Ismi Dara
(213113047)
Kelas B
MOBILISASI DINI
Judul : Pentingnya mobilisasi dini pada ibu post Sc
Masalah kesehatan : Ketidaktahuan ibu tentang mobilisasi dini
1. Pokok bahasan : Mobilisasi dini
2. Sub pokok bahasan : Pentingnya mobilisasi dini pada pasien post sc
a. Waktu : 10 menit
b. Sasaran : Pasien dan keluarga post op
c. Hari / tanggal : Selasa, 17 Juni 2014
d. Tempat : Bangsal bedah rumah sakit x
e. Pelaksana : Ismi dara
3. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga post op mampu
melakukan mobilisasi setalah 24 jam post Sc.
4. Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, diharapkan pasien dan keluarga post op
5.
6.
7.
8.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
Penyuluhan
a. Salam pembuka
b. Menyampaikan
tujuan penyuluan
Peserta
a. Menjawab salam
b. Menyimak
c. Mendengar
Waktu
1 menit
2.
Kerja
3.
Penutup
9. Evaluasi
a. Apa pengertian dari mobilisasi ?
b. Apa tujuan dari mobilisasi ?
c. Apa manfaat dari mobilisasi ?
d. Apa saja cara mobilisasi ?
e. Apa dampak bila tidak melakukan mobilisasi ?
10. Lampiran materi
LAMPIRAN
Materi Mobilisasi
A. Definisi mobilisasi
Mobilisasi dini yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi, dimulai dari
latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan
ke kamar mandi dan berjalan keluar kamar (brunner & suddarth, 2002).
Menurut carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting
pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian.
Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu
upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing
penderita untuk memperthankan fungsi fisiologis. Konsep mobilisasi mula-mula
berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke
tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (roper, 1996).
B. Tujuan mobilisasi
1. Mempertahankan fungsi tubuh
2. Memperlancar peredaran darah
3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4. Mempertahankan tonus otot
5. Memperlancar eliminasi alvi dan urine
6. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal atau
dapat memenuhi kebutuhan gerak harian
7. Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi
C. Macam-macam mobilisasi
Menurut Bayer dan Dubes (1997) mobilisasi terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh ini menunjukkan bahwa syaraf motorik dan sensorik mampu
mengontrol seluruh area tubuh
2. Mobilsasi sebagian
Umunya mempunyai gangguan syaraf sensorik dan motorik pada area tubuh.
Mobilisasi ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilisasi temporer dan permanen.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Kozie (2000)
Menurut Chapman (2006), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
mobilisasi pasca operasi yaitu:
1. Rendahnya pengetahuan
Tingkat pengetahuan merupakan faktor yang berperan penting dalam mewujudkan
pelaksanaan mobilisasi dini pasca melahirkan. Jika tingkat pengetahuan seseorang
rendah terhadap manfaat dari mobilisasi maka hal itu akan sangat mempengaruhi
pada tingkat pelaksanaanya. Pengetahuan yang dimiliki ibu hamil tentang manfaat
mobilisasi dini adalah dasar bagaimana ibu post partum tersebut akan mengambil
sikap dalam pelaksanaan mobilisasi.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003), bahwa ada
kecendrungan apabila pengetahuan seseorang baik terhadap masalah yang
dihadapinya maka seseorang itu akan mempunyai sikap positif terhadap masalah
yang dihadapinya, dan sebaliknya apabila pengetahuan seseorang itu kurang
terhadap masalah yang dihadapinya maka seseorang itu akan mempunyai sikap
negatif.
Tingginya pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap respon dan
tanggapan terhadap suatu objek atau situasi baru. Tanggapan tersebut akan
menimbulkan gambaran dari seseorang untuk menerima atau menolak hal baru
yang diterimanya.
2. Ketidakmampuan dan kelemahan fisik dan mental
Persalinan merupakan proses yang melelahkan, saat persalinan ibu mengerahkan
seluruh tenaganya untuk melewati proses persalinan yang panjang. Tidak jarang
setelah melahirkan ibu lebih sering memilih tidur dari pada melakukan
pergerakkan secara bertahap.
3. Depresi
Besar kemungkinan setelah melahirkan ibu akan mengalami depresi. Biasanya
depresi berlangsung sekitar satu sampai dua hari, hal ini dapat terjadi karena
perubahan mendadak dari hormon. Gejalanya berupa mudah tersinggung,
menangis tanpa sebab, gelisah, takut pada hal sepele.
4. Nyeri atau rasa tidak nyaman
Rasa nyeri setelah melahirkan membuat ibu enggan untuk mulai belajar
melakukan pergerakkan, dimana seluruh alat reproduksi mengalami perubahan,
rasa nyeri saat buang air kecil, buang air besar. Hal ini membuat ibu menjadi lebih
takut dan tidak nyaman, besar kemungkinan ibu akan memilih berbaring terus,
diatas tempat tidur, dan pelaksanaan mobilisasi tentu saja akan terhambat.
5. Kecemasan
Kecemasan ibu terhdapa ketidakmampuan dalam melakukan mobilisasi sangat
berpengaruh pada tingkat keberhasilan saat melakukan pergerakkan, ibu harus
mempunyai keyakinan ibu untuk dapat melakukan mobilsasi dengan cepat dan
tepat. Mobilisasi yang dilakukan sesegera mungkin dengan cara yang benar dan
bertahap dapat mempercepat proses pemulihan kondisi tubuh secara umum.
E. Manfaat mobilisasi
Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah:
1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak
otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi
kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat
dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan. Faal usus dan
kandung kemih lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltik usus
kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh
bekerja seperti semula.
2. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat
anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan lebih cepat pulih
misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa
merawat anaknya dengan cepat.
3. Mencegah terjadinya trombosis dan trombo emboli, dengan mobilisasi sirkulasi
darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan trombo emboli
dapat dihindarkan.
F. Kerugian bila tidak melakukan mobilisasi
1. Penyembuhan luuka menjadi lama
2. Menambah rasa sakit
3. Badan menjadi pegal dan kaku
4. Kulit menjadi lecet dan luka
5. Memperlama perawatan dirumah sakit
disertai
batuk-batuk
kecil
yang
gunanya
untuk
DAFTAR PUSTAKA
adivancha. (2013, Mei 19). Konsep Mobilisasi Dini . Retrieved from
http://adiavancha.blogspot.com
Grace, C. (2011). pelaksanaan mobilisasi dini pasca persalinan dengan seksio caesaria.