ISOLASI DAN
IDENTIFIKASI
Salmonella Shigella
CUT INDRIPUTRI
PO.71.4.203.13.2.009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isolasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan
atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Identifikasi merupakan usaha atau metode yang dilakukan untuk
mengetahui secara rinci tentang bakteri, seperti; morfologi bakteri, bentuk
koloni, sampai jenisnya. Identifikasi bakteri biasanya dilakukan dengan
cara pengecatan, penanaman pada media plate dan uji biokimia.
Hasil isolasi dan identifikasi ini sangat dipengaruhi oleh; tenaga
atau
pelaksana
(teknisi)
yang
memiliki
pendidikan,
keterampilan,
A. Landasan Teori
Salmonella
merupakan
kuman
berbentuk
batang,
tidak
mikroskop,
Smith
menemukan
sekelompok
bakteri
: Bakteria
Phylum
: Proteobakteria
Classis
: Gamma proteobakteria
Ordo
: Enterobakteriales
Familia
: Enterobakteriakceae
Genus
: Salmonella
Species
: Salmonella thyposa
Salmonella digolongkan ke dalam bakteri gram negatif sebab
Salmonellosis
Bakteri Salmonella berkembang pada saluran pencernaan
binatang seperti babi, sapi, dan ayam. Bakteri tersebut kemudian
menyebar melalui makanan hingga menginfeksi manusia. Tak jauh beda
dengan binatang, saat menginfeksi manusia, Salmonella bersarang di
saluran pencernaan, mulai dari lambung hingga usus halus. Umumnya,
bakteri Salmonella menimbulkan salmonellosis berupa penyakit tifus atau
paratifus.
Seseorang
yang
terinfeksi
bakteri
Salmonella,
akan
menunjukkan gejala berupa diare, kram perut, demam dan sakit kepala,
mual, bahkan muntah-muntah. Suhu tubuh pun tidak stabil dan cenderung
seseorang tidak dalam keadaan vit, atau terlalu lelah, asam lambung tidak
mampu mengatasi perkembangan bakteri tersebut.
Seseorang yang terkena salmonellosis biasanya mengeluarkan
banyak cairan karena diare dan muntah-muntah. Di sisi lain, nafsu makan
dan minum pun menurun drastis karena sensasi rasa mual. Kekurangan
cairan yang berlebihan inilah yang menjadi salah satu penyebab
kematian.
Selain itu, Salmonella dengan mudah bisa berkembang dan
menular kepada orang lain. Sebab, bakteri tersebut terdapat pula pada
sisa kotoran, urine, dan muntahan penderita yang dengan cepat bisa
mengontaminasi air, udara, dan makanan di sekitarnya. Karena itu, perlu
kehati-hatian
dan
perhatian
khusus
agar
jangan
sampai
bakteri
Patogenitas
Salmonella
adalah
penyebab
utama
dari
penyakit
yang
10
gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang
tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media
diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri
lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu
laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi.
Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang
dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa
saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijaukebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang
ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue.
Shigella adalah bakteri patogen usus yang dikenal sebagai agen
penyebab penyakit disentri basiler. Bakteri ini menginfeksi saluran
pencernaan dan menyebabkan berbagai gejala, dari diare, kram, muntah,
dan mual.
Shigella merupakan penyebab diare disentri yang paling sering
pada anak usia 6 bulan sampai 10 tahun di Amerika Serikat dan negara
berkembang.
Shigella
tahan
terhadap
keasaman
lambung
dan
11
di
kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB
diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73
orang (CFR 1,74 %.). Berdasarkan isolasi penderita diare dari RS
Karantina Jakarta pada tahun 1980--1985 spesies terbanyak dari Shigella
ialah Sh. Jlexneri (47,1%) lalu menyusul Sh. dysentriae (27.4%).
Taksonomi
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma proteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Shigella
Spesies
Struktur antigen
Shigella mempunyai susunan antigen yang komplek, terdapat
tumpang tindih dalam sifat serologik berbagai spesies, dan sebagian
12
besar bakteri ini mempunyai antigen O yang juga dimiliki oleh bakteri
enterik lainnya. Antigen somatik O Shigella adalah liposakarida.
Kekhususan serologiknya tergantung pada polisakarida. Terdapat lebih
dari 40 serotipe. Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia
dan antigenic (Nathania, 2008).
Klasifikasi
Spesies shigella diklasifikasi menjadi empat serogroup:
Gejala
Gejala Shigella yang paling umum adalah gejala diare, demam,
mual, muntah, kram perut, perut kembung, dan sembelit. Kotoran mungkin
Laporan Bakteriologi_Cut Indriputri_D IV ANAKES
13
2.
3.
4.
Endotoksin
Infeksi hampir selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi ke
aliran darah sangat jarang dan sangat menular. Infeksi di usus akut ini
adalah disentri basiler/ Shigellosis yang dapat sembuh sendiri. Reaksi
peradangan
yang
hebat tersebut
merupakan
faktor utama
yang
membatasi penyakit ini hanya pada usus. Selain itu juga menyebabkan
14
Eksotoksin
Eksotoksin merupakan protein yang antigenik (merangsang
produksi
antitoksin)
dan
mematikan
hewan
percobaan.
Aktivitas
penyakit
dan
sifat
infeksi
Shigella
dysenteriae,
serta
15
16
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
17
MEDIA
ALAT
Sampel
Pemupuk
REAGEN
Isolasi
Difrensial
Urea
Ose / nal
Simon
Lampu
SIM
SSA
Urin
Tissu
SB
MCA
TSIA/KIA
BSA
Laktosa
Sukrosa
Glukosa
Pipet tetes
Manitol
Inkubator
d)
CGV
MR/ VP
Objek
Mikroskop
NaCl
Citrat
spritus
gelas
Biokimia
Rak
Maltosa
Tabung
Sorbitol
Iodin
Alkohol
96%
Safranin
Minyak
imersi
B. Prosedur Kerja
Pembuatan media SSA ( Salmonella Shigella Agar ) 20 Plate
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang media SSA
Penimbangan media dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume
yang akan dibuat, berpedoman pada cara pembuatan yang tertera
pada botol media. Pada botol media tertera 60 gram dalam 1 liter
aquades, sementara media yang akan dibuat sebanyak 20 plate
(200 ml), sehingga bahan yang ditimbang sebanyak 12 gram.
3) Mengatur pH Aquades
pH aquades untuk media BAP yaitu 7,0 0,2 jika pH masih
dibawah atau diatas, maka ditambahkan setetes demi tetes KOH
ata HCl hingga pH mencapai yang diinginkan.
4) Media yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam Beaker glass.
Laporan Bakteriologi_Cut Indriputri_D IV ANAKES
18
pengecatan gram
lagi. Diambil
satu
koloni
dan
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Sebelum ditanami
SSA
BSA
MCA
20
Sesudah ditanami
SSA
BSA
MCA
21
Gram (-)
Hari ke III
Gram (-)
B. Pembahasan
Media SSA (Salmonella Shigella Agar)
Ciri-ciri koloni yang tumbuh pada media ini yaitu:
Warna
: transparan
Tepi
: rata
Bentuk
: bulat
Laporan Bakteriologi_Cut Indriputri_D IV ANAKES
22
Permukaan : cembung
Ukuran
: kecil-sedang
Salmonella shigella agar adalah media selektif untuk
daging
kebutuhan nitrogen
b. Vitamin, mineral, dan
dan
asam
pepton,
amino,
menyediakan
diperlukan
untuk
pertumbuhan
c. Campuran bile salt, sodium sitrat, dan brilliant green
menghambat bakteri gram positif, sebagian besar baktei
coliform dan pertumbuhan swarming dari Proteus sp sehingga
kuman Salmonella sp dan Shigella sp dapat tumbuh dengan
baik.
d. Neutral red, sebagai indicator
e. Ferric citrate, mendetekdi adanya H2S yang dihasilkan bakteri
seperti proteus dan beberapa strain dari salmonella akan
terbentuk koloni dengan titik hitam di tengah.
Karakteristik koloni yang tumbuh
Bakteri yang tidak meragi laktosa, membentuk koloni yang
bersih, transparan dan tidak berwarna. Bakteri coliform
pertumbuhannya akan terhambat dengan membentuk koloni
yang kecil, berwarna merah muda, sampai merah.
Media MCA (Mac Concey Agar)
23
kuman,
khususnya
gram
negative
seperti
24
25
ujui ini terlihat pergerakan (motility) pada media yang ditusuk dengan
ose dan warna media SIM berubah menjadi hitam.
Sulfit
H2S diproduksi oleh beberapa jenis mikroorganisme melalui
pemecahan asam amino yang mengandung unsur belerang (S)
seperti lisin dan metionin. H2S dapat juga diproduksi melalui reduksi
senyawa-senyawa belerang anorganik, misalnya : tiosulfat, sulfit atau
sulfat.
Indol
Uji Indol bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri
dalam memecah asam amino triptofan. Media ini biasanya digunakan
dalam identifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang diperoleh bakteri ini
negative karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda
pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari
tryptofan sebagai sumber karbon, yang dapat diketahui dengan
menambahkan larutan kovacs. Asam amino tryptofan merupakan
komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga
asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme
akibat penguraian protein (sugianto 2012).
Mikroorganisme menggunakan asam amino sebagai pemuka
protein, komponen sel dan kadang kala sebagai sumber energi. Asam
amino
ini
dimodifikasikan
dengan
berbagai
cara
sewaktu
metabolisme.
26
Dalam
percobaan
diperlihatkan
berbagai
cara
mikroorganisme
apabila
dihidrolisis
oleh
enzim
triptofamase
akan
Rosindole dye
(berwarna merah ceri)
Motility
Motilitas adalah salah satu dari ciri mahluk hidup, begitu pula
dengan mikroorganisme, namun alat geraknya masih sederhana
berupa flagella atau cilia. Bakteri melakukan motilitas dengan
27
diproduksi
dengan
reduksi
senyawa
anorganik
yang
28
2 S2O3 + 4 H+
2 SO32- + 2 H2S
reduktase
FeS
hitam
Uji MR/VP
Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari
beberapa bakteri yang memproduksi asam sebagai hasil fermentasi
dari glukosa dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan
penambahan indicator Methyl Red. Salmonella memproduksi asam
kuat sehingga pada penambahan MR, akan terbentuk warna merah.
(Gani. A. 2003).
Uji MR yang dilakukan, diperoleh hasil (+) yaitu ditandai
dengan terjadinya perubahan warna indicator menjadi merah. Gens
bakteri seperti seperti : Eschericia, Salmonella, Proteus dan
Aeromonas mampu memfermentasikan glukosa dan menghasilkan
banyak sekali asam laktat, asetat, suksina dan format disamping CO 2,
O2 dan Ethanol. Akumulasi asam-asam ini menurunkan pH sampai 5,0
atau kurang. Bila indicator merah metil ditambahkan dengan pH
serendah itu, maka indicator tersebut menjadi merah.
Hal ini menandakan bahwa organism yang bersangkutan adalah
peragi asam campuran. (mixed acid fermenter).
29
dengan
menggunakan
metil
merah,
Voges-
untuk
membedakan
Enterobacteriaceae,
berdasarkan
beberapa
bakteri
kemampuannya
golongan
dalam
untuk
membedakan
bakteri
E.coli
dengan
Voges-Proskueur
digunakan
untuk
mengidentifikasi
30
Uji SCA
31
tidak
memfermentasikan
sitrat,
sehingga
pada
BAB V
32
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan baik dari pewarnaan maupun uji
biokimia yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bakteri yang
diidentifikasi yaitu bakteri Salmonella thypi. Adapun hasil dari beberapa
uji yang tidak sesuai seperti pada sukrosa, mungkin disebabkan dari
media yang digunakan kurang layak pakai, atau dari cara pembuatan
media itu sendiri.
B. Saran
Pada pewarnaan gram hendaknya dilakukan dengan teliti dan
sesuai prosedur yang ada agar bakteri yang seharusnya gram negative
tidak tampak seperti gram positif. Lebih teliti lagi dalam pembuatan mediamedia khususnya media sukrosa.
DAFTAR PUSTAKA
33
http://risaluvita.wordpress.com/about/
Bakhri samsul, Mursalim, hasnawati, hadijah siti, dan joharsan. 2014.
Penuntun Praktikum Bakteriologi II. Poltekkes. Makassar; 30