Oleh:
Ahmad Muliansyah
NIM: 16913050
Angkatan: 2013
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dengan judul Pemanfaatan Teknologi Piezoelektrik sebagai Transduser
Energi Listrik Terbarukan dan Ramah Lingkungan, sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa (LKTIM) yang diselenggarakan oleh
UPT Asrama ITB. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai
pihak selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,
karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan penulisan
karya tulis ilmiah ini serta bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN...
1.3 Tujuan...
1.4 Manfaat.
METODE PENULISAN
2.1.1 Deskripsi
2.1.2 Tempat...
TINJAUAN PUSTAKA
10
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
13
5.2 Saran..
13
DAFTAR PUSTAKA...
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan yang ada dalam peradaban manusia membutuhkan adanya sumber energi.
Peningkatan besar di dalam produksi energi, terutama dari sumber yang dapat
diperbarui, sangat diharapkan mengubah pola ketergantungan manusia terhadap bahan
bakar fosil. Indonesia termasuk salah satu negara yang masih memiliki adiksi terhadap
bahan bakar fosil dan juga sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Persediaan
minyak bumi yang dimiliki Indonesia masih bisa bertahan 11 tahun, gas bumi 30 tahun,
dan batu bara 50 tahun lagi. (Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008).
Krisis energi adalah masalah yang sangat fundamental di Indonesia, khususnya
masalah energi listrik. Energi listrik merupakan energi yang sangat diperlukan bagi
manusia modern. Bahkan sebagian besar aktivitas manusia ditunjang dengan peralatan
dan teknologi yang menggunakan listrik sebagai sumber energi. Sejak beberapa tahun
terakhir ini, para ahli mulai mengubah pendapatnya tentang pemanfaatan sumber energi
yang ada di Indonesia. Telah timbul kesadaran bahwa sumber bahan bakar fosil yang
selama ini merupakan sumber energi andalan akan terancam habis dalam beberapa
tahun kedepan. Untuk itu, pemanfaatan sumber sumber energi alternatif yang baru dan
terbarukan harus senantiasa diupayakan secara intensif untuk menghadapi krisis energi
yang semakin terasa dampaknya saat ini.
Untuk mengatasi krisis energi fosil dan mendukung pengurangan pemanasan global,
maka telah dilakukan penghematan, pemberdayaan energi fosil yang masih banyak
cadangannya seperti batu bara, dan mencari berbagai energi alternatif. Salah satu energi
alternatif yang banyak dikembangkan saat ini adalah teknologi piezoelektrik, hal ini
dikarenakan piezoelektrik tidak memiliki zat buang sehingga tidak mencemari
lingkungan hidup, sumbernya tersedia sangat melimpah, dan mudah untuk
diimplementasikan. Dengan demikian, teknologi piezoelektrik dapat dimanfaatkan
sebagai pengubah (transduser) energi mekanik menjadi energi listrik yang terbarukan
(renewable) dan ramah lingkungan.
BAB II
METODE PENULISAN
2.1
2.1.1
Studi Pustaka
Deskripsi
2.1.2
Tempat
2.1.3
Referensi Utama
2.1.4
dari literatur maupun dari lapangan kemudian dianalisis. Sehubungan dengan itu metode
yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode deskriptif analitis
dengan pendekatan empiris dan rasional.
Karya tulis ilmiah ini terbagi menjadi lima bab, yaitu pendahuluan, metode
penulisan, tinjauan pustaka mengenai teknologi piezoelektrik, analisis dan pembahasan
mengenai pengaplikasian teknologi piezoelektrik sebagai transduser energi listrik
alternatif, serta penutup. Bab satu membahas latar belakang pengangkatan aspek karya
tulis ilmiah ini, rumusan masalah, tujuan, serta manfaat yang hendak dicapai melalui
penulisan karya tulis ilmiah ini.
Bab dua mendeskripsikan studi pustaka yang dilakukan, menyebutkan sumbersumber referensi terkait, serta menyajikan metode dan sistematika penulisan karya tulis
ilmiah ini. Pada bab tiga akan disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan
dikaji dengan menggunakan berbagai literatur sebagai sumbernya berupa pengertian
dan konsep kerja teknologi piezoelektrik serta sifat dan karakteristik material
piezoelektrik. Bab empat akan menjabarkan dan menganalisis masalah-masalah yang
telah dirumuskan secara lengkap berupa pemilihan material piezoelektrik yang ramah
lingkungan dan efisien, kalkulasi daya listrik yang dapat dihasilkan oleh suatu sistem
piezoelektrik serta pengaplikasian teknologi piezoelektrik sebagai transduser energi
listrik terbarukan dan ramah lingkungan. Bab lima berisi simpulan dan saran dari
penulis terkait dengan pemanfaatan teknologi piezoelektrik yang ramah lingkungan dan
terbarukan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Piezoelektrik
Piezoelektrik didefenisikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki sebagian kristal
maupun bahan-bahan tertentu lainnya yang dapat menghasilkan tegangan listrik jika
mendapatkan perlakuan tekanan atau regangan. Piezoelektrik adalah suatu efek yang
reversibel, dimana terdapat efek piezoelektrik langsung (direct piezoelectric effect) yaitu
produksi potensial listrik akibat adanya tekanan mekanik dan efek piezoelektrik balikan
(converse piezoelectric effect) yaitu produksi tekanan akibat pemberian tegangan listrik
yang menghasilkan perubahan dimensi (Triwahyuni, 2010). Skema sederhana
piezoelektrik dapat dilihat pada gambar berikut :
Company (JR East) sebagai alternatif energi sistem ticketing, display keberangkatan,
dan lampu penerangan. Pengaplikasian piezoelektrik tersebut
langkah tekanan kaki yang dapat menyalakan lampu dengan daya 60 watt selama satu
detik, maka dengan sedikit perhitungan manajemen JR East Station yakin bahwa
dengan lantai yang efektif diinjak sebesar 25 meter kuadrat maka akan menghasilkan
daya sebesar 1400 kW. Energi ini dapat menjalankan satu buah kereta listrik
(Saputri,2011).
3.2 Sifat dan Karakteristik Material Piezoelektrik
Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika dikenai
regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya,jika medan listrik diterapkan maka material
tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis. Barium titanate dan zirconate
titanate merupakan material piezoelektrik buatan manusia. Di alam ada banyak material
alami yang dapat memberikan efek piezoelektrik, seperti berlinite, kuarsa, turmalin, dan
garam rossel. Material jenis ini antara lain yaitu lapisan tipis rhombohedral lead
zirconium titanate (PZT) sebagai aktuator untuk MEMS, lapisan tipis aluminium nitride
(AIN) sebagai filter atau resonantor (orde GHz) berbasis efek surface acoustic wave
(SAW), komposit piezoelektrik seperti serbuk keramik PTCa yang didispersikan dalam
epoxy digunakan sebagai aktuator pembalik (listrik menjadi energi mekanik). Sifat dan
karakteristik beberapa material piezoelektrik dapat dilihat pada gambar berikut :
cacat kristal. Keramik amorf yang mengandung banyak cacat kristal menyebabkan
fonon selalu terhambur sehingga keramik merupakan konduktor panas yang buruk.
Mekanisme penghantaran panas oleh elektron, yang dominan pada logam, tidak
dominan di keramik karena elektron di keramik sebagian besar terlokalisasi..
Sebagai bentuk kristal, atom-atom dari kristal piezo mengatur diri secara teratur dan
berulang dalam pola 3 dimensi. Pola teratur dalam jangkau panjang yang menyangkut
puluhan jarak atom dihasilkan kordinasi bahan, yang menentukan bentuk luar dari
kristal seperti kuarsa memiliki bentuk permukaan bintang enam bunga salju. Fasa dari
kristal piezoelektrik yang dikategorikan sebagai keramik ini merupakan sebuah
kristalin. Piezoelektrik adalah salah satu sifat elektron magnetik keramik. Beberapa dari
jenis kristal keramik tidak memiliki simetri dan memiliki pengaruh ion. Adanya pusat
muatan positif dan negatif yang tidak identik mengakibatkan setiap sel satuannya
berperan sebagai dwikutub listrik kecil dengan ujung postif negatif..
Pengarahan momen dwikutub dari selsel satuan yang menghasilkan polarisasi,
yaitu muatan positif berhimpun pada salah satu sisi kristal dan muatan negatif
berhimpun pada ujung lainnya. Piezoelektrik juga memiliki sifat reversibel. Di dalam
sebuah kristal piezoelektrik, muatan listrik positif dan muatan listrk negatif terpisah
namun terdistribusi simetris sehingga kristal keseluruhan secara elektris bersifat netral.
Ketika diterapkan stress (tekanan), maka distribusi muatan yang simetris akan
terganggu sehingga muatan menjadi tidak simetris lagi, dan muatan yang tidak simetris
inilah yang menimbulkan medan listrik. Sebaliknya, ketika medan listrik diterapkan
pada material piezoelektrik akan terjadi deformasi mekanik yang menyebabkan material
berubah dimensi (struktur kristalnya dari kubik menjadi tetragonal atau rhombohedral).
Peristiwa ini dikarenakan pada saat medan listrik melewati material, molekul yang
terpolarisasi akan menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipol yang terinduksi
dengan molekul atau struktur kristal materi. Penyesuaian molekul ini mengakibatkan
material berubah dimensi.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan Material Piezoelektrik
Konsep teknologi yang penulis paparkan ialah terbarukan (renewable) dan ramah
lingkungan. Agar konsep tersebut dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu
pemilihan material yang memenuhi kualifikasi. Aspek-aspek penilaian yang terkait
dengan pemilihan material piezoelektrik yaitu kandungan timbal (Pb), sifat
piezoelektrik, dan temperatur Curie.
Material piezoelektrik yang saat ini banyak digunakan dan diproduksi adalah PZT
karena memiliki sifat piezoelektrik yang sangat baik. PZT memiliki komposisi
Pb(ZrTi)O3, PZT yang mengandung unsur Timbal (Pb) dan berbahaya terhadap
lingkungan jika diproduksi dalam skala besar. Oleh karena itu, penelitian terhadap
material keramik piezoelektrik bebas timbal dengan alternatif material pengganti yang
ramah lingkungan perlu dikembangkan. Salah satu alternatif material pengganti yang
ramah lingkungan dan telah dikembangkan untuk material piezoelektrik ini adalah
Bismut Natrium Titanat (BNT). BNT merupakan bahan keramik yang memiliki sifat
piezoelektrik yang cukup kuat, dapat diaplikasikan tanpa penambahan Pb. Kualitas
BNT masih di bawah PZT. Hal ini dapat dilihat dari besar temperatur Curie bahan
tersebut. Temperatur Curie bahan piezoelektrik PZT adalah 450 o C, sedangkan
temperatur Curie bahan piezoelektrik BNT adalah 320C. Semakin tinggi temperatur
Curie suatu bahan maka bahan semakin baik kualitas bahan tersebut. Karena dapat
diaplikasikan sampai batas temperatur Curie bahan tersebut (Takenaka, dkk, 1991).
Bahan BNT terus dimodifikasi dengan penambahan bahan-bahan lain seperti BT dan
juga BKT. Penambahan bahan BT dan BKT pada material piezoelektrik ini diharapkan
akan menghasilkan sifat piezoelektrik yang lebih kuat serta tetap merupakan bahan yang
ramah lingkungan. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan sinstesis dengan
metode solid state reaction terhadap bahan piezoelektrik BNT-BT-BKT, didapatkan
struktur perovskite yang optimal pada campuran 0.90BNT-0.05BT-0.05BKT (Wang,
dkk, 2004) dan pada campuran 0.93BNT-0.05BT-0.02BKT (Fahyuan, 2011). Bahan
Sistem piezoelektrik tersebut dilindungi dengan senyawa polimer karet agar tidak
mengalami kerusakan ketika ada tenaga mekanik yang bekerja pada permukaannya.
Agar menghasilkan voltase listrik yang cukup tinggi, maka unit-unit mikro ini disatukan
dalam suatu sistem yang lebih besar. Teknik penginstalasian piezoelektrik dapat dilihat
pada gambar berikut :
Dimensi satu unit karpet piezoelektrik ini adalah 1.500 mm x 500 mm. Maka,
jumlah mikropiezoelektrik yang terdapat dalam satu lembar karpet piezoelektrik adalah
31.250 unit. Karpet piezoelektrik ini dapat diinstalasi pada jalan raya, lantai stasiun
kereta api, dan tempat-tempat umum lainnya yang memiliki mobilitas tinggi sehingga
energi mekaniknya mudah diperoleh. Selanjutnya, untuk mengalkulasikan voltase yang
dihasilkan oleh satu unit mikropiezoelektrik dapat digunakan persamaan berikut :
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Agar teknologi piezoelektrik dapat berkembang dan terasa manfaatnya, penulis
menyarankan beberapa hal yaitu :
Pemerintah dengan badan yang berwenang mendukung produksi material
piezoelektrik secara massal agar tersebar di pasaran dan memiliki harga yang
kompetitif dengan batu bara.
2. Pengembangan kualitas material piezoelektrik diperlukan dalam mengatasi
kebocoran dielektrik sehingga efisiensi dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
William, D. 2003. Materials Science and Engineering. New York: John Wiley and
Sons, Inc.