(061330401008)
(061330401011)
(061330401014)
(061330401016)
(061330401018)
(061330401021)
(061330401025)
1.TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan daya hantar listrik suatu larutan
Menentukan ekivalen titrasi
4. DASAR TEORI
Pengukuran konduktivitas dapat juga digunakan untuk menentukan titik
akhir titrasi. Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara dan
tergantung pada frekuensi arus yang digunakan. Jika arus frekuensinya
bertambah besar, maka kapasitas dan induktif akan semakin besar.
Konduktometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan daya
hantar larutan. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di
dalam larutan. Menurut hokum ohm arus (I) berbanding lurus dengan potensial
listrik (E) yang digunakan, tetapi berbanding terbalik dengan tahanan listrik (R).
I=E/R
G=I/R
Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari tahan yang mempunyai satuan ohm
atau Siemens (S), bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui luas bidang
elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I), maka:
G = I / R = k x A/ I
Dimana: A / I = tetapan sel
K = daya hantar arus (konduktivitas) dengan satuan SI ohm cm-1 atau s cm-1
Titrasi yang dapat dilakukan adalah:
5. PROSEDUR KERJA
Titrasi konduktometri
- Membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 100ml
- Membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 100ml
- Memipet 10ml larutan NaOH sebanyak 10ml, memasukkan ke dalam gelas
kimia 250ml dan menambahkan aquadest sebanyak 200ml (elektroda
tenggelam)
- Meletakkan larutan NaOH diatas hot plate (jangan menghidupkan pemanas)
- Mengaduk larutan NaOH dengan magnetic stirrer
- Melakukan penambahan HCl 0,1 N sebanyak 1ml-20ml (dengan kenaikan
1ml), pada saat penambahan HCL posisi tombol pada posisi kond dan
membaca konduktiviitas pada display setiap penambahan HCl
- Membuat grafik titrasi secara praktikum dan teoritis
6. DATA PENGAMATAN
Konduktivitas
(mS/cm)
1,91
1,87
1,82
1,69
1,60
1,481
1,411
1,340
1,277
1,217
10
1,174
11
1,144
12
1,131
13
1,138
14
1,163
15
1,321
16
1,51
17
1,706
18
1,92
19
2,12
20
2,29
Konduktivitas
(mS/cm)
2,112
1,92
1,700
1,532
1,305
1,110
0,925
0,933
1,050
1,166
10
1,32
11
1,468
12
1,648
13
1,790
14
1,949
15
2,09
16
2,25
17
2,44
18
2,56
19
2,64
Secara teoritis
Penambahan titran
Conduc NaOH
(mS/cm)
Conduc HCl
(mS/cm)
200
1,22
2,1305
201
1,09
1,909
202
0,96
1,691
203
0,83
1,475
204
0,70
1,261
205
0,58
1,04
206
0,46
0,848
207
1,34
0,638
208
0,21
0,114
209
0,1
0,227
210
-0,01
0,348
211
-0,14
0,458
212
-0,25
0,569
213
0,19
0,678
214
0,35
0,796
215
0,58
1,014
216
0,83
1,01
217
0,97
1,116
218
1,17
1,222
219
1,35
1,326
220
1,54
1,44
ANALISA PERCOBAAN
Di dalam titrasi konduktometri ada beberapa kemudahan
yang tidak kita dapatkan pada titrasi lainnya, missal tidak
menggunakan indicator, karena dalam titrasi konduktometri ini
kita hanya mengukur daya hantar larutan. Jadi, dalam titrasi
konduktometri ini kkita tidak perlu mencari titik ekivalen
dengan melihat adanya perubahan warna. Walaupun demikian
ada juga beberapa kelemahan dalam titrasi ini. Karena kita
tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk
larutan elektrolit saja. Sedangkan larutan non elektrolit tidak
dapat menggunakan titrasi konduktometri. Titrasi ini sangat
berhubungan dengan daya hantar listrik, jadi juga berhubungan
dengan adanya ion-ion dalam larutan yang berperan untuk
menghantarkan arus listrik dalam larutan. Arus listrik ini tidak
bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion, sehingga
larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik.
Pada percobaan ini, dilakukan penentuan titik ekivalen
antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini
merupakan penghantar listrik yang baik.
Setiap proses titrasi, (penambahan NaOH 1ml) ke dalam
titran HCl dan juga sebaliknya dilakukan proses pengadukan
dengan magnetic stirrer. Hal ini dilakukan agar dapat
mengoptimalkan kemampuan daya hantar listrik sehingga
ionnya dapat menyebar merata.
Dari hasil pengamatan diperoleh kondutansi larutan
semakin kecil dan saat volume NaOH yang ditambahkan ke HCl
sebanyak 14ml dan saat volume HCl yang ditambahkan ke
NaOH 9ml, terjadi kenaikan konduktansi yang menandai
tercapainya titik ekivalen. Daya hantar listrik menurun sampai
titi ekivalen tercapai karena jumlah H+ dalam larutan semakin
berkurang sedangkan daya hantar OH- bertambah setelah titik
ekvalen tercapai karena jumlah OH- dalam larutan bertambah,
begitu juga sebaliknya.
KESIMPULAN
Dari hasil ini dapat disimpilkan bahwa titik ekivalen
daya hantar larutan antara HCl vs NaOH adalah 9 ml
dan antara NaOH vs HCl 14 ml.