STATUS PASIEN
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.D
Umur
: 29 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat
: AFD 8
Agama
: Islam
Status
: menikah
ANAMNESIS
KU
: Pasien datang dengan keluhan kaki kiri bengkak, merah dan nyeri lebih
kurang 7 hari ini.
RPS : Pasien datang dengan keluhan kaki kiri bengkak, merah dan nyeri lebih
krang 7 hari ini. Nyeri dirasakan terus-terusan dan seperti ditusuk-tusuk.
Sebelumnya kaki pasien tertimpa buah sawit dan sudah berobat tetapi
tidak ada perubahan. Selain itu pasien juga mengeluhkan demam sejak 3
hari yang lalu.
RPD : Tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya
RPK : Kebiasaan : merokok
III.
IV.
Telinga
Hidung
Mulut
IV.C.PMERIKSAAN LEHER
Inspeksi
: leher simetris dan tidak ada pembesaran KGB
Palpasi
: tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan trakea
: tidak dilakukan pemeriksaan
Tekanan vena sentral : tidak dilakukan pemeriksaan
IV.D.PEMRIKSAAN THORAKS
Inspeksi
: tidak terdapat retraksi dinding dada
Palpasi
: fremitus taktil simetris kanan dan kiri, tidak ada krepitasi
Perkusi
: sonor pada dingding dada
Auskultasi
: suara navas dasar vesukuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)
IV.E.PEMERIKSAAN ABDOMEN
Inspeksi
: perut tampak datar
Auskultasi
: bising usus normal 8x/menit
Palpasi
: nyeri tekan(-),
Perkusi
: timpani
Pemeriksaan ren : tidak dilakukan pemeriksaan
Nyeri ketok ginjal : tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan hepar : tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan lien : tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan asites : tidak ditemukan asites
Pemeriksaan ekstremitas : kaki kiri sulit digerakkan dengan bebas dan kaki tampak
bengkak, terasa nyeri setelah tertimpa buah sawit.
V.
VI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hb
: 13,2 g/dl
Leukosit
: 8400 mm3
Trombosit
: 225.000 mm3
Led
: 24
Ht
: 36,5 %
GDS
: 101 mg/dl
Rontgen
: Pedis Ap/obl
POINT DIAGNOSIS
Pasien datang dengan keluhan kaki kiri bengkak, merah dan nyeri lebih kurang 7 hari
ini. Nyeri dirasakan terus-terusan dan seperti ditusuk-tusuk. Sebelumnya kaki pasien
tertimpa buah sawit dan sudah berobat tetapi tidak ada perubahan. Selain itu pasien
juga mengeluhkan demam sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 138/95mmHg, suhu 36,6oC, nadi 80x/menit, nafas 22x/menit.
Pemeriksaan ekstremitas kaki kiri sulit digerakkan, kaki tampak bengkak, terasa nyeri
VII.
VIII.
IX.
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Selulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis dapat disebabkan
oleh Streptococcus B hemolyticus, Staphylococcus aureus, H influenzae dan S
pneumonia1.
2. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi untuk terjadi selulitis ini merupakan keadaan yang dapat
menurunkan daya tahan tubuh terutama bila disertai higiene yang jelek; diabetes
mellitus, alkoholisme, dan malnutrisi. Selain itu umumnya terjadi akibat komplikasi
suatu luka/ulkus atau lesi kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada
kulit yang normal2.
3. Patogenesis
Selulitis biasanya mengikuti luka pada kulit, seperti luka gores, luka tusukan
atau trauma lainnya sehingga bakteri masuk dengan mudah kedalam dermis dan
Kerusakan
Integritas
berkembang
biak yang akan menyebabkan terjadinya selulitis3.
pada kulit
Edema dan
Gangguan rasa nyaman
kemerahan Nyeri
dan nyeri
Skema pathogenesis
4. Manifestasi klinis
Terdapat gejala konstitusi: demam, malaise. Lapisan kulit yang diserang adalah
epidermis dan dermis. Penyakit ini didahului trauma, oleh sebab itu biasanya tempat
predileksinya di tungkai bawah tetapi bisa juga pada daerah lainnya seperti wajah,
ekstremitas atas, badan dan getitalia. Umumnya pada semua bentuk ditandai dengan
kemerahan dengan batas tidak jelas, nyeri tekan, dan bengkak. Penyebaran
perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka/ulkus. Pada keadaan
akut, kadang-kadang timbul bula3.
5. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan klinis selulitis : adanya makula eritematous, tepi tidak meninggi,
batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas. Dapat disertai limfangitis dan
limfadenitis. Penderita biasanya demam.
6. Diagnosis
Diagnosis selulitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
klinis. Pada pemeriksaan klinis selulitis ditemukan makula eritematous, tepi tidak
meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas, dapat disertai
4
: Eritema cerah
:
:
:
:
:
:
dan Erisipelas
Selulitis
Gejala
Prodormal
Daerah
Predileksi
Makula
eritematous
Tepi
Batas tegas
Penonjolan
Ada penonjolan
Vesikel
Bula
Edema
Edema
Edema
Hangat
Hangat
Fluktuasi
Fluktuasi
8. Penatalaksanaan
Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan S.aureus penghasil
penisilinase dapat diberi penisilin. Pada yang alergi terhadap penisilin, sebagai
alternatif digunakan eritromisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50
mg/kgbb/ hari tiap 6 jam) selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin
(dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak 16-20 mg/kgbb/hari setiap 6-8jam). Pada
yang penyebabnya SAPP selain eritnomisin dan clindamisin, juga dapat diberikan
dikloksasilin 500mg/hari secara oral selama 7-10 hari. Pada pasien ini dilakukan
insisi atau drainase, jika pasien selulitis ini telah terjadi supurasi3.
9. Komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Adhi . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2008
2. Pandaleke, HEJ. Erisipelas dan selulitis. Fakultas kedokteran Universitas
Samratulangi; Manado. Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997
3. Herchline Thomas E. 2014. Celulitis. Diakses tanggal 30 Desember 2014
http://emedicine.medscape.com/article/214222-overview