Anda di halaman 1dari 24

DI SUSUN OLEH:

JENNY PRIMANITA D
3215081813
PENDIDIKAN FISIKA (R08)
JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Latar belakang saya membuat makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas tengah semester mata kuliah Pendidikan Agama
Islam 2. Di samping itu latar belakang saya membuat makalah ini
adalah untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang manfaat yang
sangat baik untuk kesehatan dari berwudhu dan khususnya dalam
gerakan shalat. Hal ini akan dijelaskan dalam makalah ini.

2. Gambaran Singkat Isi Makalah


Shalat adalah amalan yang pertama akan dihisab pada hari
kiamat. Apabila baik shalatnya, maka dianggaplah baik keseluruhan
amalannya. Tentulah orang tersebut masuk surga. Inilah anugrah
terindah yang bisa didapat oleh siapa saja yang mengerti, memahami
dan mau berusaha menggapainya. Jika shalat hanya dijadikan sebagai
kewajiban semata, maka keindahan ini tidak akan dirasakan dan kita
akan semakin jauh dari surga. Gerakan-gerakan shalat memiliki
manfaat yang sangat besar kepada kesehatan bagi yang
menjalankannya dengan khusyuk dan terus menerus.

3. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
A.

Mengetahui bagaimana berwudhu dan shalat yang sesuai dengan


ajaran Allah SWT dan para Rasul.

B.

Mengetahui manfaat dari gerakan wudhu dalam kesehatan.

C.

Mengetahui manfaat gerakan shalat dalam kesehatan.

D.

Memenuhi tugas tengah semester mata kuliah Pendidikan Agama


Islam 2.

4. Pembatasan Masalah
Dalam makalah yang saya buat, saya hanya menerangkan:
A.

Definisi wudhu dan shalat, serta syarat sah dan hal yang
membatalkannya.

B.

Tata cara berwudhu yang baik dan dapat bermanfaat bagi tubuh.

C.

Tata cara shalat yang sangat bermanfaat bagi tubuh, namun tetap
khusyuk.

D.

Keajaiban-keajaiban dibalik gerakan wudhu dan shalat yang


sangat bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani.

5. Sistematika Penulisan
Kata pengantar
Daftar isi
Pendahuluan
Isi makalah
Penutup
Daftar pustaka

ISI MAKALAH
BAB I
SYARIAT WUDHU DAN SHALAT
A. Definisi Shalat
Shalat adalah amalan yang pertama akan dihisab pada hari kiamat.
Apabila baik shalatnya, maka dianggaplah baik keseluruhan amalannya.
Tentulah orang tersebut masuk surga. Inilah anugrah terindah yang bisa
didapat oleh siapa saja yang mengerti, memahami dan mau berusaha
menggapainya. Jika shalat hanya dijadikan sebagai kewajiban semata,
maka keindahan ini tidak akan dirasakan dan kita akan semakin jauh dari
surga.
Syariat shalat sudah diajarkan kepada umat Nabi Ibrahim, meski
penyempurnaan ajaran itu disampaikan oleh baginda Nabi Muhammad
SAW. Ketika Nabi Muhammad SAW miraj ke lagit, beliau menerima
perintah langsung dari Allah SWT akan kewajiban shalat. Kita, umat
beliau di akhir zaman ini tinggal melaksanakan syariat yang sudah
demikian rinci ini, tanpa menambah dan menguranginya. Inilah jalan
selamat yang dibutuhkan manusia untuk kebahagiaan dunia akhirat.

B. Syariat Wudhu
Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan
telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhoi Islam
menjadi agama bagimu. (QS. Al-Maidah:3)
Kunci shalat adalah bersuci, apabila kita telah berwudhu dengan
baik, maka satu pintu diterimanya shalat telah terbuka. Berikut ini
merupakan hal-hal yang berkaitan dengan berwudhu dan shalat.
1. Definisi Wudhu
Wudhu secara etimologi berasal dari shigat, yang artinya
bersih.1 Menurut wahbah Al-Zuhaili pengertian wudhu adalah
mempergunakan air pada anggota tubuh tertentu dengan maksud
untuk membersihkan dan menyucikan. 2 Adapun menurut syara,
wudhu adalah membersihkan anggota tubuh tertentu melalui suatu
rangkaian aktivitas yang dimulai dengan niat, membasuh wajah,
kedua tangan dan kaki serta menyapu kepala.3
Pensyariatan wudhu bertitik pijak pada dua dalil, yaitu AlQuran al-Karim pada surat Al-Maidah ayat 6 dan Al-Sunah.

A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,Cet. Ke-4, (Surabaya:Pustaka


Progressif, 1997), hlm. 1564
2
Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuhu, (Mesir: Daar al-Fikri), hlm.359-360.
3
Ibid. Abdu al-Rahman al-Jaziri, Silsilah Arbaah, Juz 1, (Mesir: Dar al-Fikr, 1996), hlm. 44.

Hai rang-orang yang beriman, apabila kamu hendak


mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu degan tanah
itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.4
2. Hukum Wudhu
Hukum wudhu tidak bersifat mutlak tetapi tergantung kondisi
dan kebutuhan. Berikut ini adalah hukum-hukum wudhu:
a. Fardlu

Ingin melaksanakan shalat dalam keadaan berhadats.


Orang yang berhadats wajib berwudhu ketika hendak
melaksanakan shalat, baik wajib maupun sunat, sempurna
atau tidak sempurna. Barang siapa berwudhu untuk satu
jenis saja maka ia boleh melakukan semuanya.

Ketika hendak memegang mushaf Al-Quran


Sebagian ulama mewajibkan berwudhu ketika hendak
menyentuh A-lQuran sekalipun tulisan satu ayat di atas
kertas, dinding, atau uang,5 berdasarkan Al-Quran:

4
5

QS Al-Maidah: 6.
QS. Al-Waqiah: 79

Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang


disucikan.
Ulama hanafiah membolehkan menyentuh mushaf atau
menuliskannya tanpa berwudhu dengan syarat: 6
1). Kondisi darurat / terpaksa.
2). Adanya pembungkus yang terpisah atau kulit yang
bersambung dengannya.
3). Usia belum baligh, tetapi bagi yang sudah baligh dan
wanita haidh tetap tidak boleh menyentuhnya kecuali
dengan berwudhu baik dia sebagai guru atau murid.
4). Hendaklah ia seorang Muslim, tidak boleh seorang
Muslim membiarkan orang kafir menyentuhnya selagi dia
sanggup melarangnya.
b. Wajib
Wudhu wajib hukumnya bagi orang yang akan
melaksanakan thawaf. Jumhur Ulama sepakat behwa hokum
berwudhu bagi orang yang hendak thawaf adalah wajib. 7
c. Sunat / Mandub / Mustahab
Hukum wudhu adalah mandub (sunat) dalam banyak
kondisi antara lain:
1). Sebelum berdzikir dan berdoa
2). Sebelum tidur
3). Setiap kali berhadats
4). Setiap kali akan melaksanakan shalat
5). Setelah membawa jenazah
6). Ketika marah
7). Beberapa pekerjaan baik, seperti adzan, iqamat,
menyampaikan
khutbah,
mengkhitbah
(melamar)
perempuan dan ziarah ke makan Rasulullah.
8). Sesudah melakukan kesalahan

d. Makruh
Wudhu hukumnya makruh dilakukan ketika mengulang
wudhu sebelum menunaikan shalat dengan wudhu yang
6
7

Ibid, hlm.203
Wahbah Al-Zuhaily, op. cit, hlm.361

pertama, artinya berwudhu di atas wudhu yang lain hukumnya


makruh.8
e. Mubah
Wudhu hukumnya mubah, jika wudhu dilakukan untuk
kebersihan dan kesegaran.9
f. Mamnu / Haram
Hanafiah beralasan ketika berwudhu dengan air rampasan
dan anak yatim. Pengikut Madzab Hanbali mengatakan: Tidak
sah wudhu dengan air hasil rampasan (ghasab).10
3. Rukun Wudhu
a. Niat
Niat adalah maksud hati terhadap sesuatu yang disertai
dengan pelaksanaannya.11 Adapun nita wudhu adalah suatu
ketetapan hati untuk melakukan wudhu sebagai pelaksanaan
dari perintah Allah SWT.12
Adapun dalil tentang kewajiban niat berdasarkan hadits
yang diriwayatkan dari Umar ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
Sesunggguhnya
niatnya13

setiap

amal

itu

tergantung

pada

b. Mengucap Basmalah
Dengan niat untuk berwudhu didalam hati, Rasulullah
SAW memulai berwudhu dengan mengucapkan Bismillah.
Namun, ada juga yang menganggap bahwa mengucap basmalah
bukan merupakan rukun wudhu, melainkan sunat wudhu.
c. Membasuh wajah
Dalil wajibnya membasuh wajah adalah firman Allah SWT:

Maka basuhlah wajahmu.14


Membasuh (al-ghaslu) adalah mengalirkan air ke anggota
tubuh denganmerata. Menurut pendapat yang lain al-ghaslu
adalah mengalirkan air ke atas sesuatu dengan tujuan untuk
menghilangkan kotoran atau sejenisnya. Adapun batas
membasud wajah adalah tinggi dari tempat tumbuhnya rambut
(atas kening) sampai ke bawah dagu, lebar adalah jarak dua
8

Ibid, hlm.364
Ibid, hlm.365
10
Ibid, hlm.364
11
Ibid, hlm. 211
12
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Minhaj Al-Shahih Muslim, (Daar Al-Fikr: Beirut, 1995), hlm. 167. Sayyid
Sabiq, op. cit., hlm.53
13
Bukhari
14
QS. Al-Maidah: 6
9

daun telinga. Bagi orang yang memiliki jenggot tipis hendaklah


membasuh sampai air mengenai kulitnya. Bagi orang yang
memiliki jenggot tebal hendaklah ia mentakhlilnya (menyelanyela)15
d. Membasuh kedua tangan sampai siku
Dalil perintah membasuh kedua tangan sampai siku adalah
firman Allah:

Dan membasuh kedua tangan sampai siku16


Tangan adalah organ tubuh antara ujung jari sampai siku.
Sedangkan siku adalah sendi yang terletak antara pangkal
lengan dengan pergelangan tangan. Oleh sebab itu membasuh
dua siku adalah wajib.
Cara membasuh kedua tangan sampai siku adalah dimulai
dari tangan kanan: ujung jari dengan membersihkan sela-sela
jari, menggosok lengan sampai ke siku. Setelah selesai dengan
tangan kanan sebanyak 3 kali, dilanjutkan tangan kiri dengan
cara yang sama.17
e. Menyapu kepala
Menyapu kepala termasuk telinga sebagai rukun wudhu
didasarkan atas firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat
6:

Dan sapulah kepalamu


Menyapu (almashu) adalah melewatkan tangan yang basah
di atas anggota tubuh. Sedangkan kepala adalah suatu tempat
yang biasa ditumbuhi rambut yang letaknya dari atas kening
sampai ke belakang tengkuk dan termasuk kedalamnya adalah
pelipis yang letaknya diatas tulang yang biasa timbul di wajah. 18
Adapun menyapu sebagian kepala baik sedikit atau banyak,
diperbolehkan sepanjang ia masih dalam pengertian yang benar
tentang menyapu dan tentang menyapu satu atau tiga helai
rambut saja hal itu tidaklah benar.19
Ada tiga cara mengusap kepala:
Pertama, mengusap dengan dua tangan dimulai dari bagian
dpan, terus kebelakang, kemudian dari belakang diteruskan ke
15

Wahbah Al-Zuhaili, Tafsir munir, loc.cit.


QS Al-Maidah: 6
17
Sagiran. 2007.Mukjizat Gerakan Shalat. Qultummedia: Jakarta. Hlm.10.
18
Wahbah A-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islam Wa adilatuhu, op.cit., hlm. 371
19
Wahbah Al-Juhaily, Al-Fiqh Wa Adilatuhu, op.cit., hlm.374
16

dapan dan memasukkan jari telunjuk ke dalam kedua telinga,


sedangkan ibu jari menggosok telinga bagaian luar. 20
Kedua, apabial seseorang mengenakan serban dikepalanya
maka cukup membasuh serbannya.21 Ketiga, membasuh ubunubun dan serban sekaligus.22
f. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
Perintah membasuh kedua kaki sampai mata kaki dalam
berwudhu berdasarkan firman Allah SWT:

Dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.


Dua mata kaki (kabain) adalah dua tulang yang menonol
disamping, tepatnya dipersendian betis dengan telapak kaki.
Membasuh kaki adalah wajib sesuai dengan kesepakatan umat
berdasarkan nash Al-Quran dan hadits.
Cara membasuh kedua kaki adlah dimulai dengan
membasuh ujung-ujung jari sampai mata kaki, mencuci mata
kaki dan membersihkan sela-sela jari kaki. Setelah selesai kaki
kanan sebanyak 3 kali, dilanjutkan kaki kiri dengan cara yang
sama.
g. Tertib
Tertib dalam melakukan wudhu hukumnya wajib. Artinya
jika mendahulukan sebagian anggota dan mengakhirkan yang
lain bukan menurut aturan sebagaimana yang disebutkan oleh
Al-Quran, maka wudhunya batal atau tidak sah. Praktek wudhu
menurut sunah (contoh Rasul) adalah tertib. Tidak terdapat
suatu
riwayatpun
tentang
wudhu
melinkan
beliau
melakukannya dengan tertib. Yang dimaksud tertib disini adalah
tersusun sebagaimana urutan dalam Al-Quran.23
h. Membaca doa setelah berwudhu
Adapun riwayat yang menjelaskan tentang berdoa setelah
berwudhu adalah hadits riwayat Muslim bahwa setelah
berwudhu, nabi berdoa:
Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang layak
disembah kecuali Allah yang tidak pernah ada sekutu bagiNya
dan saya bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusanNya
Dalam hadits tersebut dikabarkan bahwa barangsiapa
berwudhu dengan sempurna, kemudian berdoa maka akan
20

Hadits shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasai.


Hadits yang diriwayatkan dari Amru bin Umayyah.
22
Hadits yang diriwayatkan dari Al Mughirah bin Syubah Ibnu Baz dan Ibnu Taimiyyah.
23
Ibid, hlm. 215
21

dibukakan pintu surga yang delapan, ia dapat masuk melalui


pintu manapun yang dikehendaki. Subhanallah!.
4. Syarat Wudhu
Syarat menurut para ulama fiqh adalah sesuatu yang tergantung
padanya keberadaan hukum syari dan ia berada di luar hukum itu
sendiri. Ketiadaannya, hukum pun tidak ada. Fuqaha membagi syarat
wudhu menjadi dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah wudhu.
a. Syarat Wajib Wudhu
Wahbah al-Zuhaili, guru besar fiqih Universitas Damaskus
mengemukakan bahwa wudhu diwajibkan kepada seseorang
apabila ia memenuhi delapan syarat berikut:
1). Berakal, wudhu tidak wajib bagi orang gila, pingsan,
kesurupan, tidur.
2). Baligh, wudhi tidak wajib bagi anak kecil yang belum
baligh, tetapi wudhunya tetap sah.
3). Muslim, karena yang mendapat perintah dari Allah
(Haakim) adalah khusus orang Islam (mahkum alaih).
4). Mampu menggunakan air yang suci dan cukup.
Kemampuan orang yang menggunakan air menjadi syarat
wajib wudhu, maka tidak wajib berwudhu bagi orang sakit
karena ia tidak bisa mengunakannya juga ketika air tidak
ada dan kalau seseorang mendapatkan sedikit air maka ia
boleh membasuh satu kali satu kali. 24
5). Sedang berhadats kecil, seseorang yang telah berwudhu
tidak ada kewajiban untuk mengulang lagi wudhunya.
6). Tidak sedang haid.
7). Tidak sedang nifas.
8). Ketika waktu untu mengerjakan ibadah sudah datang.
b. Syarat Sah Wudhu
Fuqaha madzhab Hanafi mengemukakan syarat sah wudhu
ada tiga, sementara menurut jumhur ada empat, yaitu:
1). Menyiramkan air secara merata ke semua anggota tubuh
yang dibasuh.
2). Menghilangkan apa-apa yang dapat menghalangi
sampainya air ke anggota tubuh yang dibasuh.
3). Berhentinya segala yang membatalkan wudhu ketika
wudhu dimulai, seperti haid, nifas dan hadats kecil
4). Berwudhu setelah masuk waktu seperti halnya orang yang
bertayamum dan bagi yang memiliki udzur selalu
berhadats seperti menetesnya air seni. Syarat keempat ini
menurut jumhur fuqaha selain Hanafiah.25
24
25

Ibid, Wahbah Al-Zuhaily, op. cit.,


Wahbah, op. cit., hlm. 391-392.

10

5. Pembatal Wudhu
Hal-hal yang dapat membatalkan wudhu adalah sebagai berikut:
a. Segala sesuatu yang keluar dari dubur atau qubul.
b. Melahirkan.
c. Tidur lelap.
d. Muntah.
e. Hilang akal.
f. Bersentuhan kulit pria dan wanita tanpa penghalang.
g. Menyentuh kemaluan, qubul atau dubur.
h. Tertawa dalam shalat.
i. Makan daging unta.
j. Memandikan mayat.
k. Ragu berhadats atau tidak.
l. Sesuatu yang mewajibkan mandi.26

C. Syariat Shalat
Menegaskan kembali bahwa tata cara sahalat kita harus sesuai
dengan tuntunan Nabi SAW. Segala bentuk penambahan dan
pengurangan dari tata cara shalat adalah tidak baik. Berikut adalah tata
cara shalat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW:
1. Niat
Yaitu niat dari hati untuk melaksanakan shalat tertentu, hal ini
berdasarakan sabda Rasulullah SAW bahwa sesungguhnya segala
amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. (Muttafaq alaih).
Dan niat itu dilakukan bersamaan dengan melaksanakan takbiratul
ihram dan mengangkat kedua tangan, namun tidak masalah jika niat
lebih dahulu dari keduanya.
2. Berdiri
Shalat dilakukan berdiri bagi yang mampu. Hal ini berdasarkan
firman Allah SWT:

Peliharalah segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat


wustha (Ashar). Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan
khusyu. (Al-Baqarah: 238)
Dan berdasarkan sabda Rasulullah SAW kepada Imran bin
Hushain: Shalatlah kamu dengan berdiri, apabila tidak mampu
maka dengan duduk, dan jika tidak mampu juga maka shalatlah
dengan berbaring ke samping. (H.R. Bukhori).
26

Ibid, hlm. 418-436

11

3. Takbiratul Ihram
Yaitu dengan lafadz: Allahu Akbar. Takbiratul Ihram tersebut
harus diucapkan dengan lisan, tidak hanya di dalam hati. Juga
disunahkan untuk mengangkat kedua tangan. Setelah takbiratul
ihram, disunahkan bersedekap dengan cara menggenggam
pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan meletakannya
di atas dada (Hadits An Nasai). Atau meletakkan telapak tangan
kanan di atas telapak tangan kiri kemudian meletakkan di atas
dada (Hadits riwayat Abu Dawud).
4. Membaca Al-Fatihah
Sebelum membaca Al-Fatihah disunahkan membaca doa
istiadzah dan basmallah. Membaca surat Al-Fatihah termasuk rukun
shalat, tidak sah shalat jika tidak membacanya. 27 Setelah membaca
Al-Fatihah disunahkan untuk membaca amin (HR Bukhari dan
Muslim) dan suart lain yang dihafal. Boleh dibaca satu surat secara
utuh atau hanya beberapa ayat dalam Al-Quran.
5. Rukuk
Perintah untuk rukuk terdapat dalam firman Allah SWT:

Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah


kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu
mendapat kemenangan.28
Rukuk dilakukan seraya mengucapkan takbir, mengangkat
kedua tangan sebagaimana pada waktu takbiratul ihram. Nabi
meletakkan
kedua
tangannya
di
atas
kedua
lutut
menggenggamnya. (H.R Abu Dawud dan Al Hakim). Posisi
punggung pada waktu rukuk dijelaskan dalam hadits: Wabisyah bin
Madab berkata: Aku pernah menyaksikan Rasulullah mengerjakan
shalat, dimana ketika rukuk, beliau meluruskan punggungnya
sehingga apabila dituangkan air diatasnya, air akan tetap di
tempat (hR Ibnu Majah).
6. Itidal
Bangkit dari rukuk seraya mengucapkan Samiallahu liman
hamidah, disunahkan mengangkat tangan seperti ketika takbiratul
ihram. Hendaknya dilakukan sampai tegak lurus berdiri. 29 Setelah
tegak berdiri, hendaknya membaca doa itidal.
7. Sujud
27

HR Bukhari
Al-Hajj: 77
29
HR Bukhari Muslim
28

12

Gerakan sujud dimulai dengan mengucapkan takbir Allahu


Akbar, turun dengan mendahulukan kedua lutut kemudian kedua
tangan.30 Sujud dilakukan dengan tujuh anggota badan, yaitu jari
jemari kedua kaki, kedua lutut, kedua tangan dan di atas dahi. 31
Kedua tangan diletakkan dengan menghadapkan jari-jari ke arah
kiblat, tanpa menggenggam dan tidak pula mengembangkannya. 32
8. Duduk antara dua sujud
Ketika bangkit dari sujud, disunahkan membaca takbir
kemudian duduk di antara dua sujus dengan bertumpu di atas
telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan (duduk
iftirasyi). Tangan diletakkan di atas paha dan ujung jari-jari tangan
di atas lutut. Tangan kanan diletakkan di atas lutut kanan, tangan kiri
di atas lutut kiri, seolah-olah menggenggamnya seraya mengucapkan
doa. Kemudian dilakukan sujud yang kedua, sebagaimana yang
dilakukan pada sujud pertama.
9. Tumaninah ketika rukuk, sujud, berdiri, dan duduk.
Tumaninah ditegaskan pada saat rukuk, sujud dan duduk,
sedang itidal pada saat berdiri. Hakikat tumaninah ialah orang yang
rukuk, sujud, duduk atau berdiri itu berdiam sejenak. Lamanya
sekedar waktu yang cukup untuk membaca bacaan yang dituntunkan
sebanyak satu kali setelah semua anggota tubuhnya berdiam. Adapun
selebihnya dari itu adalah sunah hukumnya.
10. Bangkit dari sujud
Selesai sujud kedua kemudian bangkit untuk mengerjakan
rakaat kedua dengan bertumpu kepada kedua lutut seraya mengucap
takbir. Rakaat kedua dilaksanakan sebagaimana rakaat pertaman,
hanya tidak perlu membaca doa iftitah dan istiadzah.
11. Tasyahud Awal
Duduk tasyahud awal dilakukan sebagaimana cara duduk di
antara dua sujud, yaitu duduk iftirasy. Adapun posisi tangan kanan
di atas paha kanannya, mengisyaratkan jari telunjuk yang dekat
dengan ibu jari ke arah kiblat sambil mengarahkan pandangan
padanya atau ke arahnya (HR Nasai). Adapun tangan kiri tetap
diletakkan di atas lutut kiri seolah menggenggamnya atau boleh juga
membentangkan tanpa menggenggamnya seraya mengucapkan doa.
12. Tasyahud Akhir
Cara Rasulullah SAW duduk tawarrukdalam rakaat terakhir
shalatnya, beliau memajukan kaki sebelah kiri dan menegakkan kaki
kanan, serta duduk di atas bokongnya.33 Posisi tangan sama dengan
pada tasyahud awal. Doa yang dibaca sama dengan tasyahud awal
ditambah membaca shalawat kepada nabi dan keluarganya.
13. Salam
30

HR Hakim
H.R Bukhari Muslim
32
HR Abu Dawud
33
HR Bukhari
31

13

Sebagai penutup shalat adalah salam. Apabila seseorang


menyalahi urutan rukun shalat sebagaimana yang sudah ditetapkan
oleh Rasulullah SAW, seperti mendahulukan yang semestinya
diakhirkan atau sebaliknya, maka batallah shalatnya.

BAB II
Keajaiban Gerakan Wudhu Dan Shalat
Menurut Pandangan Medis
A. Rahasia
Jumlah
Tulang
Hubungannya dengan Wudhu

14

Manusia

dan

Secara anatomis, anggota wudhu terletak pada ujung-ujung tubuh


(kepala, tangan, kaki). Bagian-bagian tersebut paling banyak mengandung
susunan tulang dan sendi, dan banyak pula melakukan gerakan-gerakan.
Dalam hubungannya dengan wudhu, pembasuhan anggota wudhu
kebanyakan tiga kali dan ada yang satu kali. Dalam kajian dr. Sagiran,
didapatkan bahwa tubuh ini mengandung sejumlah tulang yang mendekati
bilangan hari dalam setahun. Tulang-tulang penyusun anggota wudhu
jumlahnya tertentu, dikalikan masing-masing dengan jumlah kali
pembasuhan pada saat wudhu, akan menghasilkan bilangan yang sama
dengan keseluruhan jumlah tulang manusia. Berikut penjelasannya:
1. Lengan dan tangan: 30 buah (terdiri atas 1 buah tulang lengan atas, 2
buah tulang lengan bawah, 8 buah tulang pergelangan tangan, 19
buah tulang telapak dan jari-jari).
2. Tungkai dan kaki: 31 buah (terdiri atas 2 buah tulang tungkai bawah,
8 buah tulang pergelangan kaki, 21 buah tulang telapak dan jari-jari).
3. Wajah: 12 buah (terdiri atas tulang dahi, baji, rahang atas-bawah
masing-masing 1 buah, tulang air mata, pelipis, hidung dan pipi
masing-masing 2 buah).
4. Rongga mulut dan hidung: 41 buah (terdiri atas geligi 32 buah, langitlangit dan rahang masing-masing 1 buah, sekat dan karang hidung 7
buah).
5. Kepala dan telinga: 12 buah (terdiri atas 2 buah tulang pelipis, 2 buah
tulang ubun-ubun, 1 buah tulang baji, dahi, dan belakang kepala, 6
buah tulang pendengaran).
Bagian tubuh pada poin a-d dijumlahkan menghasilkan angka 114.
angka tersebut dikalikan 3 karena pembasuhan waktu melakukan wudhu
sebanyak 3 kali, menghasilkan angka 342. Poin e tidak dikalikan 3 karena
karena memang hanya satu kali pembasuhan, sehingga jumlah dari poin ae adalah 354, yakni sama dengan jumlah hari dalam 1 tahun hijriyah,
selain itu sama dengan jumlah seluruh tulang manusia. Dengan demikian,
membasuh anggota wudhu pada saat berwudhu seakan-akan sudah
membasuh seluruh tubuh.34

B. Wudhu dan Aliran Darah Perifer


Dalam Hadits riwayat Imam yang empat (Imam Abu Hanafiah,
Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad Hambal) diterangkan,
Sempurnakanlah dalam berwudhu dan gosoklah sela-sela jari-jari
kalian... . Perintah ini secara medis sangat bermakna. Ternyata, dibagian
itulah berjalan serabut saraf, arteri, vena, dan pembuluh limfe.
Penggosokan daerah sela-sela jari sudah tentu memperlancar aliran darah
perifer (terminal) yang menjamin pasokan makanan dan oksigen.

34

Sagiran. 2007.Mukjizat Gerakan Shalat. Qultummedia: Jakarta. Hlm.35-37.

15

Selain itu, serabut saraf juga secara langsung distimulasi oleh


perbuatan kita menggosok sela-sela jari. Ujung jari sampai telapak tangan
adalah bagian yang paling sensitif, karena paling banyak mengandung
simpul reseptor saraf. Tiap 1 cm2 kulit di daerah itu, terdapat 120-230
ujung saraf peraba. Dari sini kita bisa pahami bahwa bagi orang yang tidak
bisa melihat, tangan bagaikan mata, karena dengan tangan dia bisa
membaca huruf braile. Oleh sebab itu hendaknya kita mensyukuri serta
merawatnya dengan senantiasa melaksanakan semua kewajibanNya dan
menjauhi semua laranganNya.

C. Ear Acupunture
Akupuntur telinga berkembang menjadi suatu cabang spesialisasi
kedokteran di China. Menurut ilmu akupuntur, telinga adalah representasi
dari tubuh manusia. Bentuk telinga serupa dengan bentuk tubuh saat
masih berupa janin yang meringkuk dalam rahim ibu. Kepalanya adalah
bagian yang sering dipasang anting. Daerah lubang adalah rongga tubuh
tempat tersimpannya organ-organ dalam. Melakukan stimulasi seperti
wudhu akan berpengaruh baik terhadap fungsi organ dalam. Adapun
lingkaran luar menggambarkan punggung. Pemijatannya juga seakanakan melakukan stimulasi daerah punggung dan ruas-ruas tulang
belakang.

D.Keistimewaan Gerakan Shalat


1. Berdiri dalam Shalat
Kita diperintahkan untuk berdiri tegak, simetris antara belahan
tubuh kanan dan kiri. Beberapa unsur medis yang perlu dibahas
adalah:
a. Titik tumpu berat badan. Berat badan menumpu ditelapak kaki,
dibagi di kedua kaki kanan-kiri sama berat. Ditelapak kaki
terdapat titik-titik refleksi/akupuntur yang sangat penting untuk
menstrimulasi organ-organ dalam tubuh orang yang shalat. Cara
menumpu yang demikian juga akan membuat postur tubuh kita
lurus, serasi da tegap.
b. Jari-jari menghadap ke arah kiblat. Dengan menghindari kaki
yang merapat dan membentuk sudut 45 derajat, serta
mengusahakan agar mata kaki terekspose keluar (tumit lebih
diregang keluar). Maka, otomatis kaki mengarah searah dengan
kita menghadap, tidak serong menyamping keluar. Dengan
demikian, jari-jari pun akan mengarah ke kiblat.
Efek lain dari berdiri tegak yang juga dapat dipertimbangkan
adalah tumpuan berat badan yang merata akan membuat
kompaksitas susunan tulang-tulang penyangga tubuh menjadi rata.
Hal ini bermanfaat terhadap penurunan resiko terjadinya patah
tulang yang sering begitu mudah terjadi meski hanya dengan
terpeleset di kamar mandi, turun tangga, dll.

16

Dalam ilmu orthopedi (bedah tulang) terdapat teori trabekulasi


tulang. Berat tubuh yang menumpu ditungkai akan diproyeksikan
dan di distribusikan di sepanjang tungkai. Jalur distribusi itu
membuat tulang lebih padat, sementara bagian yang berada di luar
jalur lebih tipis matriksnya.
Allah SWT mengingatkan kita didalam firmanNya:

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan


Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri
untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya
(dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka
menyebut Allah kecuali sedikit sekali.35
Salah satu bentuk kemalsan itu adalah kaki kanan menopang
hampir seluruh berat tubuh, sementara kaki kiri seakan-akan
istirahat dari tugas menopang berat badan, atau sebaliknya, apabila
kita memperhatikan orang yang demikian, dia akan tampak lesu dan
tidak bersemangat.
2. Gerakan Takbiratul Ihram
Gerakan memulai shalat dengan mengangkat tangan sedemikian
sehingga telapak menghadap kiblat disamping kanan kiri bahu atau
wajah kita. Beberapa hal yang penting dibahas dari sisi medis adalah:
a. Kata ALLAHU AKBAR. Harian Arab Saudi Al-Watan
melaporkan bahwa profesor Vander Hoven menyimpulkan,
mereka orang muslim yang membaca Al-Quran dengan teratur
dapat mencegah penyakit-penyakit psikologis. Lebih lanjut
profesor itu menjelaskan, bagaimana setiap huruf dari kata
ALLAH itu mempengaruhi penyembuhan psikologis. Ternyata
mengucapkan kata ini, tidak pernah dijumpai pada bahasabahasa lain di dunia. Secara fisiologis, pengucapan huruf
pertama, yakni A melapangkan sistem pernafasan, berfungsi
mengontrol gerak nafas. Kemudian saat mengucapkan konsonan
L menurut cara orang Arab dengan lidah tertarik ke langitlangit dan sedikit tergelincir dibagian rahang atas, sejenak
tertahan sebelum kemudian mengucapkan bunyi LOH
membentuk ruang tertentu di rongga mulut. Jeda yang pendek
dan kemudian disusul dengan jeda yang sama secara berurutan
ini menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap relaksasi
pernafasan. Juga, pengucapan huruf terakhir, yakni H
membuat kontak antara paru-paru dan jantung dan pada
gilirannya kontak ini dapat mengontrol denyut jantung.
b. Rongga dada melebar. Pada saat gerakan takbir, bahu terangkat
sedikit, tulang-tulang rusuk ikut terangkat menimbulkan
35

QS An Nisa: 142

17

kelebaran rongga dada. Akibatnya, tekanan udara di dalam


rongga mengecil dan memudahkan udara nafas masuk dengan
cepat.
c. Melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan
otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah
mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua
tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen
menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan
perut atau dada bagian bawah. Selain itu menghindarkan dari
berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian
atas.
d. Sekat rongga badan (diafragma) terlatih. Berpengaruh terhadap
fungsi-fungsi fisiologis lainnya, karena pasti di otak terjadi
asosiasi dan sinkronisasi pusat. Pusat pengaturan gerak dan
kerja organ-organ dalam.
e. Ketiak dibuka. Ketiak adalah stasiun regional utama bagi
peredaran limfe (getah bening) yang merupakan kumpulan dari
keseluruhan anggota gerak bagian atas (tangan, lengan bawah,
lengan atas, dan bahu). Gerakan ini adalah gerakan active
pumping yang sangat bermanfaat.
3. Rukuk
Rukuk adalah membungkukkan badan sedemikian sehingga
punggung, leher, dan kepala menjadi posisi horizontal. Posisi kaki
masih tetap seperti saat berdiri pada awalnya. Pada saat rukuk
sempurna, tulang belakang menjadi relatif lurus. Ada dua hal penting
yang perlu diperhatikan
a. Posisi horizontal. Posisi ini memungkinkan berat badan
bergeser ke depan dan tubuh seakan-akan ingin terperosok ke
depan. Dengan posisi demikian, kompresi antar ruas-ruas
tulang belakang dapat dikurangi.
b. Kedua lengan menyangga, tangan memegang di lutut.
Penyanggan ini lebih mendorong lagi ke depan ruas-ruas tulang
belakang sehingga kompresi bukan hanya di kurangi akan tetapi
bahkan terjadi gerakan anti kompresi alias peregangan.
4. Sujud
Sujud adalah bentuk ketundukan tertinggi seorang hamba di
hadapan Tuhannya. Sujud adalah satu-satunya posisi dimana otak
bisa lebih rendah dari jantung, yang mudah dikerjakan tanpa harus
menjungkirbalikan tubuh. Gerakan sujud merupakan urutan-urutan
dari gerakan-gerakan:
a. Tubuh merendah dengan menekukkan badan dan lutut.
b. Telapak tangan mencapai lantai.
c. Di susul lutut mencapai lantai, jari-jari kaki tertekuk, telapak
kaki berdiri tegak.
d. Tangan di lantai menggeser maju ke depan.
18

e. Muka tersungkur menyentuh lantai pada jidat dan hidung.


f. Pantat di angkat, paha pada posisi tegak lurus.
g. Kedua telapak kaki dirapatkan, dengan tetap berdiri tegak dan
jari-jari menekuk sehingga tetap mengarah ke kiblat.
Pengaruh sujud terhadap peredaran darah di otak juga dapat
dipahami. Elastisitas pembuluh darah merupakan faktor terpenting
yang dapat mempertahankan tekanan darah. Debit darah yang naik
karena posisi jantung lebih tinggi dari otak ini merupakan latihan
otak menambah elastisitas pembuluh darah, pada gilirannya gerakan
sujud bisa merupakan gerakan anti-stroke. Stroke terjadi bila
terdapat pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah, sehingga
sebagian otak mengalami gangguan, tampak sebagai keadaan lumpuh
sepauh badan.
Adapun pengaruh posisi rukuk dan sujud ini terhadap organorgan dalam adalah memperkuat ikatan penggantung organ ke
dinding rongga tempat organ itu berada. Kondisi ini melatih organ di
sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini
menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan
pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi.
Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka
secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan
tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ
perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
5. Duduk dalam Shalat
Al-Qaadah atau Julus adalah posisi duduk dalam shalat yang
sangat unik. Posisi tersebut dapat menghentikan aliran pembuluh
darah utama di tungkai, sehingga menambah debit aliran darah ke
otak dan organ dalam lainnya. Pada waktu yang sama
mengembangkan sirkulasi melalui pembuluh kolateral di kaki.
Saat gerakan duduk mencapai tekukan sudut lutut 60 derajat,
saturasi menurun sampai 93% dan akhirnya denyut nadi hilang,
saturasi tidak terdeteksi lagi. Pada saat itu, aliran darah utama
berhenti total. Debit darah ke otak dan organ penting bertambah,
metabolisme meningkat, bekerja dengan konsentrasi pikiran tinggi
dapat bertahan lebih lama. Secara simultan, pada tungkai akan
mengembang sistem sirkulasi kolateral yang sangat efektif, pembuluh
darah menjadi lebih elastis, bahkan dapat mencegah komplikasi
sumbatan arteri, vena, dan komplikasi penyakit diabetes berupa
pembusukan kaki akibat gangguan pembuluh darah.
Duduk dengan jari-jari kaki menekuk juga merupakan relaksasi
maksimal dari kelompok otot-otot di betis. Saat duduk seperti ini
otot-otot tersebut diregangkan maksimal sehingga terjadi pemulihan
dan bebas dari timbunan asam laktat penyebab nyeri dan kelelahan.
Dengan duduk ini pula seluruh persendian di tungkai, kaki, dan jarijari menjadi aktif, lentur dan bebas pengapuran serta kekakukan.
Efek lebih lanjut tentu lebih kuat dan tahan terhadap taruma fisik
dan mekanik.

19

Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah


perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri
dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada
posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah
perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ
reproduksi di daerah perineum.
6. Gerakan Salam
Salam adalah perbuatan yang terakhir dalam shalat. Salam
diucapkan dua kali, disertai dengan gerakan menoleh ke kanan dan
ke kiri sehingga pipi dapat dilihat oleh orang yang berada di
belakangnya. Salam pertama termasuk rukun shalat, sedang yang
kedua hukumnya sunah. Gerakan salam cukup bermakna melatih
kelenturan leher. Penjepitan saraf disigmen ini cukup sering terjadi.
Gerakan salam memperkuat otot-otot dan seluruh struktur leher
berikut fungsi refleks-refleksnya.

E. Hikmah dan Rahasia Waktu Shalat


1.Hikmah dan Rahasia Shalat diwajibakan lima kali dalam sehari
semalam ialah:
a. Untuk menumbuhkan perasaan tunduk dan takut kepada Allah
dengan mengulang-ulang shalat dalam sehari semalam lima
kali, maka tumbuhlah dengan berulang-ulang perasaan tunduk
dan takut kepada Allah, serta berulang-ulang pula perasaan itu
mempengaruhi jiwa. Apabila perasaan tunduk dan takut
tertanam kuat dalam hati, maka diharapkan seseorang dapat
selalu mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan.
b. Untuk meringankan dan mengekalkan shalat. Dengan
ditentukan jumlah rakaat setiap kali shalat antara dua sampai
empat rakaat, maka terasa ringan mengerjakannya. Dengan
demikian seseorang dapat mengerjakan terus menerus.
c. Untuk mengekalkan ingatan kepada Allah. Apabila shalat
dikerjakan dalam satu kali, maka waktu menghadap dan
mengingat Allah hanya sekali. Tetapi kalau dikerjakan lima kali
dalam sehari semalam, maka waktu menghadap dan mengingat
Allah lebih banyak sehingga lebih memungkinkan untuk selalu
ingat kepada Allah.
2. Rahasia penentuan waktu shalat wajib.
Ditentukan shalat wajib pada waktu subuh, dzuhur, ashar,
maghrib dan isya mengandung rahasia-rahasia sebagai berikut:
a. Karena pada waktu-waktu itu bertebaran kekuatan rohani
malaikat dan saat-saat mudah diterima doa. Adapun waktuwaktu tersebut ialah:

Sejenak sebelum terbit matahari

Sejenak sesudah tinggi matahari


20

Sejenak sesudah terbenam matahari

Sejenak tengah malam sampai waktu sahur

Mengingat penentuan waktu shalat seperti tersebut diatas,


maka:
1). Disukai shalat di awal waktunya.
2). Disukai mengakhirkan shalat isya.
3). Dibolehkan bagi musafir menjama shalat dzuhur dengan
ashar dengan shalat maghrib dengan shalat isya.
b. Untuk meneladani rasul-rasul dahulu.
c. Untuk menyatakan kesyukuran pada Allah pada waktu yang
sepatutnya dipergunakan untuk bersyukur.

F. Hikmah dan Rahasia Shalat


Hikmah dan rahasia shalat yang terkandung dalam shalat antara
lain:
1. Mengingatkan kepada Allah, menghidupkan rasa takut dan tunduk
kepadaNya, serta menumbuhkan dalam jiwa rasa kebesaran dan
kekuatanNya. Allah berfirman dalam Surat Thaha ayat 14.
2. Menyucikan roh dan menjauhkan dari perbuatan jahat. Sebagaimana
dijelaskan Allah dalam Surat Al-Ankabut ayat 45.
3. Mendidik dan melatih manusia menjadi orang yang tenang dalam
mengahdapi segala penderitaan dan menghilangkan sifat kikir. Allah
berfirman dalam Surat Al-Maaarij ayat 22.
4. Menghapus dosa.
5. Mendidik disiplin, sebagaimana firman Allah dalam Surat An Nisa
ayat 103.
6. Mendidik kebersihan
7. Menjaga kesehatan.

PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Membasuh anggota wudhu pada saat berwudhu seakan-akan sudah
membasuh seluruh tubuh, karena jika jumlah tulang yang kita basuh
dikalikan 3 (untuk pembasuhan 3 kali) dan dikalikan 1 (untuk
pembasuhan 1 kali), maka jumlahnya 354 sama dengan jumlah hari
dalam 1 tahun dan jumlah tulang manusia.

21

2. Dalam berwudhu, kita diperintahkan untuk menggosok sela-sela jari,


karena ternyata dibagian itulah berjalan serabut saraf, arteri, vena,
dan pembuluh limfe. Penggosokan daerah sela-sela jari dapat
memperlancar aliran darah perifer (terminal) yang menjamin
pasokan makanan dan oksigen.
3. Menurut ilmu akupuntur, telinga adalah representasi dari tubuh
manusia. Melakukan stimulasi seperti wudhu akan berpengaruh baik
terhadap fungsi organ dalam tubuh kita.
4. Gerakan berdiri tegak pada shalat dapat bermanfaat melancarkan
aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi
jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke
seluruh tubuh dan penurunan resiko terjadinya patah tulang yang
sering terjadi.
5. Gerakan takbiratul ihram dapat bermanfaat, pada saat mengangkat
kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya
oksigen menjadi lancar dan menghindarkan dari berbagai gangguan
persendian, khususnya pada tubuh bagian atas. Selain itu, sekat
rongga badan (diafragma) akan terlatih, dan pada posisi ini akan
terjadi gerakan active pumping yang sangat bermanfaat.
6. Gerakan rukuk pada shalat bermanfaat, karena pada saat rukuk
sempurna, tulang belakang menjadi relatif lurus ini mengakibatkan
terjadinya gerakan anti kompresi alias peregangan. Postur ini
menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus
vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung
sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian
tengah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah
gangguan prostat
7. Pada saat gerakan sujud, debit darah yang naik karena posisi jantung
lebih tinggi dari otak ini merupakan latihan otak menambah
elastisitas pembuluh darah, yang dapat menjadikannya gerakan antistroke. Selain itu, dapat memperkuat ikatan penggantung organ ke
dinding rongga tempat organ itu berada dan tubuh dapat
mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada
tempatnya kembali (fiksasi)
8. Pada saat duduk dalam shalat, otot-otot tersebut diregangkan
maksimal sehingga terjadi pemulihan dan bebas dari timbunan asam
laktat penyebab nyeri dan kelelahan. Dengan duduk ini pula, seluruh
persendian di tungkai, kaki, dan jari-jari menjadi aktif, lentur dan
bebas pengapuran serta kekakukan.
9. Gerakan salam pada shalat juga bermanfaat untuk melatih
kelenturan leher, memperkuat otot-otot dan seluruh struktur leher
berikut fungsi refleks-refleksnya. Selain itu, gerakan ini dapat
mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
10. Jika kita menjalankan shalat dengan khustuk dan penuh
kedisiplinan, masih banyak manfaat lain yang dapat kita terima,
karena Allah tidak akan memerintahkan hambanya atas sesuatu yang
tidak bermanfaat bagi hambanya tersebut.

22

B. SARAN
1. Dalam menjalankan shalat, hendaknya kita menjalankannya dengan
ikhlas dan senang hati, karena dengan hal itu kita akan lebih
merasakan manfaat dari shalat itu.
2. Dalam setiap gerakan shalat, jangan terlalu terburu-buru,
laksanakanlah tumaninah supaya manfaat dari setiap gerakan shalat
dapat lebih terasa.
3. Selalu bersyukur, atas semua yang telah Allah perintahkan, niscaya
semua ada hikma dan manfaatnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hasanudin,

Oan.

2007.

Mukjizat

Qultummedia.

23

Berwudhu.

Jakarta:

Husnan,

Djaelan,

dkk.

2009.

Islam

Integral

Membangun

Kepribadian Islami. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.


Sagiran. 2007. Mukjizat Gerakan Shalat. Jakarta: Qultummedia.
2005. Gerakan Shalat Bermanfaat Untuk Kesehatan Tubuh.
Diakses dari http://tahajudcallmq.wordpress.com. Tanggal
03/10/2010.
Indah

Mulya.

2008.

Gerakan

Shalat

Mengandung

Terapi

Kesehatan. Dari edisi no. 477 Tahun VI.


Abi Nizma. 2006. Gerakan Shalat dan Kesehatan di Dalamnya.
Diakses dari www.dudung.net. Tanggal 03/10/2010.
Diakses

dari

http://id.shvoong.com/books/guidance-self-

improvement/1926942-mukjizat-gerakan-shalat-untukpencegahan/. Tanggal 03/10/2010.

24

Anda mungkin juga menyukai