Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
LANDASAN TEORI
A. MEDIS
1. PENGERTIAN
a. Hemoroid adalah bagian vena verikosa pada kanalis ani, hemoroid
timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran
balik, banyak terjadi pada usia diatas 25 tahun (Wilson, 2006 ).
b. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
Hemoroid internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas spingter anal
sedangkan yang muncul di spingter anal disebut hemoroid eksternal
(Smeltzer, 2001 ).
c. Hemoroid adalah pelebaran ( varices satu segmen atau lebih venavena hemoroiddalis ) (Mansjoer, 2001).
d. Haemorrhoid adalah masa faskuler yang menonjol kedalam lumen
rectum bagian bawah atau area perianal (Nettina, 2002).
Gambar I
Hemoroid
2. ANATOMI FISIOLOGIS
a. Anatomi :
lapisan
paling
luar,
dibentuk
oleh
peritoneum.
bagian
kiri
yaitu
sepertiga
distal
kolon
mendatar
perangsangan
sfingter
rektum
sedangkan
perangsangan
NO
DERAJAT
BERDARAH
MENONJOL
REPOSISI
(+)
(-)
(-)
II
(+)
(+)
Spontan
III
(+)
(+)
Manual
IV
(+)
Tetap
Tidak dapat
b. Haemorrhoid Eksterna
Pembesaran vena rektalis inferior yang terletak dibawah linea dentata
dan ditutupi epitel gepeng anoderm serta kulit perianal, ciri-ciri:
1) Nyeri sekali akibat perdarahan
2) Edema akibat thrombosis
3) Nyeri yang semakin bertambah
(Nettina, 2002)
5. PATOFISIOLOGIS
Nutrisi rendah serat konstipasi, pregnansi dapat meningkatkan tekanan
intra abdomen dan tekanan haemorrhoidial, mengakibatkan distensi vena
haemporrhoidal. Ketika rectal ampulla membentuk tonjolan, abstruksi
vena terjadi. Sebagai akibat dari terulangnya dan terjadi dalam waktu lama
peningkatan tekanan dan obtruksi, dilatasi permanen vena haemorrhoidal
terjadi. Akibat dari distensi itu, trombosis dan perdarahan terjadi.
(Black & Jacobs, 1993).Komplikasi utama adalah perdarahan trombosis
6. PATHWAY
Konstipasi
Peningkatan
tekanan intra
abdomen
Peningkatan
tekanan vena
Haemorrhoidalis
Nutrisi
Trombosis
Pembedahan
Prognancy
Trauma defekasi
Prolaps hemorrhoid
Psikologis
PK Pendarahan
Resiko untuk
konstipasi
Takut untuk
BAB
Ketakutan
Feses keras
Ansietas
Pendarahan
Resiko kekurangan
volume cairan
Resiko terjadi
infekasi
7. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri akut
Keterbatasan
gerak
Intoleransi
aktivitas
Fisik
Terputusnya
jaringan
Luka
Tempat
masuknya
mikroorganisme
Merangsan
g saraf
diameter
kecil
Gate
control
terbuka
8. KOMPLIKASI
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah :
a. Perdarahan.
b. Trombosis.
Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid.
c. Hemoroidal strangulasi.
9. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak
dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan
biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar.
Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan
karsinoma rektum.
b. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol
keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran.
Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya
dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan
penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai
struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita
diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan,
derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip,
fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
c. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan
bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat
tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda
yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
d. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
e. Pemeriksaan darah, urin, feses.
10
jaringan
disekitar
haemorrhoid
yang
menyebabkan
11
12
d.
e.
f.
anus.
Jangan mengedan berlebihan atau menahan napas terlalu lama saat
buang air besar (BAB). Tindakan tersebut dapat meningkatkan
g.
h.
B. KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat kesehatan:
1) Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi?
2) Adakah nyeri abdomen?
3) Apakah terdapat perdarahan dari rektum?
4) Berapa banyak, seberapa sering, apa warnanya?
13
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
(Doengoes, 2000)
2. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan inflamasi.
b. Resiko infeksi berhubungan denga n perdarahan.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan
hemoglobin.
d. Ansietas berhubungan dengan trauma nyeri saat bab.
(Doengoes, 2000)
penurunan
14
15
Intervensi
Rasional
hasil
1.
Nyeri kronis
Setelah dilakukan
berhubungan dengan
tindakan keperawatan
inflamasi.
2.
berkurang
Wajah tenang
Skala 0 3
130/80 100/60
Resiko infeksi
mmHg
Setelah dilakukan
berhubungan dengan
tindakan keperawatan
perdarahan.
1. Mengetahui tingkat
nyeri pasien
2. Mengetahui tanda
vital sign
3. Megurangi dan
ketenangan pasien
4. Mengurangi nyeri
dengan kolaborasi
obat.
1. Memantau terjadinya
inveksi
2. Observasi tanda- tanda
infeksi
2. Mengetahui
vital
3. Menganjurkan klien
petahanan tubuh
3. Menjaga
untuk menjaga
terkontaminasi
kebersihan luka.
dengan
4. Kolaborasi dan
mikroorganisme
16
Resiko kekurangan
Setelah dilakukan
volume cairan
tindakan keperawatan
berhubungan penurunan
hemoglobin.
laksanakan program
4. Mencegah dan
dokter
1. Observasi input dan
mengurangi infeksi
1. Mengetahui balance
output
2. Anjurkan klien untuk
cairan
2. Intake cukup
3. Mengetahui penyebab
penurunan hb dan
dampaknya
4. Mencegah terjadinya
anemia dan
menambah Zat besi.
pengobatan
4.
Ansietas berhubungan
Setalah dilakukan
tindakan keperawatan
BAB.
1. Obsevasi tingkat
kecemasan
kecamasan dan
rencana keperawatan
berkurang dengan
criteria :
a. Wajah tenang dan
rileks
b. Pasien mengetahui
1. Mengetai tinkat
selanjutnya
2. Mngurangi tingkat
kecemasan
3. Mengetahui dan
mengurangi
17
tentang penyakitnya.
kecemaan pasien.
18
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATN
Mahasiswa/NIM
Tanggal
: 17 Juli 2012
Jam
: 12.00 WIB
I.
Identitas
1. Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Status
Suku
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Tgl. Masuk RS
No.RM
Ruang
Diagnosis kerja/medis
: Bp. B
: 41th
: Laki-laki
: Kotagede, YK
: Menikah (kawin)
: Jawa
: Islam
: SLTA
: Karyawan Swasta
: 17-07-2012 (13.30 WIB)
: 00447xxx
: Ruang D
: Hematezesia dengan hemoroid
2. Keluarga / Penanggungjawab
Nama
: Ny. T
Umur
: 39th
Hubungan
: Saudara
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Tidak terkaji
Alamat
: Kotagede, YK
II.
19
: 3x sehari.
: Nasi, lauk, dan sayur.
: Satu porsi.
: Semua makanan suka.
: Hampir semua makanan disukai
: Sesuai ajaran yang dianut
: Tidak ada
: Di rumah
: Baik, karena setiap porsi yang
diberikan dapat dihabiskan oleh pasien
: 6-8 gelas,kurang lebih 200cc/gelas=
1200/1600cc/hari
Jenis minuman
: Air putih dan teh panas
Minuman yang tidak disukai : Hampir semua minuman suka
Minuman yang disukai
: Teh panas manis
Perubahan BB 6 bulan terakhir : Tetap
20
b. Selama sakit:
Jenis makanan
Frekuensi makan
Porsi makan yang dihabiskan
Banyaknya minum dalam sehari
Jenis minuman
Keluhan
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
1) Buang air besar (BAB)
a) Frekuensi
b) Waktu
c) Warna
d) Konsistensi
e) Posisi BAB
f) Penghantar untuk BAB
g) Pemakaian obat
h) Keluhan lain
i) Upaya yang dilakukan
2) Buang air kecil (BAK)
a) Frekunsi (dalam sehari)
b) Jumlah (cc/24 jam)
c) Warna
d) Bau
e) Keluhan
f) Upaya yang dilakukan
b. Selama sakit
1) Buang air besar (BAB)
a) Frekuensi
b) Waktu
c) Warna
d) Konsistensi
e) Keluhan
f) Upaya yang dilakukan
2) Buang air kecil (BAK)
a) Frekuensi
b) Jumlah
c) Warna
: BS
: 3x sehari
: 1 porsi dihabiskan
: 4 gelas sehari,
250cc/gelas= 1.000cc
: Air putih dan teh panas
: Mual
: 4 x sehari
: Pagi dan siang hari
: Kehitaman seperti kopi
: Lembek
: Jongkok
: Pasien mengatakan tidak pernah
memakai penghantar BAB
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: 7x sehari
: 1000-1200cc/24jam
: Kuning
: Khas urine
: Tidak ada keluhan
: Tidak ada
: Sering BAB 6x
: Pagi dan siang hari
: Merah kehitaman
: Cair
: Pasien berkata nyeri perut
: Keluarga pasien mambawa
pasien ke rumah sakit
: 6x sehari (sering)
: 1000cc/24 jam
: Kuning
21
d) Bau
e) Keluhan
f) Alat Bantu
3. Pola aktifitas istirahat-tidur
a. Sebelum sakit
1) Keadaan aktifitas sehari-hari
a) Kebiasaan olahraga
: Khas urine
: Tidak ada keluhan
: Tidak menggunakan alat bantu
b) Jenis olahraga
c) Lingkungan rumah
: Pasien berolahraga 1x
seminggu
: Bersepeda
: Lingkungan rumah cukup luas,
dan bersih
: Pasien tidak selalu memakai
alat bantu
e) Apakah aktifitas sehari-hari dapat dilakukan sendiri, bantuan
alat, orang lain, sangat tergantung :
Tabel II Aktifitas Sehari-hari Saat Sehat
AKTIVITAS
Mandi
Eliminasi
Berpakaian/berdandan
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulansi
Naik tangga
Memasak
Belanja
Merapikan rumah
Ket :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung total
2) Kebutuhan tidur
22
: 4 jam
b) Tidur siang
c) Tidur malam
: 4 jam
: Tidur malam
: Tidak ada
: Selimut, bantal,guling
h) Keluhan
3) Kebutuhan istirahat
a) Kapan
: Malam hari
b) Berapa lama
: Tidak tentu
: Kerja
: Ada
AKTIVITAS
Mandi
Makan/minum
Berpakaian/berdandan
Toileting
Mobilisasi di TT
Ambulansi/ROM
Berpindah
Sumber : Primer terolah
Ket :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
23
: 3 jam
Tidur malam
: 5 jam
: Tidak ada
b) Keluhan tidur
c) Pasien kesakitan
3) Kebutuhan istirahat
a) Perasaan pasien
2) Mandi menggunakan
3) Keluhan
: Sabun
: Tidak ada keluhan
b. Kebersihan Rambut
1) Mencuci rambut dengan
: Shampoo
2) Keluhan
c. Kebersihan Telinga
1) Kapan merawat telinga
: Tidak
3) Keluahan
d. Kebersihan Mata
1) Kebiasaan membersihkan mata
2) Keluhan
24
e. Kebersihan Mulut
1) Berapa kali menggosok gigi
: 2x sehari
: Iya
3) Keluhan
f. Kebersihan Kuku
1) Kapan memotong kuku
2) Cat kuku
3) Keluhan
:-
25
:-
:-
7. Pola Kognitif-Persepsi/Sensori
a. Keadaan mental
: Sadar
b. Berbicara
: Jelas
d. Kemampuan membaca
e. Kemampuan berkomunikasi
g. Tingkat ansietas
h. Keterampilan berkomunikasi
: Memadai
i. Pendengaran
j. Penglihatan
k. Vertigo
: Tidak
l. Nyeri
b. Ideal diri
c. Harga diri
26
e. Peran diri
9. Pola Koping
a. Pengambilan keputusan :
Sendiri dan istri
b. Hal-hal yang dilakukan jika mempunyai masalah :
Terkadang tidur
: Bekerja
b. Jenis pekerjaa
: Wiraswasta
: Tetangga, keluarga
Dalam satu rumah,
keluarga dalam rumah
terpisah
: Keluarga selalu
menunggu di rumah
sakit
: Tidak ada
: Tidak ada
3) Hubungan perkawinan
: Tidak ada
g. Selama sakit
1) Hubungn dengan anggota keluarga :
27
: Islam
2) Larangan agama
3) Kegiatan keagamaan
a) Macam
: Sholat 5 waktu
b) Frekuensi
b. Selama sakit
1) Kegiatan keagamaan yang ingin dilakukan
2) Membutuhkan bantuan
: Iya
: Iya
: Sholat 5 waktu
2. Pengukuran BB
3. Tanda vital
a. Tekanan darah
: 130/90 mmHg
Diukur di
Posisi pasien
: Supinasi
Ukuran manset
: Dewasa
b. Nadi
: 76 x/menit
Regular/ireguler : Reguler
Diukur di
28
Kualitas
: Kuat
: 36,10 C
c. Suhu
Diukur di
d. Repirasi
: Axila
: 14x/menit
Regular/ireguler : Reguler
Tipe pernafasan : Perut
4. Tingkat kesadaran
: Compos mentis
GCS : 15 E: 4 V: 5 M: 6
5. Keadaan umum
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Rambut
a) Rambut pasien berwarna hitam sebagian lagi berwarna putih,
rambut berminyak
b) Bentuk kepala bulat
c) Tidak terdapat bekas luka pada kulit kepala
d) Tidak terdapat nyeri tekan pada kepala
e) Terdapat finger print pada dahi
2) Mata
a) Wajah pasien berwarna sawo matang kemerahan dan berminyak
b) Mata kiri dan kanan pasien simetris
c) Pupil kana-kiri isokor
d) Sclera berwarna putih keruh
29
30
c) Perkusi
8) Abdomen
a) Inspeksi
d) Perkusi
9) Genetalia
Tidak terpasang DC.
10) Anus
Terdapat sedikit darah.
11) Ekstremitas
a) Atas
Anggota gerak lengkap, warna kulit sawo matang, turgor kulit
elastis, tidak terdapat kelainan jari pada tangan kanan dan kiri,
terpasang infus RL-500 20 tetes/menit di tangan kanan, kekuatan
otot kanan-kiri : 5/5
b) Bawah
31
V. Diagnostik Test
a. EKG
Hasil :
1) 12 Juli 2012 :
a) Rate
: 766 pm
b) PR Int
: 178 ms
c) ORS Dur
: 106 ms
d) QT
: 378 ms
e) QTC
: 425 ms
f) P-R-T AXES : 61 9 50
b. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
1) Tanggal 16 Juli 2012
Bahan : Darah
Table IV Pemeriksaan Laboratorium Berbahan Darah
No
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Normal
Hemoglobin
L 9,9
Gr/dL
13,5-17,5
Leukosit
H 12,99
Ribu/mmk
4,50-11,0
Eosinofil
0,2
0,0-5,0
Neutrofil Segmen
H 83,2
47,0-80,0
Limfosit
L 11,2
13,0-40,0
Monosit
5,3
2,0-11,0
32
Hct
L 30,9
41,0-53,0
Eritrosit
L 4,05
Juta/mmk
4,50-5,90
RDW
13,80
11,60-14,80
10
MCV/IER
L 76,30
fL
92,00-121.000
11
MCH/HER
L 24,40
pq
31,00-37,00
12
MCHC/KHER
32,0
g/dL
29,00-36,00
13
Trombosit
361
Ribu/mmk
140-440
14
MPV
8,80
fL
4,00-11,00
15
PDW
10,3
fL
No
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Normal
Warna
Kuning
Kuning
BJ
1.020
1.003-1.030
pH
6,0
4,5-8,0
Protein
Negatif
Negatif
Glukosa
Negatif
Negatif
Lekosit pucat
Negatif
Sel gliter
Negatif
Lekosit gelap
1+:<sel/LPB
Eritrosit
Negatif
10
Epitel
1+:<4sel/LPB
33
11
Ca Oxalat
Negatif
12
As.Urat
Negatif
13
Triple fosfat
Negatif
14
Bakteri
Negatif
15
Jamur
Negatif
16
Sil.Hyalin
Negatif
17
Sil.Granula
Negatif
18
Sil.Epitel
Negatif
19
Sil.Eritrosit
Negatif
20
Sil.Leukosit
Negatif
21
Lain-lain
Negatif
I.
PROGRAM PENGOBATAN
1. Cedantron 4mg/1amp
2. Kalnex 3x500 mg
3. Ranitidin 2x1 amp
4. Salofalk
5. Amoxilin
6. Terapi cairan RL 500cc
7. Diet BS
No
Nama Obat
Indikasi
1. Infus RL 20 Mengembalikan
keseimbangan elektrolit
tetes /menit
pada keadaan dehidrasi
dan syok hipovolemik.
Ringer laktat menjadi
kurang disukai karena
Kontraindikasi
Hipernatremia, kelainan
ginjal, kerusakan sel
hati, asidosis laktat.
Efek samping
34
2.
Cendanteron
3.
Kalnex
4.
Ranitidin
5.
Salofalk
menyebabkan
hiperkloremia dan
asidosis metabolik,
karena akan
menyebabkan
penumpukan asam
laktat yang tinggi.
Mual & muntah karena
kemoterapi sitotoksik,
radioterapi atau setelah
operasi.
Hipersensitif
Sembelit/susah
buang air besar,
sakit kepala,
perasaan panas
atau hangat di
kepala & ulu hati.
Gangguan saluran
cerna,
mual,
pusing, muntah,
anoreksia
(kehilangan nafsu
makan),
eksantema (erupsi
kulit yang timbul
serentak
dan
tersebar, biasanya
diiringi demam)
dan sakit kepala.
Menghilangkan gejalaTidak dianjurkan pada Adakalanya
gejala ketidakmampuan anak usia kurang 16th
terjadi hepatitis
mencerna asam dan rasa
yang
bersifat
panas pada ulu hati,
reversible, ruam
ulkus lambung jinak dan
kulit, leucopenia,
ulkus duodenum, refluk
sakit kepala dan
esofagitis, dyspepsia
pusing.
yang menahun,
mencegah perdaran
karena ulserasi akibat
stress atau ulkus
peptikum.
Kolitis ulseratif akut
Penderitaan
dengan Eksantema alergi,
serta untuk pencegahan gangguan ginjal yang demam,
dari kambuhan.
berat, gangguan fungsi bronkospasme,
hati
dan
ulkus sindroma
35
6.
Amoxilin
menyerupai lupus
eritematosis
Pada pasien yang
hipersensitif
dapat
terjadi
reaksi
alergi
seperti
urticaria, ruam
kulit, angioedema
dan
gangguan
saluran
cerna
seperti
diare,
mual, muntah,
glositis
dan
stomatitis.
Kemungkinan
reaksi anafilaksi.
: Bp. B
Ruang
No
Data
Masalah
Penyebab
1.
DS:
Nyeri akut
Pasien
mengatakan
nyeri
(adanya
36
DO:
Klien
tampak
menahan nyeri
pembengkakan,
pembuluh
darah
pada anus).
meringis,
DS:
Diare
Malabsorpsi dan
ansietas.
DS:
- Pasien mengatakan nyeri pada
perut
- Pasien mengatakan mual
DO:
- Membran mukosa pasien
kering
- Turgor kulit tidak elastic
- Hb : 9,9 Gr/dL
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Faktor biologis
37
4.
DS:
- Pasien mengatakan sulit tidur
DO:
- Pasien terlihat kurang
berkonsentrasi
- Pasien mengalami gangguan
tidur
Ansietas
Stress
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (adanya pembengkakan, trombus
pembuluh darah pada anus) ditandai dengan:
DS:
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian perutnya
- Pasien mengatakan badan lemas
- Skala nyeri 7
DO:
Klien tampak meringis, menahan nyeri
Klien tampak memegangi daerah yang nyeri
HR : 76 x/menit
38
TD : 130/90 mmHg
Mata pasien tampak sayu
Tampak capek
2
39
IX.
Rencana Keperawatan
Nama
: Bp. B
Ruang
: Ruang D
No.
1.
DIAGNOSA
INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN
Tanggal : 17 Juli 2012
HASIL
Tanggal : 17 Juli 2012
Jam
: 09.00 WIB
Jam
Jam
Jam
Nyeri
akut
: 09.00 WIB
: 09.00 WIB
: 09.00 WIB
komprehensif termasuk
nyeri
(adanya
lokasi,
pasien
trombus
darah mengalami
dengan
criteria hasil :
- Mampu mengontrol nyeri
DS:
-
nyeri
karakteristik,
1. Mengetahui
yang
tingkat
dialami
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
3. Kontrol
yang
2. Mengetahui
reaksi
lingkungan
dapat
3. Lingkingan
tenang
dan
yang
nyaman
40
badan lemas.
DO:
- Tidak
nyeri
normal
Skala nyeri 7
mempengaruhi
mengalami
gangguan tidur
pencahayaan
nyeri pasien
dan
kebisingan
4. Ajarkan tehknik nafas
dalam,
Klien
tampak
memegangi daerah yang
nyeri
relaksasi,
kompres hangat-dingin
4. Tehknik
nonfarmakologis dapat
membantu pasien untuk
meringankan rasa nyeri
HR : 76 x/menit
yang dialami
5. Tingkatkan istirahat
TD : 130/90 mmHg
5. Istirahat yang
dapat
cukup
menghilangkan
Tampak capek
pasien
6. Kolaborasi
dalam
pemberian analgetik
6. Pemberian
pada
pasien
analgeti
dapat
Jam
Jam
Jam
Jam
: 09.20 WIB
: 09.20 WIB
: 09.20 WIB
: 09.20 WIB
41
2.
Ketidakseimbangan nutrisi:
keperawatan selama 3 x 24
jam
ketidakseimbangan
mengkonsumsi makan.
2. Monitor intake nutrisi.
criteria hasil :
- Menghabiskan
nutrisi
porsi
makan
13,5-17,5
fowler
tinggi
selama makan.
lembab
apakah
mengalami
yang
tidak
seimbang.
3. Posisi
tersebut
memudahkan
pasien
Gr/dL
- Membrane mukosa pasien
3.
2. Mengetahui
pasien
- Hemoglobin
makanan
sedikit-sedikit
akan
memenuhi kebutuhan.
5. Untuk
jumlah
menentukan
kalori
nutrisi pasien.
Tanggal : 17 Juli 2012
Jam
Jam
Jam
Jam
: 09.40 WIB
: 09.40 WIB
: 09.40 WIB
dan
: 09.40 WIB
1. Mengetahui
keadaan
42
malabsorpsi
dan
ditandai dengan:
jam
DS:
Pasien mengatakan nyeri
perut terkadang seperti
kram
DO:
BAB 6x sehari
Bising
menit
usus
19x
per
diare
pasien
dapat
(elektrolit
leukosit).
hasil
dan
frekuensi
konsistensi feses.
dan
tidak
tehknik
informasi
tehadap
3. Mengetahui
feses
- Elektrolit normal.
mukosa
lab
mucus.
pengurangan
stress.
memvbantu
normal.
tepat.
memperbaiki
untuk
pencernaan pasien.
4.
Jam
Jam
Jam
Jam
: 09.55 WIB
: 09.55 WIB
situasional
: 09.55 WIB
1. Identifikasi
ansietas pasien.
rasa
: 09.55 WIB
1. Memahami
dari pasien.
keadaan
43
dengan :
DS:
- Pasien mengatakan mual
- Pasien mengatakan sulit
tidur
DO:
- Pasien terlihat kurang
-
berkonsentrasi
Pasien mengalami
gangguan tidur
situasi
mampu
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
gejala
yang
menimbulkan ansietas.
3. Dorong
pasien
mengungkapkan
rasa
ansietas.
cemas.
- Vital sign dalam batas
normal.
- Postur
tubuh,
ekspresi
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
2. Situasi
yang
terkoordinasi
akan
mengurangi ansietas.
3. Mengungkapkan
perasaan
akan
mengurangi stress.
4. Pasien
memberikan keamanan
tenang
dan
diperhatikan.
mengurangi
akan
lebih
bila
ansietas.
5. Libatkan
keluarga
mendampingi pasien.
6. Berikan informasi yang
factual
mengenai
penyakit pasien.
44
X.
CATATAN PERKEMBANGAN
: D/9B
DIAGNOSA
DX.1
TGL/JAM
17 Juli 2012
13.20
IMPLEMENTASI
I:
1. Mengobservasi tingkat nyeri
pasien.Pasien mengatakan
13.20
13.35
13.50
DX.2
13.50
17 Juli 2012
13.20
I:
1. Mengobservasi keadaan mual
pasien.
13.35
13.35
PARAF
45
pasien.
13.35
13.50
DX.3
17Juli 2012
I:
13.20
13.20
13.30
13.50
DX.4
17Juli 2012
13.20
13.50
BAB darah.
46
DX.1
18 Juli 2012
07.30
07.40
08.00
berkurang.
2. Mengukur vital sign
d. N : 84x/mnt
e. R: 24 x/mnt
f. Suhu : 36,60 C
3. Memberikan obat IV
g. Kalnex
h. Ranitidine
4. Mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam disetiap nyeri
muncul:
Klien sudah dapat melakukan
08.15
12.35
E:
47
13.50
DX.2
18 Juli 2012
S: -
07.30
08.00
09.00
2. Memberikan
posisi
semi
12.00
DX.3
18 Juli 2012
P: lanjutkan intervensi.
S: pasien mengatakan perut sudah
48
07.30
09.00
11.40
2. Mengajarkan
tehknik
pada
pengurangan
pasien
stress
DX.4
18 Juli 2012
07.30
P: lanjutkan intervensi.
S : pasien mengatakan bisa tidur
tadi malam.
O : pasien terlihat tenang, sedikit
lemas.
A: masalah teratasi sebagian.
P :lanjutkan intervensi.
I:
1. Mengobservasi kecemasan
pasien.
2. Memberikan informasi
tentang penyakitnya.
E:
49
09.00
09.15
3.
DX.1
13.50
19 Juli 2012
07.30
07.50
07.50
08.00
08.15
08.45
E:
S : pasien mengatakan nyeri
hilang.
O: wajah tenang dan tidak
50
12.55
menahan sakit.
A: masalah dapat teratasi.
P: hentikan intervensi
13.45
13.50
DX.2
19 Juli 2012
07.30
O7.40
07.45
08.20
gelas.
5. Mengobservasi intake dan
output makan pasien
12.00
12.30
E:
S:O: pasien tidak merasa mual dan
dapat makan dengan
menghabiskan 1 porsi.
51
DX.3
19 Juli 2012
07.30
09.00
pasien 5x/menit.
2. Frekuensi BAB pasien 1 kali,
12.00
DX.4
19 Juli 2012
07.30
P: hentikan intervensi.
S : pasien mengatakan keadaan
baik.
O: wajah tenang dan terlihat
tiduran dengan rileks.
A: masalah dapat teratasi.
P: hentikan intervensi.
I:
1. Mengobservasi kecemasan
Pasien sudah tidak takut lagi.
2. Mengobservasi kecemasan
pasien, pasien sudah tenang
52
BAB III
PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang pasien kelolaan
dikelola tga hari di ruang D Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada 17-19 Juli 2012
53
54
C. Perencanaan
Dilakukan penulisan perencanaan dengan menyesuaikan teori Doengoes 2000 dan
NANDA 2011 :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (adanya pembengkakan,
trombus pembuluh darah pada anus). Tindakan yang sudah dilakukan :
55
56
DX.3
1. Observasi turgor kulit, mukosa oral sebagai indikasi dehidrasi.
2. Monitor hasil lab (elektrolit dan leukosit).
3. Catat warna, volume, frekuensi dan konsistensi feses.
4. Ajarkan pada pasien tehknik pengurangan stress.
DX.4
1. Identifikasi rasa ansietas pasien.
2. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan ansietas.
57
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (adanya pembengkakan,
trombus pembuluh darah pada anus). Diangkat sebagai diagnosa karena
pasien mengalami hemoroid dan BAB berwarna merah-hitam.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Faktor biologis. Diangakat sebagai diagnosa karena pasien
58
Saran
1. STIKES Bethesda Yogyakarta
Melanjutkan kegiatan dan pertahankan kualitas pengajaran pada
mahasiswa.
2. Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Pertahankan kualitas pelayanan perawat kepada pasien, agar pasien cepat
sembuh dan pasien merasa nyaman dirawat di Rumah Sakit Bethesda.