berikut:
q pilecap = beton b h
q pilecap = 2,4 ton / m3 1,7 m 1,7 m
q pelat = beton b h
q pelat = 2,4 ton / m3 0.4 m 1,7 m
qbalok = beton b h
qbalok = 2,4 ton / m3 0,6 m 0,6 m
LL = 4 ton / m 2 1,7 m
LL = 6,8 ton / m
Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0)
Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan
5-35
Beban Ultimate
qu = 1, 2 DL + 1,6 LL
LL = 22, 2032 ton / m
Tinjau freebody diagram berikut ini
=0
M x = 1 qu x 2
2
M x = 1 * 22, 2032 * 0,852
2
M x = 8,02 ton m
Momen Ultimate = 8,02 ton-m, nilai momen ultimate yang didapat dari perhitungan
ini dibandingkan dengan hasil analisis dari SAP2000 yang bernilai 17,86 ton-m, jadi
untuk perhitungan penulangan dipakai Mu yang terbesar yaitu 17,86 ton-m.
=0
Vx = qu x
Vx = 22, 2032 * 0,85
Vx = 19,076 ton
5-36
5.1.2 Trestle
Analisa struktur 2D dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SAP 2000, dengan
pemodelan sebagai berikut:
A. Potongan Memanjang
5-37
Beban Mati
Beban mati pada analisis struktur 2D ini adalah berat sendiri balok melintang dan
pelat.
Balok Melintang
qbalok
= beton * l * b * t
= 2400 * 3 * 0,5 * 0,8
= 2,88 ton
Beban ini diaplikasikan pada joint-joint di lantai trestle sebagai berikut:
5-38
Pelat
Distribusi beban pelat mengikuti peraturan SK SNI 03 2847 2002 dengan area
distribusi sebagai berikut:
Diketahui:
a
= panjang area
b
= lebar area
---- = distribusi beban
Bila a b, maka:
a
5-39
Bila a = b, maka:
Pada potongan memanjang ini terdapat kedua jenis area tersebut (4,5 m x 3 m) dan
(3 m x 3 m). Secara umum, tampak atas, area distribusi pembebanan pada
potongan memanjang adalah sebagai berikut:
2 bentang @ 3 m
1m
11 bentang @ 4,5 m
3m
Gambar 5.24 Tampak Atas area distribusi pembebanan
5-40
Gambar 5.25a Pemodelan Pelat pada SAP 2000 untuk pengecekan balok
Namun untuk mendapatkan gaya aksial pada tiang dan pile cap serta untuk mengetahui
besarnya momen pada pile cap, beban pelat didistribusikan secara merata dengan besar
yang sama sebagai berikut:
5-41
Gambar 5.25b Pemodelan Beban Pelat SAP 2000 untuk pengecekan pile cap & tiang
Beban Hidup
Seperti telah disebutkan sebelumnya, beban hidup pada dermaga adalah beban
UDL maksimum, yakni truk T45, sebesar 2,86 t/m2. Distribusi area sama dengan
pembebanan pelat.
Beban ini diaplikasikan pada lantai trestle sebagai berikut:
5-42
Gambar 5.26a Pemodelan Beban Hidup SAP 2000 untuk pengecekan balok
Namun untuk mendapatkan gaya aksial pada tiang dan pile cap serta untuk mengetahui
besarnya momen pada pile cap, beban hidup didistribusikan secara merata dengan
besar yang sama sebagai berikut:
5-43
Gambar 5.26b Pemodelan Beban Hidup SAP 2000 untuk pengecekan pile cap & tiang
Beban Gelombang
Beban Gelombang pada Tiang
Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 1,43 ton dan bekerja dari
seabed hingga elevasi atas dermaga.
b=
a*2
L
5-44
dimana:
a
: besar beban hasil perhitungan = 1,43 ton
L
: panjang tiang dari seabed hingga HWS = 22,23 m
b
: besar beban distribusi = 0,128 t/m = 0,13 t/m
Beban ini diaplikasikan pada pemodelan sebagai berikut:
Gambar 5.27 Pemodelan Beban Gelombang pada tiang pada SAP 2000
5-45
Beban Arus
Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 0,096 ton/m dan bekerja dari fixity
point hingga HHWL.
Dengan melakukan perhitungan yang sama seperti beban gelombang pada
tiang,didapatkan harga beban distribusi atau b = 0,19 t/m.
Beban ini diaplikasikan pada pemodelan sebagai berikut:
5-46
Beban Gempa
Pada potongan memanjang ini hanya terdapat gempa dari arah melintang, sehingga
besar beban gempa yang telah dihitung sebelumnya, yakni 74,06 ton dibagi dengan
jumlah joint pada arah melintang (3), sehingga menjadi 24,71 ton.
Beban ini diaplikasikan pada pemodelan sebagai berikut:
5-47
2) Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang digunakan berdasarkan SK SNI 03 2847 - 2002, sebagai
berikut:
Dimana:
DL
LL
E
A
G
= beban mati
= beban hidup
= beban gempa
= beban arus
= beban gelombang
5-48
3) Hasil Pemodelan
Analisis Balok
Struktur
Balok
Momen 3 - 3
ton m
-29,95
Combo
3
Geser 2 - 2
ton
25,10
Combo
4
Momen 3 - 3
ton m
-36,54
Combo
4
Geser 2 - 2
ton
41,05
Combo
4
Perhitungan momen pada pile cap tunggal juga dilakukan secara manual sebagai
berikut:
q pilecap = beton b h
q pilecap = 2,4 ton / m3 1,7 m 1,7 m
q pelat = beton b h
q pelat = 2,4 ton / m3 0.35 m 1,7 m
5-49
qbalok = beton b h
qbalok = 2,4 ton / m3 0,5 m 0,45 m
qu = 1, 2 DL + 1,6 LL
LL = 18, 464 ton / m
Tinjau freebody diagram berikut ini
=0
M x = 1 qu x 2
2
M x = 1 *18, 464 * 0,852
2
M x = 6,67 ton m
Momen Ultimate = 6,67 ton-m, nilai momen ultimate yang didapat dari perhitungan
ini dibandingkan dengan hasil analisis dari SAP2000 yang bernilai 36,54 ton-m, jadi
untuk perhitungan penulangan dipakai Mu yang terbesar yaitu 36,54 ton-m.
5-50
=0
Vx = qu x
Vx = 18,464 * 0,85
Vx = 15,6944 ton
B. Potongan Melintang
5-51
Beban Mati
Beban mati pada analisis struktur 2D ini adalah berat sendiri balok memanjang dan
pelat.
Balok Memanjang
qbalok
= beton * l * b * t
= 2400 * 3 * 0,5 * 0,8
= 2,88 ton
Beban ini diaplikasikan pada joint-joint di lantai trestle sebagai berikut:
5-52
Pelat
Distribusi beban pelat mengikuti peraturan SKSNI dengan area distribusi sebagai
berikut:
Diketahui:
a
= panjang area
b
= lebar area
---- = distribusi beban
Bila a b, maka:
a
5-53
Bila a = b, maka:
Pada potongan memanjang ini terdapat kedua jenis area tersebut (4,5 m x 3 m) dan
(3 m x 3 m). Secara umum, tampak atas, area distribusi pembebanan pada
potongan memanjang adalah sebagai berikut:
5-54