Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat
kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai
bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat
diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya
peecahannya

sendiri

adalah

kelangsungan

pembangunan.

GBHN

mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional


yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat. (Notoatmodjo
S, 2007)
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk
menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan
pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan
kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan
kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi

lingkungannya

(lingkungan

fisik,

sosial

budaya

dan

sebagainya). Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni


membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik,
emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat
berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi
kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran
yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan
program promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. Dan agar promosi kesehatan berjalan
secara efektif dan efesien maka pesan harus sesuai dengan karakteristik serta
kebutuhan / masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah
masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya,
akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung
dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan
sasaran promosi kesehatan.
Sedangkan pelayanan kesehatan menurut Prof. DR. Soekidjo
Notoadmojo adalah sub system pelayan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah preventif (prncegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973) palayanan kesehatan
adalah uapaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah,
dan menyambuhakan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang


tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan
kesehatan, secara garis besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan yaitu :

Pelayanan preventif dan promotif


Pelayanan preventif dan promotif adalah pelayanan bagi kelompok
masyarakat yang sehat, agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan
meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya pelayann ini dilakukan
oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.
Preventif (pencegahan) adalah mencegah jangan sampai terkena
penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat, Misalnya yang
paling sederhana melakukan cuci tangan sebelum makan dan sesudah
buang

air

besar

akan

mencegah

terjadinya

penyakit

diare.

sedangkan promotif (peningkatan) adalah meningkatkan agar status status


kesehatan menjadi semakin meningkat, misalnya pemberian inisiasi
menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif yang dapat membantu
meningkatkan kekebalan terhadap penyakit karena kolostrum dan zat-zat
gizi yang terkandung dalam ASI. Anak tidak mudah terkena penyakit.

Pelayanan kuratif dan rehabilitative


Pelayanan kuratif dan rehabilitative adalah pelayanan kesehatan
masyarakat yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari sakit dan menjadi
pulih kesehatannya. Pada prinsipnya pelayanan jenis ini dilakukan
kelompok profesi kedokteran.
Kuratif (pengobatan) digunakan untuk orang-orang sakit atau
dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses
menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis.
Misalnya balita

yang

menderita

pneumonia

tentu

membutuhkan

pengobatan antiobiotik. Penyakit ini akan mengganggu tumbuh kembang


balita tersebut ; Balita tidak suka makan yang mungkin berakibat pada
3

penurunan status gizi balita. Sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah


proses menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh)
kembali bugar seperti semula. Misalnya untuk balita sakit pneumonia
membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama protein untuk proses
penyembuhan serta pemulihan dari penyakitnya. Balita yang sering sakit
akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya.
Aspek kuratif dan rehabilitatif lebih

mudah

untuk

diterapkan

(terutama pada orang sakit yang tidak memiliki banyak pilihan).


Kebanyakan orang kalau sudah menderita sakit akan patuh pada aturan
yang disampaikan oleh petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat, Ahli
Gizi, dll). Hasil dari pelayanankuratif dan preventif juga lebih cepat
dirasakan oleh klien apabila mentaati semua nasehat termasuk tindakan
medis, dan perawatan yang diberikan. Sedangkan aspek preventif dan
promotif lebih sukar untuk diterapkan karena hasil yang didapat
bersifat long term (jangka panjang) sehingga tidak bisa langsung diambil
manfaatnya dan biasanya orang-orang lebih senang untuk melihat hasil
yang cepat. Misalnya pasien malaria akan mudah dinasehati apabila dia
menderita malaria daripada pada saat dia sehat.

Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan


Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek
pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan
ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :
a.
b.

Promosi kesehatan pada aspek promotif.


Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
1) Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)
2) Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)
3) Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)

C. Upaya Promotif.
Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan
untuk meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya
adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat
mampu meningkatkan kesehatannya. Dalam suatu survey di negara-negara

berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-85% orang


yang benar-benar sehat.
Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan
bagaimana memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan menurun
jumlahnya, dan kelompok orang yang sakit akan meningkat.
Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif sangat
penting untuk mengurangi AKI, AKA dan AKB. Pendekatan pemeliharaan
pada ibu hamil merupakan upaya kesehatan yang pari purna dan
berkesinambungan

melalui

upaya

peningkatan

kesehatan

(promotif),

pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan sampai dekat


persalinan,deteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif) sebagai pertolongan
persalinan yang memadai sesuai dengan tingkat risikonya, dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi / pemberian ASI dan
Keluarga Berencana (KB). Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil
dilakukan berbasis keluarga, sejak awal kepada suami dan keluarga perlu
diberikan informasi mengenai kondisi ibu hamil. Lingkup promosi kesehatan
dalam praktek kebidanan menurut sasarannya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bayi.
Anak balita
Remaja
Ibu hamil
Ibu bersalin
Ibu nifas
Ibu menyusui
PUS/WUS
Klimakterium/ menopause.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu hamil adalah

dengan mencegah adanya anemia dalam kehamilan melalui penyuluhanpenyuluhan dan kegiatan-kegiatan lain. Anemia dalam kehamilan memberi
pengaruh kurang baik bagi ibu baik dalam kehamilan maupun persalinan.
Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus
prematurus, syok, dan lain-lain. Karena itulah usaha promotif dalam
peningkatan gizi ibu hamil sangat dipentingkan untuk mengurangi angka
kehamilan dengan anemia untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

Adapaun usaha promotifnya adalah dengan memberikan penyuluhan kepada


ibu hamil tentang pencegahan anemi dengan perbaikan gizi yaitu dengan
menjelaskan dan menginformasikan mengenai pola nutrisi yang baik bagi ibu
hamil untuk menunjang kesehatan ibu dan pertumbuhan janin yang baik.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu untuk anak tentang
pemberian imunisasi, yaitu menjelaskan mengenai keuntungan-keuntungan
yang didapat setelah pemberian imunisasi, serta bahaya apabila imunisasi
tersebut tidak diberikan. Selain itu juga menjelaskan mengenai gizi seimbang
yang baik untuk diberikan kepada anak guna mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang maksimal serta menghindari terjadinya gizi buruk pada
anak. Pentingnya usaha pelayanan kebidanan promotif bagi bayi dan anak
dengan berbagai upaya dengan penyuluhan, ataupun kegiatan promotif
lainnya agar angka gizi buruk dapat terus berkurang agar pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat berlangsung dengan baik. Adapun bentuk usaha
promotifnya adalah dapat berupa berbagai penyuluhan ataupun kegiatan
lainnya yang biasa dilakukan di posyandu-posyandu bayi dan balita.
Contoh upaya promotif yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan:

Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang

pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.


Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki
bayi, informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis

imunisasi dan akiba jika tidak dilakukan imunisasi pada bayi


Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi

pemantauan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki balita.


Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk

mengetahui keadaan organ reproduksinya.


Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil.
Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan ibu

tentang

mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi

tersebut.
Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu
hamil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah
satu tanda tersebut.

Memberikan informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil

sebagai persiapan untuk masa laktasi nantinya


Memberikan informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama

persalinan
Memberikan informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan gizi,

kebutuhan hygiene, perawatan bayi, dan lain-lain


Memberikan informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia
Memberikan informasi tentang menopause pada lansia
Memberikan informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang

cukup pada masa lansia


Memberikan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eklusif pada
ibu yang baru melahirkan.

D. Upaya Preventif
Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah
terjadinya penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan
antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal. Sasaran promosi
kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang berisiko
tinggi (high risk), misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui,BBL, para
perokok, obesitas (orang-orang kegemukan), para pekerja seks (wanita atau
pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini
adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit (primary
prevention).Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu
dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara
etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum
atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian
yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan
untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi
seseorang atau masyarakat (Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).
Contoh upaya preventif yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan:

Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil


Pemeriksaan kesehatan secara berkala ( balita, bumil, remaja,

Lansia,dll ) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah


Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita

Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun

dirumah
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari

anemia
Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan

melancarkan sirkulasi ibu


Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
Pencegahan komplikasi pada saat nifas
Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia

E. Upaya Kuratif
Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah
penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah
kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis sperti asma, DM,
TBC, rematik, hipertensi dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu
mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk
kegiatannya adalah pengobatan.
Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara
individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja.
Jarak antara petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan sebagainya)
dengan pasien atau sasaran cenderung jauh. Upaya kuratif cenderung bersifat
reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah
datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas
atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah,
maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya
penyakit. Upaya kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien
lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial,
padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat
antara aspek satu dengan yang lainnya.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah Health
program for survival. Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan melalui
kuratif.

Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan


kesehatan
Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum
maupun penyakit akibat kerja. Terapi PAK dengan terapi kasual/utama &
terapi simtomatis.
a. Bayi
Mandiri:
Pemberian vitamin K
Obat tetes mata.
Kolaborasi:
Pengobatan pada kasus asfiksia berat
Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang menderita
gonore
Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial
Pengobatan path kasus hipoglikemia
Pengobatan Dada penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti ISPA.
diare dll.
Contoh: Pada kasus bayi yang menderita gonoblenorhoe (ibu
menderita

gonore)

dilakukan

kolaborasi

untuk

pemberian

terapi

pengobatan antibiotika.

b. Balita
Mandiri:
Pengobatan diare tanpa dehidrasi.
Balita dengan kasus BGM.
Kolaborasi:
Pengobatan path kasus ISPA
Pengobatan Dada kasus cacmgan
Pengobatan pada kasus gizi buruk
Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi lainnya.
Contoh : Pada kasus diare dengan dehidrasi, selain rehidrasi,
pemenuhan nutrisi dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat
antibiotika.
c. Remaja
Mandiri:
9

Pengobatan path kasus dismenorhoe


Pengobatan ~ada kasus anemia ringan.
Pada remaja korban perkosaan dengan ruftur pada serviks atau
mukosa
vagina dilakukan tindakan hecting.
Kolaborasi:
Pengobatan path kasus anemia berat.
Pengobatan pada kasus plour arbus
Contoh : Pada kasus dismenorhoe dilakukan kolaborasi untuk
pemberian therapi hormonal.
d. PUS/WUS
Mandiri:
Pengobatan pada efek samping alat kontrasepsi
Kolaborasi:
Pengobatan pada kasus Penyakit Menular Seksual
Pengobatan pada kasus radang panggul ( PRP)

Contoh : Pada kasus radang panggul dilakukan kolaborasi untuk


pemberian terapi obat antibiotika dan symptomatic.
e. Ibu hamil
Mandiri:
Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat I dan tmgkat II.
Pengobatan pada kasus anemia ringan.
Kolaborasi:
Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat Ill.
Pengobatan path abortus inleksiousus
Pengobatan pada kasus anemia berat.
Pengobatan pada kasus APB
Pengobatan pada kehamilan dengan penyakit yang menyertai
seperti jantung DM dll
Contoh : Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diberikan
obat tambah darah (Fe) dan nutrisi yang adekuat.
f. Ibu Bersalin
Mandiri:
Manajemen Aktif Kala Ill
Pengobatan path kasus atonia uteri.

10

Ibu bersalin dengan ruftur pada servikslmukosa vagina/perineum


dilakukan tindakan hecting.
Kolaborasi:
Pengobatan pada kasus inersia uteri
Pengobatan path kasus perdarahan ( HPP primer).
Contoh : Pada Manajemen Aktif Kala III diberikan injeksi
oksitosin 10 U.
g. Ibu Nifas
Mandiri:
Pengobatan pada sub involusi
Kolaborasi:
Pengobatan pada mastitis
Pengobatan pada HPP sekunder
Pengobatan pada kasus vaginitis
Pengobatan path kasus abses payudara
Contoh : Pada mastitis selain perawatan yang adekuat, dilakukan
kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika (Kloksasillin atau
Eritromysin).
h. KlimakteriumlMenopause
Kolaborasi:
Terafi Sulih Hormon (TSH)
Contoh upaya kuratif dalam pelayanan kebidanan:

Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis

Perawatan payudara yang mengalami masalah, seperti : mastitis


dan bendungan ASI

Perawatan tali pusat terkendali pada bayi baru lahir

Perawatan bayi, balita dan anak sakit dirumah

Pemberian vitamin E yang merupakan upaya pengobatan penyakit


tertentu

Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat pada ibuhamil yang sakit

Melakukan rujukan bila diperlukan

11

Penatalaksanan dini terhadap komplikasi dalam kehamilan,


misalnya pada ibu hamil dengan anemia bidan dapat memberikan
tablet Fe sebagai penatalaksanaan dininya.

Pengobatan pada ibu nifas yang mengalami komplikasi seperti


pengobtan ibu nifas yang mengalami infeksi.

F. Upaya Rehabilitatif
Upaya

Rehabilitatif

adalah

upaya

promosi

kesehatan

untuk

memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya


adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah
pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).
Contoh upaya rehabilitatif dalam kebidanan:
Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita
Latihan fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakit
sebagai usaha pemeliharaan kesehatan
Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu
hamil pasca sakit
Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan dengan
cara ibu dapat mengubah posisi dan

berjalan-jalan sekurang-

kurangnya 6 jam setelah melahirkan


Latihan fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senam
nifas atau senam kegel untuk membantu pemulihan alat
kandungan ibu setelah melahirkan
Pemenuhan gizi pada ibu nifas
Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada
masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Leavell dan clark dalam bukunya
Preventive Medicine for the doctor in his community
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
a. Masa Sebelum Sakit
1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit
(Specific protection).
12

b. Pada Masa Sakit


1. Mengenal dan

mengetahui

jenis

pada

tingkat

awal,serta

mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (Early diagnosis


and treatment).
2. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan
gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit

a.

(Disability limitation).
3. Rehabilitasi (Rehabilitation).
Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis)
1) Promosi Kesehatan ( Health Promotion)
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promotion of health
oleh para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan
menjadi peningkatan kesehatan, bukan promosi kesehatan, hal ini
dikarenakan makna yang terkangdung dalam istilah promotion of
health disini adalah meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu melalui
asupan gizi seimbang, olahraga teratur, dan lain sebagainya agar
orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan
tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark
dalam penjelasannya tengtan promotion of health menyatakan bahwa
selain melalui peningktan gizi dan lain-lain, peningkatan kesehatan
juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan
(health education)kepada individu dan masyarakat.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan
kesehatan pada umumnya. Menurut Machfoedz Ircham dalam
bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan,
usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
a)
b)
c)
d)

Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitas


Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan
Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Pendididkan kesehatan pada masyrakat

Peran bidan dalam promosi kesehatan ( health promotion ) :


Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyrakat tentang
asupan makanan yang bergizi.

13

Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi lingkungan


dengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan masyarakat di
dalam kegitan tersebut.
Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
individu, keluarga dan masyarakat. Pengertian dari pelayanan
kesehatan

maskimal

menurut

Supariyasa

(2010)

adalah

pelaksanaanpelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif


(pendidikan

kesehatan),

preventif

(pencegahan),

kuratif

(pengobtan), dan rehabilitatif (perawatan) dengan berdasarkan


pada UU no. 44 pasal 1 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat.
2) Perlindungan Khusus ( Spesific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang:
a) Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan
khusus
b) Penggunanan kondom untuk mencegah penyakit HIV/AIDS.
c) Perlindungan kecelakaan baik di tempat umum maupun ditempat
kerja.
d) Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan seksual
dan diskriminasi terhadap hak reproduksi wanita, tindakan
kekerasan pada anak dan maupun wanita.
Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific
Protection) :
Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian
imunisasi.
Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta
kondom untuk perlindungan dari penyakit menular seksual.

b. Masa Saat Sakit ( Patogenesis )


1. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera ( Early diagnosis and prompt
treatment)
14

Tujuan utama dari usaha ini adalah :


a) Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit
sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna
b) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya
menular
c) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh suatu
penyakit.
Beberapa usaha diantaranya :
a) Case Finding
Yaitu menacari penderita dimasyarakat dengan jalan
pemeriksaan, misalnya pemeriksan laboratorium, pemeriksaan
pap smear, dan sebagainya serta memberikan pengobatan.
b) Contact tracing
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan
penderita penyakit menular dan penyakit infeksi untuk diawasi
bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan,
misalnya pada wanita yang menderita penyakit menular seksual
seperti gonorhoe, sipilis, hepatitis B, HIV/AIDS dan sebagainya,
pasangan diperiksa dan diberi pengobatan agar penyakitnya
tersebut dapat sembuh.
c) Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat agar dapat mengenal
gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari
pengobatan.
Masyarakat perlu mengtahui dan menyadari bahaya
penyakit kelamin untuk dirinya, keluarga dan keturunannya.
Agar mereka menyadari penularan penyakit kelamin tersebut,
maka mereka yang telah berbuat segera memeriksakan dirinya
untuk segera untuk diobati.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau
tidaknya usaha pengobatan tidak hanya tergantung pada baiknya
obat serta keahlian tenaga kesehatan, melainkan juga tergantung
pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang lamabat

15

akan meneybabkan usaha peneymbuhan lebih sulit bahakan


mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker
yang terlambat (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha diagnosis dini dan pengobatan segera
( Early Diagnosis and Promotif Treatment) :

Melaksanakan program pemeriksaan gratis di wilayah desa


dengan

mengikutsertakan

tokoh

masyrakat

dan

tenaga

kesehatan lainnya.
Memberikan penyuluhan pentingnya dilakukan diagnosis dini
Melaksanakan program pemeriksaan papsmear, IVA
Memberikan pelatihan pada masyarakat khusunya wanita

dalam melakukan pemeriksaan SADARI


Segera melakukan rujukan atau kolaborasi apabila menemui
penderita yang mengalami penyakit berbahaya atau komplikasi

2. Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk


menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan
suatu masalah kesehatan dan penyakit)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And
Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang
sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat ( tidak
terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar
kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh
yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Beberapa usaha diantaranya :
a) Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
b) Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita
dapat sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi
lanjut.
Peran bidan dalam usaha disability limitation :
a) Memberikan pengobatan dan perawatan agar penderita sembuh
dan tak terjadi komplikasi.
16

b) Melakukan pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.


c) Melakukan
perbaikan
fasilitas
kesehatan
dengan
mengikutsertakan

masyrakat

sebagai

penunjang

untuk

dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.


3. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas
penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat.
Rehabilitasi ini terdiri atas:
a) Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik
semaksimal - maksimalnya. Misalnya, seorang yang karena
kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari
kaki yang patah ini yaitu dengan mempergunakan kaki buatan
yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b) Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri dalan
hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali
dengna bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula
kelainan-kelaianan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas
penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum
kembali ke dalam masyarakat.

c) Rehabilitasi social vokasional


Yaitu

agar

bekas

penderita

menempati

suatu

pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang


semaksimal - maksimalny sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.
d) Rehabilitasi aesthetis

17

Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk


mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi
dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya:
penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk. 2009).
Peran bidan dalam rehabilitasi (Rehabilitation):

Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali


dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang

bersangkutan untuk bertahan.


Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap

penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.


Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap

dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.


Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap

bersemangat dalam memulihkan kesehatan.


Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta menumbuhkan
kepercayaan

diri

untuk

bersosialisasi

dengan

masyarakat

Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima

pasien sama seperti individu normal lainnya.


Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk
tidak terjadi pada kesehatan pasien ( Sindiariyani. 2011)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni
membantu

masyarakat

menjadikan

gaya

hidup

mereka

sehat

optimal. Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang

18

tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),


preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ada tiga yaitu :

Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan


kesehatan yaitu pelayanan preventif dan promotif, dan pelayanan

kuratif dan rehabilitative.


Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan yaitu promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative. Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni : promosi kesehatan pada aspek promotif dan
promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan (primary

prevention, secondary prevention, tertiary prevention)


Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan

yaitu Health

promotion, Specific protection, Early diagnosis and treatment


Disability limitation, dan Rehabilitation.

DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. , 1996. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta :
EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2.
Jakarta : EGC
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.
Rineke Cipta
19

Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.


http://santibarlian.blogspot.com/2012/03/promotif-kebidanan.html
http://bidanrianasudibyo.blogspot.com/2012/01/upaya-kesehatan-dalampelayanan.html
http://peterpaper.blogspot.com/2010/04/pelayanan-kesehatan-1.html
http://dharaayuning.blogspot.com/2012/04/konsep-promosi-kesehatan.html
http://kumpulanpelajarankulia.blogspot.com/2011/08/makalah-promosikesehatan.html

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga makalah Promosi Kesehatan
ini yang berjudul Upaya Promkes dalam Pelayanan Kebidanan dapat selesai
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

20

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Promosi Kesehatan, dimana sumber materi diambil dari beberapa media
pendidikan guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan disampaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi
pembaca. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Pariaman, Juni 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

21

A.

Latar Belakang.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A.

Pengertian........................................................................................ 2

B.

Ruang Lingkup..................................................................................3

C.

Upaya Promotif.................................................................................4

D.

Upaya Preventif................................................................................. 7

E.

Upaya Kuratif................................................................................... 8

F.

Upaya Rehabilitatif...........................................................................13

BAB III PENUTUP


A.

Kesimpulan.................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

ii

22

Anda mungkin juga menyukai