Anda di halaman 1dari 10

TRANSFORMASI PT.

JAMSOSTEK (PERSERO) MENJADI BADAN


PENYELENGGARAJAMINAN SOSIAL (BPJS) KETENAGAKERJAAN DI KANTOR
CABANG DARMO SURABAYA
Pada awal tahun 2014, pemerintah telah merubah dua perusahaan
yang bergerak dibidang jaminansosial yaitu PT Askes menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan PT Jamsostek menjadi
Badan

Penyelenggara

Jaminan

Sosial

(BPJS)Ketenagakerjaan,

kedua

perusahaan ini yang sebelumnyamerupakan perusahaan Persero atau


bergerak

dibidang profit

berubah

menjadi

badan

publik

yang

mengutamakankepentingan peserta. Hal ini terjadi ketika diawali dengan


Ketetapan MPR No.X/MPR/2001 tentang LaporanPelaksanaan Putusan MPR
RI

oleh

Lembaga

Tinggi Negara pada sidang tahunan MPR RI Tahun 2001 yangmenugaskan


kepada Presiden Republik Indonesia untuk membentuk Sistem Jaminan
Sosial

Nasional

dalam

rangka

terpadu.

memberikan
Menanggapi

perlindungan
mandat

diatas

sosial

yangmenyeluruh

dan

maka

ditetapkan

oleh pemerintah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaiwujud komitmen


pemerintahan dalam PenyelenggaraanJaminan Sosial Nasional dalam
pasal 5 ayat 1 bahwaBadan penyelenggara jaminan sosial harus
dibentukdengan Undang-Undang.
Pada Pasal 5 ayat 1 dijelaskan bahwa BerdasarkanUndang-Undang
ini dibentuk BPJS yang artinya bahwaBPJS telah sah terbentuk dengan
diresmikannya

Undang-Undang

tersebut.Beberapa

perusahaanmilik

negara yang bertransformasi, yaitu diantaranya : PTJamsostek (Persero),


PT

TASPEN

(Persero),

semuanyamenjadi
berubah

status

PTASABRI

Badan
menjadi

(Persero),

Penyelenggara
badan

hukum

PT

Jaminan

ASKES
Sosial

(Persero),
(BPJS)yang

publik.Selanjutnya

badan

penyelenggara jaminan sosial akan dilaksanakan oleh dua BPJS yaitu


Badan

PenyelenggaraJaminan

Sosial

(BPJS)

Kesehatan

dan

BadanPenyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.Pemerintah


telah menjadwalkan tanggal 1Januari 2014 PT Askes berubah menjadi

BPJS Kesehatanyang mulai beruperasi langsung di awal tahun 2014 dan


PT Jamsostek (Persero) berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan (Pasal 62
ayat (1) UU BPJS) yangkemudian dinyatakan bubar oleh Undang-Undang
Nomor24 Tahun 2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial(BPJS) dan
mulai beroperasi selambat-lambatnya 1 Juli2015, termasuk menerima
peserta baru (Pasal 62 ayat (2)huruf d UU BPJS), selanjutnya mencabut UU
No.

3Tahun

1992

tentang

Jamsostek.

Kemudian

dilanjutkandengan

pengalihan peserta, progam, aset dan fasilitas, pegawai serta hak dan
kewajiban.
1. Kebijakan Publik :
Ketika suatu isu menyangkut kepentingan bersama dipandang perlu
diatur, maka formulasi isu tersebut menjadi kebijakan publik yang
harus dilakukandan disusun serta disepakati oleh para pejabat yang
berwenang.Kebijakan
yangdikembangkan

publik
oleh

merupakan
badan

keputusan

institusi

politik

Negara

dan

pejabat pemerintah. Karena itu, kharakteristik khusus darikebijakan


publik adalah bahwa keputusan politik tersebutdirumuskan oleh apa
yang disebut Easton dalamAgustino (2008:8) sebagai otoritas
dalam

sistem politik, yaitu

para senior, kepala tertinggi, eksekutif,legislative,


administrator,

penasehat,

pararaja,

dan

para

hakim,

sebagainya.

Easton

mengatakan bahwamereka-mereka yang berotoritas dalam sistem


politikdalam rangka memformulasikan kebijakan publik itu adalah:
orang-orang yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-hari dan
mempunyai tanggung jawab dalam suatu masalah tertentu dimana
pada

satu

dikemudian

titik

merekadiminta

harikelak

diterima

untuk

serta

mengambil

mengikat

keputusan

sebagian

besar

anggotamasyarakat selama waktu tertentu.


2. I m p l e m e n t a s i K e b i j a k a n .
a.
Pengertian :
Implementasi sendiri berasal
implementyang

dari

bahasa

berartimengimplementasikan.

Inggrisyakni
Grindle

to

dalam

Agustino (2008:139) mengatakan bahwa pengukuran keberhasilan


implementasi

dapat

dilihat

dari

prosesnya,

dengan

mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan


yang telah

ditentukan

dariindividual

yaitu

projects

melihat
dan

pada

action

yang

tujuan program tersebut tercapai.

Dalam

program

kedua
hal

ini

apakah

implementasi

kebijakan adalah tahap penting bagi seluruh struktur kebijakan,


yang mana berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan yang ingin
dicapai ditentukan ketika pelaksanaan kebijakan di lapangan.
b. Unsur-Unsur Implementasi Kebijakan :
Tachjan
(2006:26)
menjelaskan
tentang
unsur-unsur
implementasi kebijakan yang mutlakharus ada :
1. Unsur pelaksanan
2. Adanya program yang dilaksanakan
3. Target group atau kelompok sasaran
c. M o d e l I m p l e m e n t a s i Ke b i j a k a n :
1. Content of Policy :
Interest Affected(Kepentingan-Kepentingan
Mempengaruhi)Interest Affectedberkaitan

dari

yang

dengan

berbagai

kepentingan yang mempengaruhi suatu implementasi kebijakan.


Indikatorini

berargumen

bahwa

pasti

melibatkan

pelaksananya

suatu

banyak

dan sejauh manakepentingan-kepentingan


pengaruh

terhadap

kebijakan

implementasinya,

kepentingan,

tersebut
hal

ingindiketahui lebih lanjut.


Type of Benefits(Tipe Manfaat) :
Pada
poin
ini
Content

membawa

inilah

of

berupaya untuk menunjukan ataumenjelaskan

bahwa

suatu

jenis

kebijakanharus

yangmenunjukkan

terdapat

dampak

beberapa

positif

dalam

yang

Policy
dalam
manfaat

yangdihasilkan

oleh

pengimplementasiankebijakan yang hendak dilaksanakan.


Extent of Change Envision(DerajatPerubahan yang

Ingin

Dicapai) :Setiap kebijakan mempunyai targetyang hendak dan


ingin dicapai. C o n t e n t o Policyyang ingin dijelaskan pada poin
iniadalah bahwa seberapa besar perubahanyang hendak atau
ingin

dicapai

melaluisuatu

harusmempunyai skala yang jelas.

implementasi

kebijakan

Site of Decision Making(LetakPengambilan


Keputusan)

:Pengambilan

keputusan

dalam

suatukebijakan

memegang peranan pentingdalam pelaksanaan suatu kebijakan,


maka pada bagian ini harus dijelaskan dimanaletak

pengambilan

keputusan dari suatukebijakan yang akan diimplementasikan.


Program Implementer(PelaksanaProgram)
:Dalam
menjalankan

suatu

kebijakanatau

program

harus

didukung

dengan adanya pelaksana kebijakan yang kompeten dan kapabel


demi keberhasilansuatu kebijakan.
Resources Committed(Sumber-SumberDaya

yang

Digunakan) : Pelaksanaan suatu kebijakan juga harusdidukung


oleh

sumberdaya-sumberdayayang

mendukung

agar

pelaksanaannya berjalan dengan baik.


2. Context of Policy,menurut Grindle adalah:
Power, Interest, and Strategy of Actor Involved(Kekuasa
an,

Kepentingan-Kepentingan,

Aktoryang

dan

Terlibat)Dalam

perludiperhitungkan

pada

Strategi

suatu

kekuatan

Dari

kebijakan
ataukekuasaan,

kepentingan, serta strategi yangdigunakan oleh para aktor


yang terlibatguna memperlancar jalannya pelaksanaansuatu
implementasi kebijakan. Bila hal initidak diperhitungkan dengan
matangsangat

besar

kemungkinan

program

yanghendak

diimplementasikan akan jauh arangdari api.


Institution and Regime Characteristic(Karakteristik
Lembaga dan Rezimyang Berkuasa)Lingkungan dimana
suatu

kebijakantersebut

terhadap

dilaksanakan

keberhasilannya,

juga

berpengaruh
maka

pada bagian ini ingin dijelaskankarakteristik dari suatu lembaga


yang akan turutmempengaruhi suatu kebijakan.
Compliance and Responsiveness(Tingkat Kepatuhan dan
AdanyaRespon dari Pelaksana). Dalam poin ini adalah
sejauh mana kepatuhan dan respondari pelaksana dalam
menanggapi suatu kebijakan, juga dapat diketahui padaapakah
suatu kebijakan dipengaruhi oleh suatulingkungan, sehingga

terjadinya

tingkat perubahan

yang

terjadi.Sedangkan

pendekatan bottom up, memandang implementasi kebijakan


dirumuskantidak
pusat.Pendekatan

oleh

lembaga

bottom

up

yang

tersentralisir

berpangkal

dari

dari

keputusan-

keputusan yang diterapkan di level warga ataumasyarakat


yang

merasakan

sendiri

persoalan

dan permasalahan yang mereka alami.


3.

Jaminan Sosial.
Peraturan

Presiden

Nomor

109 Tahun 2013 pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa

Jaminan

Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk


menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidupnya yang layak. Sebagai masyarakat tentunya rentan dan
butuh perlindungan sebagai bentuk kewajiban bagi Negara dalam
mensejahterakan rakyatnya.
4. Tr a n s f o r m a s i a :
a. P e n g e r t i a n : Kata transformasi, menurut Oxford English
Reference Dictionary (2003: 1530 ) transformasi adalah :
perubahan

dramatismengenai

bentuk

dan

karakter

dan

sebagainya. Secara umum, Perubahan yang dimaksud adalah


perubahan yang direncanakan yaitu usaha sistematik untuk
mendesain ulang suatu organisasi dengan cara melakukan
adaptasi pada perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal
maupun internal untuk mencapai sasaran baru.
b. L a n d a s a n P e r i n t a h Tr a n s f o r m a s i :
- Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang No. 40 Tahun
-

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.


Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang

Penyelenggara Jaminan Sosial.


Peraturan Presiden No. 109 Tahun 2013 tentang Penahapan

Badan

Kepesertaan Jaminan Sosial, mengatur mekanismekewajiban


kepesertaan para tenaga kerja Indonesia untuk terdaftar di
BPJS Ketenagakerjaan secara menyeluruh.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Content of Policy:
a. Interest Affected(Kepentingan-Kepentinganyang
-

Mempengaruhi)
Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia 1945, Undang-

Undang No. 40 Tahun 2004tentang Sistem Jaminan Sosial.


Undang-Undang No. 24Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

JaminanSosial.
Peraturan Presiden No. 109 Tahun 2013 tentangPenahapan
Kepesertaan Jaminan Sosial, dan peraturan- peraturan yang

terkait.
Peraturan Presiden No. 109 Tahun 2013mengatur kewajiban
seluruh perusahaan dan tenagakerjanya terdaftar dHi BPJS
Ketenagakerjaan
melaksanakan

demikepentingan
tugas

kerja,

kenyamanan

juga

mengatur

dalam
kewajiban

mengikutikepesertaan bagi tenaga kerja asing yang bekerja


-

diIndonesia.
Bagi masyarakat yang sangat diharapkan dari program diBPJS
Ketenagakerjaan

yaitu

menjamin

keselamatannyadalam

melaksanakan kewajiban tugas kerja.


b. Type of Benefits(Tipe Manfaat)
Manfaat yang dirasakan bahwa

dengan

adanya program-

program di BPJS Ketenagakerjaan merekamerasa

aman

dan

nyaman ketika menjalankan tugaskerja. Selain mendapat jaminan


ketika bekerja, mereka juga merasa nyaman karena ada pula
jaminan yangdiberikan ketika peserta sudah tidak lagi bekerja
instansitempatnya bekerja.
c. Extent of Change Envision(Derajat Perubahanyang Ingin
Dicapai)
Pelaksana kebijakan berharap agar tenaga kerja segera menyadari
pentingnya kebijakan ini bagi mereka sebagai tenaga kerja dengan
segala

resikonya

dimasa

mendatang,

karena

kebijakan

kepesertaan ini wajib bagi seluruh tenaga kerja yang ada di


Indonesia.

Sementara

pesertamenjelaskan

harapan

bahwa

yang
harapan

diutarakan

oleh

bagi

BPJS

Ketenagakerjaanyaitu lebih banyak peserta yang mendaftarkan diri


terkaitdengan adanya kebijakan kepesertaan yang saat inisedang
berjalan.
d. Site of Decision Making(Letak PengambilanKeputusan)
Segala
keputusan
dalam
kebijakan
kepesertaan
diBPJS
Ketenagakerjaan merupakan kewenangan dari pemerintah dan
kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan yangada di Jakarta. Sementara
untuk masalah pengambilan keputusanyang dijalankan di kantor
cabang hanya sebatasmenindak perusahaan dan tenaga kerja
yang belummendaftar, melakukan tindakan ketika ada masalah
dikantor cabang, dan terjun kelapangan dalam urusankepesertaan
tenaga kerja di BPJS Ketenagakerjaan.
e. Program Implementer(Pelaksana Program)
Upaya mensukseskan implementasi kebijakankepesertaan di BPJS
Ketenagakerjaan, faktor kompetensiyang dimiliki oleh para agen
pelaksana harus memadaidan sesuai standar.Kompetensi yang
dimiliki oleh para pegawai dengan pendidikan minimal Diploma 3,
ada

juga

yang

Sarjana

dan

Magister,

hal

ini

tentu

tidak

perludiragukan lagi kapasitasnya dalam melaksanakankebijakan


kepesertaan.

Pelaksana program sudah memadai

dan lebih dari cukupdalam

mensukseskan

implementasi

kebijakankepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan diseluruhIndonesia.


f. Resources Committed(Sumber-Sumber
-

Digunakan)
e-payment :dalam

mendukung

aktivitas

Dayayang
iuran

bagi

peserta

dalammemudahkan pembayaran dimanapun dan kapanpuntanpa


-

perlu datang langsung dikantor secara online.


Pembayaran iuran dikantor masih tetap dilakukan, hal ini
disebabkan demimemberikan kenyamanan bagi peserta dalam
membayariuran tanpa ada alasan tidak ada waktu ataupun
lainnyadalam membayar iuran.

2. Context of Policy:

a. Power, Interest, and Strategy of Actor Involved(Kekuasaan,


Kepentingan-Kepentingan,

danStrategi

dari

Aktor

yang

Terlibat)
Kepentingan yangdimiliki oleh para pelaksana dari implementasi
kebijakankepesertaan

yaitu

memberikan

pelayanan

terbaik

dalamkenyaman dan keamanan peserta BPJS Ketenagakerjaan.


Strategi yang digunakan untukmensukseskan implementasi
kebijakan, dalam masalahsosialisasi dengan menggunakan surat
edaran
ditiap perusahaan terkait kewajiban mendaftar menjadi pesertadi
BPJS Ketenagakerjaan.
b. Institution and Regime Characterisric(Karakteristik Lembaga
dan Rezim yangBerkuasa)
Ketika bernama PT. Jamsostek (Persero) berbentuk perusahaan milik
negara yang dibawahi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
sudah

tentu

mementingkan

provit.setelah berubah nama menjadi Badan Penyelenggara Jamina


nSosial (BPJS) Ketenagakerjaan menjadi badan publikyang di
bawahi langsung oleh Presiden RepublikIndonesia. Para pegawai
BPJS Ketenagakerjaan

dilarang keras

berurusandengan

aktivitas

politik atau apapun yang berbau politik.Jika diketahui ada pegawai


yang berurusandengan hal-hal politik maka akan diberhentikan dari
jabatannya di BPJS Ketenagakerjaan.
c. Compliance

and

Responsiveness(TingkatKepatuhan

dan

Adanya Respon dariPelaksana).Menjalankan sebuah kebijakan,


perlu

adanyakedisiplinan

yang

demikeberhasilan

tinggi

dari

para

pelaksana

kebijakan.Respon

dari

para pelaksana kebijakan kepesertaan di BPJSKetenagakerjaan


sangat patuh dan taat dengan apa yangdiamanatkan dalam regulasi
dan

pihak

pusat.Ketika

kewenangankantor
akanmelimpahkannya
berwenang

di

ada

masalah

cabang,maka
langsung
wilayah

kepada

yang

serius

diluar

kantor

cabang

kantor

wilayahyang

regionalkantor

cabang.Apabila

diluar kewenangan KantorWilayah, maka akan langsung dilimpahkan


oleh kantor pusat.
Simpulan :
Studi

PadaImplementasi

Peraturan

Presiden

Nomor

109

Tahun

2013Tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan Sosial, memperoleh hasil


dimana

kepentingan

pelaksana

memberi

rasa

aman

dan

peserta

mendapat perlindungan kerja.Harapan pelaksana tenaga kerja terdaftar


seluruhnya
dan peserta berharap kebijakan terlaksana dengan baik.Keputusan
pelaksana hanya sebatas di kantor cabang.Kompetensi pelaksana sudah
baik

dan

sumber

Policy,Strategi

daya

yang

yangtelah

majumeskipun

memadahi.SementaraContext
dalam

sosialisasi

masih

of

belum

maksimal.Karakteristik yang berubah menjadi badan publik,membuat


badan ini mengutamakan kepentingan peserta.Struktur dan proses
pelayanan di kantor cabang yang jelas, menjadikan BPJS Ketenagakerjaan
lebih bertanggung jawab kepada tenaga kerja. Para pelaksanasangat
responsif melaksanakan kebijakan ini sebagaiamanah yang mereka
pegang.

Kebijakan

kepesertaanmendapatkan

respon

baik

dalam

mendukung kebijakanyang diimplementasikan. Meskipun belum semua


tenagakerja terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penelitidi Kantor BPJS
Ketenagakerjaan Cabang DarmoSurabaya, maka saran dalam pelaksanaan
implementasikebijakan

kepesertaan

sesuai

dengan

Peraturan

PresidenNomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan KepesertaanJaminan


Sosial pada masa Transformasi PT. Jamsostek(Persero) menjadi BPJS
Ketenagakerjaan

yaitumeningkatkan

strategi

sosialisasi.

Dalam

hal

ini penjelasan secara detil tentang kewajiban menjadi pesertadi BPJS


Ketenagaakerjaan khususnya perusahaan kecildan menengah yang masih
banyak yang belum terdaftar.Melalui penelusuran informasi perusahaan
kecil danmenengah yang belum terdaftar, kunjungan dansosialisasi

langsung ditiap perusahaan di seluruhIndonesia. Hal ini disebabkan masih


banyak tenaga kerjadan perusahaan yang belum mengerti tentang
kewajibankepesertaan. Karena, resiko bekerja yang besar tidakhanya di
perusahaan besar saja, namun di perusahaankecilpun tidak sedikit resiko
tinggi yang mengancamkeselamatan para tenaga kerjanya.
Daftar pustaka :

http://www.scribd.com/doc/230377260/TRANSFORMASI-PT-JAMSOSTEK-PERSEROMENJADI-BADAN-PENYELENGGARA-JAMINAN-SOSIAL-BPJS-KETENAGAKERJAAN-DIKANTOR-CABANG-DARMO-SURABAYA-Studi-Pada-Imp#scribd

Anda mungkin juga menyukai