Anda di halaman 1dari 16

Biotic

Kue Putri Salju dari Kulit Singkong

Oleh:
Erfiki Dwiana Intan. R
Handini Dwi Reksa Palupi
Nilta Husnayaini

Kata Pengantar
Puji syukur atas rahmat, taufik, dan hidayah Alloh SWT sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong (Manihot
esculenta L. skin) sebagai Kue Putri Salju tepat waktu.
Kami menyadari bahwa penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman kami yang cukup terbatas. Kami berharap
karya tulis ini dapat memberi wawasan kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah kulit
singkong yang bisa menjadi makanan ringan. Sehingga limbah kulit singkong tidak lagi
hanya dibuang di tempat sampah, tetapi dapat berguna sebagai bahan yang dapat dikonsumsi
manusia.
Akhirnya, kami mengharapkan berbagai saran dan kritikan dari berbagai pihak
sebagai perbaikan untuk karya tulis ini. Semoga Alloh SWT selalu melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Surabaya, 14 April 2013

Penulis

Daftar Isi
Kata pengantar
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
Bab II Pembahasan
2.1 Tanaman Singkong
2.2 Kandungan yang Terdapat dalam Singkong
2.2.a. Kulit Singkong
2.2.b. Asam Sianida
2.3. Dampak Limbah Kulit Singkong terhadap Lingkungan
2.4. Cara Mengurangi Kadar HCN
Bab III Metodologi
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1. Bahan
3.2.2. Alat dan Bahan pembuatan tepung
3.3.3. Metode pembuatan tepung kulit singkong
3.3.4. Alat dan bahan Pembuatan Kue Putri Salju
3.3.5. Metode Pembuatan Kue Putri Salju dari Tepung Kulit Singkong
Bab IV Penutup
4.1. Daftar biaya yang dikeluarkan
4.2. Kesimpulan
4.3. Saran

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mendambakan hidup sehat, kebaikan, dan
kecantikan. Namun yang paling diutamakan dalam mencapai keinginan-keinginannya adalah
kesehatan tubuh.
Pencegahan penyakit adalah langkah paling efektif dari semua teknologi tinggi dibidang
pengobatan karena ada pepatah cegah sebelum terjadi patut menjadi pedoman hidup sehat.
Kita perlu memahami sebab-sebab setiap jenis penyakit lebih dulu. Misalnya kanker, kanker
berawal dari gaya hidup yang tidak sesuai dan lingkungan yang tidak sehat. Oleh sebab itu
kita harus hati-hati memilih makanan dan obat-obatan. Tekanan darah tinggi, lemah jantung,
dll. Kebanyakan berawal dari masalah peredaran darah. Jadi kita harus hati-hati memilih
makanan dan rajin berolah raga untuk meningkatkan dan melancarkan peredaran darah serta
metabolisme tubuh. Semua ini terlihat rumit namun sebenarnya mudah dilaksanakan untuk
tetap hidup sehat.
Masyarakat modern pada umumnya tidak memperoleh vitamin, serat, mineral yang
mencukupi karena kurangnya konsumsi buah dan sayur, tapi lebih suka daging, susu, telur,
makanan ringan dan manis secara berlebihan. Hal ini yang membuat menjadi tidak hidup
sehat.
Menurut penyelidikan ahli kesehatan Amerika Serikat tahun 2000, kira-kira 30% penyakit
kronik berawal dari cara makan yang tidak hidup sehat. Penambahan bahan pengawet dan
pewarna, cara masak dengan suhu panas, menggoreng merupakan penyebab hilangnya
kandungan yang bermanfaat dalam makanan.Makanan merupakan sumber energi yang
dibutuhkan manusia untuk melakukan aktivitas. Dan di dalam makanan terkandung berbagai
zat yang diperlukan tubuh, di antaranya yaitu:
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komponen yang penting bagi tubuh karena karbohidrat merupakan
sumber energi yang dibutuhkan tubuh kita untuk bergerak dan melakukan aktivitas.
b. b. Protein
Protein berfungsi sebagai enzim yang dibutuhkan pada reaksi-reaksi kimia yang
terjadi dalam metabolisme tubuh. Ada 2 jenos protein, yaitu protein hewani dan
protein nabati.
c. Lemak
Lemak yang baik untuk tubuh adalah lemak tak jenuh yang banyak terdapat pada
kacang-kacangan, minyak zaitun, biji-bijian (wijen, biji bunga matahari), buah
alpukat ataupun ikan.
Lemak jenuh atau yang sering disebut lemak jahat/berbahaya, sering kita temukan
pada produk olahan hewani, seperti daging dan jerohan (hati, paru, usus, dll). Lemak
jenis ini tidak baik untuk tubuh karena akan meningkatkan kolesterol dalam darah.
d. Mineral
Banyak sekali jenis mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti kalsium, kalium,
zatbesi. Mineral-mineral ini bisa didapatkan pada susu dan produk olahannya (keju,
yogurt), buah-buahan, maupun sayuran.
e. Vitamin
Vitamin merupakan zat sangat penting untuk menunjang kesehatan tubuh,
meningkatkan daya tahan, dan perawatan organ tubuh kita. Vitamin banyak kita
dapatkan pada buah-buahan (apel, jambu, jeruk, melon, dll) dan sayuran (kangkung,
bayam, wortel, brokoli, dll.).

f. Serat
Serat sangatlah penting untuk membantu melancarkan pencernaan tubuh. Serat
banyak kita dapatkan pada buah, sayuran, maupun oatmeal (gandum berserat tinggi).
g. Air
Air merupakan komponen utama protoplasma dan berperan penting dalam
metabolisme.
Makanan yang menjadi kebutuhan utama makhluk hidup disebut makanan pokok. Untuk
orang Indonesia makanan pokoknya adalah nasi. Tetapi, ada juga makanan pokok pengganti
nasi, yaitu singkong. Singkong merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik
rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm,tergantung dari jenis singkong yang
ditenam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong
merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber
protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino
metionin. Nah, kalau daun dan isinya begitu bermanfaat dan sangat bernutrisi tinggi untuk
kita bagaimanakah dengan kulitnya? Apakah kulit singkong hanya sebagai limbah/sampah
dari singkong? Hal ini sering kali disepelekan oleh sebagian besar orang, namun ternyata
selain dianggap sebagai limbah dari tanaman singkong, kulit singkong memiliki kandungan
karbohidrat yang tinggi sehingga kulit singkong dapat dikonsumsi manusia. Salah satu
contohnya seperti pembuatan tapung dari kulit singkong.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik rumusan permasalahan antara lain:
1. Apa dampak dari limbah kulit singkong?
2. Bagaimana cara menghilangkan asam sianida (HCN) yang terkandung dalam kulit
singkong?
3. Bagaimana memanfaatkan limbah kulit singkong menjadi makanan ringan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Memberikan cara sederhana untuk menghilangkan asam sianida (HCN) dalam kulit
singkong.
2. Memanfaatkan limbah kulit singkong menjadi makanan ringan.
3. Mengenalkan kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah kulit singkong menjadi
makanan ringan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang dampak dari limbah kulit singkong.
2. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang zat racun (asam sianida/ HCN) yang
terkandung dalam singkong.
3. Menambah nilai guna limbah kulit singkong.
4. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah kulit singkong
yang dapat meningkatkan pendapatan di sektor perekonomian.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tanaman Singkong
Singkong yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman yang
sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga umbi singkong menjadi makanan
pokok di beberapa daerah tertentu. Di beberapa daerah Indonesia, singkong (Manihot
esculenta L) dikenal dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh), kasapen (Sunda), tela
pohong (Jawa), tela belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain.
Tanaman ini juga merupakan salah satu jenis tanaman yang serbaguna, karena hampir semua
bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan, mulai dari umbi hingga daunnya. Adapun
beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman singkong antara lain:

Daunnya dimanfaatkan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit,di antaranya


sebagai obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja,
beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina.
Batangnya digunakan untuk mengatasi luka yang bernanah.
Umbinya dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok,bahan baku pembuatan
bioethanol, bahan baku starch tapioka yang diperlukan untuk percampuran untuk
bubur kertas untuk memproduksi berbagai macam kertas, dan lain-lain.
Umbinya sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar nabati (biofuel) yaitu untuk
membuat bioethanol.
Daun dan kulitnya digunakan sebagai pakan ternak.

2.2 Kandungan yang Terdapat dalam Singkong


Kandungan gizi yang terdapat dalam singkong sudah kita kenal sejak dulu. Umbi singkong
merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun miskin akan protein. Selain umbi
akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Berbagai macam
upaya penanganan singkong singkong yang telah banyak dilakukan adalah dengan
mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan baik basah maupun kering. Selain
sebagai bahan makanan pokok, banyak macam produk olahan singkong yang telah
dimanfaatkan oleh masyarakat kita antara lain adalah tape singkong, enyek-enyek singkong,
peuyeum, opak, tiwul, kerupuk singkong, keripik singkong, kue, dan lain-lain. Adapun unsur
gizi yang terdapat dalam tiap 100 g singkong segar dapat dilihat dalam tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Gizi dalam tiap 100 gram Singkong
Banyak dalam(per100 g)
No
Unsur Gizi
Singkong Putih
Singkong Kuning
1
Kalori (kal)
146,00
157,00
2
Protein (g)
1,20
0,80
3
Lemak (g)
0,30
0,30
4
Karbohidrat(g)
34,70
37,90
5
Kalsium(mg)
33,00
33,00
6
Zat besi(mg)
0,70
0,70
7
Vitamin A (SI)
0
385,00
8
Vitamin B1(mg)
0,06
0,06
9
Vitamin C (MG)
30,00
30,00
10 Air (g)
62,50
60.,00
11 Fosfor (mg)
40,00
40,00
12 Bagian dapat dimakan
75,00
75,00

(%)
Sumber: Direktorat Gizi R.I., 1981
a) Kulit Singkong
Kulit singkong merupakan limbah dari tanaman singkong yang memiliki karbohidrat tinggi
yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak. Persentase jumlah limbah bagian luar
sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%.
Limbah dari singkong ini mengandung beberapa komposisi 74,73% nutrisi, 17,45% bahan
kering, 15,20% serat kasar, 0,63% Ca, 0,22% P ( Sudaryanto,1998).
Berdasarkan bentuknya sampah digolongkan menjadi sampah organik, anorganik, dan
sampah berbahaya. Maka kulit singkong ini tergolong dalam sampah organik, karena sampah
ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.Oleh karena pengolahan dari sampah
yang dapat terdegradasi ini sangat membantu dan meminimalisasi sampah yang harus
dibuang ke tempat pembuangan akhir. Selama ini pengolahan persampahan, terutama di
perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolahan sampah bersifat
terpusat. Misalnya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di tempat
pembuangan akhir di daerah Bantar Gebang, Bekasi. Dapat dibayangkan begitu banyak
ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur
antara sampah organik dan anorganik.
Padahal, dengan mengelola sampah besar ditingkat lingkungan terkecil seperti RT atau RW,
dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat dikurangi.
Apalagi kulit singkong sering dianggap remeh dan menjadi limbah rumah tangga padahal
banyak bermanfaat yang didapat dari kulit singkong.
b) Asam Sianida (HCN)
Glikosida sianogenetik merupakan senyawa yang terdapat dalam bahan makanan nabati dan
secara potensial sangat beracun karena dapat terurai dan mengeluarkan hidrogen sianida.
Hidrogen sianida dikeluarkan bila komoditi tersebut dihancurkan, dikunyah, mengalami
pengirisan, atau rusak. Glikosa sianogenetik terdapat pada berbagai tanaman dengan nama
senyawa yang berbeda seperti amigladin pada biji almond, aprikot dan apel, dhurin pada biji
shorghum, dan linamarin pada kara (lima bean) dan singkong. Nama kimia bagi amigladin
adalah glukosida benzaldehida sianohidrin; dhurin; glukosida p-hidroksida-benzaldehida
sianohidrin; linamarin; glukosida aseton sianohidrin (Winarno F.G, 2004).
Zat glikosida ini diberi nama limanarin yang berasal dari aseton sianidrin yang bila
dihidrolisis akan terurai menjadi glukosa, aseton, dan HCN. Rumus molekul limanarin
C10H17O6N dan mempunyai sifat yang mudah larut dalam air (Sosrosoedirdjo, 1993).
Asam sianida disebut juga hidrogen sianida (HCN), biasanya terdapat dalam bentuk gas atau
larutan dan terdapat pada pula dalam garam-garam alkali seperti potasium sianida. Sifat-sifat
HCNmurni mempunyai sifat tidak berwarna, mudah menguap pada suhu kamar, dan
mempunyai bau khas. HCN mempunyai berat molekul yang ringan, sukar terionisasi, mudah
berdifusi dan lekas diserap melalui paru-paru,saluran cerna, dan kulit (Depkes RI, 1987 ).
HCN dikenal sebagai racun yang mematikan. HCN akan menyerang langsung dan
menghambat sistem antar ruang sel, yaitu menghambat sistem cytochroom oxidase dalam selsel, hal ini menyebabkan zat pembakaran (oksigen) tidak dapat beredar ke tiap-tiap jaringan
sel-sel dalam tubuh. Dengan sistem keracunan ini maka menimbulkan tekanan dari alat-alat
pernafasan dan jika tidak tertolong akan menyebabkan kematian. Bila dicerna, HCN sangat
cepat terserap oleh alat pencernaan masuk ke dalam saluran darah. Tergantung jumlahnya
HCN dapat menyebabkan sakit hingga Kematian (dosis yang mematikan 0,5-0,35 mg
HCN/kg berat badan) ( Winarno, F.G, 2004).

Tabel 3. Kadar HCN dalam Beberapa Jenis/ Varietas Singkong


No

Jenis/Varietas

Rasa

1
Mangi (di tanah subur ) Enak
2
Mangi (di tanah kering) Pahit
3
Betawi
Enak
4
Valenka
Enak
5
Singapura
Enak
6
Basiaro
Agak pahit
7
Bogor
Agak pahit
8
Tapi kuru
Pahit
9
SPP
Pahit
Sumber: Rahmat Rukmana, 1997

Umbi
32
289
33
39
60
82
90
130
206

Kadar HCN mg/kg


Daun
136
542
146
158
201
230
324
230
468

2.3 Dampak Limbah Kulit Singkong terhadap Lingkungan


Walaupun sampah organik/limbah kulit singkong banyak memiliki manfaat dan dapat diolah
menjadi kompos, pakan ternak, dan bioenergi bukan berarti limbah ini tidak memiliki
dampak negatif. Dampak negatif yang dapat timbul adalah jika kita membakar sampah asalasalan karena dapat mengganggu kesehatan. Masalah lain dari sampah organik/limbah kulit
singkong adalah kelembabannya. Sampah basah mengakibatkan partikel-partikel yang tidak
terbakar beterbangan juga berakibat terjadi reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya.
Partikel-partikel yang tak terbakar akan terlihat sebagai awan dalam asap.
2.4 Cara Mengurangi Kadar HCN
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan HCN yang terdapat
dalam singkong, yaitu dengan cara perendaman, pencucian, perebusan, pengukusan,
penggorengan, atau pengolahan lain. Dengan adanya pengolahan dimungkinkan dapat
mengurangi kadar HCN sehingga bila singkong dikonsumsi tidak akan membahayakan bagi
tubuh (Sumartono,1987).
Pengolahan secara tradisional dapat mengurangi bahkan menghilangkan kandungan racun.
Pada singkong, kulitnya dikupas sebelum diolah, direndam sebelum dimasak dan
difermentasi selama beberapa hari. Dengan perlakuan tersebut linamarin banyak yang rusak
dan hidrogen sianidanya ikut terbuang keluar sehingga tinggal sekitar 10-40 mg/kg (Winarno,
F.G, 1993)
Asam biru (HCN) dapat larut di dalam air maka untuk menghilangkan asam biru tersebut cara
yang paling mudah adalah merendamnya di dalam air pada waktu tertentu.

BAB III METODOLOGI


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Proses pembuatan tepung kulit singkong dilaksanakan di rumah Erfiki (Jl. Bandarejo 1
no.3A). Waktu pembuatan tepung kulit singkong dilaksanakan pada April Februari 2013.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan tepung kulit singkong antara lain:
a. Kulit singkong
Kulit singkong digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung kulit singkong.
b. Air Garam
Air digunakan untuk mencuci kulit singkong.
3.2.2.Alat dan Bahan pembuatan tepung

2 butir telur

500 mg vanili

200 gr tepung kulit singkong

150 gr mentega

400 gr gula halus

2 sdm susu bubuk

2 sdt rum butter

Mixer

Baskom

Oven

Sendok teh

Cetakan kue
3.3.3.Metode pembuatan tepung kulit singkong:
1. Pengupasan
Singkong dikupas menggunakan pisau.
2. Pengumpulan
Setelah singkong dikupas, limbah kulit singkongnya dikumpulkan.

Gb.1 Pengumpulan Kulit Singkong


3. Pemisahan kulit singkong bagian dalam dan bagian luar
Kulit singkong terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan dalam dan lapisan luar. Untuk bahan baku
pembuatan keripik kulit singkong yaitu kulit singkong bagian dalam yang berwarna putih.
Sehingga setelah kulit singkong dikumpulkan lalu kulit singkong bagian dalam dan bagian
luar dipisahkan menggunakan pisau.

Gb.2 Pemisahan Kulit Singkong Bagian Dalam dan Bagian Luar


4. Pencucian
Kulit singkong yang berwarna putih dimasukkan ke dalam baskom. Kemudian kulit singkong
dicuci menggunakan air sampai bersih.

Gb.3 Pencucian Kulit Singkong


5. Perendaman
Kulit singkong selama 3 hari di dalam baskom, dengan air garam .

Gb.5 Perendaman Kulit Singkong

6. Pengeringan
Kulit singkong yang telah direndam dikeringkan dengan cara menjemur kulit singkong di
bawah sinar matahari atau jika kondisi cuaca tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan
cara alternatif menggunakan oven dengan suhu 150o.

7. Penghalusan
Kulit singkong yang telah kering dihaluskan dengan menggunakan blander.

8. Penyaringan
Kulit singkong yang telah diblander disaring dengan saringan makanan. Penyaringan
dilakukan secara berulang-ulang hingga dihasilkan tepung yang benar-benar halus.

3.3.4.Alat dan bahan Pembuatan Kue Putri Salju


- 2 butir telur
- 200 gr tepung kulit singkong
- 150 gr mentega
- 400 gr gula halus
- 2 sdt rum butter
- Mixer
- Baskom
- Oven
- Sendok teh
- Cetakan kue
3.3.5.Metode Pembuatan Kue Putri Salju dari Tepung Kulit Singkong
1. Cara Membuat
a. Masukkan semua bahan kecuali tepung dalam baskom.

b. Mixer sampai adonan mengembang

c. Masukkan tepung sedikit demi sedikit, uleni sampai adonan kalis dan menyatu.

d. Cetak adonan sesuai selera.

e. Olesi loyang dengan mentega hingga rata


f. Letakkan adonan yang telah dicetak ke dalam loyang.

g. Lalu oven adonan dengan suhu 150o selama 15 menit.

h. Setelah dikeluarkan dari oven, beri gula halus pada kue hingga rata. Dan
kemudian kue dapat disajikan.

Bab IV PENUTUP
4.1. Daftar biaya yang dikeluarkan
2 butir telur
500 mg vanili
2 sdm susu bubuk
400 gram gula
200 gram mentega
1 sendok teh rumbutter
Total

Rp 2000,00
Rp 500.00
Rp 1500,00
Rp 6000,00
Rp 3000,00
Rp 1000,00 +
Rp 14000,00

4.2 Kesimpulan
Dari hasil percobaan pembuatan kue putri salju dari kulit singkong dapat penulis simpulkan
sebagai berikut:
1. Kulit singkong yang notabene merupakan limbah industri kecil dapat dimanfaatkan
menjadi tepung
2. Asam sianida (HCN) yang terkandung dalam kulit singkong dapat dihilangkan melalui
proses pencucian, perebusan, penjemuran, atau proses penggorengan.
3. Pembuatan limbah kulit singkong menjadi tepung dapat mengurangi dampak negatif dari
limbah kulit singkong.
4.3 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lain untuk meneliti zat yang terkandung dalam kulit singkong.
2. Masyarakat dapat mencoba memanfaatkan kulit singkong menjadi tepung yang
3. Masyarakat dapat menjadikan pembuatan tepung untuk menggantikan tepung yang
biasanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
4. Masyarakat dapat berkreasi yang lebih baik untuk membuat tepung kulit singkong
kemudian dijadikan makanan ringan seperti kue.

DAFTAR PUSTAKA
http://masenchipz.com/manfaat-singkong
http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15646.0
http://brmc.biotrop.org/web/content/produk_full.php?id_produk=5
http://foragri.wordpress.com
http://buahku.wordpress.com/2010/09/12/tanaman-singkong/
http://lutviberbagi.blogspot.com/2011/06/racun-alamiah-yang-terdapat-pada.html
http://radarlampung.co.id/read/opini/6565-memilih-singkong-aman-dimakanhttp://dheryudi.wordpress.com/2008/08/14/singkong/
http://singkongku.blogspot.com/2008/10/manfaat-singkong.html
Lingga, Pinus. 1991. Bertanam Ubi-ubian. Jakarta: Penebar Swadaya
http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-tulis-pemanfaatan-limbah-kulit.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai