Penguat kelas A cocok dipakai pada penguat awal (pre amplifier) karena mempunyai distorsi
yang kecil.
B. Jenis-jenis Penguat Daya
Dalam elektronika banyak sekali dijumpai jenis penguat, pengelompokkan dapat
berdasarkan:
1. Rentang frekuensi operasi
a. Gelombang lebar (seperti: penguat audio, video, rf dan lain-lain)
b. Gelombang sempit (seperti: tuned amplifier).
2. Metoda pemasangan rangkaian
a. Pemasangan AC: semua komponen frekuensi rendah (termasuk dc) tidak
diteruskan ke rangkaian penguat
b. Pemasangan DC: salah satu tipenya adalah penguat chopper, sinyal input
terbelah menjadi seri pulsa kemudian diperkuat oleh penguat ac sebelum
dikembalikan lagi ke level dc.
3. Titik bias pada penguat (seperti: kelas A, kelas B, kelas AB dan kelas C)
4. Tegangan
5. Arus
6. Daya
Berdasarkan dengan tipe pembiasan yang dilakukan oleh penguat, dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Kelas A: titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input diatur sedemikian rupa
sehingga seluruh fasa arus output selalu mengalir. Penguat ini beroperasi pada
daerah linear.
2. Kelas B: titik kerja diatur pada suatu sisi ekstrim saja, sehingga daya quiescent
sangat kecil. Untuk sinyal input sinusoida, penguatan hanya terjadi pada setengah
perioda sinyal input saja.
3. Kelas C: titik kerja diatur beroperasi untuk arus (tegangan) output sama dengan
nol dengan selang lebih besar dari setengah siklus sinus. Sehingga penguat
bekerja kurang dari setengah perioda sinyal input.
C. Cara Kerja Penguat Daya Kelas A
Penguat daya bertujuan untuk menguatkan daya sinyal output. Pada mata kuliah
elektronika ini, diterapkan sebagai penguat daya pada speaker. Pada penguat ini, tegangan
output diatur sama dengan tegangan input DC. Sedangkan nilai arusnya yang diubah-ubah.
Pengubahan arus output lebih mudah daripada pengubahan tegangan output. Dan rentang
tegangan yang bisa diaplikasikan jauh lebih kecil daripada rentang arus. Oleh karena itu bisa
jadi, arus yang diperlukan sangat besar sehingga dalam memilih transistor harus disesuaikan
dengan kebutuhan arus. Apabila arus yang dibutuhkan sangat besar sekali, maka dapat
dipakai rangkaian transistor Darlington. Transistor yang memiliki arus kolektor maksimum
besar (sekitar 1,5A), ternyata bentuk transistornya berbeda. Ada bagian tengahnya berlubang
yang digunakan untuk Heat Sink. Heat sink digunakan agar komponen tidak cepat panas.
Dengan pemasangan heat sink maka memperluas permukaan transistor sehingga panas
semakin cepat terbuang ke udara. Harganya relatif sama dengan transistor daya kecil.
Efisiensi dari penguat daya didefinisikan sebagai perbandingan dari daya yang diterima
beban dengan daya yang diberikan oleh catu daya.
D. Contoh Penguat Daya Kelas A
Contoh dari penguat kelas A adalah rangkaian dasar common emitter (CE) transistor.
Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu yang ada
pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada tepat di tengah garis beban
kurva VCE-IC dari rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik A. gambar berikut
adalah contoh rangkaian common emitor dengan transistor NPN Q1.
Garis beban pada penguat ini ditentukan oleh resistor R c dan Re dari rumus VCC = VCE + IcRc +
IeRe. Jika Ie = Ic maka dapat disederhanakan menjadi VCC = VCE + Ic (Rc+Re). Selanjutnya
pembaca dapat menggambarkan garis beban rangkaian ini dari rumus tersebut. Sedangkan
resistor Ra dan Rb dipasang untuk menentukan arus bias. Pembaca dapat menentukan sendiri
besar resistor-resistor pada rangkaian tersebut dengan pertama menetapkan berapa besar arus
Ib yang memotong titik Q.
Besar arus Ib biasanya tercantum pada datasheet transistor yang digunakan. Besar penguatan
sinyal AC dapat dihitung dengan teori analisa rangkaian sinyal AC. Analisa rangkaian AC
adalah dengan menghubung singkat setiap komponen kapasitor C dan secara imajiner
menyambungkan VCC ke ground. Dengan cara ini rangkaian gambar-1 dapat dirangkai
menjadi seperti gambar-3. Resistor Ra dan Rc dihubungkan ke ground dan semua kapasitor
dihubung singkat.
Dengan adanya kapasitor Ce, nilai Re pada analisa sinyal AC menjadi tidak berarti. Penguatan
didefinisikan dengan Vout/Vin = rc / re, dimana rc adalah resistansi Rc parallel dengan beban RL
(pada penguat akhir, RL adalah speaker 8 Ohm) dan re adalah resistansi penguatan transistor.
Nilai re dapat dihitung dari rumus re = hfe/hie yang datanya juga ada di data sheet transistor.
Gambar2. menunjukkan ilustrasi penguatan sinyal input serta proyeksinya menjadi sinyal
output terhadap garis kurva x-y rumus penguatan vout = (rc/re) Vin.
seluruh fasa arus output selalu mengalir. Penguat ini peroperasi pada daerah linear.
Disipasi daya tertinggi terjadi saat tidak ada sinyal masukan. Besarnya disipasi
Cara yang paling mudah untuk mengenali jenis penguat kelas adalah dengan
memperhatikan tegangan pada basis, pada gambar diatas tegangan Vcc yang masuk ke basis
mengalami pembagian tegangan oleh adanya resistor yang dipasang secara parallel yairu R1
dan R3, jadi langkah awal untuk menentukan jenis dari suatu penguat adalah dengan melihat
tegangan yang masuk ke basis, bandingkan dengan penguat yang lain, penguat kelas B
memiliki tegangan 0.7 V karena tegangan pada kaki basis sama dengan tegangan pada diode,
sedangkan untuk kelas C tegangan pada basis sebesar 0 V karena dihubungkan ke ground
melalui sebuah inductor.
Dapat diperhatikan pada bagian input dan output, sebelum dan sesudah output biasanya
terdapat sebuah capacitor (C2 dan C4) yang dipasang secara seri, fungsi dari capasitor ini
disebut sebagai kopling karena berfungsi untuk menyalurkan transmisi, atau sebagai
sambungan, sifat dasar dari kapasitor adalah menahan arus DC dan meloloskan arus AC,
dengan adanya capasitor pada input dan output rangkaian maka dapat memfilter arus DC
sehingga benar-benar arus AC yang masuk.
Pada kaki basis dialiri arus yang cukup untuk mengaktifkan kerja dari transistor, arus I B yang
cukup besar juga akan mengakibatkan arus yang melalui IC juga cukup sangat besar, karena
sesuai persamaan IE = IC + IB sedamgkan IE IC , akibat arus yang besar tersebut transistor
akan cepat panas dan jika hal ini tetap dibiarkan maka transistor dapat rusak, untuk
menanggulangi hal ini maka pada kaki emitor diberi resistor (R2), resistor ini mengakibatkan
Vce semakin turun sehingga suhu di transistor masih diambang toleransi yang tidak merusak
transistor, R2 juga sering disebut sebagai pengendali suhu pada rangkaian penguat kelas A.
Sekarang perhatikan kapasitor yang dirangkai secara parallel dengan R2 (C1) kapasitor
ini disebut sebagai kapasitor byapass karena memiliki X C yang kecil, fungsi dari capasitor
bypass juga untuk memudahkan analisa AC pada rangkaian, hal yang perlu diperhatikan
adalah nilai dari XC hrus 20x dibawah nilai R2, sehingga nilai dari capasitor itu sendiri dapat
ditentukan dengan persamaan:
XC= 12fC
Jika diperhatikan pada bagian yang paling dekat dengan VCC terdapat kapasitor juga yang
dipasang secara parallel terhadap VCC, kapasitor ini sering disebut juga sebagai kapasitor
decoupling (C3), karena kapasitor ini menjaga agar sinyal distorsi yang dihasilkan dari
rangkaian tidak mempengaruhi input.
Pada bagian output dipasang sebuah inductor (L1), inductor ini disebut juga sebagai RFC
(Radio Frequency Cook) yang kerjanya hamper mirip dengan LPF, fungsinya adalah
meloloskan DC dan menahan arus AC agar AC tidak naik ke Vcc kembali, pada Radio
Frequency RFC berfungsi untuk menahan arus AC.
Penguat kelas A cocok untuk menguatkan frekuensi kecil, karena tidak membutuhkan daya
yang besar, karena itu penguat kelas A sering dipasang pada bagian awal untuk menguatkan
frekuensi kecil yang kemudian dikuatkan lagi oleh penguat yang lain baik kelas B maupun
kelas C.
G. Sifat Penguat Daya Kelas A
1. Dirangkai secara common emitter
2. Digunakan untuk daya yang sedang < 10 watt
3. Input dan outpun berbeda 180o
Selain ketiga penguat pada kelas A tersebut, ada beberapa sifat-sifat penguat kelas A yang
dijelaskan oleh Albert Paul Malvino,Ph.D. dalam bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip
Elektronika Jilid I antara lain sebagai berikut:
1. Bati Tegangan dengan beban
Di dalam penguat CE pada gambar 2.1 tegangan ac Vin menggerakkan basis,
2.
3.
4.
5.
Dalam audio sistem biasanya preamp mempunyai saklar pilihan tersendiri yang dapat kita
pilih ke level-level tertentu, sesuai dengan yang kita inginkan. Ataupun preamp tersebut
memiliki volume kontrol yang dapat diputar, sehingga level dapat dinaikan atau diturunkan
sesuai dengan keinginan kita. Dalam audio sistem preamplifier juga sering kita sebut dengan
istilah power amplifier atau power amp. Jadi dalam audio sistem kegunaan dari preamp
adalah memboosting atau menaiikan suara.
3. Dasar Teori Transistor
Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction base-emiter diberi bias positif
sedangkan base-colector mendapat bias negatif (reverse bias).
mengalir dari emiter menuju kolektor. Ini yang dinamakan efek penguatan transistor, karena
arus base yang kecil menghasilkan arus emiter-colector yang lebih besar. Istilah amplifier
(penguatan) menjadi salah kaprah, karena dengan penjelasan di atas sebenarnya yang terjadi
bukan penguatan, melainkan arus yang lebih kecil mengontrol aliran arus yang lebih besar.
Juga dapat dijelaskan bahwa base mengatur membuka dan menutup aliran arus emiterkolektor (switch on/off).
BC 108
Transistor BC 108 merupakan transistor jenis n-p-n, sehingga basis dari transistor ini
harus diberi tegangan positif agar dapat mengalirkan elektron yang ada pada kolektor
mengalir menuju emitor. Pada basis transistor ini tegangan harus lebih besar dari 0.7 Volt
agar dapat memicu transistor. Berikut adalah bentuk dari BC 108.
Alat
1 buah
Solder .........................................................................................
1 buah
1 buah
1 buah
Obeng .........................................................................................
1 buah
Multimeter ..................................................................................
1 buah
2. Bahan
1 buah
1 buah
1 buah
Resistor 1K ohm..........................................................................
1 buah
1 buah
1 buah
Kapasitor 1uF,16V.......................................................................
2 buah
Mic Kondensor............................................................................
1 buah
1 buah
Baterai 9V...................................................................................
1 buah
1 pasang
secukupnya
PCB.............................................................................................
secukupnya
Fericloride...................................................................................
secukupnya
Timah...........................................................................................
secukupnya
3.
Pendukung
1 buah
Tranformator Ampere..............................................................
1 buah
Jack AC 220VAC.........................................................................
1 buah
Dioda 1N3599.............................................................................
4 buah
1 buah
4. FLOWCHART RANGKAIAN
Mic Kondensor
Speaker
5. GAMBAR RANGKAIAN
1. Skema Rangkaian
2. Layout PCB
7. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Pembuatan skema rangkaian pada PCB.
Siapkan alat dan bahanuntuk membuat PCB.
Membuat rangkaian pada aplikasi circuit wizard atau multysim, kemudian
simulasikan.
Membuat gambar layout yang akandi cetak pada PCB.
komponennya.
Pasang komponen pada PCB.
Rangakailah komponen seperti pada gambar rangkaian yang telah di buat
sebelumnya.
Solder komponen dengan hati-hati.
Telitilah rangkaian sebelum diberi tegangan.
Setelah diteliti dan benar, rangkailah rangkaian pada PCB tersebut dengan
bahan pendukungnya.
Uji rangkaian tersebut apakah bekerja dengan semestinya atau belum.
Apabila belum teliti kembali rangkaian tersebut.
Apabila telah sesuai, analisalah rangkaian tersebut.
8. HASIL PERCOBAAN
1. MultySim ( Simulasi )
Gambar 10. Sinyal Input (merah) dan Output (biru) pada MultySim
9. ANALISA RANGKAIAN
Pembagi tegangan ( R1 dan R2 )
Dalam rangkaian pre amplifier ini pemasangan resistor R1 dan R2 berfungsi sebagai
pembagi tegangan yaitu tujuannya untuk mendapatkan nilai tegangan pada kaki basis yang
sesuai yaitu lebih dari 0,7V dan dibawah batas maksimal tegangan basis transistor. Karena
transistor dapat bekerja apabila tegangan pada kaki basisnya sebesar 0,7V dan juga transistor
dapat rusak apabila tegangan yang masuk pada kaki basis transistor melebihi batas
kemampuan maksimal transistor.
Besar Penguatan yang dihasilkan
Untuk mengetahui berapa besar penguatan yang dihasilkan yaitu dapat dengan
menggunakan cara dan rumus-rumus sebagai berikut :
Diketahui :
Vcc = 9Volt
Rc
= 12K ohm
RE
= 1K ohm
R1
= 47K ohm
R2
= 4,7K ohm
Di dapat dari Data Sheet Transistor BC 108
IC
= 2 mA = 0,002 A
VC
= 5 Volt
VBE
= 620 mV = 0,62 V
Solusi :
VB =
=
R2
R 1+ R 2
x Vcc
47 K
4,7 K +47 K
x9
= 0,82 V
= 820 mV
VE = VB - VBE
= 820 mV 620 mV
= 200 mV
IE
re=
VE
RE
25 mV
0,2mV
200 mV
1K
= 0,2 mA
= 125 = 0,125 K
Av =
Rc
re+ R E
12 K
0,125 K +1 K
= 10,66 = 11 kali
Jadi besar penguatan yang dihasilkan oleh rangkaian tersebut adalah sebesar 11 kali lipat dari
inputnya.
Kapasitor 1uF 16V
Kapasitor yang dipasang pada input dan output berfungsi sebagai penstabil dan
penyempurna sinyal yang akan di kuatkan dan yang telah dikuatkan oleh transistor sehingga
memperkecil cacat yang akan terjadi setelah dikuatka (output), dan juga besar kecil nilai
kapasitor mempengaruhi outputnya. Apabila semakin besar nilai kapasitor maka maka
semakin kecil terjadinya kecacatan pada outputnya, dan sebaliknya semakin kecil nilai
kapasitor dapat menimbulkan kemungkinan kecacatan yang lebih besar. Untuk nilai tegangan
yang tertera pada kapasitor, apabila nilai tegangan yang tertera pada kapasitor lebih kecil dari
Vcc maka akan menimbulkan kerusakan pada kapasitor tersebut sehingga dapat
menimbulkan kerusakan pula pada komponen yang lain, apabila nilai tegangan yang tertera
pada kapasitor terlalu besar maka Vcc tidak akan mampu mengoperasikan kapasitor sehingga
kapasitor tidak dapat bekerja. Nilai tegangan yang tertera kapasitor yang baik adalah lebih
besar dari Vcc tetapi tidak melebihi batas kemampuan Vcc dalam memberi tegangan
kapasitor tersebut, sebagai contoh pada rangkaian tersebut mempuyai Vcc sebesar 9 volt,
maka nilai tegangan yang tertera pada kapasitor dapat dipasang yaitu kapasitor yang
mempunyai nilai tegangan yang tertera pada kapasitor sebesar 16 volt agar Vcc mampu
mensupply tegangan yang dibutuhkan kapasitor.
Alat ini tergolong pada penguat kelas A sehingga merupakan salah satu penguat
yang yang mempunyai keluaran paling bagus diantara penguat yang lainnya.
5. Kekurangann
- Alat ini mempunyai daerah penguatan yang kecil. Apabila terlalu besar maka
akan terjadi cut off dan tidak sempurna pada outputnya.
DAFTAR RUJUKAN
Oleh :
Anjar Puguh Syayekti
( 130534608407 )
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
APRIL 2014