I.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas
1. Biodata Klien
a. Tanggal masuk
: 21 November 2014
b. Jam masuk
: 10.00 wita
c. Rumah sakit
d. No. RM
: 14067746
e. Tanggal pengkajian
: 21 November 2014
f. Nama Pasien
: Tn. S
g. Umur
: 41 thn
h. Jenis Kelamin
: Laki - laki
i. Agama
: Hindu
j. Pekerjaan
: PNS
k. Pendidikan
: S1
l. Status perkawinan
: Kawin
m. Alamat
: Ny. M
b. Umur
: 37 tahun
c. Jenis Kelamin
: Perempuan
d. Pendidikan
: SMA
e. Pekerjaan
: Wiraswasta
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien datang dalam keadaan tidak sadar setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas 3 jam sebelum masuk rumah sakit
b. Riwayat Perjalanan Penyakit :
Keluarga klien mengatakan klien mengalami kecelakaan lalu lintas di depan
kantornya di Singaraja sekitar pukul 07.00 pagi . Klien di tabrak oleh Bus dari
belakang saat klien akan menyebrang dengan sepeda motornya. Klien tidak
sadarkan diri. Kemudian klien langsung dibawa oleh teman-temannya ke
Rumah Sakit Negara. Setelah mendapatkan penanganan di IGD Rumah Sakit
Negara klien di rujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah dan tiba di ruang
Triage Bedah pukul 10.00 Pagi. Klien datang dalam keadaan tidak sadar.
Klien di diagnosa mengalami Cedera Kepala Berat dengan edema cerebri dan
kontusio hemoragic temporal.
c. Riwayat penyakit Dahulu :
Keluarga klien mengatakan klien tidak mengalami riwayat penyakit seperti
diabetes,hipertensi,penyakit ginjal ataupun penyakit jantung. Keluarga klien
mengatakan klien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya.
d. Riwayat Alergi:
Klien mengatakan tidak mengalami alergi terhadap makanan dan obat.
B. Pengkajian Primer
1. Airway:
Terdapat sumbatan jalan napas, terpasang ET dengan pemberian baging
2. Breathing:
Klien mengalami sesak nafas dengan frekuensi napas 26 x/menit. Klien diberikan
O2 9 liter/menit, pengembangan dinding dada simetris.
3. Circulation:
a. Nadi
b. Tekanan darah
: 160/100 mmHg
c. CRT
: < 2 detik
d. Warna kulit
e. Perdarahan
f. Turgor kulit
4. Disability/Neurological
a. Respon
b. Pupil
c. Reflek
d. GCS
: E1V1M2
: Terpasang
b. NGT
: Tidak terpasang
c. Saturasi O2
: Terpasang
d. EKG
: Tidak terpasang
e. Lab
Hasil
8,6
4,0
0,5
4,1
46,5
5,6
47,7
5,45
15,3
42,6
78,2
28,1
35,9
12,2
221
7,4
0,164
13,5
Satuan
10^3 uL
10^3 uL
10^3 uL
10^3 uL
%
%
%
10^6 uL
g/dl
%
Um ^3
pg
g/dl
%
10^3 uL
Um ^3
%
%
Nilai Rujukan
4,0 10,0
1,0 5,0
0,1 1,0
2,0 8,0
25,0 50,0
2,0 10,0
50,0 80,0
4,00 6,20
11,0 17,0
35,0 55,0
80,0 100,0
26,0 34,0
31,0 35,5
10,0 16,0
150 400
7,0 11,0
0,200 0,500
10,0 18,0
7. Vital Sign
a. TD
: 160/100 mmHg
b. N
: 84 x/menit
c. RR
: 26 x/ menit
d. T
: 36,5 0C
8. Head to toes
a. Kepala
: Tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada perdarahan luar
b. Wajah
c. Hidung
d. Mata
e. Mulut
f. Leher
g. Thoraks
Inpeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
h. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
i. Ekstremitas
1) Atas
Tidak ada edema, tangan simetris, terpasang infus RL 20 tpm di tangan
kanan,jari-jari lengkap, terdapat luka pada tangan kiri.
2) Bawah
Tidak ada edema, kaki simetris,terdapat lesi pada lutut kanan, jari kaki
lengkap
j. Genitalia
: terpasang DC
k. Kulit dan kuku : warna kulit pucat, turgor kulit baik, CRT < 2dtk
9. Hystori
a. Alergi
b. Medicine
c. Post of illness
d. Last of meal
e. Environment
: Koma
b. Tanda-Tanda Vital :
1) TD
: 160/100 mmHg
2) N
: 57 x/menit
3) RR
: 26 x/menit
4) T
: 36,5 0C
c. Diagnosa Medis
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
No
.
Data
Etiologi
Problem
1.
DS : -
Trauma Kepala
Bersihan
jalan nafas
DO :
-
Intrakranial
Airway :
tidak efektif
Breathing:
Klien mengalami sesak nafas
dengan
frekuensi
napas
Edema serebral
26
x/menit.
-
dinding
dada
simetris.
-
Pasien
tampak
lemah
Kejang
sadarkan diri.
TD : 160/100 mmHg.
N : 57 x/ menit.
S
: 36,5 0C.
RR : 26 x/ menit.
2.
GCS: E1V1M2
DS : -
Trauma Kepala
DO :
-
Perubahan
perfusi
Hematoma
x/menit
-
GCS
jaringan
serebral
: E1V1M2
tidak efektif
3.
DS : -
Trauma Kepala
DO :
-
tidak efektif
Pola nafas
frekuensi
napas
26
Intrakranial
x/menit.
-
Tampak penggunaan
otot bantu
pernapasan (otot
sternokleidomastoideus)
-
dada
4.
TD
: 160/100 mmHg
: 84 x/menit
: 36,5 0C
DS :
-
Kecemasan
keluarga
Perdarahan otak
DO :
-
Trauma kepala
sangat cemas dengan kondisi
Edema serebral
Iskemia
Penurunan kesadaran
cemas
-
Kecemasan
B. Rumusan Diagnosa
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas adanya sekresi dan penumpukan sputum
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya sekresi dan
penumpukan sputum
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral,
penghentian aliran darah (hemoragi, hematoma) dan peningkatan tekanan
intrakranial.
3. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan depresi pada pusat nafas di
otak.
4. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.
B. Rencana Keperawatan
Hr/
Tgl
Tujuan
Intervensi
Rasional
x
Jumat
22
Setelah
1
menit)
dapat
dilakukan
(tiap
novem
tindakan
kelancaran
ber
keperawatan
nafas.
2014
selama 4 jam
bronkospasme,
diharapkan
masalah
Klien mampu
tube.
jalan
disebabkan
penumpukan
sputum,
sekret/
perdarahan,
atau
terhadap
menunjukkan
perbaikan
oksigenasi
Kriteria hasil :
-
Bersihan
2. Evaluasi
pergerakan
dan
dada
auskultasi
2. Pergerakan
yang
simetris
suara
nafas
dan
yang
bersih
indikasi pemasangan
jam.
jalan nafas
tidak
efektif /
peningkatan sputum.
adanya
bebas dari
-
sumbatan
Tidak ada
ronchi
Perkusi
Sonor
Tanda-tanda
vital dalam
3. Lakukan
3. Memberi
kelancaran
pengisapan lendir
jalan
dengan
pengisapan
waktu
kurang
dari
nafas
dan
lendir
15
banyak.
dibatasi
batas normal
untuk
mencegah hipoksia.
4. Bila
fraktur
tidak
berikan
posisi
kepala
sedikit
ekstensi
Jumat ,
Setelah
22
dilakukan
novem
tindakan
ber
keperawatan
2014
selama 4 jam
diharapkan,
Klien mampu
menunjukkan
perbaikan
perfusi serebral
Kriteria hasil :
-
dan
kognisi, dan
fungsi
motorik/
-
sensori
Tanda-tanda
vital stabil
Tak ada
tanda-tanda
peningkatan
dapat
terjadinya
derajat.
total.
parsial
atau
1. Tentukan faktorfaktor
yang
menyebabkan
koma/ penurunan
perfusi
jaringan
obat dan potensial
peningkatan TIK
1. Menentukan pilihan
intervensi.
Pasien
mungkin
perlu
dipindahkan
ke
perawatan intensif
untuk
memantau
tekanan TIK.
2. Pantau
status
neurologis secara
teratur
dan
bandingkan
dengan
nilai
standar
(misal
GCS).
2. Mengkaji
adanya
kecenderungan pada
tingkat
kesadaran
dan
potensial
peningkatan
TIK
dan
bermanfaat
dalam menentukan
lokasi, perluasan dan
perkembangan
kerusakkan SSP
3. Peningkatan
TD
sistemik diikuti TD
diastolik merupakan
tanda peningkatan
TIK (jika diikuti
penurunan tingkat
kesadaran).
4. Pantau pernafasan
meliputi pola dan
iramanya
4. Hipertensi
mengakibatkan
kerusakkan/ iskemia
serebral.
5. Evaluasi keadaan
pupil,
catat
ukuran,
ketajaman,
kesamaan,
dan
reaksi
terhadap
cahaya.
kesadaran
n perbaikan,
derajat
mencegah
tinggikan 15 30
Tingkat
menunjukka
30
TIK.
6. Menentukan batang
6. Kaji
perubahan
pada penglihatan
(kabur,
ganda,
lapang
pandang
menyempit,
kedalaman
persepsi).
7. Kaji letak/ gerakan
mata
(tentang
deviasi)
8. Kaji
adanya
refleks
tertenru
(menelan, batuk,
babinski, dll)
10. Pertahankan
kepala atau leher
pada posisi tengah
atau netral.
11. Turunkan
stimulasi eksternal
dan
berikan
kenyamanan
(masase
punggung)
12. Bantu
pasien
untuk menghindari
batuk,
muntah,
mengejan.
7. Gangguan
penglihatan
mempunyai
konsekuensi
terhadap keamanan
dan mempengaruhi
pilihan intervensi
8. Posisi dan gerakan
mata
membantu
menemukan lokasi
area
otak
yang
terlibat.
9. Penurunan refleks
menandakan adanya
kerusakkan
pada
tingkat
otak
tenandan
batang
otak,
yang
berpengaruh
pada
keamanan pasien
10. Demam
mencerminkan
kerusakkan
pada
hipotalamus.
11. Kepala miring pada
satu sisi, menekan
vena
jugularis,
menghambat aliran
darah dan akhirnya
meningkatkan
tekananTIK.
12. Memberikan
efek
ketenangan,
menurunkan reaksi
fisiologis,
meningkatkan
istirahat.Aktivitas ini
akan menginkatkan
tekanan intratorak
dan abdomen, yang
menyebabkan
peningakatan TIK
Jumat
Setelah
22
dilakukan
novem
tindakan
ber
keperawatan
2014
selama 4 jam
1. Pantau frekuensi,
irama, kedalaman
pernafasan.
diharapkan
masalah
keperawatan
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
-
Pola
pernafasan
normal/
efektif
Bebas
sianosis
GDA dalam
batas normal
Tanda-tanda
hipoksia
2. Catat kompetensi
refleks
gag/menelan dan
kemampuan
pasien
untuk
melindungi jalan
napas sendiri
3. Angkat
kepala
tempat tidur sesuai
aturannya, posisi
miring
sesuai
indikasi.
tidak ada
Penggunaan
otot bantu
nafas tidak
ada.
4. Anjurkan
klien
untuk melakukan
napas dalam yang
efektif jika pasien
sadar.
5. Lakukan
13. Gelisah
mengindikasikan
peningkatan
TIK
dan nyeri yang tidak
terungkap.
1. Perubahan dapat
menandakan
awitan komplikasi
pulmonal
atau
menandakan
lokasi/
luasnya
keterlibatan otak.
Pernafasan
lambat, periode
apnea
dapat
menandakan
perlunya ventilasi
mekanis.
2. Kemampuan
memobilisasi atau
membersihkan
sekresi
penting
untuk
pemeliharaan
jalan napas.
3. Untuk
memudahkan
ekspansi
paru/
ventilasi paru.
4. Mencegah/
menurunkan
atelektasis.
5. Penghisapan
penghisapan
dengan ekstra hatihati ,jangan labih
dari 10-15 detik.
Catat
karakter,
warna
dan
kekeruhan
dari
sekret.
dibutuhkan
biasanya
jika
pasien koma atau
dalam keadaaan
imobilisasi.
In
harus
hati-hati
karena
dapat
menyebabkan
hipoksia
yang
menyebabkan
vasokonstriksi
dan berpengaruh
pada
perfusi
serebral.
6. Auskultasi suara
napas, perhatikan
daerah
hipoventilasi dan
suara tambahan.
6. Untuk
mengidentifikasi
adanya masalah
paru(atelektasis,
obstruksi
jalan
napas)
yang
membahayakan
oksigenasi
serebral.
7. Pantau
penggunaan dari
obat-obat depresan
pernafasan, seperti
sedatif.
Jumat
Setelah
22
dilakukan
novem
tindakan
ber
keperawatan
2014
selama 1 x 4
7. Dapat
meningkatkan
gangguan/
komplikasi
pernafasan.
1. Catat
bagian- 1. Menentukan adanya
bagian dari unit
sumber keluarga dan
keluarga,
mengidentifikasikan
keberadaan/keterli
hal-hal
yang
batan
sisem
diperlukan.
pendukung.
jam diharapkan
masalah
keperawatan
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
-
Tidak gelisah
Ekspresi
2. Pengungkapan
tentang rasa takut
secara terbuka dapat
menurunkan ansietas
dan
meningkatkan
wajah tidak
koping
realitas.
menunjang
terhadap
adanya
-
kecemasan
Keluarga
dapat
mengekspres
ikan
perasaan
tentang
kondisi dan
aktif dalam
perawatan
pasien.
2. Anjurkan keluarga
untuk
3. Berlarutnya perasaan
mengemukakan
dapat menimbulkan
hal-hal
yang
depresi.
menjadi
perhatiannya
tentang keseriusan
4. Membantu
pasien
kondoso,
untuk
menyatakan
kemungkinan
perasaaanya tentang
untuk meninggal
apa yang sedang
atau kecacatan.
terjadi sebagai akibat
dari
pemberian
keyakinan
yang
3. Dengarkan pasien
kurang tepat/salah.
dengan
penuh
5. Dapat
membantu
perhatian.
menurunkan
konsepsi
yang
keliru, takut tentang
sesuatu yang tidak
4. Anjurkan gpasien
diketahui/perkiraan
untuk
mengakui
dimasa datang.
perasaannya.
5. Berikan penguatan
awal
terhadap
penjelasan tentang
luasnya
trauma,
rencana
pengobatan
dan
prognosinya.
6. Tekankan
pentingnya untuk
selalu
menjaga
sesuatu
dialog
6. Memberikan
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaan
dalam
suasana terbuka.
terbuka
terus
menerus
antar
anggota keluarga.
7. Antisipasi/terima
adanya perubahan.
8. Kaji
kekuatan
yang
dimiliki,
seperti
apakah
usaha pengambilan
keputusan
bermanfaat
atau
malah tidak ada
gunanya.
9. Anjurkan
untuk
mengunakan caracara
koping
tingkah laku yang
cukup
berhasil
yang sebelumnya
dilakukan.
10. Demonstrasikan
penggunaan
keterampilan
penanganan stress
seperti
teknik
relaksasi.
7. Tanggung
jawab
/peran
mungkin
harus sebagian atau
keseluruhan
dibebankan
pada
anggota
keluarga
yang lain, yang
selanjutnya
dapat
menimbulkan
kerumitan
terhadapkoping
keluarga.
8. Untuk memfokuskan
kekuatan
agar
menjadi
efektif/meningkatka
n koping.
9. Berfokus
pada
kekuatan
dan
penguatan
kemampuan khusus
untuk menghadapi
krisis saat sekarang
ini.
10. Membantu
mengarahkan
perhatian terhadap
vitalitas
sendiri
untuk meningkatkan
kemampuan koping
seseorang.
Kolaborasi
1. Libatkan keluarga
dalam pertemuan
tim rehabilitasi dan
perencanaan
perawatan/pengam
bilan keputsan.
memungkinkan
keluarga
untuk
menjadi
bagian
integral
dari
rehabilitasi
dan
memberikan
rasa
control.
2. Memberikan bantuan
dengan masalah yang
mungkin meningkat
sebagai akibat dari
gangguan
fungsi
peran
2. Identifikasi
sumber-sumber
komunias
yang
3. Membantu keluarga
ada.
menghadapi
perasaan/situasi dan
memberikan
3. Rujuk pada terapi
dukungan
untuk
keluarga
atau
keputusan
yang
kelompokdibuat.
kelompok
penyokong
lainnya.
: 41 tahun
Hr,Tgl/
Jam
Dx
22/11/2014 1
Pukul
Implementasi
1. Mengkaji dengan ketat
kelancaran jalan nafas.
10.00
WITA
Respon Hasil
3. Mengevaluasi
pergerakan dada dan
auskultasi dada setiap
3. Pergerakan dada
simetris, terdengar
suara vesikular
satu jam.
4. Suction dilakukan
4. Melakukan pengisapan
banyak, kental,
berwarna putih
kekuningan
22/11/2014 2
Pukul
10.10
WITA
1. Menentukan
faktorfaktor
yang
menyebabkan
koma/
penurunan
perfusi
jaringan
obat
dan
potensial peningkatan
TIK
1. Klien mengalami
kecelakaan yang
menyebabkan cidera
kepala berat sehingga
klien mengalami
penuunan kesadaran
2. Nilai GCS klien
2. Memantau
status
neurologis
secara
teratur dan bandingkan
dengan nilai standar
(misal GCS).
3. TD 160/100 mmHg;
Paraf
36,50C, RR 26x/menit
4. Memantau pernafasan
meliputi
pola
dan
iramanya
tampak penggunaan
otot bantu pernafasan
5. Refleks pupil 5/5, pupil
isokor, reaksi terhadap
cahaya (+)
5. Mengevaluasi keadaan
pupil, catat ukuran,
ketajaman, kesamaan,
dan reaksi terhadap
cahaya
6. Mengkaji
refleks
(menelan,
babinski, dll)
adanya
tertenru
batuk,
adanya
yang
Kolaborasi :
10. Memberikan
oksigen
obat
obatan
yang
diindikasikan
dengan
1. Memantau
irama,
pernafasan.
frekuensi,
kedalaman
1. Klien mengalami
sesak nafas dengan
frekuensi nafas
26x/menit, tampak
Pukul
penggunaan otot
10.10
bantu pernafasan
Wita
2. Mengangkat
kepala
tempat
tidur
sesuai
aturannya, posisi miring
sesuai indikasi.
3. Melakukan penghisapan
dengan ekstra hati-hati
,jangan labih dari 10-15
detik. Catat karakter,
warna dan kekeruhan dari
sekret.
4. Mengauskultasi
suara
napas, perhatikan daerah
hipoventilasi dan suara
tambahan.
Jumat 22
november
2014
pukul
10.30
Wita
1. Mencatat bagian-bagian
dari
unit
keluarga,
keberadaan/keterlibatan
sisem pendukung.
2. Mengnjurkan
keluarga
untuk mengemukakan halhal
yang
menjadi
perhatiannya
tentang
vesikuler
1. Yang mendampingi
klien saat pengkajian
adalah istrinya
2. Istri klien
mengatakan cemas
dengan keadaan
keseriusan
kondisi,
kemungkinan
untuk
meninggal atau kecacatan.
3. Menganjurkan
untuk
perasaannya.
pasien
mengakui
3. Istri klien
mengatakan sangat
cemas dengan
kondisi klien, ia
sangat menyayangi
klien dan takut
kehilangan klien
4. Keluarga klien
dimohon untuk
4. Menganjurkan
untuk
mengunakan
cara-cara
koping tingkah laku yang
cukup
berhasil
yang
sebelumnya dilakukan.
bersabar dalam
menghadapi kondisi
klien, istri klien
tampak menangis
dan terus memegang
tangan klien
5. Keluarga klien sudah
diajarkan untuk
5. Mendemonstrasikan
penggunaan keterampilan
penanganan stress seperti
teknik relaksasi
melakukan relaksasi
nafas dalam
6. Keluarga dianjurkan
untuk tetap tabah
dan bersabar serta
6. Memberi
dukungan
terhadap keluarga.
Kolaborasi
7. Melibatkan
keluarga
dalam pertemuan tim
rehabilitasi
dan
untuk tindakan
selanjutnya yang
akan dilakukan pada
perencanaan
perawatan/pengambilan
keputsan.
1.
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn.S
Umur
Hari/tangga
l
Jumat,22
: 41 tahun
Dx
Jam
Catatan Perkembangan
Terang
I
19.00 S: -
November
O:
2014
N : 68x/menit
RR: 24/menit
SPO2 : 99%
Jumat 22
november
2014
Paraf/ Nama
19.10
S:-
Wita
O:
-
neck kohler
Klien diberikan oksigen 9 lpm
Klien diberikan Phenytoin 3 x 100
mg (IV)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
*Klien di pindahkan ke ruang ICU
Jumat 22
november
2014
19.15
S:-
WITA
O:
-
Jumat 22
nvember
2014
19.20
Wita
dalam
Keluarga klien tampak cemas,
gelisah dan terus menagis