BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ada banyak metode untuk mengetahui ataupun mengidentifikasi zat aktif
yang terdapat dalam suatu ekstrak. Dari berbagai metode yang ada tersebut, akan
dipelajari metode identifikasi (KLT (kromatografi Lapis Tipis) dan KKT (Kromatografi
kertas).
Secara umum, pengetahuan identifikasi zat aktif sangat penting dalam dunia
kefarmasian, karena dengan identifikasi tersebut maka dapat dibedakan fungsi
terapi dari tiap bahan ekstrak yang didapat dari alam tersebut.
Karena pentingnya identifikasi tersebut maka perlu diketahui cara/metode
untuk hal itu, dan metode identifikasi (KLT (kromatografi Lapis Tipis) dan KKT
(Kromatografi kertas) dapat digunakan
Kata Kromatografi mengandung makna warna namun tak ada hubungan
langsung kecuali senyawa pertama yang dipisahkan dengan cara ini adalah pigmen
hijau tumbuhan. Hampir setiap senyawa kimia mulai dari bobot molekul rendah
sampai bobot molekul tinggi, dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya
dengan beberapa metode kromatografi.
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penyerapan atau
Kromatografi
mengandung
makna
warna
dipisahkan
dengan
cara
ini
adalah
pigmen
hijau
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
lapis
tipis
ialah
metyode
pemisahan
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
Rf 4. 0,78
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
dan
luas
permukaannya.
Beberapa
prosedur
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
bercak menjadi
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
untuk
senyawa
BAB III
PROSEDUR KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
Adapun
alat
yang
digunakan
yaitu
254
batang
dab UV
366
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
BAB IV
HASIL
IV. 1 Gambar Pengamatan
Gambar Lempeng KLT I
ekstrak n-heksan:
UV 254 nm
ekstrak n-butanol:
Rf 1. 0,96
Rf 1. 0,87
Rf 2. 0,83
Rf 2. 0,78
Rf 3. 0,74
Rf 4. 0,65
Rf 5. 0,52
Rf 6. 0,36
UV 366 nm
ekstrak
n-heksan:
Rf 1.
Rf 2.
Rf 3.
Pereaksi Spesifik
Rf 4.
(H2SO4)
0,96
Rf 1. 0,87
0,83
Rf 2. 0,78
0,74
0,65
Rf 5.
0,52
Rf 6.
0,36
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
ekstrak n-butanol:
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
ekstrak n-heksan:
ekstrak n-butanol:
Rf 1. 0,96
Rf 1. 0,87
Rf 2. 0,83
Rf 2. 0,78
Rf 3. 0,74
Rf 4. 0,65
Rf 5. 0,52
Rf 6. 0,36
UV 366 nm
Gambar
Lempeng KLT II
UV 254 nm
ekstrak
metanol:
ekstrak n-
heksan:
Rf
1. 0,74
Rf 1. 0,90
Rf
2. 0,65
Rf 2. 0,78
Rf
3. 0,36
Rf 3. 0,70
Rf 4. 0,63
Rf 5. 0,56
Rf 6. 0,32
Pereaksi Spesifik
(H2SO4)
ekstrak
metanol:
ekstrak n-
heksan:
Rf
1. 0,74
Rf 1. 0,90
Rf
2. 0,65
Rf 2. 0,78
Rf
3. 0,36
Rf 3. 0,70
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
Rf 4. 0,63
Rf 5. 0,56
Rf 6. 0,32
ekstrak metanol:
Rf 1. 0,74
ekstrak n-heksan:
Rf 1. 0,90
Rf 2. 0,65
Rf 2. 0,78
Rf 3. 0,36
Rf 3. 0,70
Rf 4. 0,63
Rf 5. 0,56
Rf 6. 0,32
BAB IV
UV 254 nm
HASIL
IV. 1 Gambar
Gambar
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Pengamatan
Lempeng KLT I
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
ekstrak n-heksan:
ekstrak n-butanol:
Rf 1. 0,96
Rf 1. 0,87
Rf 2. 0,83
Rf 2. 0,78
Rf 3. 0,74
Rf 4. 0,65
Rf 5. 0,52
Rf 6. 0,36
UV 366 nm
ekstrak
n-heksan:
ekstrak n-butanol:
Rf 1.
0,96
Rf 1. 0,87
Rf 2.
0,83
Rf 2. 0,78
Rf 3.
0,74
Rf 4.
0,65
Rf 5.
0,52
Rf 6.
0,36
Pereaksi Spesifik
(H2SO4)
ekstrak
n-heksan:
ekstrak n-butanol:
Rf 1.
0,96
Rf 1. 0,87
Rf 2.
0,83
Rf 2. 0,78
Rf 3.
0,74
Rf 4.
0,65
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
Rf 5. 0,52
Rf 6. 0,36
metanol:
ekstrak n-
heksan:
Rf
1. 0,74
Rf 1. 0,90
Rf
2. 0,65
Rf 2. 0,78
Rf
3. 0,36
Rf 3. 0,70
UV 366 nm
Rf 4. 0,63
Rf 5. 0,56
Rf 6. 0,32
ekstrak
metanol:
ekstrak n-
heksan:
Rf
1. 0,74
Rf 1. 0,90
Rf
2. 0,65
Rf 2. 0,78
3. 0,36
Rf 3. 0,70
Rf
Pereaksi Spesifik
(H2SO4)
Rf 4. 0,63
Rf 5. 0,56
Rf 6. 0,32
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
ekstrak metanol:
Rf 1. 0,74
ekstrak n-heksan:
Rf 1. 0,90
Rf 2. 0,65
Rf 2. 0,78
Rf 3. 0,36
Rf 3. 0,70
Rf 4. 0,63
Rf 5. 0,56
Rf 6. 0,32
IV.2 .Perhitungan
Rf =
N-Heksan
Noda pertama
5,1 cm
5,5 cm
= 0,97 cm
Noda kedua
4,5 cm
5,5 cm
= 0,818 cm
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
Noda ketiga
4 cm
5,5 cm
= 0,727 cm
Noda keempat
3,5 cm
5,5 cm
= 0,636 cm
Metanol
Noda pertama
4,7 cm
5,5 cm
= 0,85 cm
Noda kedua
2,5 cm
5,5 cm
= 0,45 cm
UV 254
N-Heksan
Noda pertama
5,3 cm
5,5 cm
= 0,96 cm
Noda kedua
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
4,6 cm
5,5 cm
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
= 0,836 cm
Noda ketiga
4,1 cm
5,5 cm
= 0,745 cm
Noda keempat
3,6 cm
5,5 cm
= 0,654 cm
Noda kelima
2,9 cm
5,5 cm
= 0,527 cm
Noda keenam
2 cm
5,5 cm
= 0,363 cm
n- butanol
Noda pertama
4,8 cm
5,5 cm
= 0,872 cm
Noda kedua
4,3 cm
5,5 cm
= 0,781 cm
UV 366
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
N-Heksan
Noda pertama
5 cm
5,5 cm
= 0,909 cm
Noda kedua
4,3 cm
5,5 cm
= 0,781 cm
Noda ketiga
3,9 cm
5,5 cm
= 0,709 cm
Noda keempat
3,5 cm
5,5 cm
= 0,636 cm
Noda kelima
3,1 cm
5,5 cm
= 0,563 cm
Noda keenam
1,8 cm
5,5 cm
= 0,327 cm
Metanol
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
Noda pertama
4,1 cm
5,5 cm
= 0,745 cm
Noda kedua
3,6 cm
5,5 cm
= 0,65 cm
Noda ketiga
2 cm
5,5 cm
= 0,363 cm
BAB V
PEMBAHASAN
Kromatografi
adalah
suatu
prosedur
yang
memungkinkan
pemisahancampuran zat terlarut bergantung pada derajat pada mana berbagai zat
terlarut diadsorpsi dibagi atau ditukar antara larutan asal (fase bergerak)dan suatu
fase padat atau fase cair kedua, yang dikenal sebagai fase diam.
Pada percobaan pemisahan dan identifikasi asam amino ini digunakan
kromatografi lapis tipis (KLT). Pada percobaan ini dilakukan identifikasiasam amino
pada suatu sampel dengan metode kromatografi lapis tipis(KLT), dimana dilakukan
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
perhitungan nilai Rf beberapa asam amino yang digunakan dan asam amino
sampel yang akan diidentifikasi
Pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya menggunakan lapis tipis silica
atau alumina yag seragam pada sebuah lempengan gelas atau logam atau plastic
yang keras. Gel silica atau alumina mengandung substansi dimana substansi
tersebut dapat berpendar flour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan
pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Fase diam lainnya yang biasa
digunakan adalah alumina ( alumunium oksida ).
Sedangkan fase gerak kromatografi disebut juga dengan eluent. Eluent
adalah fase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan
( feed ) untuk melewati fase diam ( adsorbent ). Pemisahan komponen sangat
dipengaruhi oleh adanya interaksi antara adsorbent dan eluen . Dalam kromatografi
lapis tipis, eluen biasanya disebut sebagai larutan pengembang.
Praktikum
kromatografi lapis tipis terhadap sampel daun jati belanda ( Guazuma ulmifolia L)
kemudian ditambahkan akuades dengan perbandingan 1:1. Setelah itu ditambahkan
dengan n-heksan
Gambarkan garis- garis pembatas pada lempengan. Panjang lempengan
yang digunakan adalah 7 cm. Beri garis yang berjarak 1,5 cm dari dasar lempengan.
Sedangkan untuk bagian atas lempengan diberi garis yang berjarak 0,5 cm. Setelah
diberi garis, ditetesi/ ditempeli sampel dan larutan standar pada garis bawah
lempengan dimana jarak penetesannya adalah 1 cm. Penetesan atau penempelan
sampel dinamakan dengan pembuatan noda. Pembuatan noda sebaikanya
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
menggunakan microfilter agar noda yang dibuat memiliki diameter yang sesuai
dengan diameter titik pada garis. Setelah dilakukan pembuatan noda, dimasukkan
lempengan kedalam wadah chamber yang telah berisi larutan standar dimana batas
pencelupannya adalah ketika permukaan larutan sejajar dengan garis bawah
lempengan.
Rf atau Retardation Factor merupakan parameter berapa jauh zat yang akan
dipisahkan bergerak dibandingkan dengan gerakan dari fase mobile pada waktu
yang sama.
Adanya kesalahan dari hasil percobaan yang dilakukan, yaituperbedaan nilai
Rf asam amino yang diperoleh dengan nilai Rf asam aminoberdasarkan tabel,
mungkin disebabkan karena saat melakukan proses elusi,chamber yang digunakan
tidak terlalu rapat, atau dapat pula karenapembuatan eluaen yang tidak terlau tepat
perbandingannya atau ini juga bisaterjadi karena adanya beberapa faktor yaitu pada
saat penotolannyadilakukan berkali-kali pada tempat penotolan yang sama sehingga
hasilpenotolannya melebar, faktor yang lain pada saat proses elusi plat
KLTmengenai larutan eluen sehingga asam aminonya menjadi larut dalam eluen
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
DAFTAR PUSTAKA
Agus, 2006,
JatiBelanda,Artikel,http://www.asiamaya.com/jamu/isi/jatibelan
da sterculiaceae.htm, diakses tanggal 26 oktober 2012.
Amin,Ansi. 2012. Penuntun Praktikum Farmakognosi 2. UMI :
Makassar
Anonim. 2012. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I.
Universitas Muslim Indoseia: Makassar
Rohman, Abdul. 2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Graha
Ilmu : Jakarta
Stahl,
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Kromatografi
Selpida Handayani,
dan
I d e n t i fi k a s i G o l o n g a n K i m i a D e n g a n K L T
Untung. O., eat all. 2009. Herbal Indonesia Berkhasiat, Bukti Ilmiah
dan Cara Racik vol. 8. PT. Trubus Swadaya: Jakarta
Rafsyannarullah
S.Farm, Apt
150 2010 012
Selpida Handayani,