E mail
621976, 623018
Staklimbogor@indo.net.id
FAX. 0251-623018
Klimat_bgr@yahoo.com
PENDAHULUAN
1. Informasi Iklim/ Cuaca
Secara umum Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Musim hujan berlangsung antara bulan Oktober s/d Maret, sedangkan musim
kemarau antara bulan April s/d September. Pada kondisi normal puncak musim hujan
terjadi pada bulan Desember s/d Pebruari, dan puncak musim kemarau umumnya terjadi
pada bulan Juli s/d Agustus.
Peran iklim dan cuaca sangat penting bagi kehidupan manusia, hampir semua
aktivitas/ usaha akan selalu mempertimbangkan keadaan iklim dan cuaca, satu contoh tidak
sedikit usaha dibidang agrobisnis yang mengalami kerugian akibat tidak adanya
perencanaan dalam hal analisis iklim/ cuaca . Cuaca adalah kondisi atmosfer pada suatu
saat, kondisi atmosfer tersebut dapat ditunjukkan dengan memperhatikan parameter
meteorologi, antara lain seperti curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan angin.
Parameter-parameter tersebut dapat berubah setiap saat, sehingga cuaca yang teramati
juga berubah, sedangkan iklim adalah kondisi rata-rata dari cuaca dalam kurun waktu
jangka panjang atau minimal 10 tahun.
Untuk mendapatkan informasi iklim/ cuaca yang lengkap dan akurat, Stasiun
Klimatologi Darmaga Bogor mempunyai salah satu tugas pokok, yaitu melaksanakan
observasi/ pengamatan. Alat-alat klimatologi yang ada di taman alat klimatologi Darmaga
Bogor, antara lain Penakar hujan observatorium/ otomatis, Campbell Stockes, Aktinograf,
Gun Bellani, Evaporimeter (Panci Terbuka, Piche, Kessner, Lysimeter), Thermometer (bola
basah, bola kering, maksimum, minimum, tanah, air), Cup Counter Anemometer, Wind
Vane Anemometer, Lightning Counter, Automatic Weather Station (AWS), HV Sampler
(Kualitas udara), dan Alat pencatat gempa.
Jam Pengamatan :
: (07.00).
b. Campbell Stockes
: (06.00-18.00).
c. Aktinograf
: (06.00-18.00).
c. Gun Bellani
: (07.00).
17.30, 18.00)
: (17.00)
: (07.30, 13.30, 17.30).
h. Piche Evaporimeter
i. Kessner Evaporimeter
Pengamatan Synop
Waktu Pengamatan
: WIB.
3. Satuan pengamatan
Temperatur Udara
: C
Kelembaban Udara
: %
Curah Hujan
: mm
: % dan jam
Tekanan Udara
: mb
Penguapan
: mm
Temperatur Tanah
: C
: Cal/cm2
Frekuensi Petir
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
ALAT-ALAT KLIMATOLOGI
1
4
5
Thermometer Tanah
Campbell Stockes
Aktinograf Bimetal
10
10
12
13
Lysimeter
16
18
20
Sangkar Meteorologi
20
Psychrometer Standard
22
Thermometer Maksimum
22
Thermometer Minimum
23
Piche Evaporimeter
24
Kessner Evaporimeter
25
Lightning Counter
25
26
27
28
28
HV Sampler
29
4
Bejana plastik
Prinsip kerja alat ini yaitu air hujan masuk melalui corong kemudian akan terkumpul
dalam tabung. Dalam tabung ini terdapat pelampung yang dihubungkan dengan
tangkai pena, sehingga air yang masuk kedalam tabung akan menekan pelampung,
maka pelampung akan naik dan tangkai pena turut bergerak keatas. Gerakan pena
tersebut akan mencatat pada pias yang
dipasang pada silinder jam, jika gerakan pena mencapai skala 10 mm pada pias maka
secara otomatis air akan turun melalui pipa siphon dan jatuh kedalam bejana plastik.
Air dalam tabung terkuras habis sehingga tangkai pena turut bergerak turun sampai
pena menunjuk skala nol, jika hujan masih turun pena akan naik lagi, demikian
seterusnya.
Waktu pengamatan : pengamatan dilakukan selama 24 jam dan penggantian pias
dilakukan pada jam 07.00 WS (pada pias diisi/ditulis tanggal dan nama stasiun).
2. Penakar Hujan Otomatis Type Typping Bucket.
Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan pada periode waktu tertentu, dipasang
dengan ketinggian 140 cm dari permukaan tanah dan luas penampang corong 400 cm2. Alat
ini terdiri dari sensor yang berupa bucket (semacam timbangan) dan dihubungkan dengan
menggunakan kabel ke recorder/pencatat yang ditempatkan dalam ruangan observasi,
kerja alat ini memerlukan arus AC yang diubah menjadi DC 7,5 9,0 Volt.
Prinsip kerja alat ini yaitu air yang masuk melalui corong akan jatuh kedalam alat semacam
timbangan, dimana satu jungkitan pada alat ini akan direspon oleh recorder sehingga akan
terbentuk lukisan satu anak tangga pada pias dan angka counter bertambah satu.
Perubahan satu angka counter menunjukkan lukisan satu anak tangga pada pias dan satu
jungkitan pada sensor nilainya akan setara dengan 0,5 mm curah hujan.
untuk
mengukur
jumlah
Mulut corong
penakar
ketinggian 120 cm
dari
permukaan
kran penutup/
pembuka
Untuk
thermometer
10 cm, dan 20 cm
dipasang dengan sudut kemiringan 60 dan dipasang pada penahan besi untuk
memudahkan pembacaan.
rumput
pengamatan.
pada
suatu
periode
6. Campbell Stokes.
Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran
matahari .
Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat
mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan
terlihat bagian yang terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya
penyinaran matahari.
terbakar bila sinar matahari > 0.3 cal/cm2 atau 209,34 WM2.
Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu :
Pias
lengkung
panjang
dipasang
antara
tanggal
11
Oktober 28/ 29
Pebruari.
Pias lurus dipasang antar tanggal 1 Maret 10 April dan 1 September 10 Oktober.
Waktu pemasangan tersebut diatas berlaku bagi belahan bumi selatan yang sesuai
dengan letak Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor.
Waktu pengamatan : pias dipasang jam 06.00 diangkat jam 18.00 WS.
7. Aktinograf Bimetal.
Berfungsi untuk mengukur radiasi matahari
dalam waktu satu hari, dipasang pada tempat
terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm.
Alat ini dinamakan bimetal karena prinsip kerja
alat terdiri dari dua buah lempengan logam yang
berbeda warna sebagai sensor, yaitu lempengan
berwarna putih mengkilat dan warna hitam gelap.
Perbedaan selisih nilai pemuaian kedua lempengan tersebut dipakai sebagai dasar
pengukuran dan perbedaan ini akan mengakibatkan beda pemuaian pada kedua lempengan
tersebut, sehingga menimbulkan gerak pada pena dan akan melukis pada kertas pias yang
dipasang pada silinder jam. Arah lempeng logam dipasang searah dengan peredaran matahari
yaitu arah Timur Barat. Pias dipasang pada jam 07.00 dan diangkat jam 18.00 WS. Besarnya
total radiasi matahari dapat diketahui dengan menghitung luas lukisan pada kertas pias dengan
menggunakan alat Planimeter. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus :
10
Radiasi yang diterima oleh sensor mengakibatkan sensor menjadi panas sehingga zat cair yang
ada dalam sensor menguap, kemudian uap air ini akan mengkondensasi dibagian bawah tabung
buret.
X = Skala awal
Y = Skala pengamatan berikutnya
Z =Penambahan volume zat cair
Z
Y
X
Pengamatan dilakukan dengan membaca jumlah air yang terkondensasi pada tabung
buret, kemudian alat dibalik sehingga posisi bola hitam berada dibagian bawah dan air akan
masuk ke dalam sensor. Selanjutnya alat dibalik kembali, sensor ada dibagian atas dan zat cair
tetap berada dalam bola hitam. Sedikit Zat cair yang tumpah kedalam tabung buret dibaca
sebagai skala awal kemudian alat diletakkan kembali kedalam silinder pelindung. Besarnya
penambahan volume air yang terkondensasi dapat diketahui dengan cara, yaitu :
Jumlah pembacaan hari ini dikurangi dengan skala awal hari sebelumnya, kemudian volume
tersebut dapat dikonversikan dalam calori dengan menggunakan grafik atau rumus :
Waktu pengamatan dilakukan setiap pagi jam 07.00 WS.
11
12
13
Eo = (Po P1) + CH
dimana : Eo = Jumlah air yang dievaporasikan
Po = Pembacaan awal dari permukaan air yang ditunjukkan
oleh mikrometer
P1 = Pembacaan akhir setelah terjadi evaporasi
CH = Curah Hujan
b. Still Well
Berupa bejana yang terbuat dari logam
(kuningan) yang berbentuk silinder dan
mempunyai 3 buah kaki, dimana tiap kaki
terdapat sebuah skrup untuk menyetel/
mengatur kedudukan bejana agar letaknya
horizontal.
Still Well
14
Pada dasar bejana terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi
dengan permukaan air dalam panci. Bejana digunakan selain untuk tempat meletakkan hook
gauge, juga membuat air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan air pada panci,
sehingga penyetelan ujung pancing dapat lebih mudah dilakukan.
c. Thermometer Air.
Thermometer air ini adalah thermometer
air raksa yang dipasang tegak lurus dengan
menggunakan
klem,
thermometer
dibawah
letak
bola
permukaan
air,
15
Untuk mengetahui kecepatan angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan
mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil
pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu pengamatan.
11. Lysimeter.
Berfungsi untuk mengukur jumlah evapotranspirasi pada sebidang tanah bervegetasi secara
langsung. Alat ini berupa sebuah bejana penampang berukuran 1 m x 1 m yang dibagian
atasnya ditanami vegetasi (rumput atau tanaman lain).
Unsur yang diamati adalah besarnya penguapan yang berlangsung pada sebidang tanah
yang bervegetasi.
16
17
Prinsip kerja alat tersebut diatas adalah dengan mengukur jumlah air yang menguap
dihitung berdasarkan persamaan kesetimbangan air, yaitu dengan rumus persamaan :
C + S = Pk + P + E
Arah
angin
Kecepatan
Arah
angin
angin
18
Vane (baling-baling) yang berbentuk anak panah mempunyai tahanan yang melingkar
merupakan lingkaran, tahanan tersebut dihubungkan dengan 3 buah saluran ke alat
penunjuk, pada tiap titik yang satu sama lain berjarak sama. Arus rata dialirkan tahanan
tersebut pada 2 titik, dan jika vane berputar maka kedua kotak tersebut ikut berputar,
kumparan penunjuk arah angin dibuat sedemikian rupa sehingga putaran sama dengan
putaran vane.
Tahanan pada vane ini dihubungkan dengan 3 buah kawat pada kumparan penunjuk,
ditengah dipasang sebuah magnit yang mempunyai jarum penunjuk, dan alat ini
memerlukan arus DC 12 Volt.
Cup anemometer terdiri dari 3 buah mangkok yang dipasang simetris pada sumbu
vertical, dimana pada bagian bawah sumbu vertikal dipasang sebuah generator, dan jika
tertiup angin ketiga mangkok tersebut akan berputar. Tegangan dari generator
sebanding dengan kecepatan putaran ketiga mangkok, yang kemudian diteruskan ke
jarum penunjuk.
Pengamatan dilakukan dengan cara :
-
penunjuk,
dan satuan kecepatan angin yaitu dalam knot ( 1 knot = 1,8 km/jam).
-
untuk menentukan arah angin, yaitu menekan tombol yang ada pada alat penunjuk
dan kemudian membaca jarum penunjuk yang menunjukkan arah berapa derajat.
(Arah angin 90 = arah timur, 180 = arah selatan, 270 = arah barat, dan 360 =
arah utara).
Waktu pengamatan: pengamatan I, II, III (Jam 07.00,14.00,18.00 WS).
19
Counter
Ketinggian M
Ketinggian 2 M
Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada periode waktu tertentu
dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan
dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu
pengamatan.
Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III (Jam 07.00, 14.00, 18.00 WS).
14. Sangkar Meteorologi.
Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca
tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan.
Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan
setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu ,
semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara.
20
Ada empat jenis sangkar yang sama, diantaranya tiga sangkar dengan ketinggian 120
cm, dan satu sangkar dengan tinggi 20 cm dari permukaan tanah, yaitu :
Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan
tanah gundul, didalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola basah, bola kering,
maksimum, dan minimum).
Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan
tanah berumput , didalamnya terdiri dari alat ( Thermometer bola basah, bola kering,
maksimum, dan minimum)
Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan
tanah gundul, didalamnya terdapat alat Kessner Evaporimeter, dan Piche Evaporimeter) .
Sangkar Meteorologi
Ketinggian 20 Cm
21
Suhu udara dapat dibaca pada thermometer bola kering, penguapan air dari kain
kasa basah menyebabkan suhu bola basah lebih rendah dari pada suhu bola kering. Dari
hasil pembacaan bola basah dan bola kering akan dapat diketahui kelembaban udara dan
titik embun.
Waktu pengamatan : dilakukan sesuai dengan pengamatan AgM 1-a dan AgM 1-b.
16. Thermometer Maksimum.
Berfungsi untuk mengukur suhu udara maksimum. Cairan yang digunakan pada
thermometer maksimum ini adalah air raksa, adanya penyempitan pada pipa kapiler yang
berdekatan dengan reservoir merupakan ciri thermometer maksimum. Thermometer
ini dipasang dengan kemiringan 2 secara horizontal didalam sangkar meteorologi.
22
Thermometer Maksimum
Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu udara naik , maka air raksa dalam
bola akan memuai mendorong cairan air raksa keluar melalui pipa yang menyempit, suhu
udara terus naik sampai mencapai nilai maksimum. Jika suhu udara turun, cairan air raksa
dalam bola akan menyusut sehingga alur air raksa dalam pipa kapiler terputus, namun
ujung air raksa tetap menunjukkan nilai skala yang maksimum.
Waktu pengamatan : dilakukan pada jam 18.00 WS
Setelah dilakukan pengamatan/ pembacaan, posisi air raksa harus dikembalikan ke posisi
suhu pada waktu itu dengan cara diayun sedikit hentakan sebanyak tiga kali.
17. Thermometer Minimum.
Berfungsi untuk mengukur suhu terendah/ minimum pada suatu periode
pengamatan. Cairan yang digunakan pada thermometer ini adalah alkohol. Pada pipa
kapiler berisikan indeks (batang kaca kecil). Thermometer ini dipasang secara horizontal
didalam sangkar meteorogi.
Thermometer Minimum
23
Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu turun, alkohol akan menyusut
dan
permukaan alkohol akan menarik indeks ke arah skala lebih kecil, sebaliknya jika suhu
naik, permukaan alkohol akan naik sedangkan indeks tetap tertinggal menunjukkan skala
yang terendah yang dicapai suhu udara.
Waktu pengamatan : dilakukan pada jam 14.00 WS.
Setelah dilakukan pengamatan/ pembacaan skala, posisi indeks harus dikembalikan ke
posisi suhu pada waktu itu.
18. Piche Evaporimeter
Berfungsi untuk mengukur banyaknya penguapan dari permukaan basah (kertas
filter). Alat ini terdiri dari tabung gelas yang berskala 0 sampai 30 cc dengan
pembagian skala 0.1 cc, pada salah satu ujung
tabung yang terbuka diberi jepitan logam dan tabung gelas ini diisi air destilasi, antara
tabung gelas dan jepitan logam disisipkan kertas filter dengan diameter 3 cm.
Piche
Evaporimeter
Kertas filter
Alat piche ini digantung secara vertical, dan penempatannya digabung dengan kessner
evaporimeter pada sangkar meteorologi dengan posisi ujung tabung yang tertutup kertas
filter di bagian bawah. Setelah kertas filter basah semua baru dibaca skala sebagai skala
awal (misal y). Jika terjadi penguapan, air dalam tabung akan berkurang sehingga
permukaan air dalam tabung akan turun, pada waktu pengamatan dibaca skala (misal
x) maka penguapan ( x y ) cc.
Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III (Jam 0730, 13.30, 17.30 WS).
24
Listrik Udara
25
Alat listrik udara tersebut menggunakan arus DC dari batterey dan dapat merekam
kejadian kilat sampai radius 30 km.
Waktu pengamatan : dilakukan selama 24 jam dan penggantian pias dilakukan setiap satu
minggu.
Ketinggian 10 meter
Ketinggian 7 meter
Cup counter anemometer
Sangkar meteorologi
Ketinggian 4 meter
Dalam
masing - masing
26
AWS ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur cuaca akan
terdeteksi oleh sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsur-unsur cuaca
tersebut akan terekam setiap 10 menit pada alat Lodger, kemudian data dari
Lodger tersebut dipindahkan dan di edit ke PC Computer program AWS. Data
yang sudah tercatat pada PC Computer
27
Hasil pengamatan yang tercatat dari alat TMOS ini kemudian data
tersebut
dipancarkan oleh VSAT (Very Small Apperture Terminal) melalui Satelit Palapa B4
ke NCC (National Control Centre) di BMG pusat Jakarta untuk diproses lebih lanjut
pada NPC (National Processing Centre).
Waktu pengamatan : dilakukan selama 24 jam.
24. TEWS ( Tsunami Early Warning System).
Alat ini berfungsi sebagai pencatat kekuatan gempa setiap lokasi, diletakkan
disebuah ruangan/bangunan beton bawah tanah terdiri atas alat Seismograph dan
Accelorograph.
Seismograph dapat merekam gerakan (kecepatan) gerak tanah dengan satuan
Skala Richter (SR).
Accelorograph dapat merekam grakan tanah (percepatan) tanah dengan
satuan m/detik.
28
27
Seismograph
Accelorograph
kekuatannya sehingga dapat pula diinformasikan apakah akan terjadi tsunami atau
tidak.
25. HV. Sampler ( Kualitas Udara ).
Alat ini berfungsi untuk mengetahui tingkat kosentrasi polutan di udara
(Suspended Particulate Matter), juga untuk menyajikan informasi kualitas udara
sekitarnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai peringatan dini terhadap kondisi
kebersihan udara dilingkungan serta gejala perubahan iklim dalam jangka waktu
panjang dikaitkan dengan pertumbuhan industri di perkotaan yang berdampingan
dengan daerah pemukiman.
Cara pengoperasiannya, yaitu tudung alat dibuka
kemudian
kertas
filter
yang
sudah
ditimbang
29
batas
gram/m3/24 jam, sehingga jika suatu daerah hasil rekaman polusi udara diatas
ambang batas maka sudah tidak sehat karena udaranya banyak mengandung
polutan.
Waktu pengamatan : pergantian kertas filter dilakukan setiap 6 hari sekali.
30