Anda di halaman 1dari 16

JURNAL PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
PENENTUAN KOOFISIEN GESEK BAHAN

Oleh
Wenny Farida Ulfa

141810301046

Hilda Shahra

141810301047

Siti Mariya Ulfa

141810301046

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya gesek adalah gaya yang berarah berlawanan dengan gerak
benda. Gaya gesek sering kita dengar dalam hal bidang miring serta gerak benda.
Gesekan berarti gerak relative antara dua permukaan yang bersinggungan
sedemikian hingga akibat persinggungan tersebut, gerakan yang satu dengan yang
lain menjadi tidak leluasa dan mengalami hambatan. Gaya gesekan terjadi jika
dua buah benda bergesekan, yaitu permukaan kedua benda bersinggungan waktu
benda yang satu bergerak terhadap benda yang lain. Benda yang satu melakukan
gaya pada benda yang lain yang sejajar dengan permukaan singgung, dan dengan
arah benda berlawanan terhadap gerak benda yang lain. Gaya gaya gesekan
selalu melawan gerak. Meskipun tidak ada gerak relative antara dua benda yang
bersinggungan, gaya gesekan tetap dapat terjadi.
Pada praktikum penentuan koefisien gesek bahan, yang dilakukan adalah
menentukan koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis. Pada penentuan
koefisien gesek statis, yang dilakukan adalah meletakkan benda pada bidang
miring, lalu membiarkan benda tersebut meluncur dan menghitung sudut benda
pada jarak yang telah ditentukan. Sedangkan pada penentuan koefisien gesek
kinetis dilakukan dengan meletakkan benda yang telah dihubungkan dengan
beban oleh tali penghubung pada titik awal bidang miring yang telah ditentukan
sudutnya, lalu beban dilepaskan kebawah hingga beban tertarik, kemudian dicatat
waktunya.
Gaya gesek dalam kehidupan sehari hari sangat besar peranannya.
Dengan gaya gesek, manusia dapat berjalan tanpa terpeleset, mobil bisa berhenti
karena adanya pengereman dan juga ban mobil maupun sepeda diberi gerigi agar
tidak licin saat berjalan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum koefisien gesek bahan adalah :
1. Bagaimana pengaruh perubahan beban terhadap sudut yang dibentuk oleh
bidang miring?
2. Bagaimana niai koefisien gesek statis antara dua beban yang berbeda?
Apakah ada perbedaan?
3. Bagaimana nilai koefisien gesek statis antara landasan yang berbeda untuk
beban yang sama?
4. Bagaimana perbandingan nilai koefisien gesek kinetis pada landasan dan
sudut yang sama untuk beban yang berbeda?
5. Bagaimana perbandingan nilai koefisien gesek kinetis pada landasan dan
beban yang sama untuk sudut yang berbeda?
6. Bagaiman perbandingan nilai koefisien gesek kinetis pada sudut dan beban
yang sama untuk landasan yang berbeda?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh perubahan beban terhadap sudut yang dibentuk oleh
bidang miring.
2. Mengetahui niai koefisien gesek statis antara dua beban yang berbeda dan
perbedaannya.
3. Mengetahui nilai koefisien gesek statis antara landasan yang berbeda
untuk beban yang sama.
4. Mengetahui perbandingan nilai koefisien gesek kinetis pada landasan dan
sudut yang sama untuk beban yang berbeda.
5. Mengetahui perbandingan nilai koefisien gesek kinetis pada landasan dan
beban yang sama untuk sudut yang berbeda
6. Mengetahui perbandingan nilai koefisien gesek kinetis pada sudut dan
beban yang sama untuk landasan yang berbeda.

1.4 Manfaat
Manfaat dari diadakannya praktikum penentuan koefisien gesek bahan
adalah agar kita bisa menggunakan koefisien gesek ini dalam kehidupan sehari
hari. Misalnya gaya gesek dapat digunakan sebagai prinsip pembuatan sepatu

olahraga, yaitu pada telapak sepatu dibuat kasar agar pemain olahraga tidak
mudah terpeleset. Selain itu, juga digunakan pada alat gergaji agar mudah
memotong benda.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara
dua permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah
gerak benda. Jika sebuah balok yang beratnya W diletakkan pada bidang datar dan
pada balok tidak bekerja gaya uas, maka besarnya gaya normal sama dengan besar
berat.
N = W ... (2.1)
Sedangkan gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas bidang dimana
benda ditempatkan dan tegak lurus terhadap bidang lain. Persamaannya adalah :
N = mg

cos .

(2.2) (Zaelani,2006).
Gaya gesekan yang bekerja antara dua permukaan yang berbeda dalam
keadaan diam relative satu dengan yang lainnya disebut gaya gesek statis. Gaya
gesek statis yang maksimum adalah gaya terkecil yang menyebabkan benda
bergerak. Sekali benda mulai bergerak, gaya gesekan yang bekerja akan berkurang
besarnya, sehingga untuk mempertahankan gerak lrus beraturan diperlukan gaya
yang lebih kecil. Gaya gaya yang bekerja antara dua permukaan yang saling
bergerak relative disebut gaya gaya gesekan kinetic (Sutrisno, 1996).
Gaya gesekan statis dihubungkan dengan gaya normal diperoleh
persamaan :
fs s N

(2.3)
dimana tetapan pembanding

disebut koefisien gesek statis. Perbandingan

antara besar gaya normal dengan besar gaya gesekan kinetic disebut koefisien
gesek kinetik
fk=k N ...

(2.4)

tetapan

dan

tertentu, biasanya

k
s

adalah besaran tanpa satuan. Untuk dua permukaan


>

k . Nilai

dan

bergantung pada sifat

kedua permukaan gesek, dan nilai ini besar jika kedua permukaan adalah kasar,
dan kecil jika kedua permukaan licin (Sutrisno, 2006).
Persamaan tiga diturunkan dari rumus fungsi trigonometri. Dari penurunan
persamaan tiga, nanti akan ditemukan rusmus koefisien gesek statis

Gambar 2.1 Koefisien gesek statis


( Sumber : petunjuk praktikum fisika dasar, 2014 )
Mencari koefisien gesek statis diperoleh dengan cara menguraikan gaya
apa saja yang bekerja dalam sumbu x dan y
NW cos =0
fsW sin =0

Setelah itu memasukkan rumus fs=s N


N=w cos =0
fsw sin =0

fs=w sin
N=w cos

fs=w sin
sw sin =0

jadi diperoleh :

s=

w sin
w cos

s=tan
(2.5) (Halliday, 2010).

3
4

Gambar 2.2 bidang miring


( Sumber : petunjuk praktikum fisika dasar, 2014 )

f =m a

f sin=m a
m g sin =ma

g sin=a

a=5.89

m
s2

s = tan
3 x 102
s=
4 x 102 = 0.75
pada koefisien gesek kinetic persamaan k adalah :

k=(

1
cos

a
+1)( 1 )1 ))tan
(( m2
m1
g

.. (2.6)

(Zaelani,2006).
Dampak menguntungkan dan merugikan dari gaya gesek dalam kehidupan
sehari hari :
1. Merugikan
Gaya geseksn pada komponen mesin yang berputr dan bersentuhan
satu sama lain. Gaya gesekan ini merugikan karena akan
menimbulkan panas dan mesin cepat aus sehingga akan mudah

rusak.
Gaya geseka antara permukaan ban engan jalan raya. Pada jalan
yang kasar atau tidak rata, gaya gesekan antara roda dengan jalan

sangat besar shingga sulit untuk melaju dengan cepat.


Gaya gesekan udara dengan benda yang bergerak. Contohnya
mobil balap didesai sedemikian rupa supaya gaya gesekan udara

tidak mengurangi kelajuan mobil.


2. Menguntungkan
Gaya gesekan antara alas kaki dengan lantai pada saat berjalan.
Gaya gesekan pada penggunaan rem sepeda atau mobil, yang

berfungsi untuk menghentikan laju kendaraan tersebut.


Gaya gesekan udara saat parasut dikembangkan dan sebagainya
(Priyambodo, 2009).

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini :
1. Benda dan bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya, benda ini akan
menjadi objek yang akan diamati
2. 1 set alat bidang miring, sebagai alat yang digunakan untuk
mempraktekkan koefesien gesekan
3. Neraca, berfungsi untuk menghitung massa benda
4. Stopwatch, berfungsi untuk mengukur waktu
5. Mistar, berfungsi untuk mengukur jarak
3.2 Desain Percobaan
Desain percobaan untuk praktikum kali ini yaitu :

Gambar 3.1 Menentukan koefisien gesek statis


(Fisika,1998).

Gambar 3.2 Menentukan koefisien gesek kinetik


(Fisika,1998).
3.3 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dalam percobaan ini adalah :
A. Menentukan koefisien gesek statis
1. Bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya ditimbang dan dicatat
massanya
2. Bahan diletakkan diatas bidang miring berlandaskan kayu dengan
kemiringan 00
3. Dengan perlahan, diperbesar sudut kemiringan bidang miring hingga
beban tepat mulai meluncur turun
4. Sudut yang dibentuk bidang miring dengan horizontal dihitung
5. Dilakukan langkah 2 sampai 4 hingga mendapatkan 5 data pengamatan
untuk massa pertama
6. Diatas bahan ditambahkan beban yang telah diketahui massanya,
kemudian diulangi langkah 2 sampai 5 untuk 3 kali penambahan beban
7. Dilakukan pengulangan langkah 1 sampai 6 untuk landasan yang
berbeda
B. Menentukan koefisien gesek kinetik
1. Bahan ditimbang dengan neraca
2. Peralatan disusun dengan kemiringan tertentu

3. Diletakkan benda 1 pada posisi tertentu, dicatat 2 buah titik acuan pada
landasan, titik awal benda 1 dan titik lain pada jarak tertentu
4. Diberi beban benda 2 sedemikian rupa sehingga sistem bergerak
dipercepat
5. Waktu yang diperlukan benda 1 untuk bergerak dari titik awal ke titik
acuan dicatat
6. Penimbangan dilakukan terhadap benda 2 dan dicatat massanya
7. Dilakukan pengulangan untuk langkah 1 sampai 6 dengan beban 2
yang berbeda
8. Dilakukan pengulangan langkah 1 sampai 7 untuk kemiringan yang
berbeda
9. Dilakukan pengulangan langkah 1 sampai 8 untuk landasan berbeda
3.4 Metode Analisis
1. Koefisien gesek statis
s

Rata =

s 1+ s 2+ s 3+ s 4+ s 5
s=tan
5
|| s=

cos 2 +sin 2
2
( )
2
cos

I=

s
100
s

I=

s
100
s rata

K=100 I
AP=1log

s
s

s 1+ s 2+ s 3+ s 4+ s 5
5
2. Koefisien gesek kinetik
k=(

1
cos

k rata=

((

m2
a
+1 1 1 )tan
m1
g

)( ) )

k 1+ k 2+ k 3
3

1
a
m2
m 2a
m 2
1
t

| m2|+
+
| m1|+|

| a|+
|m 1cos
|
|
|
|
|
m1 g cos
m 1 g cos g cos
c
m 1 cos m1 g cos

k=

I=

k
100
k rata

K=100 I

AP=1log

k
k rata

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum kali ini adalah :
A. Koofisien gesek statis pada landasan kayu
B. Koofisien gesek statis pada landasan kaca
C. Koofisien gesek kinetis pada landasan kayu

D. Koofisien gesek kinetis pada landasan kaca

4.2 Pembahasan
Pengaruh perubahan beban terhadap sudut pada koefisien gesek statis
bergantung pada landasan bidang miring. Pada landasan kayu, semakin besar
beban, sudut yang dihasilkan juga semakin besar. Namun, pada landasan kaca
semakin besar beban sudut yang dihasilkan semakin kecil. Nilai koefisien gesek
statis didapat dari persamaan tangent sudut pada koefisien gesek statis beban
sangat mempengaruhi nilai koefisiennya. Pada landasan kayu nilai nilai koefisien
yang dihasilkan sangat besar. Sedangkan pada landasan kaca, jika berat beban
semakin besar, nilai koefisiennya semakin kecil. Jadi, penentuan besar kecil nilai
kofisien gesek statis suatu bahan dipengaruhi oleh berat beban dan landasannya.
Perbandingan tersebut terjadi karena pada landasan kayu permukaannya kasar
sehingga menghambat bahan untuk dapat bergerak atau meluncur ke bawah.
Sedangkan pada landasan kaca, permukaan kaca licin sehingga tidak ada
penghambat terhadap suatu bahan dalam bergerak ke bawah.
Perbandingan koefisien gesek kinetic untuk beban yang sama dan sudut
yang sama tapi landasan yang berbeda diperoleh hasil lebih besar pada landasan
kayu. Namun pada landasan yang sama, beban yang sama tapi sudutnya berbeda
diperoleh pada sudut yang besar koefisiennya lebih besar hal ini mengindikasikan
bahwa sudut sangat mempengaruhi besar nilai koefisien gaya gesek.
Perbandingan nilai koefisien gesek kinetic pada landasa dan sudut sama
namun beban berbeda diperoleh hasil beban yang lebih berat memiliki nilai
koefisien gesek yang lebih berat hal tersebut mengindikasikan bahwa gaya gesek
berpengaruh pada besar nilai koefisien geseknya.

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Berat benda mempengaruhi besar sudut benda, semakin besar beban
semakin besar pula nilai sudutnya.
2. Nilai koefisien statis lebih besar jika beban benda lebih besar.
3. Nilai koefisien statis lebih besar pada landasan kayu.
4. Nilai koefisien kinetic lebih besar pada beban yang lebih besar pada
landasan dan sudut yang sama.
5. Nilai koefisien kinetic lebih besar pada sudut yang lebih besar dengan
landasan dan beban yang sama.
6. Nilai koefisien kinetic lebih besar pada landasan kayu dengan sudut dan
beban yang sama.
5.2 Saran

Ketika menggunakan 1 set bidang miring gunakan yang alasnya lebih pendek dari
sisi miringnya agar ketika melakukan percobaan lebi mudah. Sebelum melakukan
praktikum hendaknya memahami langkah kerja terlebih dahulu agar waktu yang
diperlukan dalam melakukan percobaan menjadi lebih efisien. Dan kepada
praktikan agar mencoba beberapa kali hingga didapat hasil yang akurat.DAFTAR
PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai