A
KEPALA
Bagaimana bisa
terjadi?
Benturan
pada
kepala
dapat
mengakibatkan
perdarahan
dan
pembengkakan otak yang
meningkatkan tekanan di
dalam kepala. Peningkatan
tekanan di dalam kepala
tersebut menyebabkan otak
terdesak sehingga saraf
saraf didalamnya rusak dan
mengalami gangguan.
Otak
dapat
mengalami
kerusakan secara langsung
jika terjadi trauma tembus
atau penetrasi pada kepala,
misalnya karena luka tusuk
atau tembak.
Apa penyebabnya?
Apa tanda dan
gejalanya?
Pasien
sadar
dan
menuruti
perintah
pemeriksa
Tidak ada penurunan
kesadaran
atau
kehilangan kesadaran <
20 menit
Amnesia post traumatik
< 24 jam
Tidak ada gangguan
saraf
Tidak ada muntah
Pasien dapat mengeluh
nyeri kepala atau pusing
Pasien
mengalami
penurunan
kesadaran
yang
progresif
atau
kehilangan kesadaran >
36 jam
Amnesia post traumatik
> 7 hari
Tanda kerusakan saraf
fokal (sesuai lokasi otak
yang
mengalami
kerusakan),
misalnya
gangguan penglihatan,
gangguan nafas dan
kelumpuhan.
Pada
kasus
cedera
kepala resiko terjadinya
penyakit
Alzheimer
menjadi
tinggi
dan
sedikit
kasus
berkembang
menjadi
Parkinson
Exposure,
melakukan
pemeriksaan fisik secara
menyeluruh
dan
mencermati apakah ada
cedera lain di tubuh pasien.
Apa saja
komplikasinya?
Koma
Penderita tidak sadar
dan tidak memberikan
respon. Pada situasi ini
secara
khas
berlangsung
hanya
beberapa
hari
atau
minggu, setelah masa
ini
penderita
akan
terbangun,
sedangkan
beberapa kasus lainnya
memasuki
vegetatif
state
(tidak
sadar
hingga berbulan-bulan).
Kejang
Penderita
yang
mengalami
cedera
kepala dapat mengalami
kejang
pada
masa
minggu pertama setelah
cedera.
Infeksi
Fraktur (retak / patah)
tulang tengkorak atau
luka
terbuka
dapat
merobekkan membran
otak
(meningen)
sehingga kuman dapat
masuk
dan
menyebabkan infeksi.
Alzheimer atau
parkinson
Terapi Medikamentosa
Bagaimana
penanganannya?
Airway, memastikan jalan
nafas tidak terganggu atau
tersumbat. Pada pasien
CKB
dengan
sumbatan
jalan
nafas
dilakukan
pemasangan Endotracheal
Tube.
Breathing,
memastikan
pasien
dapat
bernafas
normal dan spontan. Jika
terdapat gangguan nafas
dapat diberikan oksigen
dan dipasang ventilator jika
tidak
dapat
bernafas
spontan.
Circulation,
memastikan
aliran
darah
lancar
termasuk
monitoring
tekanan darah pasien.
Disability,
melakukan
pemeriksaan
fungsi
neurologis dan GCS secara
berkala untuk mendeteksi
perburukan klinis secara
dini.
Analgetik,
digunakan
untuk mengurangi rasa
nyeri
yang
dialami
penderita.
Antikonvulsan,
digunakan
untuk
menghentikan
kejang
yang mungkin terjadi
pada
pasien
cedera
kepala.
Antikonvulsan
juga dapat diberikan
sebelum kejang muncul
sebagai
profilaksis
(pencegahan).
Terapi Bedah
Terapi
bedah
umumnya
dilakukan
jika
terjadi
perdarahan
yang
mengakibatkan
peningkatan tekanan di
dalam
kepala
dan
berpotensi
menyebabkan
perburukan klinis secara
progresif.