1.
2.
3.
4.
5.
6.
absolut
7. Memasukkan larutan 10 % KOH- Etanol ke dalam rsidu. Dan melakukan penyaringan.
8. Mendiamkan larutan basa etanol selama satu malam, sampai terbentuk Kristal
9. Memisahkan kristal yang terbentuk dari endapannya. Akan diperoleh kristal-kristal yang
berwarna kuning.
10. Melakukan rekristalisasi dengan pelarut etanol 95 % .
Karena sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah lada hitam yang
berupa padatan, sehingga metode ekstraksi continue yang digunakan dengan cara
soxhletasi.
Sebelum
melakukan
soxhletasi,
dilakukan
tahap
preparasi
atau
persiapan, yaitu membungkus sampel serbuk lada hitam yang digunakan dengan
kertas saring sedemikian rupa sehingga berbentuk lonjong. Lalu diikat dengan
benang gandir agar serbuk tidak pecah atau keluar dari kertas saring pada saat
proses ekstraksi berlangsung. Kertas saring digunakan sebagai pembungkus karena
kertas saring mempunyai dinding yang tipis dan berpori yang dapat memperudah
pelarut untuk menyerap piperin yang terkandung di dalam sampel.
Dalam proses soxhletasi pada percobaan ini, menggunakan pelarut berupa
etanol. Pelarut etanol digunakan untuk melarutkan zat yang diinginkan dari dalam
lada hitam. Etanol digunakan karena baik piperin maupun etanol memiliki kepolaran
yang sama yaitu bersifat polar sehingga etanol mampu melarutkan piperin sesuai
dengan prinsip like dissolved like. Dari literature diperoleh bahwa piperin
merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut dalam alcohol yaitu etaol, dimana
antara piperin dengan etanol mampu untuk membentuk ikatan hydrogen.
Gambar ikatan hydrogen antara piperin dan etanol adalah sebagai berikut:
N
HOCH2CH3
CO
ikatan hidrogen
CH
CH
CH
CH2
CH3
Selanjutnya memasukkan kertas saring yang sudah berisi serbuk lada hitam ke
dalam alat soxhlet, kemudian memasukkan etanol absolute ke dalam labu bundar
dan merangkai alat soxhlet serta melakukan proses ekstraksi selama beberapa jam
( 3 jam). Pada saat proses ekstraksi juga digunakan batu didih pada labu pelarut
yang bertujuan untuk menjaga tekanan dan suhu larutan supaya tetap stabil dan
tidak
terjadi
letupan
selama
proses
ekstraksi
berlangsung.
Disamping
itu,
Hasil tadi kemudian dievaporasi yang bertujuan untuk memisahkan hasil ekstrak
dengan pelarutnya, yakni etanol. Dalam evaporator akan terjadi pemisahan ekstrak
dari pelarutnya (etanol) dengan prinsip pemanasan yang dipercepat oleh putaran
labu bundar, pelarut dapat menguap 5-10oC di bawah titik didih pelarutnya
disebabkan adanya perubahan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap
larutan pelarut etanol akan menguap naik ke kondersor dan mengalami kondensasi
menjadi molekul-molekul cairan pelarut etanol murni yang ditampung dalam labu
bundar sebagai penampung pelarut. Sehingga diperoleh ekstrak larutan hijau pekat
dengan krital jarum.
Selanjutnya, ekstrak yang pekat tadi ditambahkan dengan larutan KOH dalam
etanol dan diperoleh larutan berwarna cokelat kehijau-hijauan. Penambahan larutan
KOH dalam etanol bertujuan untuk memperoleh piperin dari ekstrak pekat tersebut,
dimana di dalam ekstrak tersebut terdapat komponen lain ketika ditambahkan KOHetanol yang menyebabkan piperin yang ada dalam ekstrak tersebut bereaksi
menjadi
garam
asam
piperat
dan
dengan
penambahan
KOH-etanol
dapat
mengeliminasi senyawa lainnya, karena dalam ekstak tersebut masih ada zat
pengotor. Masih terdapatnya zat pengotor ini disebabkan senyawa piperin,
merupakan senyawa alkaloid golongan amida yang dapat mengalami reaksi
hidrolisis baik dalam suasana asam maupun basa. Jadi penambahan larutan KOHetanol ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa piperin dalam bentuk garamnya,
karena berdasarkan literature dinyatakan bahwa senyawa golongan alkaloid sering
kali diisolasi dalam bentuk garamnya yaitu garam asam piperat.
Lalu filtrate yang ada disaring. Proses penyaringan bertujuan agar filtrate dapat
terpisah dari zat-zat pengotornya. Kemudian filtrate didiamkan dalam larutan es
selama satu malam agar terjadi pembentukan Kristal piperin yang sempurna. Hasil
yang terbentuk tersebut disaring dengan corong Buchner sehingga dapat dihasilkan
Kristal yang sudah terpisah dari filtratnya.
Kristal yang diperoleh direkristalisasi menggunakan etanol, rekristalisasi ini
didasarkan pada prinsip perbedaan dalam kelarutan pada suatu pelarut tertentu
dan suhu tertentu. Pada suhu kamar, senyawa piperin dalam bentuk kristalnya yang
memang bersifat polar akan dapat melarut dalam etanol yang juga bersifat polar.
Ketika ditambahkan etanol sebagai pelarut, maka piperin yang ada akan melarut
dalam filtratnya, sedangkan zat pengotor seperti piperin yang bersifat nonpolar
atau kurang polar tidak larut dalam etanol akan tertinggal di dalam residunya.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil. Dkk, 1996. Pengantar Praktikum Kimia Oganik. Jakarta : Depdikbud
Fessenden and Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Fessenden and Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Lisnawati, 2004. Isolasi dan Karakterisasi Piperin dan Lada Hitam. Skripsi sarjana.
BanjarmasIN : FKIP UNLAM.
Syahmani dan Rilia Iriani. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Banjarmasin : FKIP
UNLAM.