Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Rahmad Septian Reza S. Kep. Ns. (22020113410001)
Sri Purweni, S. Kep. Ns. (22020113410002)
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
................................................................................................2
B. Permasalahan
....................................................................................................4
Pengertian
....................................................................................................5
B.
C.
Aspek Keperawatan
......................................................................................14
Kasus ..............................................................................................................16
B.
BAB IV PENUTUP
A.
Simpulan
B.Saran
........................................................................................................22
..............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, perawat dianggap sebagai salah satu profesi
kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di
dunia.Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat
ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan
fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik
dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan
pendidik.
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat
sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang
optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.Peran perawat sangat konprehensif dalam
menangani pasien karena peran perawat adalah membimbing pasien yang merupakan bagian
integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologispsikologis-sosiologis-spritual, oleh karenanya perawat dituntut untuk mempunyai sifat
tanggung jawab pada profesinya.
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
Sebutan ini menunjukkan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati hati,
teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.(Koziers 1983). Sikap tanggung jawab
merupakan salah satu karakter inti yang harus dimiliki oleh seorang perawat, agar pasien
memberikan kepercayaannya untuk perawat, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa
akan ada banyak pasien yang akan mencari tenaga dari perawat itu sendiri, baik perawat
mandiri ataupun yang bekerja dirumah sakit.
Peranan rumah sakit menjadi sangat penting dalam menunjang kesehatan
masyarakat, maju atau mundurnya rumah sakit sangat ditentukan oleh keberhasilan dari
pihak-pihak yang bekerja di rumah sakit tersebut, baik oleh dokter, perawat, maupun
orang-orang yang berada di tempat tersebut. Pihak rumah sakit diharapkan mampu
memahami konsumennya (pasien) secara keseluruhan agar dapat maju dan berkembang.Salah
3
satu aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan yang diberikan. Pelayanan keperawatan yang bermutu adalah pelayanan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standard,
kode etik profesi yang telah ditetapkan dan memenuhi hak pasien. Dalam sebuah relasi antara
pemberi pelayanan keperawatan dan penerima jasa pelayanan keperawatan, dalam hal ini
pasien, tentunya terdapat hak serta kewajiban. Hak atas perawatan dan atau pelayanan
kesehatan (right to health care) merupakan hak setiap orang. Hak atas perawatan pelayanan
kesehatan ini bertolak dari hubungan antara pemberi pelayanan kesehatan dan pasien.
Kewajiban perawat adalah menghormati hak pasien, pada kenyataannya, masih sering
terjadi pasien tidak mendapatkan haknya dengan baik, hal ini dapat terlihat dari adanya
keluhan masyarakat terhadap tenaga kesehatan yang semakin sering terdengar, antara lain
mengenai kurangnya waktu yang disediakan untuk pasien, kurang lancarnya komunikasi,
dan kurangnya informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarganya.
Adanya permasalahan dalam hubungan antara pemberi pelayanan kesehatan dengan
penerima jasa pelayanan kesehatan ( pasien ) merupakan salah satu alasan perlu dibukanya
dimensi baru dan dikembangkannya cabang ilmu hukum baru, yaitu hukum kesehatan.
Hukum kesehatan adalah peraturan yang menyangkut pelayanan kesehatan. Hukum
kesehatan dibatasi pada hukum yang mengatur antara pelayanan kesehatan, dokter, rumah
sakit, Puskemas dan tenaga-tenaga kesehatan lain dengan pasien. Perkembangan hukum
kesehatan tidak dapat dilepaskan dari sistem hukum yang dianut oleh suatu negara atau
masyarakat. Dalam kaitannya dengan hubungan pelayanan kesehatan dalam masyarakat
modern, dikatakan pada dasarnya hubungan itu bertumpu pada 2 (dua) macam hak dasar yang
bersifat individual, yaitu hak atas informasi (the rigth to information) dan hak untuk
menentukan nasib sendiri (the rigth of self determonation).1
Peraturan yang memuat hak pasien yang harus dihormati telah diatur dalam Undang
undang kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan , Undang-Undang UU No.29 tahun
2004 tentang praktek kedokteran,peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia
No.1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit, Undang-Undang
No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit , dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan
konsumen
sehingga
pasien
sebagai
konsumen
kesehatan
http://birokonsultan.wordpress.com
memiliki
4
B. Permasalahan
1.
2.
3.
Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap hak pasien selama di Rumah sakit?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
1. Tanggung Jawab Perawat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi IV (2008)terbitan Kemdiknas,
tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu (kalau terjadi apaapa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb). Makna istilah tanggung jawab
adalah siap menerima kewajiban atau tugas, arti tanggung jawab di atas semestinya
sangat mudah dimengerti setiap orang, akan tetapi jika kita diminta untuk
menlakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi, maka sering kali merasa
sangat sulit, merasa keberatan, bahkan tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu
tanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk menghindari tanggung jawab
daripada menerima tanggung jawab (Wuryanto, 2007).Tanggung jawab perawat
berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukkan bahwa
perawat professional menampilkan kinerja secara hati hati, teliti dan kegiatan
perawat dilaporkan secara jujur.(Koziers 1983)
2. Hak
Hak adalah wewenang atau kekuasaan untuk berbuat sesuatu (krn telah
ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb)2. Menurut CM. Fagin (1975) hak
merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai wawenang
terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan yang
berdasarkan keadilan, moralitas, atau legalitas.Hak dapat dipandang dari sudut
hukum dan pribadi.Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan
kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas, dan legalitas.3
3. Pasien
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung di rumah sakit.4
4. Hak Pasien
Hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien.5
6
5. Jenis Hak6
a. Hak kebebasan
Hak mengenai kebebasan diekspresikan sebagai hak orang orang untuk hidup sesuai
pilihannya dalam batas batas yang ditentukan.
b. Hak kesejahteraan
Hak hak yang diberikan secara hukum untuk hal hal yang merupakan standard
keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
c. Hak legislative
Hak hak legislative diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.
6. Syarat yang Mempengaruhi Hak7
Badman dan Badman ( 1985 ) menjelaskan lima syarat yang mempengaruhi
penentuan hak hak seseorang, yaitu :
a. Kebebasan untuk menggunakan hak yang dipilih oleh seorang lain, orang yang
bersangkutan tidak dapat disalahkan atau dihukum karena menggunakan atau tidak
menggunakan hak tersebut.
b. Seseorang mempunyai tugas untuk memberikan kemudahan bagi orang lain untuk
menggunakan hak-haknya.
c. Hak harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, yaitu persamaan, tidak memihak,
dan kejujuran.
d. Hak untuk dapat dilaksanakan.
e. Apabila hak seseorang bersifat membahayakakn, maka hak
tersebut dapat
dikesampingkan atau ditolak dan orang yang bersangkutan akan diberi kompensasi
atau pengganti.
B. ASPEK YURIDIS
1. Tanggung Jawab Perawat
Tanggung jawab tenaga keperawatan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1239/MENKES/SK/XI/2001 Tentang Registrasi dan Praktek Perawat.
Pasal 15
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk:
6
7
Ermawati Dalami,Skp
Ermawati Dalami,Skp
7
a. Melaksanakan
diagnose
asuhan
keperawatan
yang
meliputi
pengkajian, penetapan
evakuasi keperawatan.
b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a meliputi: intervensi
keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan.
c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud hufur a dan b
harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi
profesi.
d. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan
tertulis dari dokter.
Pasal 16
Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 perawat
kerkewajiban untuk:
a. Menghormati hak pasien;
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani;
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Memberikan informasi;
e. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
f. Melakukan catatan perawatan dengan baik.
Pasal 17
Perawat dalam melakukan praktik keperawatan harus sesuai dengan kewenangan
yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan
pelayanan berkewajiban mematuhi standar profesi.
Pasal 18
Perawat dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintahdalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pasal 19
Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan
mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik
diselenggarakan oleh pemerintah maupun organisasi profesi.
8
Pasal 20
1.
untuk
melakukan
pelayanan
kesehatan
diluar kewenangan
Pasal 21
1.
2.
Pasal 22
1.
2.
Pasal 23
1.
Perawat
dalam
menjalankan
praktik
perorangan
sekurang-kurangnya
memenuhi persyaratan:
a. Memiliki tempat praktik yang memnuhi syarat kesehatan;
b. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan maupun kunjungan
rumah;
c. Memiliki perlengkapan administrasi yang
9
b. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya
berkaitan dengan diagnosis, pengobatan, dan prognosis dalam arti pasien layak
unuk mengerti masalah yang dihadapinya.
c. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu
persetujuan tentang dimulainya suatu pengobatan, serta resiko yang penting yang
kemungkinan akan dialaminya, kecuali dalam situasi darurat.
d. Pasien berhak menolak pengobatan sejauh
dan
delegasi dari
10
2.
berlaku pada:
a) penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke
dalam masyarakat yang lebih luas
b) keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri atau
c) gangguan mental berat.
g. Pasal 57:
1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah
dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal:
a) perintah undang-undang
b) perintah pengadilan
11
c) izin yang bersangkutan
d) kepentingan masyarakat; atau
e) kepentingan orang tersebut
h. Pasal 58:
1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya.
2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
3.
mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis,alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
12
k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
l. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya
n.
o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya
p. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya
q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
r. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Menurut pasal 4 Undang-Undang No. 8/1999 pasien rumah sakit adalah konsumen,
sehingga secara umum pasien dilindungi dengan, hak-hak konsumen adalah:
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
13
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya
Menurut Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
pada pasal 52 tentang hak dan kewajiban pasien disebutkan bahwa pasien, dalam
menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak :
a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
2.
peraturan
menteri
IndonesiaNo.1691/Menkes/PER/VIII/2011tentang
sakit.Dalam
lampiran
peraturan
menteri
kesehatan
keselamatan
kesehatan
Republik
pasien
Republik
rumah
Indonesia
8
9
http//:www.hukumonline.com
Permenkes No.1691/Menkes/PER/VIII/2011
14
C. ASPEK KEPERAWATAN
1. Tanggung Jawab Perawat
Menurut Iyus Yosef (2009) tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
a. Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)
Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling
utama
adalahtanggung
jawab
di
hadapan
Tuhannya.
Sesungguhnya
memberikan
perawatan.
Komprehensif
artinya
dalam
jawab
melaksanakan
perawat.Etika
tugas-tugas
tersebut.
perawat
melandasi
Dalampandangan
perawat
etika
dalam
keperawatan
15
3) Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau menyalahi
standart
4) Memberikan kesaksian dipengadilan tentang suatu kasus yang dihadapi klien
2. Hak Pasien,10
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi .
d. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan dengan standar profesi
keperawatan
e. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
f. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis
dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
g. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit
tersebut
(second
opinion)
terhadap
penyakit
yang
dideritanya,
kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tsb sebut dan tindakan untuk
mengatasinya
10
prognosanya
M.Jusuf Hanifah
16
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kasus
Tn.W umur 45 tahun,4 hari yang lalu sudah dilakukan operasi Transurethral
Resection of the Prostat (TRUP)di Rumah Sakit K dengan diagnosa medis Post
op.Benigna Prostat Hypertrophy (BPH),TD: 120/90, N: 80, S: 36C, terdapat alat infus NS
(750cc/24jam) tangan sebelah kanan, dan masih mendapatkan terapi farmaka dari dokter.
Tn. W dirawat di ruang inap kelas ekonomi rendah, satu ruangan terdapat 6 tempat tidur,
walaupun demikian keadaannya sudah membaik bisa makan dan minum seperti sedia kala,
namun masih belum bisa BAK spontan, maka dari itu Tn. W masih menggunakan alat
bantu kencing (kateter urin).
Pada suatu waktu, Tn. W merasakan perasaan yang tidak seperti biasanya, yaitu ia
merasakan ingin BAK, lama kelamaan keinginan buang air kecil semakin meningkat, dan
merasakan sedikit sakit dibagian perut bawah.
Istri Tn.W (Ny. W) yang melihat kondisi suaminya semakin lama semakin sakit,
melaporkan hal tersebut kepada tenaga kesehatan yang sedang dinas pada waktu itu,
dengan wajah khawatir Ny. W berkata : Pak-ibuk, suami saya merasakan sakit bagian
perutnya, kata suami saya sakitnya seperti nahan kencing, kira-kira kenapa ya?, salah satu
perawat yang berjaga pada waktu itu menjawab oh ya ibu, nanti kami lihat ya, sabar ya
buk. Kejadian ini bertepatan dengan sesaat pergantian sift, karenanya petugas yang
sedang berjaga sibuk membaca dan mempersiapkan laporan dinas.
Selang waktu satu jam kemudian, petugas belum juga ada yang datang untuk
melihat keadaan Tn. W, akibatnya sakit yang tadinya ringan bisa ditahan sekarang
bertambah parah, danterlihat gelisah serta merintih kesakitan.
Melihat keadaan suaminya semakin parah, Ny. W memberanikan diri datang
kepetugas untuk melaporkan kejadian yang dialami suaminya, sesampainya ditempat jaga
dinas, tampak sebagian petugas sibuk menulis dan sebagian lagi menata alat, namun hal ini
tidak mengurungkan niat Ny. W untuk melaporkan masalah suaminya. Mohon maaf
mengganggu bapak-ibuk, sakit suami saya makin parah, minta tolong dilihat suami saya
17
karna saya takut kenapa-napa kata Ny. W sambil gemetar ketakutan, salah seorang
perawat senior yang waktu itu menulis, langsung berdiri iya ibu, nanti kita kesana,
sakitnya udah biasa seperti itu karena habis dioperasi membuang alat kelamin yang ada
didalam, sebentar lagi kita kasih obat kok ujarnya dengan nada menyakinkan.
Setelah Ny. W kembali keruangan, perawat yang berjaga bukannya langsung
merespon keluhan, namun masih membicarakan Ny. W dan keluarganya, dengan
mengatakan keluarga tersebut cerewet dan tidak sabaran.
B. ANALISA KASUS
Kasus diatas merupakan salah satu pelanggaran tanggung jawab perawat terhadap
hak pasien yang terjadi dalam menjalankan asuhan keperawatan di Rumah Sakit.
Pelanggaran yang dilakukan oleh perawat yakni mengabaikan keluhan keluarga pasien
dengan mengutamakan pekerjaan yang lain sehingga menimbulkan masalah baru, ini
termasuk salah satu kelalaian dari perawat, seharusnya perawat menghentikan
pekerjaannya, dan memeriksa pasien agar tidak terjadi komplikasi, namun kejadian
keluarga Tn. W pada kasus diatas ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula, yang
artinya pasien tidak memperoleh haknya malah ditambahi dengan perawat membicarakan
negatif (merasani) tentang keluarga Tn. W.
Praktek keperawatan yang profesional dituntut untuk menjalankan tanggung jawab
yang diamanatkan oleh undang-undang serta norma keperawatan yang sudah ditetapkan,
yang salahsatunya perawat menjaga etika dan bekerja sesuai hukum yang berlaku, apabila
tidak, maka pasien mempunyai wewenang untuk menuntut hak-nya.
Kasus di atas, beberapa hak pasien yang tidak terpenenuhi adalah:
1. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional ( UU N0.44 tahun 2009 tentang rumah
sakit )
2. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi operasional ( UU N0.44 tahun 2009 tentang rumah sakit )
3. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit ( UU N0.44 tahun 2009 tentang rumah sakit )
4. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa ( UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen )
5. Memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau ( UU N0.36
tahun 2009 tentang kesehatan )
18
Jika dilihat dari sudut perawat, maka perawat tersebut tidak melaksankan
kewajibannya dalam hal :
1. Memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional ( UU No.36
tahun 2009 )
2. Menghormati hak hak pasien11
Pelanggaran hak pasien ( Tn.W ) diatas dapat berdampak bagi perawat, pasien,
rumah sakit dan profesi, dampak yang dapat terjadi adalah :
1. Terhadap pasien
a. Terjadinya masalah keperawatan baru
b. Biaya Rumah Sakit bertambah akibat bertambahnya hari rawat
c. Kemungkinanterjadikomplikasi/munculnyamasalahkesehatan/keperawata
nlainnya.
11
Ermawati Dalami,Skp
19
d. Pencemaran nama baik keluarga pasien
2)
3)
4)
12
Ermawati Dalami,Skp
20
4. Terhadap profesi
a. Kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan berkurang, karena
menganggap organisasi profesi tidak dapat menjamin masyarakat bahwa
perawat yang melakukan asuhan keperawatan adalah perawat yang sudah
kompeten dan memenuhi standar keperawatan.
b. Masyarakat atau keluarga pasien akan mempertanyakan mutu dan
standarisasi perawat yang telah dihasilkan oleh pendidikan keperawatan
Untuk mencegah terjadinya kasus di atas, perlu dilakukan upaya pencegahan dan
perlindungan bagi penerima pelayanan asuhan keperawatan, antara lain :
1. Perawat secara individu harus melakukan tindakan keperawatan/praktek
keperawatan dengan sesuai dengan standar.
2. Dibuatnya standarisasi praktek keperawatan yang jelas.
3. Adanya badan atau konsil keperawatan yang menyeleksi perawat yang sebelum
bekerja pada pelayanan keperawatan dan melakukan praktek keperawatan.
4. Memberlakukan
segala
ketentuan/perundangan
yang
ada
kepada
21
keperawatan pada pasien dengan post op BPH dengan benar sesuai dengan standar, dan
ketika berbicara perawat tidak mengatakan kalimat berbau tendensius, apalagi sampai
mencemarkan
nama
baik
pasien,bagaimanapun
juga
perawat
harus
dapat
22
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hukum dan norma yang dibuat oleh negara ataupun profesi sudah sangat jelas tentang
apa saja yang menjadi tanggungjawab perawat dan hak-hak yang didapatkan pasien, tidak
akan terjadi suatu permasalahan apabila semuanya dilakukan sesuai dengan peraturan yang
ada.
Peraturan yang memuat hak pasien yang harus dihormati telah diatur dalam Undang
undang kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan , Undang-Undang UU No.29
tahun 2004 tentang praktek kedokteran,peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia
No.1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit, UndangUndang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit , dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
tentang perlindungan konsumen sehingga pasien sebagai konsumen kesehatan memiliki
perlindungan diri dari upaya pelayanan kesehatan yang tidak bertanggung jawab.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan
menghormati hak hak pasien dengan cara melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan standard dan peraturan perundang undangan yang berlaku.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Melaksanakan tindakan / asuhan keperawatan sesuai dengan standar operasional
prosedur
2. Bagi Rumah Sakit
Memberlakukan segala ketentuan/perundangan yang ada kepada perawat sebelum
memberikan praktek keperawatan
3. Bagi Organisasi Profesi
Memiliki standar praktek keperawatan yang jelas dan tegas
23
DAFTAR PUSTAKA
dalam
Perspektif
Masyarakat