Anda di halaman 1dari 8
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 8 23 Oktober 2010 (revisi 2010) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Peristiwa SETELAH PERIODE PELAPORAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANS! KEUANGAN PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN Hak cipta © 2010, tkatan Akuntan Indonesia Sanksi Pelanggaran Pasal 44 Undeng-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang Perubaan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta | Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mem- perbanyak suatuciptean atau memberiizin untuk itu dipidana dengen idan perjare paling lama 7 (Qujuh) tahun darvatau denda paling banyak 'Rp100.000.000,00 (seratus juts rupiah). 2, Barangsiapa dengan sengaja menyiatkan, memamerkan, mengederkan, tau menjual kepada umum susto ciptaan atau barang hal pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara pa Jing lama $ (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50,000.000.00 (lima puloh jute rupiah). Dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntensi Keuangan Tkatan Akuntan Indonesia Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng Jakarta 10310 ‘Telp: (021) 3190-4232 Fax (021) 724-5078 Email iaiinfo@iaiglobal.orid, dsak@iaiglobal.orid Oktober 2010 Petstwe Selieh Pecado Peeporan PAK No.8 (eisi2010) PSAK 8 (revisi 2010) tentang Peristiwa Setelalt Periode Pelaporan telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 23 Oktober 2010. PSAK 8 (revisi 2010) menggantikan PSAK 8 (revisi 2003) tentang Peristiwa Setelah Tanggal Ne-aca yang telah dikeluarkan pada tanggal 14 Oktober 2003 Jakarta, 23 Oktober 2010 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Rosita Uli Sinaga Ketua Roy Iman Wirahardja Wakil Ketua Eity Reino Wulandari Anggota Merliyana Syamsul Anggota Meidyah Indreswari Anggota Setiyono Miharjo Anggota Saptoto Agustomo Anggota Sumadi Anggota Ferdinand D. Purba Anggota Irsan Gunawan Anggota Budi Susanto Anggota Ludovicus Sensi Wondabio Anggota Eddy R. Rasyid Anggota Liaw She Jin Anggota Sylvia Veronica Siregat Anggota Fadilah Kartikasasi Anggota G.A. Indira Anggota Teguh Supangkat Anggota Tiak ips @ 2010 KATAN AKUNTAN INDONESA ii Diarang marie kop atau momoatbonysk Persiva Selah Parode Petaporan SAK No.0 (ros! 2010) PERBEDAAN DENGAN IFRSs PSAK 8 (sevisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan mengadopsi TAS 10 Events after the Reporting Period pet 1 Januari 2009, kecuali 1. Tambahan di paragraf 03 tentang definisi tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit yang berasal dari ISA 560, Pertimbangannya agar tidak menimbulkan pengertian yang beragam, 2, IAS 10 paragraf 17 yang menjadi PSAK 8 (revisi 2010) paragraf 17 tentang pengungkapan tanggal otorisasi untuk terbit dengan menghilangkan pengungkapan pemilik atau pihak lain yang memiliki kuasa untuk mengubah laporan keuangan, Pertimbangannya secara legal di Indonesia tidak ada pihak yang mempunyai kekuasaan, beserta tanggung jawab atas laporan keuangan, untuk mengubah laporan Keuangan setelah diotorisasi untuk terbit. "Hak Cipa ©2070 KATAN AKUNTAN INDONESIA Disrang memicto-kpiaau mempeveanyak Penstwa Selelan Peroxe Pelapran SAK No.8 uls 2010) DAFTAR ISI PENDAHULUAN TUjUan econ Ruang lingkup Definisi . PENGUNGKAPAN ‘Tanggal otorisasi untuk terbit.... sees UTR Pemutakhiran pengungkapan kondisi pada akhir periode pelaporan ... 19-20 Peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan... 21 - 22 TANGGAL EFEKTIF 23 PENARIKAN svsonnmssnnnnn 24 Hak pia © 2510 RATAN AKUNTAN INDONESA v iarang menotokop atau memperbanya. Pesisiwa Settah Poros Petapocan 2SAK No.8 (evisi2010) nt 12 B 14 15 16 7 18 19 20 21 22 24 25 26 n 28 29 30 31 32 33 4 35 36 7 38 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 8 (REVISI 2010) PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangar 8 (revisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan (erdiri dari paragraf 1 = 24, Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur Jang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebat dan airing mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK8 harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Pernbahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan desar memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan pang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Pernyataan ini adaiah untuk menentukan: (@)_kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode pelaporan; dan (b)_ pengungkapan yang dibuatentitas tentang tanggal laporan Keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan. Pemyataan ini juga mensyaratkan bahwa eutitas tidak boleh menyusun laporan keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat Ruang lingkup 02. Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi untuk, dan pengungkapan atas, peristiwa setelah periode Pelaporan. Hak Cipin © 2010 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 8.4 Diarang mentei-kop atau mempereanyak PSAK No.8 (evs 2010), 03. Berikut ini adalah pengertiun istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Peristiva setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporant keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang menguntungkan maupun yang tidak. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (a) peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondist pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan); dan (b) peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondist setelah periode pelaporan (peristiwa nonpenyesuai setelak periode pelaporan). Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal manajemen telah memberikan asersi bakwa laporan keuangan telah diselesaikan dan tanggal manajemen menyatakan bertanggungjawab atas laporan keuangan tersebut. 04, Proses yang terjadi dalam mengotorisasi penerbitan Japoran keuangan akan berbeda-beda bergantung pada struktur manajemen, prosedur, dan persyaratan tertentu yang haras dipatuhi dalam penyiapan dan finalisasi laporan keuangan. 05. Dalam beberapa kasus, entitas diminta untuk menyerahkan laporan keuangan kepada pemegang saham untuk disctujui setelah laporan keuangan diterbitkan. Dalam kasus tersebut, tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal penerbitan laporan keuangan, buken tanggal persetujuan laporen keangan oleh pemegang saham. Wak Cipla © 2010 RATAN AKUNTAN INDONESIA Darang merictopl atau memperbanyae Persina Selatan Porode Peaporen PSAK No. 8 (ovis 2010) ‘Contoh Manajemen menyelesaikan draflaporan kevangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X1 pada 28 Februari 20X2. Pada 18 Maret 20X2, dewan direksi mengkaji ulang dan mengotorisasinya untuk terbit. Entitas mengumumkan laba dan informasi Keuangan lain pada 19 Maret 20X2. Laporan kevangan telah tersedia untuk pemegang saham dan pihak lain pada I April 20X2, Para pemegang saham menyetujui laporan Kevangan dalam rapat tahunan pada 15 Mei 20X2 dan laporan keuangan yang telah disetujuitersebut kemudi disampaikan kepada regulator pada 17 Mei 20X2. Tanggal laporan kewangan diotorisasi untuk terbit adalah 18 Maret 20X2, yaitu tanggal otorisasi penerbitan oleh dewan direksi. 06, Dalam beberapa kasus, manajemen disyaratkan untuk menerbitkan laporan keuangan kepada dewan pengawas (terdiri hanya dari pengawas noneksekutif) untuk disetujui Dalam kasus tersebut, laporan keuangan diotorisasi untuk torbit ketika manajemen mengotorisasinye untuk diterbitkan ke dewan pengawas. Contoh Pada tanggal 18 Maret 20X2, manajemen mengotorisasi laporan kevangan untuk penerbitan ke dewan pengawas. Dewan pengawas hanya terdiri dari pengawas noneksekutif dan termasuk perwakilan keryawan dan pihak luar lain. | Dewan pengawas menyetujui laporan keuangan pada 26 Maret 20X2. Laporan keuangan telah tersedia untuk pemegang salam dan pihak fain pada 1 April 20X2. Para pemegang salam menyetujui laporan keuengan dalam rapat tahunan pada 15 Mei 20X2 dan kemudian ‘aporan keuangan disampaikan kepada regulator pada 17 Mei 20X2. ak Cpta ©2010 KATAN AKUNTAN INDONESIA 83 Darang menfotokop' atau memperbanyak © = Pero Peaporsn SAK No.8 revs! 2010) Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah 18 Maret 20X2, yaitu tanggal otorisasi manajemen untuk penerbitan ke dewan pengawas. 07. Peristiwa setelah periode pelaporan meliputi semua peristiwa sampai dengan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, bahkan jika peristivea itu terjadi setelah pengumuman kepada publik tentang laba atau informasi keuangan tertentu fain, PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Peristiwa Penyesuai Setelah Periode Pelaporan 08. Entitas menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk mencerminkan peristiwa penyesuat setelah periode pelaporan. 09. Berikut ini adalah contoh peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan yang mensyaratkan entitas untuk melakukan penyesuaian jumlah yang diakui dalam laporan Keuangannya, atau pengakuan dampak peristiwa yang sebelumnya tidak diakui: (a) penyelesaian kasus pengadilan setelah periode pelaporan yang memutuskan bahwa entitas memiliki kewajiban , kini pada akhir periode pelaporan. Entitas menyesuaikan provisi_ yang terkait dengan kasus pengadilan tersebut sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi, atan mengakui provisi baru. Entitas tidak sekedar mengungkapkan liabilitas kontinjensi karena penyelesaian tersebut memberikan bukti tambahan untuk dipertimbangkan sesuai dengan PSAK $7 (revisi 2009) paragraf 16. (b) pencrimaan informasi setelah periode pelaporan yang, mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada akhir periode pelaporan, atau perlunys penyesuaian atas jumtah yang sebelumnya telah diakui sebagai rugi penurunan nilai aset. Misalnya: Tiak Cia © 2070 RATAN ARUNTAN NOONESIA iran meme kaplan mearparanyak Pasoce Peapovan PEAK No.6 esi 2010) (@__kebangkrutan pelanggan yang terjadi setelah periode pelaporan biasanya mengkonfirmasikan bahwa pada akhir periode pelaporan telah terjadi kerugian atas piutang dagang dan bahwa entitas perl menyesuaikan jumlah tercatat piutang dagang tersebut; dan Gi) penjualan persediaan setelah feriode pelaporan mungkin memberikan bukti tentang nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan; (©) penentuan setelah periode pelaporan atas biaya perolehan aset yang dibeli, atau hasil penjualan aset yang dijual sebelum akhir periode pelaporan; (@) penentuan jumlah pembayaran bag: laba atau bonus setelah periode pelaporan, jika entites memiliki kewajiban hhukum atau kewajiban konstruktif kinipada akhir periode pelaporan untuk melakukan pembayaran sebagai akibat dari peristiwa setelah tanggal tersebut (lihat PSAK 24: Imbatan Kerja). (©) penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan keuangan tidak benar, Peristiwa Nonpenyesuai Setelah Periode Pelaporan 10. Entitas tidak menyesuaikan jumlah pengakuan dalam laporan keuangan untuk mencerminkan peristiva nonpenyesuai setelah periode pelaporan. 11. Contoh dari peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan adalah penurunan nilai pasar investasi di antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi tuntuk terbit, Penurunan nilai pasar tersebut normainya tidak terkait dengan kondisi investasi tersebut pada akhir periode pelaporan, namun mencerminkan keadaan yang timbul setelahnya, Oleh karena itu, enttas tidak menyesuaikan jumlah Pengakvan investasi tersebut dalam laporan Keuangannya, Entitas juga tidak perlu memutakhirkan pengungkapan jumiah investasi tersebut pada akhir periode pelaporan, meskipi ‘entitas mungkin membutuhkan pengungkapan tambahan sesuai dengan paragraf 21. ac Cipts ©2070 KATAN AKUNTAN INDONESIA 85 Disrang memictoxopl au memparanyase : SAK No.8 ((ovsi 2010) 12. Sikasetelaliperiode pelaporan entitasmendeklarasikan dividen untuk pemegang instrumen ekuitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 30 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan), maka entitas tidak mengakui dividen itu sebagai liabilitas pada akkir periode pelaporan. 13, Jika dividen dideklarasikan setelah periode pelaporan tetapi sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit maka dividen tersebut tidak diakui sebagai liabilitas pada akhir periode pelaporan Karena tidak ada kewajiban pada saat itu, Dividen tersebut diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK I (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan. KELANGSUNGAN USAHA 14, Entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika setelak periode pelaporan diperoteh bukti kuat balwwa entitas akan dilikuidasi atau dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memitiki alternatif lain yang realistis kecuali melakukan hat tersebut. 15. Hasil operasi dan posisi keuangan yang memburuk setelah periode pelaporan dapat merupakan indikasi perlunya untuk mempertimbangkan apakah asumsi kelangsungan usaha ‘masih tepat. ika asumsi kelangsungan usaha sudah tidak tepat, maka dampaknya sangat pervasif schingga Pernyataan ini ‘mensyaratkan perubahan mendasar dalam penggunaen dasar akuntansi, bukan penyesuaian atas jumlah yang diakui dengan dasar akuntansi yang semula 16. PSAK I (revisi 2009): Pemyajian Laporan Keuangan ‘mensyaratkan pengungkapan jika: (a) laporan keuangan tidak disusun atas dasar kelangsungan Te a © 2010 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Diarang morol-kop sau mampatban/ak Pesta Sell viode Polparen PSAK No. (tev 2010) usaha; atau (b) manajemen mengetahui adanya ketidakpastian material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang menimbulkan keraguan signifikan mergenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, Peristiwa atau kondisi yang diungkapkan tersebut mungkin timbul setelah periode pelaporan. PENGUNGKAPAN ‘Tanggal Otorisasi untuk Terbit 17. Entitas mengungkapkan tanggallaporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan pihak yang Lertanggung jawab ‘mengotorisasi laporan keuangan. 18. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit penting diketahui oleh pengguna karena laporan keuangan tidak mencerminkan peristiwa setelah tanggal otorisasi tersebut. Pemutakhiran Pengungkapan Kondisi pada Akhir Periode Pelaporan 19. Jika entitas menerima informasi setelah periode 5 pelaporan tentang kondisi yang ada pada akhir periode pelaporan, maka entitas memutakhirken pengungkapan Kondisi tersebut sesuai dengan informasi terkini. 20. Dalam beberapa kasus, entitas perlu memutakhirkan, pengungkapan dalam laporan keuangannyauntuk mencerminkan informasi yang diterima setelah periode pelaporan, walaupun informasi tersebut tidak mempengaruhi jumlah pengakuan dalam laporan keuangannya, Salah satu contoh perlunya pemutakhiran pengungkapan adalah ketika bukti tentang liabilitas kontinjensi yang ada pada akhir periode pelaporan menjadi tersedia setelah akhir periode pelaporan. Selain mempertimbangkan apakah entitas mengakui atau mengubah provisi sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas "Hak Cipi ©2010 IKATAN AKUNTAN INDONE ‘Ditarang memfoto-kopi atau mermperbanyak 87 Parsee 36 37 38 88 oh Periods Pelacran SAK No.8 (evs! 2010 Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi, emtitas juga memutakhirkan pengungkapannya tentang fiabilitas kontinjensi sesuai dengan bukti tersebut. Peristiwa Nonpenyesuai Setelah Periode Pelaporan 21. Peristiva nonpenyesuai setelah periode pelaporan yang berdampak material jika tidak diungkapkan akan ‘mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan Aewangan. Oleh Karena itu, entitas mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelompok peristiwa tersebut: (a) sifat peristiwa; dan (B) estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bakwa cestimasi tersebut tidak dapat dibuat. 22. Berikut ini adalah contoh peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan yang umumnya diuagkapan: (a) kombinasi bisnis signifikan setelah periode pelaporan (PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis mensyaratkan pengungkapan tertentu atas kasus tersebut) atau pelepasan entitas anak yang signifikan; (b) pengumuman untuk menghentikan suatu operasi; (©) pembelian aset yang signifikan, pengklasifikasian aset sebagai aset dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, pelepasan aset lain, atau pengambilalihan aset yang signifikan oleh pemerintah; (d) kerusakan pabrik produksi yang signifikan akibat kebakaran setelah periode pelaporan; (@)_ pengumuman atau dimulainya pelaksanaan restrukturisasi yang signifikan (lihat PSAK. 57 (revisi 2009): Provisi Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi): (®)_transaksi saham biasa dan transaksi saham biasa potensial yang signifikan setelah periode pelaporan (PSAK 56: Laba Per Saham mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan penjelasan transaksi tersebut, selain transaksi yang melibatkan kapitalisasi seham, atau penerbitan saham Fisk ipa 5 2570 RATAN AKUNTAN BONES Diarang memo kop atau mempabanyai Petes Settan Pecode Peaporsn PSAK No.3 2010) bonus, pemecahan saham, atau sebaliknya yang disyaratkan untuk disesuaikan sesuai dengan PSAK 56); (g) perubahan besar tidak normal setelah periode pelaporan atas harga aset atau nilai tukar valuta asin; (h) perubahan tarif pajak atau peraturan perpajakan yang diberlakukan atau diumumkan setelah periode pelaporan dan memiliki pengaruh signifikan pada aset dan liabilitas pajak kini dan tangguhan (ihat PSAK 46: Akuatansi Pajak Penghasilan); ()_pemberian komitmen atau memiliki liabilitas kontinjensi yang signifikan, misalnya menerbitkan jaminan yang signifikan; dan (@)_ dimulainya proses tuntutan hukum yang signifikan yang semata-mata timbul karena peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan, TANGGAL EFEKTIF 23. Bntitas menerapken Pemyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah I Januari 2011 PENARIKAN 24, Pernyataan ini menggantikan PSAK 8 (revisi 2003): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca, sk Cipta 2010 KATAN AKUNTAN INDONESIA 88 iarang memiciokopi tau menporoanyak

Anda mungkin juga menyukai