 2 Observasi
dan catat
u
rileks
2
klien tidak
lokasi
membed
mengeluh
(skala 0
akan
kesakitan dan
10) dan
penyebab
memegangi
karakter
nyeri
perut bagian
nyeri
kanan atas.
Klien
Tingkatkan Tirah
melaporkan
tirah
baring
bahwa nyeri
baring,
atau
sedah
berikan
posisi
berkurang.
pasien
fawler
posisi
rendah
yang
menurun
nyaman.
kan
tekanan
intra
abdomen
.
Lakukan
teknik
distraksi
untuk
Teknik
nonfarma
kologi
16
Diagnosa
Evaluasi
Keperawatan
Nyeri berhubungan
dengan spasme
dutus, proses
implamasi istemik
jaringan/naktosis
Volume
kurang
kebutuhan
berhubungan
dengan
3
proses pembekuan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
sus.
dengan anoreksia
dan muntah
Kurang
pengetahuan
berhubungan
penyakitnya
17
Discharge Planning
a. Perawat
mengajarkan
pada
pasien
mengenai
penggunaan
perawatan
lanjutan,
tanda-tanda
kekurangan
gizi
Kasus 2:
Seorang pasien
Sehat karena sering mengalami nyeri pada perut sebelah kanan atas.
Nyeri berlangsung agak lama sekitar 30 menit. Berdasarkan berbagai
pemeriksaan yang dilakukan pasien didiagnosa kolelitiasis.
Pertanyaan:
1.
penunjang,
penatalaksanaan
kolelitiasis,
dan
Jawaban:
Definisi kolelitiasis
Kolelitiasis merupakan terbentuknya batu empedu yang dapat
ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu,
atau pada keduanya. Batu empedu merupakan endapan satu atau
lebih
komponen
empedu:
kolesterol,
bilirubin,
garam
empedu,
hitam
berkaitan
dengan
hemolisis
kronis.
Batu
19
bulat, berduri, dan ada yang seperti buah murbei. Batu kolesterol
terjadi kerena konsentrasi kolesterol di dalam cairan empedu
tinggi. Ini akibat dari kolesterol di dalam darah cukup tinggi. Jika
kolesterol dalam kantong empedu tinggi, pengendapan akan
terjadi dan lama kelamaan menjadi batu. Penyebab lain adalah
pengosongan cairan empedu di dalam kantong empedu kurang
sempurna, masih adanya sisa-sisa cairan empedu di dalam
kantong setelah proses pemompaan empedu sehingga terjadi
pengendapan.
3) Batu empedu campuran
Merupakan yang paling sering ditemukan, batu ini memiliki
gambaran batu pigmen maupun batu kolesterol, majemuk,
berwarna cokelat tua, dan terdiri atas kolesterol, pigmen
empedu, dan berbagai garam kalsium. Batu empedu campuran
sering dapat terlihat dengan pemeriksaan radiografi, sedangkan
batu komposisi murni tidak terlihat.
Etiologi Kolelitiasis
Etiologi batu empedu masih belum diketahui sempurna. Namun
beberapa penelitian menunjukkan wanita yang meminum obat
kontrasepsi oral dalam jangka panjang atau yang hamil akan lebih
berisiko menderita batu empedu, bahkan pada usia remaja dan usia
dua puluhan. Faktor ras dan familial tampaknya berkaitan dengan
semakin tingginya insiden
sangat tinggi pada orang Amerika asli diikuti oleh orang kulit putih
dan akhirnya orang Afro-Amerika. Kondisi klinis yang dikaitkan dengan
semakin meningkatnya insidensi batu empedu adalah diabetes
melitus dengan kadar kolesterol darah yang tinggi, obesitas, dan
penyakit
hemolitik
(Brooker:
2008).
Faktor
risiko
lain
yang
20
rendah
klorida,
kehilangan
berta
badan
yang
cepat
terjadinya
perubahan
komposisi
empedu,
stasis
bahwa
hati
penderita
batu
empedu
kolesterol
saturasi
progresif,
perubahan
komposisi
kimia,
dan
21
batu
empedu
dibandingkan
sebagai
akibat
empedu
yang
supersaturasi,
nukleasi
atau
Kelarutan
kolesterol
merupakan
masalah
yang
kolesterol,
kristal
kolesterol
keluar
dari
larutan
22
23
Gejala Akut
1. Nyeri
hebat
mendadak
pada
epigastrium
atau
abdomen
Gejala kronis
Gejala kolelitiasis kronis mirip dengan gejala kolelitiasis akut,
24
2.
3.
4.
5.
6.
makanan berlemak
7. Nausea dan muntah
8. Berkeringat banyak dan gelisah
9. Nausea dan muntah-muntah
10.
Defisiensi Vitamin A,D,E,K
Pemeriksaan Penunjang
1. USG atau Pemeriksaan Ultrasonografi
USG ini merupakan pemeriksaan standard, yang sangat baik
untuk menegakkan diagnosa Batu Kantong Empedu. Kebenaran
dari USG ini dapat mencapai 95% di tangan Ahli Radiologi.
2. CT Scanning
Pemeriksaan dengan CT Scanning dilakukan bila batu berada di
dalam saluran empedu.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Kadang-kadang
diperlukan
pemeriksaan
ini
apabila
ada
25
yang
dapat
terjadi
pada
penderita
kolelitiasis
(Sjamsuhidajat,2005)
1. Asimtomatik
2. Obstruksi duktus sistikus
3. Kolik bilier
4. Kolesistitis akut
5. Perikolesistitis
6. Peradangan pankreas (pankreatitis)-angga
7. Perforasi
8. Kolesistitis kronis
9. Hidrop kandung empedu
10. Empiema kandung empedu
11. Fistel kolesistoenterik
12. Batu empedu sekunder (Pada 2-6% penderita, saluran menciut
kembali dan batu empedu muncul lagi)
13. Ileus batu empedu (gallstone ileus)
Kolesistokinin yang disekresi oleh duodenum karena adanya
makanan menghasilkan kontraksi kandung empedu, sehingga batu
yang tadi ada dalam kandung empedu terdorong dan dapat menutupi
duktus sistikus, batu dapat menetap ataupun dapat terlepas lagi.
Apabila batu menutupi duktus sitikus secara menetap maka mungkin
akan dapat terjadi mukokel, bila terjadi infeksi maka mukokel dapat
menjadi suatu empiema, biasanya kandung empedu dikelilingi dan
ditutupi oleh alat-alat perut (kolon, omentum), dan dapat juga
membentuk suatu fistel kolesistoduodenal. Penyumbatan duktus
sistikus dapat juga berakibat terjadinya kolesistitis akut yang dapat
sembuh atau dapat mengakibatkan nekrosis sebagian dinding (dapat
ditutupi
alat
sekiatrnya)
dan
dapat
membentuk
suatu
fistel
berakibat
terjadinya
peritonitis
generalisata.
(Sjamsuhidajat,2005)
Batu kandung empedu dapat maju masuk ke dalam duktus
sistikus pada saat kontraksi dari kandung empedu. Batu ini dapat
26
koledokus
juga
berakibat
terjadinya
ikterus
obstruktif,
terminal)
dan
menimbulkan
ileus
obstruksi.
(Sjamsuhidajat,2005)
Penatalaksanaan Kolelitiasis
Jika
tidak
ditemukan
gejala,
maka
tidak
perlu
dilakukan
menghindari
(Sjamsuhidajat,2005)
Jika batu kandung
atau
mengurangi
empedu
makanan
menyebabkan
berlemak.
serangan
nyeri
untuk
menjalani
pengangkatan
kandung
empedu
27
normal
mengurangi
(0,1-0,5%
komplikasi
untuk
pada
operasi
jantung
normal)
dan
dengan
paru.2 Kandung
kolesistitis
akut.
Karena
semakin
bertambahnya
dikeluarkan. Zat
disolusi
hanya
memperlihatkan
28
poten
(Metil-Ter-Butil-Eter (MTBE))
ke
dalam
kandung
kekambuhan
yang
tinggi
(50%
dalam
tahun).
(Schwartz,2000)
5. Litotripsi Gelombang Elektrosyok (ESWL)
Sangat populer digunakan beberapa tahun yang lalu, analisis
biaya-manfaat pad saat ini memperlihatkan bahwa prosedur ini
hanya
terbatas
pada
pasien
yang
telah
benar-benar
29
kolelitiasis
b) Usia
Resiko
untuk
terkena
Kolelitiasis
oleh
hormon
Estrogen
berpengaruh
penggunaan
(Estrogen)
kandung
pil
dapat
empedu
kontrasepsi
dan
meningkatkan
dan
penurunan
terapi
kolestrol
aktifitas
30
a) Riwayat
kesehatan
kolelitiasis
dulu:
kemungkinan
Pasien
dengan
pernah
menderita
pasien
dan
muntah
sehingga
nafsu makannya
berkurang.
c) Riwayat kesehatan keluarga: kolelitiasis
dapat
kesehatan
keluarga pasien
pernah
ada yang
menderita
kemungkinan
penyakit
diabetes
mellitus.
3. Pemeriksaan Fisik
a) Aktivitas/istirahat
Biasanya ditandai dengan kelemahan, dan gelisah.
b) Sirkulasi
Ditandai dengan takikardi, berkeringat
c) Eliminasi
Ditandai dengan perubahan warna urin dan feses,
distensi abdomen, teraba masa pada kuadran kanan
atas. Urin gelap, pekat.
d) Makanan/cairan
Anoreksia, mual/muntah, tidak toleran terhadaplemak
dan
makanan
pembentukan
gas,
regurgitasi
bahu
kanan,
kolik
epigastrium
tengah
31
Peningkatan
frekuensi
pernapasan,
pernapasan
b. Analisa Data
PROBLEM
ETIOLOGI
SYMPTOMP
Gangguan rasa
proses inflamasi
Ds : klien
nyaman nyeri.
kandung empedu,
mengatakan
obstruksi/spasme
nyeri pada
duktus
abdomen atas
dapat menyebar
kepunggung atau
bahu kanan Nyeri
mulai tiba-tiba
dan biasanya
memuncak
dalam 30 menit.
Do :
Klien tampak
gelisah.
Klien tampak
memegangi
perut bagian
atas. Skala nyeri
klien 3
32
Resiko tinggi
gangguan
Ds : klien
perubahan nutrisi:
pencernaan lemak
mengatakan
kurang dari
tidak nafsu
kebutuhan tubuh
adekuat.
makan.
Do :
Berat badan
menurun.
Klien hanya
menghabiskan
porsi makanan.
Klien tampak
lemah.
Kurang pengetahuan
Kurang informasi
Ds: klien
tentang penyakit
mengatakan
tidak mengerti
tentang penyakit
yang dialami
Do: pasien tidak
mampu untuk
menjawab
pertanyaan
perawat tentang
penyakit yang
dialami
c. Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri
Akut b/d proses inflamasi kandung empedu,
obstruksi/spasme duktus
33
2.
adekuat.
3. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit
d. Intervensi
Tujuan
dan
Diagnosa
Kriteria
Intervensi
Rasional
Nyeri b/d
Hasil
Tujuan:
1. Observasi1. Memberikan
proses
Nyeri
dan catat
informasi
inflamasi
Teratasi
lokasi,
tentang
kandung
setelah
beratnya
kemajuan/perb
empedu,
dilakukan
(skala 0-10)
aikan penyakit,
obstruksi/sp
perawatan
dan
komplikasi dan
asme
selama
karakter
keefektifitan
duktus,
2x24 jam.
nyeri
Intervensi.
iskemia
Krieria
(menetap,
jaringan/ne
hasil
hilang,
krosis
Pasien
timbul atau
yang tidak
akan:
kolik ).
hilang dapat
Melaporka
n nyeri
hilang/
terkontrol
Menunjukk
an
pengguna
an
2.
2. Nyeri berat
Catat
repons
terhadap
menunjukkan
adanya
komplikasi
obat dan
laporkan
bila nyeri
3. Posisi yang
tidak hilang.
nyaman fowler
3. Tingkatk
an tirah
rendah
menurunkan
34
ketrampila
baring,
tekanan
n relaksasi
biaran
intraabdomen.
dan
pasien
aktivitas
melakukan
hiburan
posisi yang
nyaman.
4. Menurunkan
iritasi kulit dan
4. Gunaka
sensasi gatal.
n sprei yang
halus/katun;
minyak
kelapa;
minyak
5. Meningkatkan
mandi(alpha
keri).
istirahat dan
memusatkan
kembali
5. Berikan
teknik
relaksasi
perhatian,
dapat
menurunkan
nyeri.
6. Kolabora
si dengan
dokter
6.
Membantu
dalam
mengatasi
nyeri yang
hebat.
dalam
pemberian
obat anti
nyeri.
Resiko
1.
tinggi
Setelah
ketidaknyaman
perubahan
dilakukan
abdomen
Adanya
an karna
35
nutrisi:
perawatan
gangguan
kurang dari
selama
percernaan,nyer
2. Timbang BB
kebutuhan
3x24 jam
tubuh b/d
Pemenuha
gangguan
pencernaan
kebutuhan
3.
lemak
nutrisi
Diskusikan
intake yang
pasien
dengan
tidak
adekuat.
klien
adekuat
Kriteria
makanan
hasil:
kesukaan
Pasien
dan jadwal
akan :
makan yang
tiap hari
2.
Mengidentifikasi
kekurangan/keb
n
mual/mun
tah hilang.
Menunjukk
an
kemajuan
mencapai
BB
individu
yang
tepat.
habis
sesuai
Melibatkan klien
dalam
perencanaan,
klien memiliki
rasa kontrol dan
mendorong
4.
untuk makan
Berikan
suasana
4.
Untuk
meningkatkan
yang
menyenang
kan pada
saat makan,
nafsu makan/
menurunkan
mual
hilangkan
ransangan
yang
berbau.
5.
Oral yang
bersih
5.
Jaga
kebersihan
Makanan
utuhan nutrisi
3.
disukai
Melaporka
i gaster.
meningkatkan
nafsu makan
oral
sebelum
makan
porsi yang
6.
Berguna
untuk
merencanakan
6.
Konsul
36
diberikan.
dengan ahli
kebutuhan
diet/ tim
nutrisi
pendukung
individual
nutrisi
melalui rute
sesua
yang paling
indikasi
tepat
7.
7.
Berikan diet
kebutuhan
sesuai
nutrisi dan
toleransi
meminimalkan
biasanya
ransangan pada
rendah
kandung
lemak,
empedu.
Memenuhi
tinggi serat.
Kurang
pengetahua
n b/d
kurang
informasi
Tujuan : 1. berikan
1.
Setelah
penjelasan/
diberi
alasan tes
penjelasan
dan
2-3 kali
persiapanny
selama 10
a
menit
pasien
2. kaji ulang
dapat
mengerti
dan
memaham
i penyakit
program
yang
dialaminy
3. anjurkan
a
pasien
Kriteria
penyakit
sehingga dapat
menurunkan
cemas dan
rangsang
merupakan
kemungkina
samping
informasi terkait
simpatis
2. batu empedu
obat ,
n efek
untuk memberi
penyakit yang
dapat berulang
sehingga perlu
terapi jangka
panjang
3. mencegah atau
membatasi
37
Hasil:
- pasien
mengat
akan
sudah
tahu
terkait
untuk
terulangnya
empedu
dan
minuman
yang tinggi
lemak
penyakit
nya
- pasien
dan
keluarga
melakuk
an
perubah
an pola
hidup
dan
berparti
sipasi
dalam
program
pengoba
tan
e. Implementasi
38
N
o.
1.
Diagnosa
Implementasi
lokasi
inflamasi
dan
karakter
nyeri
(menetap,
b. Telah
kandung
respons
empedu,
obstruksi atau
spasme
duktus
baring,
dan
dan
d. Telah
Resiko
b/d
gangguan
pencernaan
lemak
intake
yang
tidakadekuat.
f.
Kurang
pengetahuan
b/d
kurang
informasi
tentangpenya
kit
39
f. Evaluasi
NO
Diagnosa
Evaluasi
Keperawatan
1.
empedu, obstruksi
2.
Resiko
perubahan
kurang
butuhan
tubuh
b/d
gangguan
pencernaan
peningkatan
intake
3.
yang
P: Intervensi dihentikan
tidakadekuat.
Kurang pengetahuan S: Pasien mengatakan saya sudah tidak
b/d kurang informasi cemas sus,
tentangpenyakit
Dikerjakan oleh:
(Erna Dwi (12-12), Helda P (12-18), Alifia R (12-25), Sungging P (1226) )
Refrensi:
40
41