Disusun Oleh :
Kelompok 2
Kelas C
1.
Michael Hutapea
1307114141
2.
1307113269
3.
Masroah Tuljannah
1307113580
BAB I. TEORI
1.1
Tujuan Percobaan
1.
2.
3.
1.2
Dasar Teori
Titrasi konduktometri merupakan salah satu dari sekian banyak macam
macam titrasi. Didalam titrasi konduktometri ini tidak terlalu berbeda jauh dari
titrasi titrasi yang lainya, yang membedakan biasanya hanya terdapat bagaimana
cara untuk mengetahui titik ekivalen dari larutan itu. Titik ekivalen dapat kita
ketahui dari daya hantar dari larutan yang kita ukur, jika daya hantar sudah
konstan berarti titrasi sudah mencapai ekivalen dan titrasi ini juga tidak perlu
menggunakan indikator.
1.2.1
Konduktometri
Konduktometri merupakan prosedur titrasi, sedangkan konduktansi
listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaanelektroda (A) dan berbanding
terbalik dengan jarak kedua elektroda
G = l/R = k (A / l)
dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1. Daya
Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance) . Kemampuan suatu zat terlarut untuk
menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan
sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan
jarak kedua electroda 1cm. Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat
molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif. Contoh berat ekivalen BaCl2
adalah BM BaCl2 dibagi dua. Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram
ekivalen zat terlarut diberikan oleh
V = 100 / C
dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3), bilangan 1000 menunjukkan 1
liter = 1000 cm3. Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan
jarak kedua elektroda (1).
V= l A
Dengan l sama dengan 1 cm
V = A = 100 / C
Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh,
G = 1/R = 1000k/C
Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram
ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm.^ = 1000k/C
Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu
untuk setiap ion.
1.2.2
Konduktivitas(Hantaran)
Konduktivitas suatu larutan elektrolit, pada setiap temperatur hanya
bergantung pada ion-ion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Ini sebagian
besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-
elektrolit kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah
(Bassett, J. dkk., 1994).
Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, larutan ditaruh dalam sebuah
sel, yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan
yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat, misal, suatu larutan kalium klorida
standar. Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan
resistansnya diukur (Bassett, J. dkk., 1994).
Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas, maka harus dikalikan faktor
1000. nilai d/a =S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk
suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel (Khopkar, 2003).
Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya
bergantung pada ion-ion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan
suatu elektrolit diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion
berada per cm3 larutan untuk membawa arus. Jika semua larutan itu ditaruh antara
dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup
seluruh larutan, konduktans akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian
besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolitelektrolit kuat oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah
(Basset, J. dkk, 1994: 236).
Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika
perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan
reagen. Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturutturut tahanan sehingga I = EL. Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho
(Khopkar, jarak elektroda harus tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan
hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi. Menurut
hukum Ohm I = E / R, dimana I adalah arus dalam ampere, E adalah tegangan
dalam volt, dan R adalah tahanan dalam ohm. Hukum ini berlaku bila difusi dan
reaksi elektroda tidak terjadi. Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan
dari tahanan sehingga I = EL. Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho
(Khopkar, 1990: 373).
membesar, maka tahanan atau resistansinya akan mengecil. Hal ini berarti bahwa
konduktivitas adalah kebalikan dari dari resistansi, mho = 1/ohm (Sinaga, 2010).
Tabel 1.1. Konduktivitas berbagai material
Material
Kuarsa
Belerang
Mika
Parafin
Karet
Porcelain
Kaca
Barkelit
Air Destilasi
Tanah Pasir
Tanah Rawa
Air segar
Germanium
Air Laut
Tellurium
Carbon
Graphite
Besi Tuang
Mercury
Chrome
Constantan
Silikon
Perak
Timah Hitam
Timah
Posfor
Kuningan
Seng
Tungsten
Duralumin
Alumunium
Emas
Tembaga
Perak
Nb3, (Al-Ge)
Tipe
Isolator
Isolator
Isolator
Isolator
Isolator
Isolator
Isolator
Isolator
Isolator
Isolator Lemah
Isolator Lemah
Iaolator Lemah
Semi Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Konduktor
Super Konduktor
.S/m
10-17
10-15
10-15
10-15
10-15
10-10
10-12
10-9
10-4
10-3
10-2
10-2
2
5
5 x 102
3 x 104
105
106
106
106
2,26 x 106
2 x 106
3 x 106
5 x 106
9 x 106
1,0 x 107
1,1 x 107
1,7 x 107
1,8 x 107
3 x 107
3,5 x 107
4,2 x 107
5,7 x 107
6,1 x 107
..
(1.10)
Jarak l dan A besarnya tetap, sehingga l/A merupakan tetapan yang disebut
sebagai konstanta sel. Jika l/A = F, maka C=K/F. F adalah konstanta sel dengan
satuan 1/cm atau cm-1 . Konstanta sel berkisar antara 0,01 sampai 100 untuk sel
konduktivitas.
Untuk konstanta sel tertentu memilliki daerah ukur konduktivitas, seperti
yang tercantum pada tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel 1.2. Konstanta sel dan rentang ukur konduktivitas
Konstanta
sel
0,01
0,10
1,00
10,00
100,00
Rentang Ukur
Konduktivitas
Mikro (mho)
1-200
100-2000
1000-5000
5000-200.000
100.000-2.000.000
1.2.4
Sumber listrik
Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan
merupakan proses faradai, yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda.
Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektrodaelektrodanya, dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai.
Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel, maka pengukuran
konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC.
2. Tahanan Jembatan
Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk
pengukuran daya hantar.
3.
Sel
Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang
elektroda yang terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda berupa logam
yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda.
Titrasi Konduktometri Metode konduktometri dapat digunakan untuk menentukan
titik ekivalen suatu titrasi, berupa beberapa contoh titrasi konduktometri dibahas
berikut, Titrasi asam kuat- basa kuat Sebagai contoh lrutan HCl dititrasi ole
NaOH. Kedua larutan ini adalah penghantar listrik yang baik. Kurva titrasinya
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. daya hantar H+ turun sampai titik ekivalen
tercapai. Dalam hal ini jumlah H+ makin berkurang di dalam larutan, sedangkan
daya hantar OH- berrtambah setelah titik ekivalen (Te) tercapai karena jumlah
OH- di dalam larutan bertambah. Jumlah ion Cl- di dalam larutan tidak berubah,
karena itu daya hantar konstan dengan penambahan NaOH. Daya hantar ion Na+
bertambah secara perlahan-lahan sesuai dengan jumlah ion Na+.
2.2.
2.3.
Prosedur percobaan
Persiapan bahan
1) Larutan NaOH 0.1 N 30 ml disiapkan dengan cara pengenceran yang
teliti dari larutan induk NaOH 1 N.
2) Larutan HCl 0.1 N 10 ml disiapkan dengan cara pengenceran yang
teliti dari larutan induk HCl 1 N.
3) Larutan AgNO3 0.001 N 15 ml disiapkan dengan pengenceran yang
teliti dari larutan induk AgNO3 0.1 N.
Titrasi asam-basa secara konduktometri
1) 10 ml HCl 0.1 N dimasukkan kedalam Erlenmeyer, diencerkan dengan
100 ml aquadest.
2) Elektroda konduktometri dicelupkan ke dalam larutan HCl untuk
mengukur tahanan.
3) Titrasi dengan larutan NaOH 0.1 N.
4) Pada 5 kali penambahan pertama, tiap kali penambahan gunakan 1ml
NaOH, kemudian pada saat 20 kali penambahan selanjutnya, tiap kali
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan:
1.
2.
3.
4.2
1.
daya hantar.
2.
( repository. usu.ac.id/bitstream /
gr 1000
Mr V
0.1 N=
gr 1000
170 V
gr 1000
Mr V
0.1 N=
gr 1000
101 V
0.1 N=
gr 1000
Mr V
0.1 N=
gr 1000
40 V
1 ml
V1.M1
= V2.M2
1000.01 = V20.1
V2 = 10 ml
= V2.M2
1000.01 =V20.1
V2= 10 ml