Anda di halaman 1dari 8

KONDISI GEOLOGI SUNGAI BOYONG DAN SUNGAI

CODE

I.

PENDAHULUAN
Sungai Boyong dan Sungai Code adalah sungai yang memiliki satu

arah aliran, dimana sungai Code ini merupakan salah satu anak sungai dari
Sungai Boyong. Sungai Boyong merupakan bagian hulunya. Aliran kedua
sungai ini akhirnya akan bertemu di Sungai Opak yang terletak di daerah
Imogiri, lalu bermuara ke Samudera Hindia.
Sungai Boyong-Code
ini, hulunya berada di kaki
Gunung Merapi, sehingga
aktivitas

Gunung

Merapi

memberi pengaruh besar


terhadap
sungai

kondisi

kedua

tersebut.

Salah

satunya adalah erupsi yang


terjadi

tahun

2010

lalu.

Kali Boyong Penuh Material Merapi


Sumber: akudansekitar.blogspot.com

Erupsi tersebut banyak sekali melontarkan material-material dari ukuran ash


hingga ukuran bongkah. Material-material tersebut lalu terbawa oleh air
hingga menjadi lahar dingin. Dan Kali Boyong Code adalah salah satu dari
banyak sungai yang menjadi agen transport dari material lahar dingin
tersebut.

II.

KONDISI GEOLOGI
Apabila ditinjau dari segi kondisi geologi dari kedua sungai ini, sangat

jelas terlihat berbagai perbedaan yang dapat dikatakan cukup signifikan


bahkan hampir berubah total dari tahun ke tahun dalam jangka waktu
geologi yang relatif singkat. Perubahan tersebut mencakup berbagai aspek
geologi seperti Provenance, Stratigrafi, dan juga Morfologinya. Penyebab

terbesar

yang

sangat

mempengaruhi

dari

perubahan kondisi geologi


tersebut
alam

adalah

yang

bencana

terjadi

yaitu

Erupsi dari Gunung Merapi


yang

terjadi

beberapa

tahun terakhir maupun di


Kali Code Membelah Kota Yogyakarta
Sumber: yogyakarta.panduanwisata.com

waktu

yang

lampau.

Bencana

tersebut

mengakibatkan kondisi geologi di sekitar wilayah erupsi menjadi rusak dan


hancur. Hal ini disebabkan karena material hasil erupsi Gunung Merapi
tersebut menghasilkan banyak timbunan material hasil letusan baik berupa
abu vulkanik, pasir, batuan dengan berbagai ukuran, dll. yang mana
menyebabkan sebagian morfologi menjadi tertimbun bahkan hilangnya
morfologi awal sebelum terjadinya erupsi. Selain itu, faktor yang semakin
memperparah perubahan kondisi geologi hingga saat ini adalah adanya
bencana sekunder erupsi Gunung Merapi berupa banjir lahar dingin yang
semakin menyebar ke daerah daerah lain yang juga turut mendapatkan
dampak negatif dari bencana tersebut meskipun erupsi Gunung Merapi
yang terjadi juga memiliki dampak positif dimana material vulkanik menjadi
sangat

melimpah

yang

tentunya

bernilai

ekonomis

dan

dapat

menghidupkan kembali perekonomian pasca bencana.

1.)

Provenance

Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Provenance berarti


asal mula. Namun apabila dikaitkan dengan topik yang sedang dibahas saat
ini,

maka

dapat

diartikan

bahwa Provenance berarti

asal

mula

terendapkannya suatu material sedimen di suatu lingkungan pengendapan


serta

jenis

batuan

yang

mengalami

pelapukan

dan

tererosi

dan

tertransportasi oleh aliran air sungai.


Material sedimen yang diangkut oleh air sungai tentunya memiliki
kandungan atau komposisi mineral tertentu karena dikontrol oleh beberapa

faktor seperti jenis batuan sumber meliputi batuan beku, batuan sedimen,
atau batuan metamorf, dan juga unsur seperti cuaca, iklim serta relief
roman muka bumi itu sendiri.
Sebagai contoh apabila batuan sumber merupakan batuan beku
maka terdapat mineral penciri seperti hornblende, orthoklas, dsb. Dengan
demikian, material sedimen yang terbentuk setelah pelapukan atau erosi
pasti akan mengandung material yang mencirikan batuan beku.
Cuaca dan Iklim akan mempengaruhi komposisi dari sisa proses
pelapukan dan hasil sedimen serta pelarutan mineral yaitu pelarutan
mineral menjadi lebih intensif pada daerah yang beriklim panas dan lembab
seperti kondisi Yogyakarta atau Indonesia dibandingkan daerah yang
beriklim dingin seperti di Eropa maupun Arctik.
Daerah yang memiliki relief yang tinggi seperti hulu Sungai Boyong
maka perkembangan erosi dan pengikisan serta pelarutan batuan akan
semakin cepat dan intensif. Sebaliknya, daerah dengan relief yang rendah
seperti hilir Sungai Code maka tingkat erosi semakin lambat dan justru
mengalami sedimentasi yang efektif. Salah satu sebabnya adalah kecepatan
erosi oleh air sungai serta debit sungai yang berbeda-beda.
Kemudian apabila dianalisa secara geologi mengenai komposisi
material sedimen serta jenis batuan sumbernya maka dapat diperkirakan
bahwa material sedimen yang diangkut oleh Sungai Boyong dan Sungai
Code berasal dari jenis batuan beku. Pernyataan tersebut didukung oleh
fakta bahwa sumber mata air dari sungai ini adalah berasal dari Gunung
Merapi, dimana seperti yang telah diketahui bahwa Gunung Merapi adalah
Gunung Api atau Gunung Vulkanik yang masih aktif hingga saat ini,
sehingga saat terjadi erupsi, gunung ini menghasilkan banyak batuan
vulkanik yang didominasi oleh batuan beku vulkanik dengan komposisi
mineral yang umum seperti olivin, piroksen, hornblende, feldpar maupun
kuarsa. Berdasarkan analisa tersebut, maka dapat diketahui bahwa banyak
terdapat batuan beku yang berada di sekitar lereng Merapi yang kemudian
mengalami pelapukan, erosi atau pengikisan oleh air sungai maupun
tersedimentasi di sepanjang sungai membentuk endapan dari ukuran
lempung

hingga

bongkah

dimana

endapan

material

sedimen

juga

mengandung mineral mineral spesifik batuan beku seperti olivin, piroksen,

hornblende,

feldpar,

kuarsa, dll.

2.)

Stratigraf

Secara

stratigrafis

Kali Boyong tersusun oleh


{Wartono Rahardjo, dkk
(1977), Wirahadikusumah

Endapan vulkanik Gunung Merapi di Sungai


Boyong usai dilewati lahar

(1989), dan Mac Donald

Sumber: www.republika.co.id

dan Partners (1984)} :


-

Vulkanik Merapi Tua

Tersusun oleh breksi aglomerat dan juga lelehan lava yang mengandung
olivine

dan

bertipe

andesitik-basalt

(Bemmelen,

pleistosen (Wirahadikusumah, 1989) diukur dengan C-14

Vulkanik Merapi Muda

Sejarah Endapan Merapi Tahun 1913-2006


Sumber: rovicky.wordpress.com

1949). Berumur

Tersusun atas rombakan merapi tua yang berupa endapan tuf, pasir, dan
breksi yang terkonsolidasi sebagian dan masih lemah.
-

Formasi Sleman

Batuan

penyusunnya

berupa

pasir

dan

kerikil

diselingi

bongkahan-

bongkahan. Dari Utara ke selatan formasi ini semakin mengalami penebalan


(Mac Donald and Partners, 1984).
-

Formasi Yogyakarta

Batuan yang menyusun formasi ini berupa perselingan pasir, kerikil, lanau
dan lempung (Mac Donald and Partners, 1984).

Provenance yang berada di Kali Boyong merupakan batuan hasil


erupsi G. Merapi baik yang sudah terkonsolidasi ataupun masih berupa
material sedimen. Material sedimen yang terdapat di Kali Boyong berukuran
pasir bongkah.

Sungai Code memiliki morfologi landai, termasuk kedalam Cekungan


Yogyakarta, yang memiliki litologi termasuk ke dalam stratigrafi Formasi
Sleman dan Formasi Yogyakarta.
Formasi Sleman merupakan kenampakan bagian bawah dari unit
volkanik klastik hasil Merapi Muda dengan dominasi litologi berupa kerikilbongkah yang terdiri dari tuf,lanau, pasir, kerikil dan breksi. Formasi ini
melampar dari lereng gunungapi ke selatan, sampai disekitar Bantul,
ketebalannya dari utara ke selatan semakin tipis.
Formasi Yogyakarta merupakan kenampakan bagian atas dari inti
volanik klastik Merapi Muda yang didominasi litologi pasir-kerikilan dan
terdiri dari perselang-selingan pasir, kerikil, tuf, lanau dan lempung. Formasi
ini melampar dari morfologi lereng gunungapi ke selatan. Secara umum
Formasi Sleman mempunyai ukuran butir yang lebih kasar daripadaFormasi
Yogyakarta.

3.) Geomorfologi
Sungai Boyong merupakan sungai induk yang langsung berhulu dari
Gunung Merapi dan sekaligus sebagai salah satu sungai yang mengangkut
air dan material sedimen yang berasal dari Gunung Merapi baik dari puncak
maupun dari lereng Gunung Merapi menuju ke daerah di sekitarnya melalui
anak anak sungai yang ada dan terbentuk dalam perkembangannya (utara
menuju ke selatan). Sungai Boyong terletak di Desa Hargobinangun,
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Semakin ke bawah Sungai Boyong bercabang cabang
menjadi beberapa anak sungai. Salah satu anak Sungai Boyong yang paling
utama adalah Sungai Code dimana sungai ini merupakan sungai yang
membelah Kota Yogyakarta.

Deskripsi secara singkat Sungai Boyong :


o
o
o
o

Memiliki bentuk lembah U


Pola Penyaluran Dendritik
Erosi vertikal > erosi horizontal
Stadia Sungai Muda

o
o

Debit aliran air rendah dengan kecepatan yang relatif tinggi


Sedimentasi tinggi akibat adanya material vulkanik hasil erupsi Gunung

Merapi
Susunan strata endapan tidak membentuk pola tertentu atau struktur
tertentu diakibatkan karena berasal dari endapan lahar dingin
Deskripsi secara singkat Sungai Code :

o
o
o

Memiliki bentuk lembah U


Pola Penyaluran Dendritik
Erosi vertikal < erosi horizontal, adanya dikes hampir di sepanjang

o
o
o

sungai menyebabkan erosi secara horizontal terhambat


Stadia Sungai Dewasa ditandai dengan sedimentasi yang efektif
Debit aliran air cukup tinggi dengan kecepatan yang relatif tinggi
Di sepanjang sungai banyak terdapat bar sungai seperti point

bar maupun channel bar


Susunan strata endapan tidak membentuk pola tertentu atau struktur
tertentu diakibatkan karena berasal dari endapan lahar dingin

DAFTAR PUSTAKA
Surjono, S.S, Donatus Hendra Amijaya dan Sarju Winardi. 2010. Analisis
Sedimentologi.
Pustaka Geo: Yogyakarta
Sitinjak, Ricky Christian. 2008. Karakteristik Mineral pada Sedimen Di
Sepanjang Sungai
Opak, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurusan Teknik Geologi Fakultas
Teknik
Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Boyong (diakses pada 15-9-2014, pukul
19.20)
http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Code (diakses pada 15-9-2014, pukul
19.22)
http://zakariyaaddimmki.blogspot.com
19:48)

(diakses

pada

15-9-2014

pukul

Anda mungkin juga menyukai