PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peran perawat dalam kehidupan manusia adalah meberikan bantuan pada
manusia mulai konsepsi ,
keperawatan adalah membantu individu dan atau masyarakat untuk sembuh dari
penyakitnya dan mencapai derajat kesehatannya yang optimal. Bentuk pelayanan
keperawatan tersebut adalah pelayanan komfrehensif menacakup bio psiko sosio
spiritual
beberapa aspek
pendokumentasian
praktik keperawatan menjadi unsur penting dalam semua pelaksanaan aspek standar
professional keperawatan .
Beberapa item standar akuntabilitas yang berhubungan dengan dokumentasi praktik
keperawatan antara lain :
Standar Akuntabilitas Profesional keperawatan ( DPP PPNI tahun 1999 )
1.
Berfungsi sejalan dengan legislasi dan standar praktek keperawatan yang sesuai
2.
3.
dengan klien.
Bertindak sebagai perwakilan klien dengan membantu klien memahami
4.
menjalankan praktek.
Mencari bantuan dan bimbingan bila tidak dapat melaksanakan tugas tugas
8.
9.
10.
11.
B.
Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan pembahasan aspek legal etik dan manajemen resiko dalam
dokumentasi keperawatan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
dalam pemberian pelayanan yang konfrehensif dan optimal pada individu , keluarga
dan masyarakat.
Tujuan khusus :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Untuk mempermudah dan kesamaan persefsi dalam penulisan makalah ini
kelompok menyajikan beberapa istilah yang prinsip antara lain :
melakukan
intervensi
dan
evaluasi
dalam
rangka
upaya
untuk kesaksian hukum, perawat tetap dipermasalahkan. Untuk itu, dibutuhkan dasar
hukum (aspek legal) dari tindakan yang dicatat dalam catatan perawatan, etika
komunikasi antar tenaga perawat atau tenaga kesehatan lainnya, dan manajemen kasus
jika terjadi kasus-kasus tertentu.
bermaksud
melindungi
hak
publik,
misalnya
undang-undang
D. Sumber Hukum
Pada umumnya, ada 4 sumber hukum yang utama, yaitu sebagai berikut:
1. Konsitusi. Konstitusi adalah suatu aturan yang mengemukakan prinsip dan
ketentuan pembentukan undang-undang tertentu. Sebagai contoh, konstitusi
federal dan Negara bagian di Amerika serikat menunjukan bagaimana
pemerintahan dibentuk dan diberi wewenang.
2. Badan legeslatif. Lembaga legislative ini disebut kongres ditingkat federal dan
ditingkat Negara bagian.
3. Sistem peradilan (yudikatif). Sekali suatu keputusan ditetapkan didalam
peradilan hukum, keputusan itu menjadi aturan yang perlu dicontoh jika timbul
kasus-kasus serupa. Kasus pertama yang menetapkan aturan keputusan ini disebut
preseden. Keputusan peradilan ini dapat diubah jika ada alasan yang kuat.
Misalnya,
mahasiswa
keperawatan
yang
dikendalikan
di
rumah
sakit
kesehatan
yang
mengakibatkan
menular
yang
apabila
dipulangkan
dari
rumah
sakit
akan
a. Menyebar gossip atau member informasi klien kepada orang yang tidak
berhak memperoleh informasi itu.
b. Member perawatan tanpa memperhatikan kerahasiaan klien, yaitu klien
dilihat/didengar orang lain sehingga klien merasa malu.
7. Ancama dan pemukulan ancaman (assault) adalah suatu percobaan/ancaman,
melakukan kontak badan dengan orang lain tanpa persetujuannya. Pemukulan
(batter) adalh ancama yang dilaksanakan. Setiap orang diberi kebebasan dari
kontak badan dengan orang lain, kecuali jika ia telah menyatakan persetujuannya.
Contoh: Jika klien dioprasi tanpa persetujuan yang bersangkutan/keluarganya,
dokter/rumah sakit tersebut dapat dituntut secara hukum.
8. Penipuan adalah pemberian gambaran salah secara sengaja yang dapat
mengakibatkan atau telah mengakibatkan kerugian atau cidera pada seseorang
atau hartanya. Contoh: member data yang keliru guna mendapat lisensi
keperawatan.
F. Managemen Kasus
Dalam kaitan aspek legal dan standar keperawatan, perlu dijembatani dengan
manajemen keperawatan. Salah satu manajemen yang perlu dipahami adalah
menjemen kasus. Menurut brokopp (1992), manajemen kasus adalah sistem yang
dirancang sebagai proses kontinu identifikasi dan penyelesaian masalah dengan tujuan
memengaruhi biaya dan kualitas populasi klien atau pasien tertentu. Manajemen kasus
mengalami pengembangan. Menurut Cesta (1993), perkembangan manajemen kasus
dipengaruhi oleh :
1. Perubahan pada pendekatan yang lebih berorientasi konsumen terhadap
pelayanan kesehatan.
2. Pembayaran prospektif yang mengubah pencepatan lingkup dan finansial dari
pemberian pelayanan kesehatan
3. Makin meningkatnya pendidikan konsumen perawatan kesehatan dengan
penghargaan perawatan akan lebih meningkat
4. Kenytaan bahwa teknik yang berhasil dimasa lampau tidak lagi layak secara
finansial
9
Manajemen kasus sangat perlu dipahami oleh tenaga perawat karena menurut Bower
(1993), ada 20%total populasi klien atau pasien yang memerlukan manajemen
kasus. Kriteria yang membutuhkan manajemen kasus menurut Bower adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perawat yang melakukan manajemen kasus disebut perawtan manajer kasus (Nurse
Case Manager/ NCM) yang terdiri atas 3 tipe yaitu :
1. Perawat primern dengan kontak langsung dan harian dengan klien dan
keluarganya
2. Setiap anggota tim keperawatan, misalnya perawat klinis spesialis
3. Perawat spesilis dalan manajemen kasus (Taban, 1993).
ANA (1992) merekomendasikan tingkat sarjana dalam keperawatan sebagai tingkat
pendidikan minumum untuk NCM. Cronin dan Maklebust (1989) melaporkan NCM
dengan tingkat sarjana mempunyai kesulitan mengembangkan kebutuhan keperawatan
klien langusng dan manajemen kasus oleh karena itu, disimpulkan bahwa cukup
perawat yang mendidik dan berpengalaman dalam manajemen kasus (Cronin, 1989)
DIMENSI PERAN PERAWAT MANAGER KASUS
Kasus pada situasi perawatan akut
1. Klinis
a. Melakukan pengkajian srining penerimaan
b. Merencanakan perawatan, misalnya alur kritis
c. Mengidentifikasi variasi
d. Mengawasi perawatan yang diberikan
e. Memastikan kontinuitas askep
f. Memantau kepatuhan klien
g. Mengevaluasi kemajuan klien
h. Merevisi askep sesuai kebutuhan
i. Berkolaborasi dengan pemberi perawatan kesehatan lain untuk
mengatasi variasi
j. Melakukan perencanaan ulang
2. Manajerial
a. Bertindak sebagai penghubung komunikasi diantara semua disiplin
yang telibat
b. Memudahkan pencapaian hasil
c. Mengevaluasi kesiapan untuk pulang
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dokumentasi memegang peranan yang penting dalam asuhan keperawatan.
Dokumentasi keperawatan tidak hanya penting dikalangan keperawatan, tetapi juga
pelayanan kolaboratif dengan profesi lain, misalnya dengan dokter. Jika tidak ada
dokumentasi pesan dokter (tugas limpah atau kolaboratif), pada saat yang dibutuhkan
untuk kesaksian hukum, perawat tetap dipermasalahkan. Hukum bermaksud
melindungi hak publik, misalnya undang-undang keperawatan bermaksud melindungi
hak publik dan kemudian melindungi hak keperawatan. Untuk melindungi masyarakat
dan perawat dalam praktik keperawatan, perlu disusun peraturan perundang-undangan
keperawatan sebagai aspek legal dari profesi keperawatan. Perundang-undangan yang
mengatur praktik keperawatan disebut undang-undang atau peraturan praktik
keperawatan. Bentuk perundang-undangan tersebut diatur sesuai dengan kebutuhan
dan jenjang peraturan perundang-undangan. Dalam kaitan aspek legal dan standar
keperawatan, perlu dijembatani dengan manajemen keperawatan. Salah satu
manajemen yang perlu dipahami adalah menjemen kasus.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca , khususnya untuk mahasiswa
keperawatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13